Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Dengan semakin meningkatnya jumlah lanjut usia di Indonesia


menimbulkan permasalahan yang cukup kompleks baik dari masalaj fisik maupun
psikososial.masalah psikososial yang paling banyak terjadi pada lansia seperti
kesepian,perasaan sedih ,depresi,dan ansietas (kecemasan).Ansietas termasuk
salah satu masalah Kesehatan jiwa yang paling sering muncul (Tamher
&Noorkasiani 2009,dala,Subandi dkk 2013).

Kececamasan pada lansia dapat di sebabkan oleh beberapa faktor yaitu


memikirkan penyakit yang diderita, kendala ekonomi, sedikit waktu berkumpul
dengan keluarga, merasa kesepian sehingga mengakibatkan lansia mengalami
kesulitan untuk tidur (Ayuningtyas,2012). Penelitian lain juga menunjukkan
bahwa lansia berada dalam rumah tangga dengan status ekonomi 40% rendah.
(Pusdatin kemeskes, 20170). Kecemasan juga dipengaruhi oleh faktor Pendidikan,
lingkungan sosial, keturunan dan faktor lainnya (Bagus et al., 2018). Hal ini dapat
menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan, stress dan ancaman kematian dari
penyakit yang diderita yang juga mempengaruhi timbulnya kecemasan pada
lansia. (Carvalho et al., 2017).

Berdasarkan penelitian epidemiologi,gangguan kecemasan pada lansia


lebih banyak terjadi mendahului terjadinya depresi (Ramos & stanley,2017)
karena kecemasan merupakan faktor yang menyebabkan orang lanjut usia
mengalami keterbatasan dalam berektivitas(Norton et al.,2012).Lansia yang
mengalami kecemasan cenderung mengalami penurunan dalam
kemandiriannya(lestari 2016) selain itu,kecemasan pada lansia dapat
mempengaruhi kualitas hidup lansia selanjutnya(feki et al,2017) .

Menurut survey masyarakat di amerika pada tahun 2013 melalui


sensus Bureau didapatkan juga data bahwa angka kejadian kecemasan meningkat
pada lansia pada usia 65 tahun keatas disebabkan oleh lansia yang tinggal sendiri

1
di rumah dan memiliki pendapatan yang rendah ( Ramos & Stanley,2017).
Kecemasan ini juga dikhawatirkan terjadi pada lansia yang hidup sendiri. Menurut
penelitian, sekitar 15% lansia di Indonesia tinggal sendiri dan 28% tinggal dengan
3 generasi (TPN2K,2017).

Hasil survey yang dilakukan oleh sasube pada tahun 2005 terdapat 50
dari 700 pasien yang batal di operasi, dikarenakan faktor psikologis yakni
kecemasan, di instalasi bedah sentral, BLU RSU Prof.Dr. R.D.Kandau Manado
(Jovina, Mulyadi& Henry,2013). Angka kejadian dari kecemasan perioperative
telah dilaporkan antara dari 11%-80% diantara pasien dewasa. Kecemasan dapat
menimbulkan adanya perubahan secara fisik maupun psikologis yang akhirnya
mengaktifkan saraf otonom simpatik, sehingga meningkatkan denyut jantung,
tekanan darah, frekuensi napas, dan secara umum mengurangi tingkat energi pada
pasien, dan pada akhirnya dapat merugikan pasien itu sendiri (Rothock,1999).
Stress fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal dan
persyarafan (Potter&Perry,2005). Perubahan fisiologi tersebut meningkatkan
panas tubuh pasien, sedangkan kecemasan, takut, nyeri dan stress emosi
merangsang stimulasi simpatik, yang meningkatkan frekuensi tekanan darah,
curah jantung dan tekanan vaskuler perifer.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari kecemasan?

2. Bagaimana epidemologi dari kecemasan?

3. Bagaimana tanda dan gejala dari kecemasan?

4. Apa penyebab / faktor resiko dari kecemasan?

5. Bagaimana asuhan keperawatan lansia dengan kecemasan?

C. Tujuan

2
1. Untuk mengetahui definisi kecemasan.

2. Untuk mengetahui epidemologi kecemasan.

3. Untuk mengetahui tanda dan gejala kecemasan.

4. Untuk mengetahui penyebab/ faktor resiko kecemasan.

5. Untuk mengetahui asuhan keperawatan lansia dengan kecemasan.

3
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

1. konsep penyakit/Masalah Kesehatan Keluarga

A.Definisi

Kecemasan merupakan suatu keadaan khawatir yang mengeluhkan


bahwa suatu yang buruk akan segera terjadi. Banyak yang dapat menimbulkan
kecemasan, misalnya ujian, Kesehatan, relasi sosial, karir, relasi internasional dan
kondisi lingkungan adalah beberapa hal yang menjadi sumber kekhawatiran
(Hidayati,2008).

Kecemasan adalah suatu kejadian yang mudah terjadi pada seseorang


karena suatau faktor tertentu tidak spesifik (Sari&Batu bara,2017). Durand dan
Barlow(2006) mengatakan adalah kecemasan adalah keadaan suasana hati yang
ditandai oleh efek negative dan gejala-gejala ketegangan jasmaniah dimana
seseorang mengantisipasi kemungkinan datangnya bahaya atau kemalangan
dimasa yang akan datang dengan perasaan khawatir.

Menurut Carpenito (2000) kecemasan merupakan keadaan individua


tau kelompok saat mengalami perasaan yang sulit (ketakutan) dan aktivitas system
saraf otonom dalam berespon terhadap ketidakjelasan atau ancaman atau tidak
spesifik.

Kecemasan merupakan kekuatan /kekuatiran pada sesuatu yang tidak


jelas dan berhubungan dengan perasaan tidak menentu dan tak berdaya
(stuart,2016). Kecemasan juga merupakan kondisi emosi yang menimbulkan
ketidaknyamanan ditandai dengan perasaan khawatir, jantung berdebar-debar,
kegelisahan dan ketakutan sehingga lansia sulit tidur dan dapat mengganggu
kehidupan (fitri & ifdil,2016).

4
Lansia dengan kecemasan merupakan konsumen yang banyak
menggunakan fasilitas pelayanan Kesehatan karena berbagai gejala seperti nyeri
dada, jantung berdebar,pusing dan sesak nafas.(stuart,2016).

B.Epidemiologi

Gangguan kecemasan mempunyai angka kejadiannya tinggi pada lanjut


usia (Vink, Aartsen,& schoevers,2008).Diperkirakan angka kejadian kecemasan
pada lanjut di amerika serikat sekitar 11.6% dan angka kejadian sepanjang
kehidupan sekitar 15.1%.Angka kejadian di negara lain berkisar antara
4,4%.prevalensi kecemasan pada usia dewasa dan lansia di dunia berkisar antara
15%.sampai dengan 52% dan di negara berkembang berkisar 50% dan di
Indonesia sendiri angka kejadian kecemasan sekitar 39 juta jiwa dari238 juta jiwa
penduduk (Heningsih,dkk,2014).

Berdasarkan data dari(Balitbangkes kemenkes ri ,2013) gangguan emosional pada


lansia di Indonesia terjadi 10 % pada rentang umur 65-74 tahun, dan 13% terjadi
pada lansia umur lebih dari 75 tahun.

C. Tanda dan Gejala

Menurut Taylor tanda dan gejala kecemasan antara lain :

1. Menjadi gelisah Ketika sesuatu tidak sesuia dengan yang dirasakan


2. Sering mengalami kesulitan bernafas, sakit perut , keringat dingin
maupun keringat berlebih
3. Merasa takut pda banyak hal
4. Nafsu makan berkurang
5. Sulit tidur pada malam hari
6. Jantung berdebar – debar

5
7. Sulit berkonsentrasi
8. Mudah tersinggung/mudah marah

D Penyebab / Faktor Resiko

1.) Faktor intrinsic :


a.) Umur pasien
Menurut Kaplan dan Sadock (1997) cemas dapat terjadi pada semua
usia, lebih sering pada usia dewasa dan lebih banyak pada
Wanita.sebagian besar kecemasan terjadi pada usia 21-45 tahun.
b.) Pengalaman pasien menjalani pengobatan
Pengalaman awal pasien dalam pengobatan merupakan pengalaman –
pengalamn yang sangat berharga yang terjadi pada individu terutama
untuk masa-masa yang akan datang.
c.) Konsep diri dan peran
Pola sikap perilaku dan tujuan yang diharapkan dari seseorang
berdasarkan posisi nya dimasyarakat.

2.) Faktor Ekstrinsik :


a) Kondisi medis ( diagnose penyakit)
Terjadinya gejala kecemasan yang berhubungan dengan kondisi medis
sering ditemukan walaupun insidensi gangguan bervariasi misalnya.
b) Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan yang cukup akan lebih mudah dalam
mengindentifikasi stressor dalam diri sendiri maupun dari luar darinya.
c) Akses informasi
Adalah pemberi tahuan tentang sesuatu agar orang membentuk
pendapatnya berdasarkan sesuatu yang diketahuinya.
d) Proses Adaptasi

6
Bahwa tingkat adaptasi manusia dipengaruhi oleh stimulus internal dan
eksternal yang dihadapi individu dan membutuhkan repon perilaku
yang terus menerus.

7
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN “K”
DENGAN GANGGUAN ALAM PERASAAN : KECEMASAN

PENGKAJIAN

1. IDENTITAS KLIEN:

Inisial :k

Jenis kelamin : laki - laki

Umur : 55 tahun

Infoman : Tn.M

Tanggal masuk RS : 7 oktober 2014

Tanggal pengkajian : 8 oktober 2014

Nomor registrasi : 00 57 83

ll. ALASAN MASUK

Klien datang dengan keluhan nyeri pada perutnya, tidak mau makan kurang
lebih selama 2 minggu,BAB warna hitam dan sedikit- sedikit ,BAK sedikit
warna seperti the.

Saat Pengkajian:

Klien mengatakan merasa cemas dengan keadaannya.klien mengatakan tidak


pernah menderita penyakit seperti yang di alaminya sekarang. Klien takut dengan
kondisnya saat ini.

MASALAH KEPERAWATAN : Gangguan alam perasaan : kecemasan

8
III. FAKTOR PREDISPOSISI

1) Faktor perkembangan
Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang sama seperti ini
sebelumnya.
2) Faktor komunikasi dalam keluarga
Komunikasi antar anggota keluarga baik, saat mempunyai masalah,klien
sering menceritakannya kepada anggota keluarganya yang lain terutama
pada istrinya.
3) Faktor psikologis
Klien termasuk tipe orang yang terbuka, dan tidak merasa dirinya tidak
berharga walaupun sudah memasuki usia lanut.
4) Faktor genetic
Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan
klien.

FAKTOR PRESIPITASI

1) Faktor sosial budaya


Klien tidak mempunyai hambatan dengan sosial budayanya
2) Faktor biokimia
Adanya rasa khawatir karena penyakitnya sekarang karena belum pernah
mengalami sama sekali sebelumnya.
3) Faktor psikologis
Adanya masalah yang tidak hilang -hilang . dimana klien merasa cemas
dengan masalahnya.

PEMERIKSAAN FISIK

9
1. Tanda – tanda vital TD : 120/80 mmhg N :80/ menit S :36,4
P:22/menit
2. Ukur TB :168 cm BB :59 Kg
3. Keluhan fisik :() ya () tidak
Klien mengatakan nafsu makan menurun sejak 2 minggu yang lalu.
Klien baru merasakan mual dari kemarin. Mukosa bibir normal,
ronggamulut bersih,. Klien mengatakan biasa gosok gigi 2 kali sehari.
Klien merasa tidak enak pada ulu hatinya, dan terasa berdebar- debar
jantungnya. Klien mengatakan BAB I kali sehari sedikit- sedikit dengan
konsistensi lembek, berwarna hitam, dan bauk has feses.
MASALAH KEPERAWATAN : GANGGUAN RASA
NYAMAN ; MUAL

IV. PSIKOSOSIAL

1.Genogram

Keterangan ;

Klien adalah anak kedua dari tiga bersaudara . klien berumur 55 tahun.klien
sudah menikah dan memiliki 3 orang anak. Klien tinggal serumah dengan
istrinya.namun dalam bagan tidak dijelaskan.hubungan klien dengan keluarganya
terjalin dengan erat dan sangat baik.orang yang terdekat dengan klien adalah
istrinya.

10
2.konsep diri:

a. citra tubuh

klien senang dengan keadaan tubuhnya dari rambut sampai ujung kaki.klien
juga mengatakan tidak mempunyai bagian tubuh yang tidak disukai.

b. identitas diri

klien bekerja sebagai petani di sawahnya yang terletak di belakang rumahnya.


Biasanya klien menghabiskan waktu luangnya dengan Bertani , menonton tv dan
berbicang – bincang dengan anak istrinya.

c. peran diri

klien berperan sebagai suami dan ayah bagi anak – anaknya. Klien mengatakan
sudah menjadi kakek bagi cucu-cucnya.

d. ideal diri

klien mengatakan bercita-cita bisa menyekolahkan anaknya setinggi tingginya.


Keempat anaknya sudah tamat sma dan sudah berkerja.

e. harga diri

klien merasa tidak ada masalah dalam berhubungan dengan keluarga dan orang
lain.

3.HUBUNGAN SOSIAL

Klien memiliki orang yang berarti dalam kehidupannya yaitu istrinya. Klien
berkata jika ada masalah ,klien akan menceritakan kepada istri dan anaknya pasti
akan membantu memecahkan masalah yang dialaminya.klien suka mengikuti
kegiatan gotong royong di daerah rumahnya.

4.SPIRITUAL

11
Klien beragama islam dan yakin dengan adanya allah yang maha esa. Klien rajin
salat setiap hari dan selalu mengikuti pengajian di desa.

V. STATUS MENTAL

1. Penampilan

Klien berpenampilan rapi, pakain yang digunakan sesuai degan


tempatnya.rambut

Klien tersisir rapi.

2. Pembicaraan
Klien berbicara dengan jelas dan menjawab pertanyaan yang diberikan
dengan tepat selama proses wawancara klien berbicara mengenai suatu
topik dengan jelas.
3. Aktivitas montorik
Saat wawancara klien Nampak tenang dalam berbicara, tidak ada Gerakan
yang di ulang – ulang ataupun gemetar, namun saat membicarakan
penyakitnya klien Nampak sedikit cemas.
4. Alam perasaan
Klien tidak menunjukkan ekspresi yang berlebihan saat sedih maupun
gembira, klien terlihat senang menceritakan pengalamannya yang
menyenangkan.
5. Afek
Dari hasil observasi afek yang ditunjukkan klien sesuai dengan stimulus
yang diberikan.
6. Interaksi selama wawancara

12
Selama wawancara ,klien mau menjawab pertanyaan perawat . kontak
mata klien bagus dan klien menatap wajah perawat saat wawancara dan
mau menjawab pertanyaan perawat dengan Panjang lebar.
7. Persepsi
Klien mengatakan tidak pernah mengalami halusinasi
8. Proses piker
Selama wawancara , pembicaraan klien singkat dan tidak berbelit belit ,
tidak diulang berkali – kali , dan ada hubungannya antara satu kalimat
dengan kalimat dalam satu topik.
9. Isi piker.
Klien mengatakan tidak mengalami gangguan isi pikir.
10. Tingkat kesadaran.
Klien menyadari bahwa dia sedang berada di rumahnya, klien juga sadar
dan mengenal dengan siapa dia berbicara dan lingkungannya. Tingkat
kesadaran klien terhadap waktu, orang dan tempat jelas.
11. Memori
Klien dapat mengingat peristiwa yang terjadi pada dirinya baik dimasa lalu
maupun dimasa kini . klien juga ingat Ketika dinyatakan apakah tadi klien
sudah makan atau belum. Klien tidak pernah mengalami gangguan daya
ingat baik jangka Panjang atau pendek.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Selama wawancara, konsentrasi klien bagus dan focus terhadap apa yang
ditanyakan . klien bersekolah hanya sampai tingkat SD , klien mampu
untuk mejawab hitungan sederhana.
13. Kemampuan penilaian
Saat diberikan pilihan seperti apakah klien mendahulukan kegiatan
merapikan tempat tidur atau menyapu. Klien memilih merapikan tempat
tidur terlebih dahulu karena kata klien itu juga lebih mendesak.
14. Daya Tilik diri
Klien mengetahui penyakit yang dideritanya.

13
VII. PERSIPAN PULANG

1. Makan dan minum.


Klien makan 3 kali sehari dengan porsi makan habis, jenis makanan nasi ,
sayur , lauk – pauk, klien dapat makan tanpa bantuan.

Masalah keperawatan : tidak ditemukan masalah

2. BAB/BAK
Klien dapat BAK/BAB sendiri dikamar mandi tanpa membutuhkan
bantuan.
Masalah keperawatan ; tidak ditemukan masalah.
3. Mandi
Klien mandi secara mandiri , mandi 2 kali sehari . klien mandi
menggunkan sabun , shampoo dan juga sikat gigi.
4. Berpakaian/berhias.
Klien dapat mengganti pakaian secara mandiri tanpa bantuan orang lain ,
klien menggunakan baju dengan benar.
5. Istirahat dan tidur
Klien mengatakan tidur nyenyak,namun terkadang klien terbangun karena
diganggu pasien lain.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan masalah.
6. Penggunaan obat.
Selama perawatan klien mendapat pengobatan secara teratur , obat
diberikan oleh perawat dan harus ditunggu untuk memastikan obatnya
diminum oleh klien
Masalah keperawatan : tidak ditemukan masalah.
7. Pemeliharaan Kesehatan
Perawatan lanjut : ( . ) ya () tidak
Perawatan pendukung : (. ) ya () tidak
8. Kegiatan diluar rumah

14
Klien mengatakan ingin berkumpul dengan keluarga dirumah.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan masalah
9. Kegiatan di luar rumah

klien mengatakan bila sudah pulang ingin berkerja

masalah keperawatan : tidak ditemukan masalah

VIII. MEKANISME KOPING

Klien mengatakan setiap mempunyai masalah selalu menceritakannya


kepada

Keluarganya.

Masalah keperawatan : tidak ditemukan masalah.

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN.

Klien mengatakan ingin berkumpul dengan keluarga, ingin mengikuti kegiatan


– kegiatan sosial di daerah rumahnya. Klien mengatakan lebih nyaman di rumah
dari pada di RS . klien mengatakan perawat di RS baik dan tidak ada masalah.

X. KURANG PENGETAHUAN TENTANG

Klien mengatakan sudah mengetahui obat yang di minum , baik bentuk , warna,
dan manfaat obat tersebut. Klien menyebutkan ada 9 macam jumlah obat yang di
minum.

Masalah keperawatan : tidak ditemukan masalah.

15
XI. ASPEK MEDIS

Diagnosa medis klien adalah : CKD std IV dan dyspepsia

Therapi obat ;

-baxima - letonal

-ranitidine -hepamax

-neurosanbe -tonar

-zibac -opilac

-sanmag

XII. ANALISA DATA

NO DATA MASALAH

1 DS :
- Klien mengatakan merasa Kecemasan
cemas dengan keadaannya.

DO :
- Wajah klien tampak takut
- Klien tampak gelisah

16
2 DS :
- Klien mengatakan baru
merasakan mual dari kemarin Gangguan rasa

- Klien mengeluh nyeri pada nyaman

perutnya , tidak mau makan


kurang lebih 2 minggu .
DO :
- Klien tampak pucat
- BAB klien warna hitam dan
sedikit – sedikit.
- BAK sedikit berwarna the
- Klien tampak hanya
menghabiskan ½ porsi
makannya
3 DS :
-Klien mengatakn takut akan
kondisinya saat ini

DO : Ketakutan

- Klien tampak gelisah dan

17
berkeringat
- Wajah klien tampak
ketakutan

11

XII. DAFTAR MASALAH

1. Kecemasan
2. Ketakutan
3. Gangguan rasa nyaman

XIV. POHON MASALAH

XV. DAFTAR DIAGNOSA

a. Kecemasan
b. Ketakutan
c. Gangguan rasa nyaman

XVI. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Inisial klien : k

Ruang : cendrawasih

18
Hari N Tujuan Intervensi Rasional
/tgl/ja O
m D
X
Rabu 8 TUM : klien mampu Sp 1 Pembinaan
oktobe mengurangi dan Bina hubungan saling hubungan
r 2022 mengontrol percaya dengan : saling
kecemasannya. - Sapa klien percaya
10.00 dengan ramah merupakam
wib baik verbal dasar
TUK : maupun non terjalinnya
1. Setelah diberikan verbal komunikasi
askep selama 2 - Prkrnalkan diri terbuka
kali pertemuan dengan sopan sehingga
( tiap pertemuan - Tanyakan meningkatka
20 menit ) n rasa
nama lengkap
diharapkan klien klien dan nama komunikasi
mampu membina klien
panggilan
hubungan saling yang disuskai
percaya dengan
- Jelaskan
KH :
tujuan
- Wajah klien cerah
pertemuan
dan tersenyum
- Jujur dan
- Klien mau
menepati janji
membalas salam
- Tunjukkan
- Klien mau
sikap empati
menyebutkan
dan menerima
nama sambal
klien apa
berjabat tangan
adanya.
dan ada kontak
mata

19
- Klien bersedia
menceritakan
perasaannya

Dapat
TUK :
mengetahui
2. Klien dapat
kapan klien
mengidentifikasi
mengalami
dan
- Adakan kontak
kecemasan
menggambarkan
sering dan
untuk
perasaan tentang
singkat secara
mengadopsi
kecemasannya
bertahap
koping yang
dengan
- Bantu klien baru, klien
KH :
untuk pertama kali
- Klien dapat
mengidentifika harus
menyebutkan
si dan menyadari
waktu, isi,
menggambark perasaan dan
frekuensi,timbuln
an perasaan mengatasi
ya kecemasan.
yang penyangkala
- Klien dapat
mendasari n yang
mengungkapkan
kecemasannya. didasari atau
perasaannya
- Kaitkan tidak di
terhadap
perilaku klien sadari
kecemasannya
dengan mengetahui
perasaan cara yang

20
TUK : 3 tersebut terbaik untuk
Klien dapat - Gunakan mengontrol
mengidentifikasi pertanyaan kecemasan.
penyebab kecemasannya terbuka beralih
dengan dari topik yang
KE : tidak
- Klien dapat mengancam ke
menceritakan isu konflik
penyebab - Gunakan
kecemasan konfrontasi
- Klien dapat yang suportif
menyebutkan dengan
tindakan yang bijaksana
biasanya biasanya - bantu klien
dilakukan untuk menggambark
mengendalikan an situasi dan
kecemasannya. interaksi yang
- Klien dapat mendahului
memilih cara kecemasan
mengatasi - tinjauan
kecemasannya. pernilaian
terhadap
stresorstressai
nilai yang
terancam dan
cara konflik
berkembang.
- Hubungkan
pengalamn
klien saat ini
dengan

21
pengalamn
klien cara /
Tindakan yang
dilakukan jika
terjadi
kecemasan.
- Diskusikan
cara baru
untuk
memustus/
mengontrol
timbulnya
kecemasan
- Bantu klien
dalam menilai
Kembali nilai ,
sifat, dan arti
stressor pada
saat yang
tepat.

XVII. TINDAKAN KEPERAWATAN

N IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI TGL PARAF


O
1. Kamis 9 0ktober perawat S ; klien 9 Perawat
2022 pukul 10.00- - Saya sudah 0ktobe
10.30 bisa r 2022
mengontrol
Data klien : kecemasan
- Klien saya.

22
mengatakan O : Klien
merasa - Mampu
cemas mengontrol
dengan kecemasannya
keadaannya - Wajah klien
- Saat berseri
berinteraksi - Kontak mata
klien (bagus)
merespon A : klien mampu
perawat , menyebutkan cara
ada kontak mengontrol
mata . klien kecemasan
tampak
gelisah P ; klien melakukan
dengan cara berikutnya untuk
kondisinya mengontrol
kecemasan( 2 kali
DIAGNOSA dalam sehari tiap 20
MEDIS ; menit )
Gangguan
psikososial :
kecemasan

TINDAKAN
KEPERAWATAN
Klien :
-membina
hubungan saling
percaya
- membantu klien
menggambarkan

23
situasi dan
interaksi yang
mendahului
kecemasan
- diskusikan cara
baru untuk
mengontrol
timbulnya
kecemasan.

BAB IV

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Indonesia sebagai negara berkembang memiliki jumlah penduduk dengan


usia 60 tahun ke atas sekitar 8,90% dari jumlah penduduk Indonesia. Dengan
semakin meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia, akan
menimbulkan berbagai persoalan dan permasalahan yang akan muncul baik fisik

24
maupun psikologis, yaitu kecemasan. Masalah psikologis yang terjadi pada lanjut
usia ini merupakan kondisi penurunan yang turut dipengaruhi oleh Kesehatan fisik
dengan persoalan mental seperti pola dan sikap hidup, merasa kesepian, perasaan
tidak berharga, emosi yang meningkat pada lanjut usia, serta ketidakmampuan
dalam menyesuaikan tugas perkembangan lanjut usia. Dengan demikian para
lanjut usia khususnya yang bertempat tinggal di panti jompo perlu dibekali konsep
mengenai kecemasan yang dapat terjadi pada masa lanjut usia, sehingga dampak
psikologis pada lanjut usia dapat diminimalisir.

B.SARAN

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini.


Oleh karena itu,penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi
makalah ini,agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada
umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Bura,A.E.D.(2018).GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA


DENGAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS NITA KABUPATEN SIKKA NTT.
Keperawatan,10(2),1-15.

Annisa, D.F.(2016).konsep kecemasan ( Anxiety ) pada lanjut usia ( Lansia ).5(2)

25
1

1.

26

Anda mungkin juga menyukai