m"@dbUflbcnnoo I r, r1di .1'Vijay;rnto IlS., tl'Sc., A3'u-s Svaiful bakhri, S' I'l
terr..m@S$m-r l\l. Si. , Drt'itl lndrarosa,
o
o
Dtr" drh.
Dr.drli',,,
,.
Effi
MI{C
I
LI
MATEHI DIKTAT PBA A$E$MEil
FASILITATOR TTfiHAK fiRGAf{IK
Penulis
Ir. Teguh Wibowo
Ir. Adi Wijayanto DS., M.Sc
Agus Syaiful Bakhri, S.PT
Catur Pur_vanto, SST
Sugiono, SP.,M.Si
Dwita Indrarosa, ST., MP
Eclitor
Dr. drh. Rudy Rawendra, M.App.Sc
Dr. drh. Kresno Suharto, MP
Diterbitkan oleh
\.{edia Nusa Cr:eative
Anggota IKAPI {162 / ITI / 207s)
Bukit Cemara Ticlar H5 No. 34 N4alang
Telp:0341-563 119 / 08223 2121 888
Email : mnc.publishing.rnalan.g@cmail.com
''': i :': -' '- \{ebsite: \r,\^,w.mncpublishing.com
ISBN : 97 8-602-A839-89-9
11
KATA PENGANTAR
Batu,
i.
Kepala BBPP Batu
ti
t
I
111
i,
1
{
LI
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 111
2. Mengorganisasikan Pekerjaan 17
3. Menganalisis Status Ternak 19
4. Melakukan Komunikasi Efektif 23
5. Membangun Jejaring Kerja .......... 27
6. Menyusun Program Fasilitasi JJ
7. MelaksanakanFasilitasi 41,
" 8. Mengorganisasikan Kelompok Sasaran 43
9. Mengevaluasi Pelaksanaan Ke giatan Fasilitasi 45
10. Melaksanakan Sistem Jaminan Mutu Ternak Organik .. 47
11. Mengelola Konversi Lahan 59
12. Mempersiapkan Perkandangan ............... 67
1-3. Menyusun Formulasi Ransum 71,
tl
I
i,
!
L
t
.1,.
MENGANALISIS SEJARAH LAHAN
I
I
1.. Daftarpertanyaanidentifikasi disiapkan.
2. Melakukanidentifikasiresponden
3. Responden ditetapkan berdasarkan hasil identifikasi
4. Data tentang sejarah penggunaan lahan dikumpulkan dari
responden terpilih.
5. Data yang terkumpul diverifikasi sesuai dengan prosedur
yang ditentukan
6. Data hasil verifikasi dikelompokkan berdasarkan jenis data.
7. Data hasil pengelompokkan dianalisis berdasarkan standar
yang diacu.
8. Status l4r. ditetapkan berdasarkan hasil analisis
Langkah Keria:
F{UKIJN,{ SOSIAL
. ZONA I(AWASAI{ . PEi.JGGUN;\AN LAFIAN
Apakal-r status huknm alea Apal<ah perr-rbangunan tldak
tersebut n-renr u-ngkinka n berdaurpak r-regatif terhadap HC'
penanarnan perkebunan }<elapa sosial, termasuk mata pencaharia
satrrit? masvarakat? (HCV 5-6)
. HAKATASTANAH r KEI,ENTINGAN LOKAL
Apakah rnasyarakat seternpat
Apakah hak-hak atas tanah t,ang
tertarik der-r gan rencana keberadi
suclah icla, baik rnilik perusahaan
perusahaan kelapa sirrvit dan ing
rnaupun milik masvatrakat, daprat
berdisktrsi lebih lanlut? Apakah
dipeltirnbangkan dalarn
kondisi politik masvarakat positi
pengambiian keputusar-r?
Cambar.l
2I iidate, i ifiklat Pra ,{re*nreri l-;lsilitalr-,r i"ernak Crganik
Seperti dijelaskan pada Gambar L,
Kedelapan pertimbangan ini adalah:
1,. Karbon dan keanekaragalnan hayati
2. Perlindungan tanah dan air
3. Produktivitastanaman
4. Aspek finansial
5. Zona kawasan
6. Hak atas tanah
7. Penggunaan lahan
Kepentingan Lokal.
Setiap pertimbangan memiliki indikator-indikator khusus.
-Indikator ini dirancang untuk memberikan informasi yang cukup
supaya dengan cepat dapat mengidentifikasi kawasan-kawasan
berpotensi cocok untuk diselidiki lebih lanjut di lapangan, bukan
untuk membahas setiap pertimbangan secara mendalam. Sebagai
contolu pertimbangan karbon dan keanekaragalnan hayati
mengandung indikator untuk mengidenti{ikasi "lahan ter-degradasi"
sebagaimana ditentukan dalam rancangan strategi nasional REDD+
.Namun, pertimbangan ini hanyalah sebagian dari glefinisi yang lebih
lengkap tentang lahan berpotensi cocok untuk budidaya kelapa sawit
berkelanjutan, yang mencakup delapan pertimbangan dalam metode
ini. Seperti yang diiluskasikan dalamGambar 2, metode ini terdiri dari
analisis desktop pada tingkat provinsi (Tahap i) dan penilaian
lapangan pada lokasi-lokasi prioritas tinggr (Tahap II). Peninjauan
lapangan sangat penting untuk mengidentifikasi kawasan-kawasan
berpotensi cocok secara pasti. Ini dikarenakan keterbatasan
penyediaan, akurasi dan resolusi data di tingkat provinsi, serta
keterbatasan pada analisis desktop untuk menilai isu-isu kualitatif dan
sosial di lokasi.
Metode
Tutupan lahan
Kelas Kecocokan
Dua indikator zona kawasan dan hak atas tanah yang termasuk dalam
langkah ini adalah blasifikasi hukumdan konsesi.
Detil. Status dan jenis konsesi yang ada dan ada atau tidaknya
perkebunan aktif, tidak dimasukkan sebagai indikator dalam langkah
pemetaan kecocokary namun dinilai di tingkat lokasi dan dimasukkan
dalam proses penilaian lapangan. Informasi kualitatif lainnlra
jugadikumpulkan untuk beberapa indikator yang masuk dalam
langkah pemetaan kecocokan, seperti wawancara dengan penduduk
setempat tentang sejarah erosi atau pengamatan apakah kawasan
lahan gambut telah dikeringkan.
1,. ATK
2. Daftar responden, ATK, data sejarah lahan
3. Data hasil verifikasi lahan
Keamanan Keria
L. Kenyamanan dalam melakukan pendataan hasil verifikasi
dikelompokkan berdasarkan jenis data dan hasil
pengelompokkan dianalisis berdasarkan standar yang diacu
2. Keselamatan dalam melakukan pendataan hasil verifikasi
dikelompokkan berdasarkan jenis data dan hasil
pengelompok-kan dianalisis berdasarkan standar yang diacu
3. Keamanan dalam melakukan pendataan hasil verifikasi
dikelompokkan berdasarkan jenis data dan hasil
pengelompok-kan dianalisis berdasarkan standar yang diacu
Langkah Kerja:
1,. Melakukan sosialisasi rencana kerja kepada kelompok sasclrar:r
2. Mengordinasikan renczlna kerja dengan organisasi mitra
3. Mengkordinasikan tatakelola kegiatan sesuai peruntukannya
Teori Fungsional Meliputi :
Yang dimaksud potensi dan permasalahan pengembangan
pertanian organik di wilayah kerjanya. Potensi adalah faktor yang
mendukung pengembangan pertanian organik sedangkah permasala-
han adalah faktor yang mengakibatkankan lambatnya pengembangan
pertanian organik, langkah-langkah mengumpulkan potensi dan
permasalahan pengembangan pertanian organik di wilayah kerja
antara lain :
1.. Melakukan pendataan potensi
l4ateri Dikiat Pra Asesmer"i Fariiitat*r T*:lnak {}rganlk | 17
2. N4elakukanpendataan permasalahan
3. Merumuskankesiinpulan
a. Mengidentifikasi pekerjaan
b. Xzlengurutkan pekerjaan
c. iv{enentukan peiaksana peke{aan
d. Menentukan kebutuhan r,r,aktu pekerjaan
e. lv{envusun jadu,al kegiatan
Alat dan baXran:
Keamanan Kerja:
LANGKAH KERJA :
1,- Melakukan identifikasi ternak berdasarkan jenisnya
2. Menelusuri sumber/asal ternak berdasarkan cara
pemeliharaannya
3. Mendokumentasikan status ternak berdasarkan kriteria ternak
organik
4. Menetapkan status ternak berdasarkankriteria ternak organik
TEORI FUNGSIONAL
2. SAPI PERAH
2) TERNAi( KEii.BAU
3) TERNAK I(UDA
TERNAK UNGGAS
Ayam Buras (Non spesifik)
Ayam buras spesifik antara lain :
Ayam Gaok, Ayam Ketawa, Ayam Ras Petelur & Ayam Ras
Pedaging
TERNAK ITIK
ANEKA TERNAK
KELINCI:
BURT]NG PUYUH
BURUNG MERPATI
TERNAK ORGANIK
yang dimaksud dengan kriteria ternak organik sesuai standar adalah :
LANGKAH KERJA :
1-. Melakukan komunikasi dialogis dengan pesan yang jelas.
2. Melakukan komunikasi dialogis dengan teknik yang benar.
3. Melakukan komunikasi dialogis dengan sikap yang baik.
KEAMANAN KERJA :
Kompetensi Dasar:
mampu mengidentifikasi aspek-aspek
Setelah selesai berlatih peserta
jejaring kerja menyamakan pemahaman tentang aspek-aspek jejaring
kerja kepada mitra, membangun jejaring kerja dengan mitra, dan
mengevaluasi j ejaring kerja
Indikator Kompetensi:
Setelah berlatih peserta kompeten dalam hal mengidentifikasi,
menyamakan, membangun, dan mengevaluasi jejaring kerja, meliputi:
L. Mempelajari dan mengidentifikasi aspek-aspek y*g diperlukan
dan mempengaruhi jejaring kerja.
2. Mengidentifikasi manfaat-manfaat jejaring kerja untuk
kepentingan bersama dengan mitra.
3. Mensosialisasikan aspek-aspek yang mempengaruhi jejaring
kerja kepada mitra.
4. Menyepakati capaian pemahaman tentang aspek-aspek jejaring
kerja kepada mitra.
5. Merencanakan tahapan pembentukan jejaring kerja sesuai
kesepakatan.
6. Membangun jejaringkerja
7. Mengkompilasikan ulnpan balik jejaring kerja.
8. Mengevaluasi efek dan dampak dari pelaksanaan jejaring kerja
untuk pengembangan ke depan.
9. Mendokumentasikan hasil evaluasi jejaring kerja sebagai bahan
laporan.
Langkah Kerja:
1. Melakukan sosialisasi aspek-aspek yang mempengaruhi jejaring
kerja kepada mitra.
Teori Fur:rgsional
Keamanan I(erja:
Kompetensi Dasar:
Indikator Kompetensi:
Langkah Kerja:
b. Feran Fasilitator
Seorang fasilitator dalam melaksanakan tugasnl.a
mempunyai beberapa peran. Peran vang harus dilakukannva
aclalah sebagai komunikator, motivator, moderator, inisiator,
konselor, supervisor dan evaluator sebagairnana uraian cli
bar.r,ah ini.
Langkah Kerja:
Langkah I(erja :
Kompetensi Dasar:
setelah selesai berlatih peserta mampu menggunakan elemen
standar pangan organik untuk ternak, membuat dokumen sistem
mutu ternak orgur,ik, dan melakukan persiapan sertifikasi temak
^ organik.
Indikator Kompetensi:
Setelah berlatih peserta kompeten dalam menggunakan
elemen standar Pangan organik untuk temak, membuat dokumen
sistem mutu ternak-organik, dan melakukan persiapan sertifikasi
ternak organik, meliPuti :
I
Teori trrungsional
c. Persyaratan Teknis
Lairan dan Penyiapan Lahary Kandang, Bangunan kantor dan
Tenaga kerja
Unit usaha atau peternak harus memiliki catatan rilr.a),at
penggunaan lahan t-rinimal 2 tahun sebelum lahan tersebut
diperuntukan untuk sistem petemakan organik, kecuali bagi
lahan yang ada dihutan bebas, bekas hutan dan lahan bukaan
baru.Unit usaha atau peternak mempunl,ai peta iokasi lahan yang
berbatasan dengan lahan yang akar-r digunakan untuk peternakan
organik.
Lahan bekas peternakan bukan organik harus mengalami
periode konversi paling sedikit 2 (dua) tahun sebelum penebaran
ternak.. Dalam Jral seluruh lairan tidak dapat dikonversi secara
belsamaan, rnaka boleh dikerjakan secara bertahap.
Arcal vang cialam proses konvelsi, dan areal yang telah
dikonversi untuk prurduksi ternak organik tidak boleh ciiubar-r
(ke,rbali seperii semula atau sebaliknya) antara rnetode produksi
ternak organik dan konvensional.
Tidak rnenyiapkan lahan dengan cara pembakaran,
terrnasuk pembaka'an sarnpah. Kandang perneliharaan ternak
harus clitata supaya aliran air, saluran pernbuangan limbarr tidak
rnenimbuikan pencelnaran lingkungurl .iu., penyakit. Kandang
isolasi diletakan paling belakang da, terpisah dari ka'rdang
lainnva untuk menghindari penularan penyaftil melalui udara,
ail, peralatan dan petugas kandang.
Bangunan kantor dan tempat tinggal karyawan harus
terpisah dari areal perkandangan dan dipagar. Tenaga kerja yang
dipekerjakan hendaknya berbadan sehat dan menclapat pelatihan
teknis budidava temak dan penanganan panen, pasca panen,
distribusi cian pemasaran hasil peternakan organik.
Sumber Air yang digunakan berasal dari sumber mata air yang
langsung atau dari sumber lain yang memenuhi standar air yang
dibenarkan oleh SNI. Terdapat catatan hasil uji air dalam periode
tertentu. Air yang tidak berasal dari mata air langsung harus telah'
mengalami perlakuan untuk mengurangi cemaran sehingga
memenuhi persyaratan baku dan terdokumentasi. Tidak dizinkan
mengeksploitasi secara berlebihan dan menurunkan sumberdaya
air.
.Pra
54 | &{aieri L}iktraf h**srre;: Fa*ililatr:r'}'ert"rak Or:genik
Penanganan Panen, Pasca Panen, Penyimpanan, Transportasi
dan Pemasaran.
Pencucian peralatanternak produk ternak organik segar
dilakukan dengan menggunakan air standar baku yang diizjnkan
untuk sistem pangan organik. Tidak mencarnpur produk organik
dengan produk non-organik dalam penanganan pasca Panen
termasuk dalam pengolahan, penyimpanan dan transportasi dan
pemasaran. Tidak menggunakan bahan kimia sintetis dalam
proses penanganan pasca panery penyimpanan, pengangku-
tan.maupan pada saat pemasaran
Peralatan pada waktu dan pasca panen harus bebas dari
kontaminasi bahan kimia sintetis. Tidak menggunakan bahan
pembungkus yang menimbulkan kontaminasi produk. Dalam
pengemasan menggunakan bahan yang dapat didaur ulang atau
digunakan kembali atau menggunakan bahan yang mudah
mengalami dekomposisi. Menggunakan kemasan untuk makanan
organik.. Selalu menjaga integritas produk organik selama
penanganan/ penyimpanan dan transportasi serta dalam
pemasaran.
d. Sistem Sertifikasi
Operator mengajukan permohonan kepada Lembaga
Sertifikasi GS), dengan melampirkan data-data yang
dipersyaratkan antara lain persyaratan adinistrasl identitas
operator dan dokumen penerapan jaminan mutu. LS akan
melakukan evaluasi terhadap kelengkapan persyaratan.
1
a. Data standar mutu pangan organik ternak, dan ATK
-n L. Dokumen proses budidaya ternak organik
Keamanan Kerja:
Langkah Kerja:
Teori Fungsional
Konversi Lahan
Konsep Petani
LANGKAH KERJA :
1. Menetapkan lokasi dan kebutuhan perkandangan SESUl
persyaratan
2. Mendokumentasikan kebutuhan perkandangan
3. Membuat rancang bangun perkandangan
TEORI FUNGSIONAL :
Tata laksana perkandangan merupakan salah satu faktor
produksi yang belum mendapat perhatian dalam usaha peternakan
sapi potong khususnya petemakan rakyat. Kontruksi kandang
beium sesuai dengan persyaratan teknis akan mengganggu
produktivitas ternak, kurang efisien dalam penggunaan tenaga kerja
dan berdampak terhadap lingkungan sekitarnya. Kondisi kandang
belum memberikan keleluasaary kenyamanan dan kesehatan bagi
ternak.
&4aieri )ikiat Pra Asesmen Fasilitaisr Tet*ak Orgenik | 67
I(andang ternak mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Melindungi ternak clari perubahan cuaca atau iklim yang
ekstrem (panas, hujan dan angin).
2. N4encegah dan melindungi ternak dari penyakit.
3. Menjaga keamanan ternak dari penculian.
4. Memudahkan pengelolaan ternak dalam proses produksi
seperti pemberian pakan, rninum, pengelolaaan kompos dan
perkarvinan.
5. 1\4eningkatkan efisiensi pellggunaan tenaga keria.
Kompetensi Dasar: -
Indikator Kompetensi:
Langkah Kerja:
1. Menghitung kebutuhan nutrisi sesuai dengan jenis ternak
2. Memilih bahan bahan baku ransum organik yang tersedia secala
lokal
3. Menghitung komposisi bahan baku ransum berdasarkan
kandungan nutrisi yang dibutuhkan
4. Menetapkan formula ransum berdasarkan jenis ternak
Teori Fungsional
Setiap temak yang dipelihara secara irttensif, harus diberi
pakan (ransum) untuk memenuhi semua kebutuhan zat gizinya
khrtrrtryu untuk keperluan pertumbuhan, hidup pokok {maintenance),
BB PBBH BK TDN PK Ca P
(kg) (kg) (kg) (kg) (gru*) (gru*) (gu*)
300 0,5 7,1 3,8 423 14 1,4
Uraian BK TDN PK Ca P
(kg) (ks) (gram) (gram) (g.o*)
Kebutuhan 7,1 3,8 423 1,4 14
Nutrien
Tersedia clad 4 )L 96 8 J
jerami
1_,4 327 6 11
Kekurangan 3,1
\,r'
10,9
Jadi :
Jumlah dedak = (66,1,8%) X 3,1 kg = 2,06kg
Jumlah bungkil kelapa = (33,82%) X 3,1 kg = 1,05 kg
74 | lvrf a1.*ri Dikl. t llra Asegl*€;: Fasiiitat*r T'e*"tak L?rge*tk
Langkah 5. Menghitungzat- zat makanan yang dapat disediakan
oleh dedak, bungkil kelapa dan jerami padi. Kemudian hasil
perhitungan dimasukan dalam tabel dan dibandingkan dengan
kebutuhan zat nutrien.
BahanPakan BK TDN PK Ca P
(ks) (kg) (sIam) (sram) (sra*)
4 2,4 96 8 J
Jerami
'1.,25 130 31
Dedak halus 2,06 1.4
Keamanan Kerja:
1,. Kenyamanan menghitung kebutuhan nutrisi sesuai dengan jenis
ternak, memilih bahan bahan baku ransum organik yang tersedia
secara lokai, menghitung komposisi bahan baku ransum
L4attr:i lliklat Pra Asesrn*n Fasiiitat*r Terrtak {}tganlk | 75
berdasarkan kandungan nutrisi yang dibutuhkan, clan
menetapkan forrnula ransurr berdasarkan jenis ternak
2. Keselamatan menggunakan sarana dan prasarana unluk
menghitung kebu tul-ran nutdsi sesuai dengan jenis ternak, rnemil ih
bahan bahan baku ransum organik yang tersedia secara lokal,
menghitung komposisi bahan baku ranslrm berdasarkan
kandungan nutrisi yang dibutul-rkary dan menetapkan formula
ransum berdasarkan jenis ternak
3. Keama'an mengiritung kebutuhan nutrisi sesuai ciengan jer-ris
ternak, memilih bahan bahan baku ransum organik yang terseclia
secara 1okal, menghitung kon-rposisi bahar-r baku ransuln
berdasarkan kandungan nutrisi yang dibutuhkan, darr
menetapkan formula ransum berdasarkan jenis ternak
Teori Fungsional
2) Penyakit PinkEqe.
Pink Eye nrerupakan penyakit mata akut )/ang rnenuiar pada
sapi, domba maupun kambing, biasanva bersifat epizootik
dan ditandai dengan memerahnl,s conjunctiva dan
kekenrhan mata. h{ikrorganisrne penyebab ditularkan lervat
kontak antara ternak peka dengan ternak penderita atau oleh
serangga l,ang bisa menrindairkan mikroorganisrne atau bisa
juga ler.t,at iritasi debu atau surnber-surnber lain yang dapat
menvebabkan goresan atau luka mata.
78 | .hfaleri Diklel Fia ,{sesl:men Fasi}itafi:r T'ei:na}< f,}rganik
3) Mastitis, disebabkan olehstreptococcuscoccidanStaplty-
lococcus cocci. Txrda-tanda penyakit ini adalah ambing
bengkak dan terasa panas bila diraba, air susu yang
dihasilkan encer atau menggumpal dan kadang-kadang
bercampur darah atau nanah, bulu kusam dan kasar, nafsu
makan *".,rtrrr, produksi turun bahkan dapat berhenti
sama sekali.
4)
' Cacingan, disebabkan oleh serangan cacing, diantaranya
cacing hati (Faciola hepatica), cacing pita (Taenia
saginataatatTaenia solium),Haemonchus mntortusyang
binyak menyerang domba. Tanda-tanda penyakit cacingan
antara lain: nafsu makan menuflrn/ perut buncit, lematu
pucat pada selaput lendir mata, dan mencret'
Pengobatan:
3) PenyakitPinkEye.
PinkEye rnerupakan penyakit mata akut yang menular
pada sapi, domba maupun kambing, biasanya bersi{at
Lpizootik dan ditandai dengan memerahnya conjunctiva dan
kekeruhan mata.
Gejala Klinis
Pengobatan
Pencegahan
6) Fasciolosis
Merupakan penyakit yang disebabkan oleh
cacing Fasciol.a sp.Pada umumnya yang banyak ditemukan di
Indonesia adalah F asciola gigantica.
Gejala Klinis
Diagnosis
Pencegahan
Fengobatan
Ml t:.,:i::.',,::i
Diklat Pra A*eorxen l'asilitafor T'ernak Organik
7\ Nematodosis
Nematodosis adalah penyakit yang disebabkan oleh
cacing Nematoda atau cacing Alig. Di dalam saluran
p".rcu1t'ruut't (gastro intestinalis), cacing ini menghisap sari
makanan yang dibutuhkan oleh induk semang, menghisap
darahf ca:r:an t"U"tl atau bahkan memakan jaringan tubuh'
Sejqrnlah besar cacing Nematoda dalam usus bisa
menyebabkan sumbatafl (obstruksi) usus serta menimbulkan'
berbagai macam reaksi tubuh sebagai akibat toksin yang
dihasilkan.
b. PenyebaranPenyakit
Penyebaran penyakit ND biasanya melalui kontak langsung
dengan ayam yang sakit dan kotorannya, melalui ransum/
air minum, kandang, tempat ransum/minum, peralatan
lainnya yang tercemar oleh kuman penyakit melalui
pengunjung, serangga, burung liar dan angin/udara (dapat
mencapai radius 5 km).
klateri Tltklat ilra Asesmen Fasilitatol ?ernak tlrg;rnik | 85
Virus ND ditemukan dalam jumlah tinggr selama masa
inkubasi sampai masa kesembuhan. Virus ini terdapat pada
udara yang keluar dari pernafasan ayam/ kotoran, telur-
telur yang diproduksi selama gejala klinis dan dalam karkas
selama infeksi akut sampai kematian.
c. Penanggulangan Penvakit ND
Penanggulangan penyakit ND hanya dapat dilakukan
dengan dengan tindakan pencegahan (preventif) melalui
program vaksinasi 1,a1g baik.
2) PenyakitCoccidiosis
Pe,vakit Coccidiosis disebabkan oleg protozoa, de*ga, antla-
tanda:
a. Kotoran bercampur darah.
b. nafsu makan turun.
c. ayam lesu.
d. avam menyendiri dan bulu kusut.
Untuk pencegahannya, yaitu : pisahkan a),arn yang
terserang/ terkena penyakit coccirliosis clari kelo.-rpoknyi dan
sarritasi kanclang. Sedanekan pengobatamva, yaitu : berikan
obat - obat sulfa ( Trisuifa) yang dicampur.kan dalam
minuman.
3) Penyakit Pullorum
Pe,yebab 1:enyakit Pulorum adalal-r salmonella dengan gejala-
gejala sebagai berikut:
a. Ayam kelihatan mengantuk dan berger:ornbol pada
suatu tempat.
b. Kotoran berlt arna putih/berkapur.
c. Bulu pantat/anus kotor.
d. Nafsu inakan dan procluksi rnenurun.
Untuk pencegahannl.a, yaitu : ayam yang -dan
sakit/terserang dipisahkan dari kelompoknya
sanitasi kandar-rg. Sedangkan pengobatanrrva, rraitu :
berikan obat sulfa/trisulfa dalarn rninuman secara
berkaia.
Langkah Kerja :
Teori Fungsional :
Kompetensi Dasar:
Langkah Keria:
1,. Menyiapkan peralatan perawatan kandang
2. Melakukan perawatan kandang
3. Menyiapkan peralatan lingkungan sekitar kandang
4. Melakukan perawatan lingkungan sekitar kandang
Teori Fungsional
a. FungsidanPersyaratanKandang
Tatalaksana perkandangan merupakan salah satu faktor
produksi yang perlu mendapat perhatian dalam usaha peternakan
organik. Kontruksi kandang yang belum sesuai dengan persyaratan
teknis dapat mengganggu produktivitas ternak, kurang efisien dalam
penggunaan tenaga kerja dan
t&azex lliklat Pra "4sesm*n Fasitrit;ltcr T**tak{}rganik | 9L
sekitarnya. Kondisi kandang yang tidak leluasa, tidak nyaman dan
tidak sehatakan menghambat produktivitas ternak.
b. KandangSapiPotong
Beberapa persy61n12r-r yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan kandang untuk sapi potong antara lair-r dari segi teknis,
ekonomis, kesehatan kandar-rg (ventilasi kandang, pembuangan
kotoran), et'isien pengelolaan dan kesehatan litrgkungan sekitamva.
Kerangka Dapat terbuat dari bahan besi, besi beton, ka,yu dan
bambu disesuaikan dengan tujuan dan kondisi l,ang ada. Atap Terbuat
dari J:ahan genteng, seng, rurnbia, asbes clan lainlair-r. unttik daerah
panas (datarair rendah) sebaiknya mengunakan bahan genting sebagai
atap kar-rdang. I(ernilingan attrp untuk bahan genting acralah J0 - 4s %,
asbes atau seng sebesar 75 - 20 9,/, dan rurnbia atau alang-alang sebesar
25 - 30 %, Ketinggian atap untuk dataran rendah g,S - 4,5 meter cian
dataran tinggi 2,5 - 3,5 meter. Bentuk da, model atap kanclang
he,ndakn-"a menghasilkan sirkulasi udara yang baik cli clalam kandang,
sehingga kondisi lingkur-rgan dalam kandang memberikan
kenvamanan ternak.
e8 I
&'ia ieri lliklaf Pra Areeme* {a*ilital*r Tern;rk l}rganik
a Lakukan reparasi kandang dan perawatan lantai apabila
dibutuhkan seperti pemberian Saram dapur (NaCI) untuk
membunuh cacing, kapur untuk membunuh coccidia, tawas
untuk membunuh kutu.
a Bersihkan gudang peralatan, gudang pakan dan fasilitas-fasilitas
lain dalam area farm, sapu, sikat dan hilangkan sarang laba-laba'
Untuk kandang yang menggunakan bin (tangki penyimpanan-
pakan), buang titu putu., pada bin, dan bersitrkan atau sikat bin'
a Musnahkanhama tikus dan serangga.
Langkah Kerja:
1. Mengidentifikasi bahan pakan organik
2. Menyiapkan alat dan bahan pembuatan pakan
3. Melakukan identifikasi bahan pengemas pakan
4. Melakukan pengemasan pakan ternak
5. Melakukan identifikasi tempat penyimpanan pakan
6. Melakukan penyimpanan pakan teinak
.l
J. Silase
silase adalah hijauan pakan ternak yang clisimpran dala,r
bentuk segar biasanya berasal dari tanarnan sebi.rgsa padl-padian
dair rurnput-rumputan.
Fungsi pakan
1. Keluaran
Jerami padi dengan keccrnaan lebih baik
A. Bahan:
1. Jerami padi
2. Urea
3. N4olases
B. Alat
1-. Timbangan
2. Plastik
3. Ember
4,. Skop
5. Cangkul
6. Sendok
7. Aiat penviram
104 | h{aleri tr}ik}at Pra ;{se*rnri:i:r Farilila lor'Iernak Crgarritr<
C. PedomanTeknis
1. Perlakuan amonisi jerami Padi :
2. Cara perlakuan:
Keamanan Keria
1{E | }"{a trr i T} t1..1 * r. Pra ;\oes m *r: F ar-i } i ta lor'Ie:"nak *tga :: i}<
1.8. MELAKUKAN PEMELIHARAAN TERNAK
I
1
I
1,. Pemberian pakan ternak dijelaskan dengan benar.
I
1
2. Metode pemberian pakan dipilih berdasarkan jenis pakan'
1
3. Pakan ternak diberikan sesuai dengan metode yang tepat'
4. Prosedur perawatan kesehatan ternak dijelaskan dengan benar.
5. Metode perawatan kesehatan ternak dipilih berdasarkan jenis
l
temak.
I
6. Perawatan kesehatan ternak dilakukan sesuai prosedur'
i
7. Persyaratan kepadatan temak dijelaskan dengan benar'
8. Pengaturan kepadatan ternak ditentukan berdasarkan jenis ternak
9. Persyaratan lahan penggembalaan dijelaskan sesuai jenis ternak.
10. Prosedur perawatan lahan penggembalaan dijelaskan dengan
benar.
11. Metode perawatan lahan penggembalaan ditetapkan sesuai jenis
ternak.
12. Perawatan lahan penggembalaan dilakukan dengan benar
13. Kriteria masa panen dijelaskan dengan benar.
14. Masa panen ditetapkan berdasarkan jenis ternak dan tujuan
pemeliharaan
Langkah Kerja :
1. Memilih metode pemberikan pakan ternak berdasarkan jenis
pakan
2. Memberikan pakan ternak
3. Memilihmetode kesehatan ternak
ir,'{ateri T}tklat Pra Asestx*:n Fasilitat':r Terrta}< l'}rgaiiik | 107
4. Melakukan perawatan kesehatan ternak
5. Menenntukan pengaturan kepadatan ternak
6- Menetapkan metode perawatan lahan penggembalaan sesuai jerris
ternak
7. h,{elakukan perawatan lahan pengembalaan
8. Ivlenetapkan masa panen berdasarkan jenis ternak dan tujuan
pemeliharaan
Teori Fungsional :
a. KebutuhanPakan
Kebutuhan ternak tell-radap pakan dicerminkan oleh
kebutuhannya terhadap nutrisi. Jumlah kebutuhan nukisi setiap
harinya sangat tergantung pada jenis ternak, umur, fase
(perturnbuhary delvasa, bunting, menyusui), kondisi tubuh
(normal, sakit), dan lingkungan tempat hidupnya (ten"rperatur,
kelembaban), serta bobotbadannya. Maka, setiap ekor telnak yang
berbeda kondisinya rnembutuhkan pakan yang berbeda pula.
o.2 -
A. STANDAR I
NU.
(MINGGU)
Ad libitum Ad libitum
3 40 75
100
L25
6 150
85
Sumber : Dinas Peternakan-Kab. Bogor, 2001
:,: .,,4. .. :
:,:.:::
|
":,12 j"l4",l . ::.:
i:::rl.55.5O ;::r1
5?.50
65.OO
,:.t'18 - 2O
Perla ku a n
11 VAKSINASI - 5 nafl 5emua
- 3 minggu
- 5 DUrln
setiap 3 buian
12 5E LE K5I 5etiap hari Semua
manusianya
Kepadatan kandang:
Acuan Ukuran dan Luas Kandang unfuk ayam buras adalah sebagai
berikut:
Kompetensi Dasar:
Setelah selesai berlatih peserta mampu mempersiapkan pengelolaan
limbah dan mengolah limbah.
Indikator Kompetensi:
.
setelah berlatih peserta kompeten dalam mempersiapkan pengelolaan
limbah dan mengolah limbah, meliputi :
1. Mengidentifikasi sumber dan jenis limbah padat dan cair'
2. Menentukan metode pengelolaan limbah padat dan cair dengan
tepat
3. Melakukan pengolahan limbah padat dan cair dengan benar dan
aman.
4. Menempatklan limbah padat dan cair pada tempat yang tepat'
Langkah Keria:
1,. Melakukan identifikasi sumber dan jenis limbah padat dan cair
2. Melakukan pengolahan limbah padat dan cair
3. Melakukan penempatan limbah padat dan cair
Teori Fungsional :
a. Limbah Cair
sumber Limbah cair berasal dari berbagai kegiatan antara
lain: Kegiatan rumah tangga yang metiputi kegiatan di daerah
h€ateri Ciklat Pra Aees*rei: Fasiiitat*r Ternal< *rga;:ik | 113
I
perumahan, perdagangan, rekr.easi, dan kelernbagaan; Kegiatan
Industri (dari berbagai jenis industri); Kegiatan rurnah sakit dan
aktivitas yang bergerak di bidang kesehatan; Kegiatan pertaniarl
peternakan; Kegiatan pertambangan ; Kegiatan transportasi, dan
Iain-lain
I\4acarn Limbah cair a. Limbah cair organik b. Limbah cair
anorganik. Karakteristik limbah cair bisa dilihat dari sifat
racunnya atau sifat-sifat yang dimiliki seperti sifat fisika, kimia
dan biologis de,gan melihat parameter rang cliukur a. Berdasar
sifat racunnya (sangat beLacurr, moderat, kurang beracu'dan tdk
beracun) b. Berdasar sifat yang dimiliki dengan rnelihat parameter
yang diukur 1. Fisika (padatan total, kekeruhan, dava hantar
lish'ik(DHl), bau, suhu, rt arna 2. Kirnia (organik, anorganik dan
gas) 3. Biologis dengan melihat golongan mikroorganislne vang
terdapat dalam limbah cair tersebut maupun organisme pathogen
vang ada.
Proses pengolahan limbah cair adalah suatu perlakuan
tertentu yang l.urus diberikan pada linrbah cair sebelum limbah
tersebut dibuang ke lingkungan, sehingga limbah tersebut tidak
mengganggu lingkur-rgan penerima ltnbah karakteristik limbah
cair Pengolal-rarr limbah cair dapat dibagi dalarn 4 go1on55an, yaitu:
a. Pe.golahan fisika c. Pengolahan biologis b. pe'golahan kimia
d. kornbi.trsi unit Pe.Lgolahan Air Lirnbah (ipAL) pada umumnva
terdili atas kornbinasi dua atau tiga carra pengolahan tersebut cli
ai;rs. Seluruh proses pe,golaharr tersebut bertujuan untuk
menghilangkan kandungan padatan tersuspe,si, koloid, clan
baharr-bahan organic maupun ar-rorganik
!'ang terlarut. a)
Peng,rlal'ian lirnbah cair secara fisika ; per-rgolahan ini dirakukan
pacla lirnbah cair derrgan kandungan bahan limbah yang dapat
dipisahkan secara mekanis langsung ta,pa pe.ambahar, buhro
kirnia atau melalui penghancuran secara biologis.
Pengolahan limbah cair secara fisika ,vang umum
dilakukan meliputi : 1) Scr.eening (penl,aringan) 2) Grit Chamber
3) sieves 4) Equalisasi 5) sedirne*tasi 6) Flotasi Atau dengan cara
sebagai berikut 1) screening 2) Comrninution 3) FIou, equilization
4) Mixing 5) Pen*endapan 6) Per-rgapungan n Filtrasi b)
Pengolahan lirnbah cair secara kimia pengolahan ini merupakai-r
proses pengolahan limbah dimana penguraian atau pernisahLan
bahar"r yang tidak diinginkan berlangsung dengan adanva
b. Limbah Padat
Beberapa masalah limbah padat dapat dirinci sebagai berikut :
a. Limbah padat yang menimbulkan perasaan tidak estetik, tidak
indah dan jorok kotor dan berserakkan
b. Pembuangan limbah padat (sampah) membutuhkan lahan
yang cukup luas, tertutup, jurh dari pemukiman
c. Li*6utl padat terutama mengandung bahan organik dan
anorganik, merupakan sarang lalat, tikus, anjing, dan kucing
liar.
d. Limbah padat dapat menghasilkan PencemNanbau,gas dan
debu.Bila membusuk mencemari air permukaan
e. Limbah padat tercampur baur, tanpa pemilahan sehingga sulit
ditangani
f. Limbah padat tidak fleksibel,akan menumpuk di satu tempat
baru ditangani
- KotoransapiS0 -83%
- Serbuk gergaii5%
- Abu sekam 10%
- Kalsit/Kapw2o/o
- Dekornposer 0,25o/o
1&19
Nama
TempatlTgl.
Pekeriaan saat
Alamat
No. HP
Riwayat Pendidikan :
- DIV Penwluhm Petematen
- Sedang merrempuh 52 IImu
di Univemitas Bmu.iiaya
Pelatihan :
- Magang Pemanlaatan Cas Bio
&
Lahir:
saat ini :
Pendidikan
lndusEi ITN
Liniver:itas
untuk
0liicer Corsse