Anda di halaman 1dari 24

PERUMUSAN

VARIABEL PENELITIAN
SEMUA PENELITIAN BERSIFAT
ILMIAH, SEHINGGA SEMUA PENELITI
HARUS BERBEKAL TEORI
KUANTITATIF KUALITATIF
• Teori yg digunakan harus sudah • Permasalahan yg dibawa peneliti
jelas masih bersifat sementara, maka
teori yg digunakan dlm penyusunan
• Teori berfungsi utk memperjelas
proposal penelitian masih bersifat
masalah yg diteliti, sbg dasar sementara, & akan berkembang stlh
merumuskan hipotesis, dan sbg peneliti memasuki lapangan.
referensi utk menyusun • Penelitian bersifat menemukan teori
instrumen penelitian • Bersifat holistik, ‘jumlah’ teori yg
• Penelitian bersifat menguji harus dimiliki oleh peneliti jauh
teori/hipotesis lebih banyak krn harus disesuaikan
• ‘jumlah’ teori yg digunakan dgn fenomena yg berkembang di
sesuai ‘jumlah’ variabel yg lapangan.
diteliti

PERBEDAAN PENGGUNAAN LANDASAN TEORI


DALAM PENELITIAN KUANTITATIF & KUALITATIF
Jadi :
• Variabel dalam proposal penelitian kuantitatif didasarkan pada
teori, sifatnya tetap/tidak berubah (berkurang/bertambah), dan
digunakan sebagai dasar menyusun instrumen penelitian

• Variabel dalam proposal penelitian kualitatif yang didasarkan teori


hanya untuk mengetahui/mendukung sejauh mana pemahaman
awal peneliti thdp fenomena yang terjadi, namun sifatnya
sementara (bukan harga mati), berubah seiring dengan pemahaman
peneliti terhadap fenomena di lapangan sebenarnya.
 Oleh sebab itu, peneliti diharapkan memiliki pemahaman teori
yg luas dan berkembang seiring perkembangan fenomena. Karena
sifatnya yg kasuistik, maka seringkali tidak disebut dengan
variabel, karena penelitian tidak melihat membuat kesimpulan dari
variasi yang ada, namun bersifat menggali secara mendalam (in-
depth)
VARIABEL
PENELITIAN
• Variabel adalah konsep yang memiliki keragaman nilai,
dimana konsep merupakan fenomena abstrak (Nazir, 1988).
• Variabel ialah karakteristik pada suatu individu atau organisasi
yang terukur (Creswell, 2012).
• Variabel penelitian adalah suatu atribut, nilai/sifat dari objek,
individu/kegiatan yang mempunyai banyak variasi tertentu
antara satu dan lainnya yang telah ditentukan oleh peneliti
untuk dipelajari dan dicari informasinya, serta ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2009)
• Variabel yg tidak ada variasi-nya tidak dapat dikatakan
variabel, shg untuk dapat bervariasi, maka penelitian harus
didasarkan pada sekelompok sumber data/obyek yang
bervariasi.

Apakah variabel penelitian itu ?


• Variabel diperlukan untuk mengarahkan penelitian
supaya tetap sesuai dengan tujuan dan sasaran
 Apa yang sebenarnya ingin dicari dalam penelitian ?
Jadi peneliti harus menetapkan apa dulu supaya tujuan
penelitian bisa tercapai ? Apa dasar penetapannya ?

Kegunaannya untuk
apa ?
• V. INDEPENDEN/BEBAS : variabel yg mempengaruhi atau yg menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen/terikat

• V. DEPENDEN/TERIKAT : variabel yg dipengaruhi/menjadi akibat, krn adanya


variabel independen/bebas

• V.MODERATOR : variabel yg mempengaruhi (memperkuat/memperlemah hubungan


antara variabel independen dgn dependen)
Contoh : pengaruh motivasi kerja terhadap produktivitas kerja. Hubungan tsb akan
semakin kuat/lemah jika pemimpin mpy peran dalam menciptakan iklim kerja yg
baik/buruk

• V. INTERVENING : variabel yg secara teoritis mempengaruhi hubungan antara v.


independen dgn dependen menjadi hubungan tidak langsung, tetapi tidak dpt diamati
dan diukur.
Contoh : Pengaruh penghasilan terhadap harapan hidup/panjang-pendeknya umur  V.
interveningnya adalah Gaya Hidup

• V. KONTROL : variabel yg dikendalikan atau dibuat konstan shg pengaruh variabel


independen thdp dependen tdk dipengaruhi oleh faktor luar yg tidak diteliti (dianggap
konstan)

MACAM-MACAM VARIABEL MENURUT HUBUNGANNYA ANTAR VARIABEL


(Sugiyono, 2009)  PENELITIAN KUANTITATIF
• Untuk dapat menentukan kedudukan variabel, harus
dilihat konteksnya dgn dilandasi KONSEP TEORITIS
yang mendasar ataupun hasil dari PENGAMATAN
YANG EMPIRIS di tempat penelitian.
• Jadi, untuk menentukan variabel penelitian, perlu
dilakukan KAJIAN TEORITIS ataupun STUDI
PENDAHULUAN terhadap objek yang diteliti
• Pada Kajian Literatur, variabel penelitian terdapat di
Sintesis Teori

Bagaimana cara
memperolehnya ?
• Sudah membuat taksonomi & hubungan antar teori ?
kerangka teori?
• Jadi, variabel penelitian didasarkan pada sintesis
penelusuran teori yang sudah disusun untuk mendukung
peneliti mencapai tujuan penelitian
1. Langsung diperoleh dari teori
2. Disandingkan (reduksi atau akumulasi)
3. Disilangkan (dengan catatan, ada teori yang mendukung
penyilangan tsb dan sejalan dengan tujuan penelitian)

Secara umum ada 3 cara


PENGARUH STABILISASI PKL SHELTER MANAHAN
TERHADAP KINERJA JALAN MENTERI SUPENO
SURAKARTA
(FAISAL INDRA 2013)

TUJUAN PENELITIAN :
untuk mengetahui pengaruh stabilisasi PKL shelter Manahan
terhadap kinerja jalan Menteri Supeno Surakarta
 pengaruh dilihat dari perbedaan kinerja jalan pada penggal
jalan yang menjadi lokasi stabilisasi PKL dan penggal jalan yang
tidak memiliki PKL

CONTOH (1)
Variabel ?
Variabel Kapasitas
Volume Kendaraan (V) Kinerja jalan (V/C)
Jalan (C)
Dgn PKL Tp PKL Dgn Tp Dgn PKL Tp PKL
PKL PKL
Waktu
Pelayanan

Skala
Pelayanan

Pola Sebaran

Homogenitas

Indeks Parkir

Keterangan:
Dgn PKL : ruas jalan Menteri Supeno dengan adanya PKL stabilisasi
Tp PKL : ruas jalan Menteri Supeno tanpa adanya PKL stabilisasi
Kapasitas
Volume Kendaraan (V) Kinerja jalan (V/C)
Jalan (C)
Dgn PKL Tp PKL Dgn PKL Tp PKL
Waktu A B C D A B C D
Dgn Tp
rr t rr t rr t rr t PKL PKL rr t rr t rr t rr t

Pagi

Siang

Sore

A : pertigaan Jl. Menteri Supeno-Jl. A. Yani ke arah timur


B : pertigaan Jl. Menteri Supeno-Jl. K.S Tubun ke arah barat
C : pertigaan Jl. Menteri Supeno-Jl. K.S Tubun ke arah ke
arah timur
D : pertigaan Jl. Menteri Supeno-DISHUBKOMINFO ke
arah barat
rr : nilai rata-rata
t : nilai tertinggi
• FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP
PEMBENTUKAN POLA PERMUKIMAN KAWASAN
RAWAN BENCANA III DAN II GUNUNG MERAPI
oleh HABIBAH (I0609017)

TUJUAN PENELITIAN :
• Mengetahui pola permukiman dan faktor – faktor yang
membentuk Pola Permukiman di Kawasan Rawan
Bencana III dan II Gunung Merapi

CONTOH (2)
• Pola permukiman
• Faktor pembentuk pola permukiman rawan bencana
gunung berapi

Ada berapa keyword ?


1. VARIABEL PEMBENTUK POLA PERMUKIMAN
(V.DEPENDENT)
Penentuan variabel pola permukiman disintesis dari teori
pola permukiman dan pola desa. Hal ini dilakukan untuk
memperkaya pola permukiman yang akan diteliti.
2. VARIABEL FAKTOR PEMBENTUK POLA
PERMUKIMAN RAWAN BENCANA GUNUNG
BERAPI (V.INDEPENDENT)
Mempertimbangkan teori faktor pembentuk pola
permukiman, teori lokasi permukiman, dan factor
kebencanaan.

Jadi, variabel apa yg harus terumuskan ?


CONTOHNYA 1 SAJA YA…MISALNYA VARIABEL
INDEPENDENT-NYA…

VARIABEL FAKTOR PEMBENTUK POLA


PERMUKIMAN RAWAN BENCANA GUNUNG
BERAPI
Pacione (dalam Singh Singh
Bintarto
Ritohardoyo (Ritohardoyo Martono (Ritohardoyo Sintesis
(1977)
1989) 1989) 1989)
Kesuburan Kesuburan Lahan,
Tanah
tanah curah hujan
Topografi (bentang Relief (Bentang
Topografi Topografi Topografi
alam) alam)
Sumber Air Ketersediaan Air Sumber Air
Jalur Drainase
Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan
keamanan Keamanan keamanan
Ikatan social
Ikatan kesukuan ekonomi; 1. Kesuburan Tanah
dan kekeluargaan kebutuhan 2. Topografi
kerjasama 3. Ketersediaan Air
Ekonomi Pedesaan 4. Kebutuhan Keamanan
/ Mata Tipe Pertanian 5. Kebutuhan kerjasama/
Pencaharian ikatan kekeluargaan
6. Mata Pencaharian
Sistem Waris
7. Budaya
Politik, Agama, Sejarah dan Agama atau 8. Transportasi
Ideologi Budaya kepercayaan 9. Sistem Waris
Campur Tangan
Pemerintah
Penggunaan
Lahan
Rotasi Tanaman
Transportasi
Kepadatan
Penduduk
Lokasi Industri
atau mineral

SINTESIS FAKTOR PEMBENTUK POLA PERMUKIMAN


Teori Lokasi Permukiman
Sintesis Teori Faktor
Pembentuk Pola Drabkin dalam Bourne dalam Sintesis
Catanase dan Snyder Agisyanto, dkk
Permukiman Purbosari (2012) Purbosari (2012)
Hukum dan
Lingkungan
Tingkat pelayanan Fasilitas dan
Prasarana dan Sarana Sarana Prasarana
(sarana prasarana) Pelayanan
 Aksesibilitas ; 1. Topografi
 Aksesibilitas : Akses ke tempat 2. Kesuburan
Lokasi : dapat Tanah
Aksesibilitas : Menuju pusat kota, lain
transportasi dijangkau oleh 3. Ketersediaan Air
masyarakat
Menuju pusat kota fasilitas  Jarak menuju
tempat kerja 4. Kebutuhan
Kerjasama
Topografi, Faktor Teknis (kondisi 5. Ikatan
kesuburan tanah, tanah, topografi. Kekeluargaan /
ketersediaan air drainase) Kekerabatan
Kebutuhan dengan
kerjasama/ ikatan Masyarakat/komunitas Lingkungan sosial Lingkungan sosial masyarakat
kekeluargaan 6. Mata
Estetika Pencaharian
Biaya (Cost) Tingkat Pendapatan 7. Budaya
Kemudahan 8. Sistem Waris
Mata Pencaharian mengakses lapangan 9. Kebutuhan
pekerjaan Keamanan
Karakteristik site 10. Sarana Prasarana
Budaya 11. Aksesibilitas
rumah
Sistem Waris
Kebutuhan
keamanan

SINTESIS TEORI LOKASI PERMUKIMAN DAN TEORI


FAKTOR PEMBENTUK POLA PERMUKIMAN
Sintesis Faktor
Pembentuk Pola Faktor Kebencanaan Variabel
Permukiman
1. Topografi
2. Kesuburan Tanah
3. Ketersediaan Air 1. Bahaya Gunung Api
4. Kebutuhan 2. Kondisi Fisik Dasar (topografi, kondisi tanah,)
Kerjasama 3. Aksesibilitas (menuju pusat kegiatan, tempat
5. Ikatan kerja,)
Kekeluargaan / 1. Bahaya Gunung Api 4. Sarana prasarana (permukiman, mitigasi)
Kekerabatan 2. Mitigasi (Jalur Evakuasi dan 5. Kondisi sosial (kerjasama masyarakat, kerjasama
dengan masyarakat Tempat Penampungan masyarakat dalam menanggulangi bencana, ikatan
6. Mata Pencaharian Sementara) kekeluargaan, pengetahuan akan bahaya gunung
7. Budaya api)
8. Sistem Waris 6. Budaya Masyarakat
9. Kebutuhan 7. Mata Pencaharian
Keamanan 8. Sistem Waris
10. Sarana Prasarana
11. Aksesibilitas

VARIABEL
FAKTOR PEMBENTUK POLA PERMUKIMAN KAWASAN RAWAN BENCANA
• Didasarkan pada pola pikir teoritis untuk menghasilkan
variabel penelitian (bersifat substansial)
• Jadi dalam kerangka pemikiran sudah harus terumuskan
variabel penelitiannya
• BUKAN proses/tahapan penelitian secara menyeluruh

KERANGKA PEMIKIRAN
CONTOH

Anda mungkin juga menyukai