Anda di halaman 1dari 57

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI

PASCA SARJANA UNIVERSITAS RIAU

Perlindungan dan
Pengelolaan Ekosistem
Sungai dan Pesisir
Daftar Isi

01 Ekosistem Sungai

Undang-Undang yang Mengatur tentang Ekosistem


02 Sungai

03 Komponen Ekosistem Sungai

04 Ekosistem Pesisisr
01
EKOSISTEM
SUNGAI
APA ITU EKOSISTEM SUNGAI?

Ialah kesatuan fungsional antara makhluk hidup


dan lingkungannya di sepanjang aliran sungai.
Ekosistem sungai meliputi berbagai komponen

Ekosistem sungai meliputi berbagai


komponen yang saling berinteraksi, seperti
air, tanah di sekitarnya, tumbuhan air, ikan,
serangga air, dan mikroorganisme.

Ekosistem sungai juga mencakup berbagai proses


ekologis, seperti sirkulasi nutrien, rantai makanan,
dan interaksi antara organisme hidup dengan
lingkungannya.
Sungai menyediakan habitat yang kaya akan
keanekaragaman hayati, mendukung berbagai spesies ikan,
amfibi, serangga air, moluska, dan tumbuhan air.
Ekosistem sungai juga memiliki peran penting dalam
menyediakan air bersih, mengatur suhu udara, dan
mempengaruhi iklim regional.

Oleh karena itu, pengelolaan ekosistem sungai sangat


penting untuk menjaga kelestarian lingkungan dan
memberikan manfaat ekologis serta manusia.
Ekosistem sungai memiliki peran penting dalam menyediakan potensi untuk
kegiatan pariwisata dan rekreasi, seperti :

Memancing Berperahu

Berenang Bersantai

menjaga kelestarian ekosistem sungai sangat penting untuk


mendukung kehidupan beragam organisme dan memberikan
Sungai
Sungai adalah alur atau wadah air alami dan/atau
buatan berupa jaringan pengaliran air beserta air di
dalamnya, mulai dari hulu sampai muara, dengan
dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan.
Sungai

 Wilayah sungai adalah kesatuan


wilayah pengelolaan sumber daya
air dalam satu atau lebih daerah
aliran sungai dan/atau pulau-pulau
kecil yang luasnya kurang dari
atau sama dengan 2.000 Km2 (dua
ribu kilo meterpersegi).
Sungai
Garis sempadan adalah garis maya di kiri
dan kanan palung sungai yang ditetapkan
sebagai batas perlindungan sungai.
Sempadan sungai meliputi ruang di kiri dan
kanan palung sungai di antara garis
sempadan dan tepi palung sungai untuk
sungai tidak bertanggul, atau di antara garis
sempadan dan tepi luar kaki tanggul untuk
sungai bertanggul. Sempadan sungai
memiliki tujuan perlindungan, yaitu untuk
melindungi sungai dari kegiatan manusia
yang dapat mengganggu dan merusak
kualitas air sungai,
Undang-Undang yang Mengatur tentang
Ekosistem Sungai
• Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991  Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2011
tentang Sungai: Peraturan ini mengatur tentang Sungai: Peraturan ini mengatur
tentang pengelolaan sungai, waduk, dan tentang definisi ruang sungai,
danau, termasuk mengenai penguasaan pengelolaan sungai termasuk konservasi
sungai, garis sempadan sungai, sungai, pengembangan sungai,
pengaturan daerah di antara dua garis pengendalian daya rusak sungai,
sempadan sungai yang ditetapkan perizinan, sistem informasi sungai, serta
sebagai daerah manfaat sungai dan pemberdayaan masyarakat.
daerah penguasaan sungai, serta
pengaturan bekas sungai
Komponen Ekosistem Sungai

Abiotik Biotik
Komponen Abiotik

Aliran Air Temperatur


Aliran air yang satu arah merupakan Sebagian besar spesies di sistem lotik
faktor utama dalam sistem lotik yang merupakan poikiloterm, yang berarti suhu
mempengaruhi ekosistemnya.
internal mereka berubah sesuai dengan
lingkungan sekitarnya,

Cahaya Kimia
Cahaya memainkan peran penting dalam Kimia air dalam ekosistem sungai
sistem lotik karena menjadi sumber energi bervariasi tergantung pada senyawa
untuk produksi primer melalui fotosintesis, dan
terlarut dan gas yang terdapat dalam
memberikan tempat perlindungan bagi
beberapa spesies. kolom air sungai.
Komponen Abiotik

Ion dan nutrisi terlarut Bahan Tersuspensi


Senyawa terlarut dalam aliran sungai dapat Proses alami dalam sungai, seperti fragmentasi
dianggap bersifat reaktif atau konservatif. mekanis, konsumsi oleh invertebrata, dan
Senyawa reaktif mudah diassimilasi secara dekomposisi mikrobial, seringkali memproses
biologis oleh biota autotrofik dan heterotrofik materi organik ini.

Gas Terlarut Substrat


Oksigen memasuki air terutama melalui Substrat anorganik dalam sistem lotik terdiri
difusi di antarmuka air-udara. Kelarutan dari materi geologis di daerah aliran sungai
oksigen dalam air menurun seiring dengan yang tererosi, diangkut, disortir, dan
peningkatan pH dan suhu air. dideposisikan oleh arus sungai.
Komponen Biotik
Mikroorganisme
Biofilm Diatom merupakan salah satu kelompok alga
perifitik dominan utama dalam sistem lotik dan
Produsen Primer
adalah gabungan alga (seperti diatom), telah banyak digunakan sebagai indikator kualitas
. Perifiton, umumnya berupa alga berserat dan
fungi, bakteri, dan mikroorganisme kecil air yang efisien, karena merespons dengan cepat
bergerombol, dapat melekat pada objek untuk
lainnya yang terdapat dalam lapisan di terhadap perubahan lingkungan,
menghindari terbawa oleh arus yang cepat.
dasar sungai atau bentos.

Serangga dan invertebrata lainnya Ikan dan vertebrata lainnya


Hingga 90% invertebrata di beberapa sistem lotik adalah serangga, yang Ikan merupakan penduduk sistem lotik yang paling dikenal. Kemamp
menunjukkan keragaman besar dan dapat ditemukan di berbagai habitat suatu spesies ikan untuk hidup di perairan yang mengalir tergantung p
seperti permukaan batu, di bawah substratum di zona hiporheik, terapung kecepatan berenang dan durasi berenang yang dapat dipertahankan.
dalam arus, dan di film permukaan air.
Dinamika Tingkat Trofik

Tingkat I Tingkat II Tingkat III


Produsen, organisme mirip tumbuhan Konsumen, organisme mirip hewan Penguraian, organisme yang menguraikan
yang menghasilkan makanan sendiri yang mendapatkan energi dari materi mati dari konsumen dan produsen
menggunakan radiasi matahari, termasuk memakan produsen, seperti serta mengembalikan nutrisi ke sistem.
alga, fitoplankton, lumut, dan liken. zooplankton, ikan kecil, dan krustasea. Contohnya adalah bakteri dan jamur.
Top-down and bottom-up affect
masalah umum dalam dinamika tingkatan trofik adalah regulasi
sumber daya dan produksi. Penggunaan dan interaksi antara
sumber daya memiliki dampak besar pada struktur seluruh
jaring makanan.
Trophic cascade
Fenomena tumpukan trofik memungkinkan predator kunci untuk membentuk
seluruh jaring makanan dalam hal interaksi mereka dengan mangsa mereka.
Tumpukan trofik dapat menyebabkan perubahan drastis dalam aliran energi
dalam suatu jaring makanan. Sebagai contoh, ketika predator puncak atau
kunci mengonsumsi organisme di bawah mereka dalam jaring makanan,
kepadatan dan perilaku mangsa akan berubah
Rantai Makanan
Rantai makanan adalah sistem
linear dari tautan yang merupakan
bagian dari jaring makanan dan
mencerminkan urutan di mana
organisme dikonsumsi dari satu
tingkat trofik ke tingkat trofik
berikutnya.
Produsen Konsumen Konsumen
Utama Utama Sekunder
Produsen utama memulai Konsumen utama adalah invertebrata Konsumen sekunder dalam ekosistem
setiap rantai makanan. dan makro-invertebrata yang memakan sungai adalah predator dari
Produksi energi dan nutrisi produsen utama. Mereka memainkan konsumen utama. Ini termasuk
peran penting dalam memulai transfer terutama ikan pemakan serangga.
mereka berasal dari
energi dari tingkat trofik dasar ke Konsumsi oleh serangga invertebrata
matahari melalui tingkat berikutnya. dan makro-invertebrata merupakan
fotosintesis.
langkah lain dalam aliran energi naik
rantai makanan.
Kompleksitas
Jaring Makanan
Diversitas, produktivitas,
kekayaan spesies, komposisi,
dan stabilitas semuanya saling
terhubung melalui serangkaian
lingkaran umpan balik.
Komunitas dapat memiliki serangkaian
tanggapan kompleks, baik secara langsung
maupun tidak langsung, terhadap perubahan
besar dalam biodiversitas. Jaring makanan
dapat mencakup berbagai variabel, tiga
variabel utama yang diamati oleh ahli ekologi
mengenai ekosistem termasuk kekayaan
spesies, biomassa produktivitas, dan
stabilitas/tahan perubahan.
Hubungan Trofik
Masukan Energi : Sumber energi dapat bersifat
autochthonous atau allochthonous.

autochthonous (dari bahasa Latin allochthonous adalah yang berasal dari luar
"auto" = "sendiri") adalah yang berasal sistem lotik, yaitu, dari lingkungan terestrial.
Daun, ranting, buah, dll. adalah bentuk umum
dari dalam sistem lotik. Selama
dari CPOM terestrial yang telah masuk ke
fotosintesis, produsen utama, misalnya,
dalam air melalui jatuhnya dedaunan langsung
membentuk senyawa karbon organik atau hembusan angin lateral. Selain itu,
dari karbon dioksida dan bahan material yang berasal dari hewan terestrial,
anorganik. Energi yang mereka hasilkan seperti kotoran atau bangkai yang telah
penting bagi komunitas karena dapat ditambahkan ke dalam sistem, adalah contoh
ditransfer ke tingkat trofik yang lebih dari allochthonous CPOM.
tinggi melalui konsumsi.
Dampak Manusia

Manusia memberikan kekuatan geomorfik yang sekarang


menyaingi kekuatan alam bumi. Periode dominasi manusia
disebut sebagai Antroposen, dan beberapa tanggal telah
diusulkan untuk awalnya.

Pencemaran sungai dapat mencakup, tetapi tidak terbatas pada: peningkatan


ekspor sedimen, peningkatan nutrisi dari pupuk atau aliran permukiman
perkotaan, limbah dan input septic, pencemaran plastik, nano-partikel, obat-
obatan dan produk perawatan pribadi, bahan kimia sintetis, garam jalan.
kontaminan anorganik (misalnya logam berat), dan bahkan panas melalui
pencemaran termal.
Dampak pencemaran sering bergantung pada
konteks dan materi, tetapi dapat mengurangi
fungsi ekosistem, membatasi layanan
ekosistem, mengurangi keanekaragaman hayati
sungai, dan mempengaruhi kesehatan manusia.
Sumber pencemaran pada sistem lotik sulit
dikendalikan karena mereka dapat berasal,
seringkali dalam jumlah kecil, di area yang
sangat luas dan masuk ke sistem di banyak
lokasi sepanjang jalurnya.
EKOSISTEM PESISIR
DEFINISI DAN PENGERTIAN WILAYAH PESISIR

Apakah PESISIR itu ?


Pesisir merupakan daerah pertemuan antara darat dan laut; ke arah
darat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang
masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut, dan
perembesan air asin; sedangkan ke arah laut meliputi bagian laut yang
masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat seperti
sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan oleh kegiatan
manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran
(Soegiarto, 1976; Dahuri et al, 2001)
DEFINISI DAN PENGERTIAN WILAYAH PESISIR

Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan


Nomor: KEP.10/MEN/2002 tentang Pedoman Umum
Perencanaan Pengelolaan Pesisir Terpadu, Wilayah
Pesisir didefinisikan sebagai wilayah peralihan antara
ekosistem darat dan laut yang saling berinteraksi, dimana
ke arah laut 12 mil dari garis pantai untuk provinsi dan
sepertiga dari wilayah laut itu (kewenangan provinsi) untuk
kabupaten/kota dan ke arah darat batas administrasi
kabupaten/kota
DEFINISI DAN PENGERTIAN WILAYAH PESISIR

Batasan ke arah darat :


1. Ekologis : Kawasan daratan yg masih dipengaruhi oleh proses-proses kelautan
seperti pasang surut, interupsi dll
2. Administratif : Batas terluar sebelah hulu dari desa pantai atau jarak definitif secara
arbitrer (2 km, 20 km….dari garis pantai)
3. Perencanaan : bergantung pada permasalahan atau substansi yang menjadi fokus
pengelolaan wilayah pesisir :
a. Pencemaran dan sedimentasi : suatu kawasan darat dimana dampak pencemaran dan
sedimentasi yang ditimbulkan disini akan memberikan dampak di kawasan pesisir
b. Hutan mangrove : batas terluar sebelah hulu kawasan hutan mangrove
Batasan ke arah laut :
1. Ekologis : Kawasan laut yg masih dipengaruhi oleh proses-
proses alamiah di daratan (aliran sungai , aliran tanah
dll) atau dampak kegiatan manusia di darat (bahan
pencemar sedimen dll) atau kawasan laut yang
merupakan paparan benua (continental shelf)
2. Administratif : 4 mil, 12 mil dst….dari garis pantai
3. Perencanaan : bergantung pada permasalahan atau substansi yang
menjadi fokus pengelolaan wilayah pesisir :
a. Pencemaran dan sedimentasi : suatu kawasan laut yang dipengaruhi oleh
dampak pencemaran dan sedimentasi dari darat
b. Hutan mangrove : kawasan perairan laut yang masih mendapat pengaruh
dari proses dan atribut ekologis mangrove seperti bahan organik (detritus)
dari mangrove
Arti penting pesisir Indonesia
Indonesia sbg negara kepulauan terbesar, 17.508 pulau, panjang
garis pantai 81.000 km, luas laut sekitar 3.1 juta km2 
megabiodiversity (± 30% hutan mangrove & 15% terumbu
karang dunia ada di Indonesia, ± 85% SD ikan berasal dari
perairan pesisir

SD kelautan sebagai alternatif dan tumpuan dengan semakin


menipisnya SD daratan
Dalam era industrialisasi, wil. pesisir dan laut sbg prioritas utama
utk pengembangan keg. Industri, agribisnis, agroindustri,
pemukiman, transportasi dan pelabuhan, dan pariwisata

Wil. pesisir dan laut  peran strategis dan potensi besar, tetapi
juga ada permasalahan2 untuk kapasitas berkelanjutannya
Aktivitas manusia di wilayah pesisir dan laut memberikan
‘tekanan’ pada ekosistem pesisir dan laut. Kecenderungan ini
semakin meningkat dari waktu ke waktu. Beberapa contoh
overeksploitasi and degradasi di wilayah pesisir dan laut:

47% of global fisheries are fully utilized and 28% are over-
utilized. Overall, 75% require urgent management to freeze or
reduce capacity (FAO, 2000)
Batas wilayah pesisir
ZONASI LINGKUNGAN
LAUT
Wilayah perairan Indonesia
Laut TERRITORIAL Indonesia : jalur laut selebar 12 mil laut, diukur dari
garis pangkal kepulauan Indonesia,

Perairan KEPULAUAN : semua perairan yang terletak pada sisi dalam


garis pangkal lurus kepulauan tanpa memperhatikan kedalaman dan
jarak dari pantai,

Perairan PEDALAMAN : semua perairan yang terletak pada sisi darat


dari garis air rendah dari pantai-pantai Indonesia, termasuk didalamnya
semua bagian dari perairan yang terletak pada sisi darat pada suatu
garis penutup.
Makna strategis PESISIR dan LAUT Indonesia

Secara SOSIAL, wilayah pesisir dihuni tidak kurang dari 110 juta jiwa
atau sekitar 60% dari total penduduk Indonesia yang bertempat tinggal dalam
radius 50 km dari garis pantai. Kondisi inilah yang merupakan cikal bakal
perkembangan urbanisasi Indonesia di masa yang akan datang.
Makna strategis PESISIR dan LAUT Indonesia

Secara ADMINISTRATIF, kurang lebih 42 daerah kota dan 181


daerah kabupaten berada di pesisir, dimana dengan konsep otonomi daerah,
maka kewenangan kota dan kabupaten menjadi lebih luas dalam pengelolaan
dan pemanfaatan wilayah pesisir.
Makna strategis PESISIR dan LAUT Indonesia

Secara FISIK, terdapat pusat sosial ekonomi yang tersebar Sabang-


Merauke, dimana didalamnya terkandung berbagai aset sosial (Social
Overhead Capital) dan ekonomi yang memiliki nilai finansial sangat besar.
Makna strategis PESISIR dan LAUT Indonesia

Secara EKONOMI, hasil sumberdaya pesisir memberikan kontribusi thdp


pembentukan PDB nasional sebesar 24% pada tahun 1989. Selain itu,terdpt berbagai
sumber daya masa depan (future resources) dg memperhatikan potensinya yg saat ini
belum dikembangkan scr optimal, diantaranya perikanan yg masih 58,5 %.
Makna strategis PESISIR dan LAUT Indonesia

Secara BIOFISIK, wilayah pesisir Indonesia mrpkn pusat


biodiversity laut tropis dunia, karena hampir 30% hutan
mangrove dan terumbu karang dunia terdapat di Indonesia.
Makna strategis PESISIR dan LAUT Indonesia

Secara POLITIK & HANKAM, pesisir mrpkn


wilayah perbatasan antara Negara maupun antar daerah yang
sensitif dan memiliki implikasi thd pertahanan dan keamanan
NKRI.
Karakteristik Ekosistem di Pesisir
Mangrove

Terumbu Karang

Padang Lamun
Mangrove
Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis yang didominasi oleh
spesies pohon bakau yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang
surut pantai berlumpur.
Mangrove
Hutan mangrove memiliki beberapa fungsi ekologis penting, yaitu:
 Sebagai peredam gelombang dan angin badai, pelindung pantai dari
abrasi, penahan lumpur dan penangkap sedimen yang diangkut oleh
aliran air permukaan;
 Sebagai penghasil sejumlah detritus, terutama yang berasal dari daun
dan dahan pohon bakau yang rontok. Sebagian dari detritus ini dapat
dimanfaatkan sebagai bahan makanan bagi para pemakan detritus dan
sebagian lagi diuraikan secara bakterial menjadi mineral-mineral hara
yang berperan dalam penyuburan perairan;
 Sebagai daerah asuhan, daerah mencari makanan dan daerah
pemijahan berbagai biota perairan baik yang hidup di perairan pantai
maupun lepas pantai
Terumbu Karang
Terumbu karang merupakan suatu ekosistem khas yang
terdapat di perairan pesisir daerah tropis. Secara umum
terumbu karang terdiri dari tiga tipe:
1. Terumbu karang tepi;
2. Terumbu karang penghalang;
3. Terumbu karang cincin atau atol.
Terumbu Karang
Terumbu karang juga dapat dimanfaatkan baik secara langsung maupun
tidak langsung sebagai:
a) Tempat penangkapan berbagai jenis biota laut konsumsi dan berbagai
jenis ikan hias;
b) Bahan konstruksi bangunan dan pembuatan bahan kapur;
c) Bahan perhiasan;
d) Bahan baku farmasi;
e) Sebagai objek wisata bahari.
Padang Lamun
Lamun (sea grass) merupakan satu-satunya tumbuhan berbunga yang hidup terendam di dalam laut, yang
masih dapat dijangkau cahaya matahari yang memadai bagi pertumbuhannya. Lamun hidup di perairan
yang dangkal dan jernih dengan sirkulasi yang baik

Secara ekologis padang lamun mempunyai beberapa fungsi


penting bagi perairan pesisir yaitu:
a. Produsen detritus dan zat hara;
b. Pengikat sedimen dan menstabilkan substrat yang lunak
dengan system perakaran yang padat dan menyilang;
c. Sebagai tempat berlindung, mencari makan, tumbuh besar,
dan memijah bagi beberapa jenis biota laut, terutama yang
melewati masa dewasanya di lingkungan ini; dan
d. Sebagai tudung pelindung yang melindungi penghuni padang
lamun dari sengatan matahari.
Pengelolaan Wilayah Pesisir Secara
Terpadu
Suatu proses yang dinamis yang berjalan secara terus-
menerus, dalam membuat keputusan-keputusan tentang
pemanfaatan, pembangunan dan perlindungan wilayah
dan sumberdaya pesisir dan lautan (Sain and Krecth)

Bagian pentingnya adl perancangan proses kelembagaan


untuk mencapai harmonisasi dalam acara yang dpt diterima
secara politis.
Pengelolaan Wilayah Pesisir Secara
Terpadu
Suatu kegiatan dikatakan berkelanjutan, apabila kegiatan
pembangunan secara ekonomis, ekologis dan sosial politik
bersifat berkelanjutan.
Berkelanjutan secara EKONOMI berarti bahwa suatu
kegiatan pembangunan harus dapat membuahkan
pertumbuhan ekonomi, pemeliharaan capital (capital
maintenance), dan penggunaan sumberdaya serta investasi
secara efisien.
Berkelanjutan secara EKOLOGIS berarti mengandung arti,
bahwa kegiatan dimaksud harus dapat mempertahankan
integritas ekosistem, memelihara daya dukung lingkungan,
dan konservasi SDA termasuk keanekaragaman hayati
(biodiversity), sehingga diharapkan pemanfaatan
sumberdaya dapat berkelanjutan.
Berkelanjutan secara SOSIAL POLITIK mensyaratkan bahwa
suatu kegiatan pembangunan hendaknya dapat menciptakan
pemerataan hasil pembangunan, mobilitas sosial, partisipasi
masyarakat, pemberdayaan masyarakat (dekratisasi),
identitas sosial, dan pengembangan kelembagaan.
UU no 22/1999, tentang Otonomi Daerah

Sebenarnya sudah legal dalam mengatur, mengelola, atau


memberdayakan daerahnya masing-masing, terkait dengan wilayah
lautnya :
- eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan kekayaan laut sebatas
wilayah laut tsb.
- Pengaturan kepentingan administratif.
- pengaturan ruang
- Penegakan hukum thd peraturan yg dikeluarkan oleh Daerah atau yg
dilimpahkan kewenangannya oleh Pemerintah,
- Bantuan penegakan keamanan dan kedaulatan Negara.

Masalahnya, daerah pesisir di Indonesia yang kebanyakan ditempati nelayan,


belum sepenuhnya digali potensinya, karena nelayan hanya sekedar memenuhi
kebutuhan dasar hidup dari SDA yang ada ; bahkan ketiadaan pengetahuan
seringkali menjadi faktor negatif dalam pemanfaatan SDA tersebut.
Permasalahan dan Ancaman Potensi Wilayah
Indonesia

Pemanfaatan pengelolaan daerah blm diatur dg peraturan perundangan yg jelas, shg


daerah mengalami kesulitan dlm menetapkan kebijakan

Pemanfaatan pengelolaan daerah pesisir cenderung bersifat sektoral, shg


kadangkala melahirkan kebijakan tumpang tindih satu sama lain

Konsep daerah pesisir sbg satu kesatuan ekosistem dibatasi oleh wilayah
administratif, shg sering timbul konflik kepentingan daerah

Kewenangan daerah dlm rangka otonomi daerah blm dipahami secara komprehensif
oleh stakeholders, shg penafsiran setiap daerah bisa berbeda
Thanks!

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and includes icons
by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai