Perlindungan dan
Pengelolaan Ekosistem
Sungai dan Pesisir
Daftar Isi
01 Ekosistem Sungai
04 Ekosistem Pesisisr
01
EKOSISTEM
SUNGAI
APA ITU EKOSISTEM SUNGAI?
Memancing Berperahu
Berenang Bersantai
Abiotik Biotik
Komponen Abiotik
Cahaya Kimia
Cahaya memainkan peran penting dalam Kimia air dalam ekosistem sungai
sistem lotik karena menjadi sumber energi bervariasi tergantung pada senyawa
untuk produksi primer melalui fotosintesis, dan
terlarut dan gas yang terdapat dalam
memberikan tempat perlindungan bagi
beberapa spesies. kolom air sungai.
Komponen Abiotik
autochthonous (dari bahasa Latin allochthonous adalah yang berasal dari luar
"auto" = "sendiri") adalah yang berasal sistem lotik, yaitu, dari lingkungan terestrial.
Daun, ranting, buah, dll. adalah bentuk umum
dari dalam sistem lotik. Selama
dari CPOM terestrial yang telah masuk ke
fotosintesis, produsen utama, misalnya,
dalam air melalui jatuhnya dedaunan langsung
membentuk senyawa karbon organik atau hembusan angin lateral. Selain itu,
dari karbon dioksida dan bahan material yang berasal dari hewan terestrial,
anorganik. Energi yang mereka hasilkan seperti kotoran atau bangkai yang telah
penting bagi komunitas karena dapat ditambahkan ke dalam sistem, adalah contoh
ditransfer ke tingkat trofik yang lebih dari allochthonous CPOM.
tinggi melalui konsumsi.
Dampak Manusia
Wil. pesisir dan laut peran strategis dan potensi besar, tetapi
juga ada permasalahan2 untuk kapasitas berkelanjutannya
Aktivitas manusia di wilayah pesisir dan laut memberikan
‘tekanan’ pada ekosistem pesisir dan laut. Kecenderungan ini
semakin meningkat dari waktu ke waktu. Beberapa contoh
overeksploitasi and degradasi di wilayah pesisir dan laut:
47% of global fisheries are fully utilized and 28% are over-
utilized. Overall, 75% require urgent management to freeze or
reduce capacity (FAO, 2000)
Batas wilayah pesisir
ZONASI LINGKUNGAN
LAUT
Wilayah perairan Indonesia
Laut TERRITORIAL Indonesia : jalur laut selebar 12 mil laut, diukur dari
garis pangkal kepulauan Indonesia,
Secara SOSIAL, wilayah pesisir dihuni tidak kurang dari 110 juta jiwa
atau sekitar 60% dari total penduduk Indonesia yang bertempat tinggal dalam
radius 50 km dari garis pantai. Kondisi inilah yang merupakan cikal bakal
perkembangan urbanisasi Indonesia di masa yang akan datang.
Makna strategis PESISIR dan LAUT Indonesia
Terumbu Karang
Padang Lamun
Mangrove
Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis yang didominasi oleh
spesies pohon bakau yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang
surut pantai berlumpur.
Mangrove
Hutan mangrove memiliki beberapa fungsi ekologis penting, yaitu:
Sebagai peredam gelombang dan angin badai, pelindung pantai dari
abrasi, penahan lumpur dan penangkap sedimen yang diangkut oleh
aliran air permukaan;
Sebagai penghasil sejumlah detritus, terutama yang berasal dari daun
dan dahan pohon bakau yang rontok. Sebagian dari detritus ini dapat
dimanfaatkan sebagai bahan makanan bagi para pemakan detritus dan
sebagian lagi diuraikan secara bakterial menjadi mineral-mineral hara
yang berperan dalam penyuburan perairan;
Sebagai daerah asuhan, daerah mencari makanan dan daerah
pemijahan berbagai biota perairan baik yang hidup di perairan pantai
maupun lepas pantai
Terumbu Karang
Terumbu karang merupakan suatu ekosistem khas yang
terdapat di perairan pesisir daerah tropis. Secara umum
terumbu karang terdiri dari tiga tipe:
1. Terumbu karang tepi;
2. Terumbu karang penghalang;
3. Terumbu karang cincin atau atol.
Terumbu Karang
Terumbu karang juga dapat dimanfaatkan baik secara langsung maupun
tidak langsung sebagai:
a) Tempat penangkapan berbagai jenis biota laut konsumsi dan berbagai
jenis ikan hias;
b) Bahan konstruksi bangunan dan pembuatan bahan kapur;
c) Bahan perhiasan;
d) Bahan baku farmasi;
e) Sebagai objek wisata bahari.
Padang Lamun
Lamun (sea grass) merupakan satu-satunya tumbuhan berbunga yang hidup terendam di dalam laut, yang
masih dapat dijangkau cahaya matahari yang memadai bagi pertumbuhannya. Lamun hidup di perairan
yang dangkal dan jernih dengan sirkulasi yang baik
Konsep daerah pesisir sbg satu kesatuan ekosistem dibatasi oleh wilayah
administratif, shg sering timbul konflik kepentingan daerah
Kewenangan daerah dlm rangka otonomi daerah blm dipahami secara komprehensif
oleh stakeholders, shg penafsiran setiap daerah bisa berbeda
Thanks!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and includes icons
by Flaticon, and infographics & images by Freepik