DINAMIKA KELOMPOK
PROF.DR.H.YUS DARUSMAN, M.SI
KEPEMIMPINAN PENMAS
1. PEMIMPIN = ORANG, SEORANG PALING TINGGI
2. PIMPINAN= ORANG, BANYAK ORANG DI LEVEL
PEMIMPIN
3. KEPEMIMPINAN = GAYA MEMIMPIN/SIFAT
MEMIMPIN/JENIS /MACAM
KEPEMIMPINAN
4. Penmas = SEMUA KEGIATAN PENDIDIKAN DILUAR
SISTEM PENDIDIKAN PERSEKOLAHAN
MELIPUTI PENDIDKAN NON FORMAL DAN
PENDIDIKAN INFORMAL
KEPEMIMPINAN PENMAS
PENDIDIKAN NON FORMAL
PNF = SEGALA KEGIATAN PENDIDIKAN YANG
DIORGANISASIKAN DI LUAR SISTEM
PERSEKOLAHAN;
1. Pondok pesantren 7. PAUD
2. kursus 8. Madrasah Diniyah
3. latihan 9. Pemberdayaan
4. seminar 10. Sosialisasi/diseminasi
5. lokakarya 11. Penataran
6. Magang 12. Prajabatan
13, dsb
PENDIDKAN INFORMAL
PENDIDIKAN INFORMAL = PENDIDIKAN YANG TIDAK
DIORGANISASIKAN
1. Pendidikan Keluarga 9. Pendidikan pekerjaan
2. Pendidikan masyarakat 10. dsb.
3. Pendidikan pergaulan
4. Kegiatan keseharian
5. Pendidikan indigenius
6. Pendidikan lingkungan
7. Proses pewarisan
8. Pendidikan turun temurun
Pendidikan Masyarakat
Semua kegiatan pendidikan yang ada di masyarakat
diluar pendidikan formal, baik dilembagakan
maupun tidak dilembagakan.
1. Pendidikan Non Formal (PNF)
2. Pendidikan Informal
3. Penyuluhan
4. Balai Diklat
5. Pelatihan
6. Pendidikan Agama
7. Pendidikan Tradisional (indigenius)
8. Dsb.
KEPEMIMPINAN PENMAS
KEPEMIMPINAN PENMAS = KEPEMIMPINAN
DIBERBAGAI LINI/JENIS/KELOMPOK BAIK
FORMAL MAUPUN NON FORMAL
KEPEMIMPINAN FORMAL; DIRJEN, DIREKTUR,
KEPALA BIDANG, KEPALA SEKSI, PENILIK, PKBM,
KEPALA PAUD, PEMILIK KURSUS, PEMILIK LATIHAN,
PEMBINA, PENDAMPING, DSB
KEPEMIMPINAN NON FORMAL; TOKOH, PEMUKA,
ORANG TUA, KETUA ADAT, ULAMA, KUNCEN, DSB.
Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki oleh
seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong,
mengajak, menuntun, menggerakkan, mengarahkan, dan
kalau perlu memaksa orang atau kelompok agar menerima
pengaruh untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi, membimbing, mengkoordinir dan
menggerakkan orang lain yang ada hubungannya dengan
pengembangan ilmu pendidikan dan pelaksanaan pendidikan
agar kegiatan yang dijalankan dapat lebih efektif didalam
pencapaian tujuan – tujuan pendidikan dan pengajaran.
17 Macam Macam Kepemimpinan
1. Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan transaksional terjadi ketika pola relasi ada,
yaitu antara pemimpin dengan konstituen atau pemimpin
dengan elit politik dilandasi semangat pertukaran
kepentingan ekonomi atau politik. Pemimpin fokus
perhatiannya pada hubungan pertukaran atau transaksi.
Transaksi dilakukan dengan karyawannya secara
interpersonal untuk pencapaian tertentu. Misalnya dalam
melakukan suatu proyek, pimpinan menawarkan imbalan
terhadap karyawan terhadap kontribusi yang sudah
diberikan.
2. Kepemimpinan Karismatik
Kepemimpinan karismatik ini memiliki kemampuan lebih untuk
menarik orang dan membuat orang lain terpesona dengan cara
bicaranya termasuk mampu membangkitkan semangat dan motivasi.
Biasanya pemimpin yang memiliki gaya ini punya kepribadian idealis
dan visionaris dimana menyukai tantangan dan perubahan.
3. Kepemimpinan Visioner
Kepemimpinan visioner merupakan kepemimpinan yang memberikan
arti pada usaha yang dilakukan bersama sama dan memberikan arahan
bermakna pada usaha atau kerja keras berdasarkan visi yang jelas.
Pemimpin memiliki kompetensi tertentu dan memiliki kompetensi kunci
seperti berikut; pemimpin memiliki kemampuan berkomunikasi efektif
dengan karyawan dalam organisasi, pemimpin memahami lingkungan
luar dan memiliki kemampuan bereaksi secara tepat atas segala
ancaman dan peluang, pemimpin memegang peran penting dalam
membentuk dan mempengaruhi praktek organisasi, prosedur, produk
dan jasa,
4. Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis yaitu kemampuan
mempengaruhi orang lain agar mau diajak bekerja sama dan
mencapai tujuan yang ditetapkan bersama- sama oleh
pimpinan dan atasan sebagai sutu tujuan bersama.
Kepemimpinan tipe ini menjunjung tinggi kesederajatan, dan
partisipatif.
5. Kepemimpinan Militer
Kepemimpinan ini hampir mirip seperti kepemimpinan otoriter namun
beberapa sifat karakteristik militer antara lain: lebih banyak
menggunakan sistem perintah kaku, otoriter, dan kurang bijaksana,
menghendaki kepatuhan dari bawahan secara mutlak, menyebrangi
formalitas, upacara, ritual militer, menuntut disiplin yang kaku, tidak
menghendaki saran atau masukan, kritikan, komunikasi berlangsung
satu arah dari atasan ke bawahan.
6. Kepemimpinan Otokratis
Tipe kepemimpinan ini dikatakan berpusat pada diri pemimpinnya atau
juga disebut gaya direktif. Pemimpin menjadi satu satunya kunci petunjuk
dalam membuat perencanaan, atau membuat keputusan dalam suatu
kegiatan atau projek. Pemimpin secara sepihak menentukan segalanya
tentang rencana dan apa yang akan dilakukan. Pemberian perintah sepihak.
Pemimpin otokratis menyukai kepatuhan dari anak buah dan memerintah
berdasarkan apa yang dikehendaki. Pemimpin memerintah berdasarkan
kedudukannya. Serta memiliki kemampuan untuk memberikan hadiah dan
juga hukuman.
7. Kepemimpinan Delegatif
Kepemimpinan delegatif ini yaitu pimpinan mendelegasikan
kewajibannya pada bawahan yang dinilai memiliki kemampuan untuk
dapat menjalankan kegiatan untuk sementara oleh karena beberapa
alasan. Kepimpinan ini bisa dilakukan apabila atasan memang sedang
sangat sibuk, dan bawahan yang memiliki kemampuan mampu
menanggung tugas itu
8. Kepemimpinan Birokratif
Kepemimpinan birokratif yaitu kepemimpinan berdasarkan peraturan.
Perilaku pemimpin ditandai dengan ketaatan dalam pelaksanaan
kegiatan berdasarkan aturan atau prosedur yang sudah ditetapkan.
Perilaku pemimpin taat pada prosedur dan juga perilaku pada anak
buahnya. Pimpinan dalam menentukan keputusan selalu berdasarkan
aturan standar yang sudah ada dan terkesan kaku, tidak bisa fleksibel
meskipun situasi yang terjadi akan berbeda- beda.
9. Kepemimpinan Laissez Faire
Laissez Faire bersikap acuh tak acuh. Kurangnya kontrol dan interaksi
antara pimpinan dan bawahan dan mendorong anak buah untuk
mampu mengambil keputusan sendiri. Pemimpin jarang sekali
mengontrol atau mengatur anak buahnya dan sedikit menggunakan
kekuasaannya. Anak buah dibiarkan untuk melakukan apapun sesuka
hati.
10. Kepemimpinan Otoriter
Segala keputusan dan kebijakan ada di pemimpin secra penuh. Segala
tugas dan tanggungjawab dipegang oleh pemimpin yang otoriter
sedangkan bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah
diperintahkan. Tipe kepemimpinan yang otoriter biasanya
berkonsentrasi pada tugas. Bawahan disini hanya dianggap sebagai
mesin pekerja yang bekerja sesuai kehendak dan pendapat dari
bawahan tidak pernah dianggap.
11. Kepemimpinan Diplomatis
Kelebihan kepemimpinan diplomatis berada di perspektif pribadinya. Banyak orang melihat
dari satu sisi dalam membaca situasi, namun pemimpin diplomatis mampu memberikan
analisa dari banyak sisi misalnya melihat dari sisi lawan dan juga sisi pada dirinya sendiri.
Hanya pemimpin yang mampu bersifat netral inilah yang bisa menganalisa apa yang
meguntungkan bagi dirinya dan apa yang menguntungkan bagi lawannya. Kesabaran dan
kepasifan adalah kelemahan dari gaya kepemimpinan ini. Karena terlalu menganalisa banyak
sisi, maka waktu yang dibutuhkan juga lebih banyak sebelum mengambil langkah keputusan.
Namun hal ini tidak sebanding dengan kemampuan bawahannya untuk berfikir sama seperti
pemimpinnya, sehingga muncul ketidaksabaran dari bawahan. Bawahan bisa menganggap
bahwa pemimpinnya kurang tegas atau mengabaikannya.
12. Kepemimpinan Moralis
Kepemimpinan moralis cenderung menitikberatkan pada kesopanan,
empati pada orang lain lebih tinggi, perhatian pada bawahan juga lebih
tinggi, lebih sabar dan murah hati. Segala bentuk kebajikan ada dalam
diri pemimpin ini. Kepemimpinan moralis ini terkadang masih terbawa
oleh suasana, bisa menjadi begitu sedih atau mengerikan, atau
menyenangkan.
13. Kepemimpinan Administratif
Gaya kepemimpinan ini terkesan kurang inovatif dan kaku pada
aturan. Pemimpin dengan tipe kemimpinan administratif cenderung
takut dalam mengambil resiko, karena takut akanmuncul masalah
baru. Sehingga lebih senang mencari aman, dengan minimalnya
perubahan perubahan. Model kepemimpinan ini hanya cocok pada
situasi yang berlangung terus menerus, rutinitas, dan juga sedikit
adanya perubahan.
14.Kepemimpinan Analitis
Gaya kepemimpinan ini, dalam membuat keputusan
didasarkan pada proses analisis, dimana analisis logika pada
setiap informasi berasal dari pemimpin. Gaya ini
berorientasi pada hasil dan menekankan pada rencana
jangka panjang.
15.Kepemimpinan Asertif
Gaya kepemimpinan asertif, cenderung memfokuskan perhatian pada
individu tertentu daripada tipe kepemimpinan yang lain. Pemimpin tipe
asertif lebih suka terbuka terhadap adanya kritik dan konflik.
Pengambilan keputusan berasal dari proses argumentasi dari banyak
sudut pandang dari berbagai pihak yang pada akhirnya memunculkan
kesimpulan yang memuaskan.
16. Kepemimpinan Enterpreneur
Gaya kepemimpinan ini menaruh perhatian pada kekuasaan dan hasil
akhir yang mengutamakan kebutuhan dan kerjasama. Model ini
selalu mencari pesaing dan menargetkan hal dengan standart yang
tinggi dan juga perencanaan capaian yang jelas.
17. Kepemimpinan Situasional
Kepemimpinan situasional adalah gaya kepemimpinan seorang pemimpin
yang bergantung pada tingkat kesiapan para pengikutnya dan bisa
berubah- ubah. Kepemimpinan yang efektif bergantung pada relevansi
tugas dan semua pemimpin yang sukses adalah yang mampu beradaptasi
pada gaya kepemimpinan tertentu yang tepat sesuai situasi yang ada.
LATAR BELAKANG KEPEMIMPINAN
TEORI MC GREGOR;
BAHWA MANUSIA ITU MEMILIKI POTENSI POSITIF; INGIN
BERBUAT BAIK, MAU BEKERJA, MAU HIDUP TERATUR, MAU
MEMBANTU YANG LAIN DAN MAU BERBUAT LUHUR. (NABI,
ROSULULLOH, PARA WALI)
BAHWA MANUSIA ITU MEMILIKI POTENSI NEGATIF;
BERBUAT JAHAT; MALAS, HIDUP MAU BEBAS, TIDAK SUKA
BEKERJA, INGIN MENANG SENDIRI (FIR’AON, HITLER, AIDIT
(PKI), KARTO SUWIRYO)
OLEH SEBAB ITU MANUSIA HIDUP HARUS DIATUR ATAU
DIPIMPIN
MEMIMPIN ADALAH MENGATUR; ADA ATURAN YANG
MENGATUR HIDUP BERSAMA YANG HARUS DIPATUHI.
KEPEMIMPINAN DAN SISTEM
SOSIAL
1. Krisis Kepemimpinan Indonesia
Krisis kepemimpinan adalah suatu keadaan
dimana seorang pemimpin sudah kurang
dipercaya oleh pengikut/rakyat.
a. Pemimpin yang kuat; Sukarno, Suharto, Moh.
Hata, Jenderal Nasution, Sultan Hamengku
Buwono ke IX.
b. Setelah era Reformasi tidak lagi memiliki
pemimpin yang kuat karena; korupsi, kolusi,
nepotisme,
2. Krisis Kepemimpinan Dunia.
a. Terjadi krisis kepemimpinan dunia setelah berakhirnya
perang dunia ke II.
b. Pemimpin dunia yang kuat, yaitu; Bung Karno, Mahatma
Gandi, Franklin D Rosevelt, Adolf Hitler, Stalin, John
Kenendy,
c. Penyebab terjadinya krisis kepemimpinan;
1). Visi dan misi pemimpin tidak sesuai dengan
harapan pengikutnya/rakyat.
2). Perilaku pemimpin menimbulkan penderitaan bagi
warganya.
3). Pemimpin terlalu lama sehingga berubah menjadi
manajer.
SISTEM SOSIAL
1. Sistem Sosial adalah kumpulan orang yang
dibentuk untuk mencapai tujuan bersama.
2. Organisasi terbagi dua yaitu profit dan non profit
3. Organisasi profit organisasi untuk mencari
keuntungan
4. Organisasi non pfrofit, organisasi tidak mencari
keuntungan, seperti pendidikan, agama,
pemerintahan, LSM, dsb.
5. Kepemimpinan berhubungan dengan sistem sosial
yang meliputi sub sistem dan komponen dalam
sistem.
Budaya Organisasi
1. Budaya Organisasi adalah norma, nilai,asumsi, filsafat atau
keyakinan yang mempengaruhi sikap da perilaku anggota/
pengikut seperti;
2. Presiden Suharto dengan Golkar dan P4 (Pedoman,
Penghayatan dan pengamalan Pancasila). Sukarno dengan
NASAKOM dan Marhaenisme.
3. Kepemimpinan adalah sebuah proses yang terdiri dari
masukan (input) proses dan luaran (out put)
masukan terdiri dari pemimpin, pengikut, visi dan misi,
budaya organisasai, dsb. Proses terdiri dari hubungan
antara pemimpin dengan pengikut, manajemen, upaya
memberdayakan pengikut dan luaran terdiri dari; terjadi
perubahan, visi tercapai, kehidupan lebih baik.
Kepemimpinan Sebagai Proses Dalam Sistem
1. Hubungan 1.Pengaruh
1. Pemimpin pemimpin terhadap
2. Pengikut, dengan pengikut,
3. visi dan misi, pengikut, 2. Terjadinya
4. Budaya Org 2. pemberdayaa perubahan,
5. lingkungan n pengikut, 3. tercapainya
internal dan 3. proses visi,
external perubahan, 4. kehidupan
4. manajemen lebih baik
SOSOK BUNG KARNO SEORANG ORATOR