Anda di halaman 1dari 15

OPTIMISME PEREMPUAN

PENDERITA KANKER PAYU-


DARA

MIA AFRIANI NUZULI


201460072
2
Latar Belakang Penelitian
Penyakit kanker payudara merupakan salah satu
penyebab kematian utama diseluruh dunia (Ke-
menkes RI, 2019)
Terdapat kasus seorang nenek ditemukan bunuh diri akibat
tidak tahan menahan rasa sakit kanker payudara. Meski telah
berkali-kali berobat, menjalani terapi serta operasi tetap masih
mengeluhkan rasa sakit yang diderita (Nugroho, 2018).
https://regional.kompas.com/read/2018/11/21/11064401/tak-t
ahan-sakit-kanker-payudara-sadiyem-gantung-diri-di-kandang
-ayam?page=all

Hasil preelimenery ketiga informan tidak memiliki


keinginan untuk sembuh, takut menjalani op-
erasi, berumur pendek, perasaan cemas,
khawatir, stress, pesimis dan keinginan bunuh
diri.
Hal tersebut menjelaskan bahwa mereka tidak memi-
liki harapan dan pandangan hidup yang baik terkait
optimisme masing-masing informan.
TUJUAN DAN MANFAAT 3

Untuk mengidentifikasi dan menganalisa


dimensi optimisme pada perempuan pen-
derita kanker payudara
 Diharapkan mampu memperkaya ilmu
pengetahuan khususnya psikologi
positif serta informasi mendalam men-
genai optimisme perempuan pendrita
kanker payudara
 Dapat memberikan referensi penge-
tahuan bagi peneliti selanjutnya
berkaitan optimisme perempuan pen-
derita kanker payudara
KAJIAN TEORI 4

Kanker payudara

Perempuan dengan kanker


payudara

Optimisme perempuan
penderita kanker payudara

Dimensi Optimisme
5
Skema Alur Pikir
Optimisme Perempuan Penderita
Kanker Payudara

Dimensi Optimisme Menurut Seligman


(2008) :
1. Dimensi permanen (Permanen vs
Sementara)
2. Dimensi pervasif (Universal vs spesifik)
3. Dimensi Personal (Internal vs Eksternal)
6
Dimensi Optimisme

Dimensi optimisme menurut Seligman (2008) yaitu:

Permanen Pervasif
Merupakan gaya penjelasan
masalah yang berkaitan Gaya penjelas yang berbicara ten-
tang ruangan dimana individu yang op-

1 2
dengan waktu,yaitu permanen
atau menetap dan sementara timis tidak akan memberikan alasan yang
universal dari kegagalannya.

Personal
Dimensi personalisasi menjelaskan
3
setiap penyebab berasal dari diri
sendiri atau internal / dari luar
atau eksternal
7
Metode Penelitian

Pendekatan Teknik Pengambilan Teknik Pengumpulan


Penelitian Sampel Data
Kualitatif dengan Observasi
Teknik Snowball Wawancara
metode fenomenologi

Teknik Analisis Teknik Keabsahan


Data Data

Coding Triangulasi
8
Optimisme

Seligman (2008) Optimisme merupakan gaya penjelas yang bisa


individu katakan pada dirinya sendiri tentang mengapa kejadian-
kejadian bisa terjadi. Cara individu menjelaskan kejadian-kejadian
kepada dirinya sendiri menentukan seberapa kuat atau tidak
berdayanya individu.
9
Hasil Penelitian

Perbedaan Optimisme Informan I, II, & III


Informan I
Informan II
Permanen-Spesifik-Internal
Permanen-Universal-Internal.

A
B
Informaan III
C
Permanen-Universal-Eksternal
10
• Hasil Penelitian Informan menyangkal terhadap penyakit kanker
payudara yang dialami.Mengalami berbagai perasaan
Permanen sedih, tidak percaya serta ketakuan bahwa kematian
datang lebih cepat.Mempercayai bahwa masalah yang
dialami informan datang dan tidak pernah berakhir
atau permanen

Tidak menyalahkan Pencipta-Nya atas penyakit yang


dialami informan. Sebaliknya, mengganggap bahwa
penyakit yang dialaminya sebagai teguran dari Allah
Informan I Pervasif S.W.T. Informan percaya bahwa kejadian buruk memi-
liki penyebab yang spesifik.

Pemahaman pribadi bahwa memiliki kanker adalah


kesalahan diri sendiri (internal).Kecenderungan
Personal menyalahkan diri sendiri yang berdampak pada kon-
disi psikologis informan.
Tidak memiliki riwayat keturunan kanker payudara.
11
• Hasil Penelitian Cenderung mengalami penyesalahan masa lalu sebagai
akibat adanya kanker payudara yang saat ini dialami.In-
forman semakin tidak berdaya terhadap penyakit yang in-
Permanen forman derita. Kepercayaan yang salah terhadap masalah
yang akan tetap berlangsung atau permanen sebagai ben-
tuk pesimistis atas kanker payudara yang dimiliki

Informan, hanya mampu pasrah dengan kesem-


buhan penyakit kanker payudara. yang tidak pasti
membuat pemikiran informan bahwa biaya pengob-
Informan II Pervasif atan seberapun tidak memiliki hasil yang diinginkan,
sebaliknya kondisi ekonomi yang semakin menipis
mampu membuat anak dan suami sengsara.Hal
tersebut, informan jelaskan sebagai bentuk penje-
lasan kejadian buruk yang memiliki penyebab uni-
versal atau dapat merusak seluruh aspek kehidu-
pan.
Hal buruk yang sedang terjadi di pandang informan
Personal sebagai kesalahan diri sendiri. Keyakinan tersebut
berdampak pada kondisi psikologis Informan yang
terus menerus memikirkan masalah nya dengan
merenung .
12
• Hasil Penelitian Memiliki keturunan kanker payudara. Mem-
berikan gambaran jelas terhadap gaya penjelas
informan mengenai kejadian buruk yang dialami
Permanen bersifat menetap atau permanen. Informan
memberikan jawaban bahwa kanker yang
diderita tidak memiliki kemajuan dan tidak kun-
jung sembuh.

Informan cenderung lebih menilai bahwa kanker


payudara yang dimiliki seolah menghancurkan
Informan III Pervasif masa depan informan sebagai seorang perem-
puan muda yang belum menikah. Perasaan ingin
menyalahkan semua orang sehingga kejadian
buruk yang dialaminya memiliki penyebab yang
universal atau menyeluruh.

Saat hal buruk terjadi kepada informan, informan


Personal cenderung menyalahkan orang lain atau
eksternal
13
KESIMPULAN

Informan I masih memiliki keinginan untuk melihat anak-anaknya tumbuh dewasa


1 dan menikah. Hal tersebut, secara tidak langsung masih memiliki keinginan untuk
sembuh. Informan I juga memiliki tingkat reigiusitas yang tinggi sehingga
memandang kanker payudara yang dimiliki sebagai cobaan dari Tuhan dan dapat
berserah atas kondisinya saat ini. Yang mana informan I dinilai lebih positif
menjalani hidupnya ketika memiliki kanker payudara.

2 Informan ke II lebih kepada kondisi ekonomi yang semakin sulit semenjak informan
memiliki kanker payudara sehingga suami, anak-anaknya, serta menantunya
terlibat banyak hutang dikarenakan membiayai pengobatannya.
Sering menyalahkan diri sendiri karena merasa tidak mampu melakukan pekerjaan
yang dapat membantu memperbaiki ekonomi keluarganya. Yang mana informan ke
II dinilai lebih pesimis menjalani kehidupannya.

3 Informan ke III kecenderungan denial atau masih tidak mempercayai kondisinya


saat ini. Menyalahkan Tuhan karena cobaan yang diberikan,marah kepada kakak
perempuannya, membedakan kondisinya dengan kondisi orang lain yang lebih
sehat, tidak memiliki harapan karena tidak ada yang mau menikahinya, pernah
melakukan percobaan bunuh diri akibat tidak sanggup memiliki kanker payudara
dan diputuskan oleh kekasihnya. Sehingga informan III dinilai lebih pesimis dan
mudah mengalami depresi serta hancur dibawah tekanan.
Saran

Bagi Perempuan Penderita Kanker Payudara

Bagi perempuan penderita kanker payudara untuk tetap optimis dan berfikir positif
mengenai pengobatan-pengobatan yang dilakukan dan selalu berusaha dan
berdoa agar dapat mencapai kesembuhan yang maksimal. Bergabung dalam
kelompok survival kanker payudara agar mendapat dukungan bagi sesama pen-
derita, yang mana tentunya terdapat dokter spesialis serta psikolog sebagai medi-
ator. Hal ini juga dapat menjadi penguat mental bagi penderita dan tidak merasa
sendiri.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti dan akademisi selanjutnya khususnya di bidang klinis dan
psikologi positif agar menyempurnakan penelitian ini dan memperluas wawasan
terkait penelitian ini dengan cara melakukan penelitian mendalam mengenai se-
jauh mana optimisme perempuan penderita kanker payudara.

14
Your Picture Here

Are you an optimist, or a pessimist?


© The New Yorker Collection 2005 Mick Stevens from cartoonbank.com.

 TERIMA
KASIH 

Anda mungkin juga menyukai