Anda di halaman 1dari 12

PERENCANAAN PAJAK

PEMILIHAN KEGIATAN USAHA


CORNELIA PAI BAREK WEKING 16120004
REYNALDI GENTA DEWANGGA 16120015
AURELIUS KRESZEN T. 16120018
NISTIA FATMA WANDITA 16120022
OKTAVIA EKA RIANI 16120023
Pilihan Usaha Bidang Pertanian
Berbagai kegiatan usaha yang termasuk bidang pertanian mempunyai berbagai
perlakuan khusus dalam perpajakan. Perlakukan khusus itu mungkin dapat menjadi
alternatif pilihan kegiatan usaha. Bidang usaha pertanian meliputi:

Peternakan,
Pertanian, perburuan atau Perikanan baik
perkebunan, dan penangkapan dari penangkapan
kehutanan. maupun maupun budidaya.
penangkaran.
Pertimbangan Pengenaan PPh
Penjualan barang hasil pertanian terdapat kewajiban pemungutan PPh
pasal 22. Pemungutan PPh pasal 22 hasil pertanian harus dilakukan
oleh badan usaha industri atau eksportir yang bergerak dalam sektor
perhutanan, perkebunan, pertanian, dan perikanan.

Besarnya PPh pasal 22 yang harus dipungut adalah sebesar 0,5% dari
harga pembelian tidak termasuk PPn.
Pertimbangan Pengenaan PPh Bidang Industri
Pemungutan PPh yang dilakukan oleh industri adalah berkaitan dengan
PPh pasal 22 atas penjualan produknya. PPh pasal 22 yang dipungut itu
memang menjadi beban pembeli sebagai distributor atau lainnya.
Besarnya tarif serta perlakuan PPh 22 atas kegiatan industri adalah
seperti berikut:

No Industri Pemungutan PPh Sifatnya

1 Industri kertas 0,1% DPP Tidak Final


2 Industri baja 0,3% DPP Tidak Final
3 Industri semen 0,25% DPP Final
4 Industri Otomotif 0,45% DPP Tidak Final
Pertimbangan Pengenaan PPn Bidang Industri
Dasar pengenaan dan tarif PPn pada industri pada umumnya adalah sebesar 10% dari DPP, atau
tidak berbeda dengan yang lain. Hanya saja untuk industri tertentu tidak mempergunakan dasar
dan tarif itu. Besarnya PPn dan dasar pengenaan PPn dari berbagai industri adalah sebagai
berikut:

No Industri PPn Dasar Pengenaan PPn


1 Industri kertas 10% DPP
2 Industri baja 10% DPP
3 Industri hasil tembakau 8,4% Harga Bandrol
4 Industri semen 10% DPP
5 Industri otomotif 10% DPP

6 Industri rekaman gambar 10% Harga jual rata – rata

7 Industri rekaman suara 10% Harga jual rata – rata


8 Industri minyak goreng Ditanggung pemerintah Ditanggung pemerintah
PILIHAN USAHA BIDANG PERBANKAN
Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (finacial
intermediary), antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dan,
serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.

Pengenaan PPn pada Bank Pertimbangan Pengenaan Pertimbangan Pemotongan


Umum
PPh pada Perbankan PPh
Jasa pada perbankan selama
Pada perbankan, naik Penghasilan jasa yang diperoleh
terkait dengan pelayanan
turunnya angsuran PPh pasal yang merupakan objek
terhadap nasabahnya tidak
pemtongan PPh 23 tidak
terutang PPn, tetapi apabila jasa 25 diperhitungkan setiap 3
dipotong oleh yang membayar
tersebut tidak terkait dengan bulan sekali, dan ini menjadi jasa tersebut, di antaranya
pelayanan nasabah seperti, safety kewajiban perbankan, pembayaran bunga utang dari
Box untuk umum, Jasa Customer dengan menyerahkan debitur, dan berbagai
Credit, Credit Card, Debit Card,
dan lainnya akan terutang PPn
Laporan Laba-Rugi per penghasilan jasa lain yang
triwulan. diberikan oleh perbankan.
dan dipungut oleh penggunanya.
Pertimbangan Biaya
Pertimbangan Biaya
Cadangan pada Bank
Cadangan pada Bank Umum
Perkreditan Rakyat (BPR)
• Besarnya dana cadangan untuk • Bank BPR dapat membentuk dana
kredit yang digolongkan, cadangan piutang tak tertagih
diragukan, dan macet sebesar:
ditentukan sebagai berikut: No Uraian Sebesar
• 50% dari kredit yang 1 Kredit yang digolongkan lancar 0,5%
digolongkan, diragukan
setelah dikurangi nilai agunan 2 Kedit yang digolongkan kurang lancar dikurangi nilai agunan 30%

• 100% dari kredit digolongkan 3 Kredit yang digolongkan diragukan 50%


macet setelah dikurangi nilai
agunan. 4 Kredit yang digolongkan macet 100%
Jasa yang tidak
terutang PPn

Berbagai perlakuan
Jasa yang
khusus pada kegiatan
usaha bidang jasa terutang PPn
Perbedaan tarif
pemotongan
jasa
Pertimbangan Pengenaan PPh atas Jasa
Semua kegiatan jasa baik yang memang menjadi kegiatan utamanya atau yang
bukan, akan terutang PPh, dimana dapat terjadi pada akhir tahun saja, atau pada
setiap transaksi dan pada akhir tahun. Besarnya PPh terutang atas kegiatan jasa
pada setiap transaksi, dihitung dengan tarif seperti berikut :
No Jenis Penghasilan Tarif PPh Dari
1 Deviden 15%
2 Bunga 15%
3 Royalti 15%
4 Hadiah 15%
5 Sewa selain sewa tanah dan bangunan 2% Semua dari jumlah Bruto tidak termasuk
6 Jasa Teknik 2% PPn
7 Jasa Manajemen 2%
8 Jasa Konstruksi 2%
9 Jasa Konsultan 2%
10 Jasa lain selain telah dipotong PPh 21 2%
Pedagang Besar

Wajib pajak yang


bergerak pada Pedagang Eceran
kegiatan usaha
perdagangan
Pedagang Eceran
Besar
Pertimbangan Pembayaran PPn dalam Perdagangan
Pembayaran PPn pada kegiatan usaha perdagangan
dapat dibedakan menjadi seperti berikut :
No Status Pengusaha Pembayaran PPn
1 Pedagang besar Mekanisme PK – PM
2 Pedagang eceran Dapat memilih mekanisme PK-PM atau nilai nain

3 Toko Emas 2% dari seluruh penyerahan barang dagangan. PM tidak dapat dikreditkan

4 Eksportir Mekanisme PK-PM

5 Pedagang eceran besar PPn ekspor 0%, PM dapat dikreditkan

Mekanisme PK – PM
6 Pengusaha kecil
Dapat memilih mekanisme PK-PM atau nilai lain

Anda mungkin juga menyukai