Anda di halaman 1dari 37

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

GANGGUANKONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH KRONIK DENGAN


BAB
1 PENERAPAN ART THERAPY MELUKIS BEBAS

BAB
2

Nabila Putri Afiffah


BAB
3
1706978175 Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia
BAB
4

Pembimbing : Ns. Giur Hargiana, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.J


BAB
1

Latar
belakang
Masalah Asuhan
Keperawatan

Penilaian
Harga Diri
Tujuan
Penulisan
Manfaat
Penulisan
Latar belakang
Masalah

Alternatif Art Therapy


Kesehatan jiwa
Intervensi Melukis Bebas

Gangguan jiwa Masalah jiwa


(Skizofrenia) lanjutan

Harga diri
Gejala Negatif
rendah
Asuhan Keperawatan
Harga Diri Rendah
Kronik

• Penerapan
• Rekomendasi
Intervensi
Latihan :
Keperawata
Art Therapy
n Generalis
Melukis Bebas
• Sesuai
SPO RSMM
}
Penilaian Harga
Diri }

• Penilaian Harga Diri menggunakan instrumen


Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES)

• Pengukuran Tanda dan Gejala Harga Diri Rendah


Kronik
Tujuan Penulisan

Menggambarkan Menggambarkan
analisis masalah analisis penerapan
Tn. H dengan asuhan keperawatan
harga diri rendah terhadap Tn. H
kronik dengan masalah
HDR

Menggambarkan
analisis penerapan Mengevaluasi
asuhan keperawatan intervensi
dengan keperawatan
Rekomendasi
Latihan
Manfaat Penulisan

Manfaat
Aplikatif

Manfaat Keilmuan

Manfaat Metodologi
BAB
2

Pengkajian Analisis Pohon Perencanaan


Keperawatan Data Masalah

Implementas Evaluasi
i
BAB
Pengkajian 2 Analisis Data
Keperawata
n
Tn. H (41 tahun), masuk ke rumah sakit jiwa Dr. H. Marzoeki Mahdi dengan
diagnosa medis skizofrenia paranoid. Klien dibawa oleh keluarga ke RSMM
karena klien kerap berbicara sendiri dan tertawa sendiri, meresahkan warga
dengan memecahkan kaca mobil warga dan mengamuk di jalan. Saat dilakukan
pengkajian awal, klien hanya ingat dibawa oleh mobil ambulan kesini. Klien
merasa bahwa dirinya susah, rusak, tidak sehat, hidupnya berantakan dan
menyusahkan keluarga. Klien cenderung memiliki penilaian negatif terhadap
dirinya sendiri. Saat di rumah dan saat sendirian klien terkadang mendengarkan
suara-suara namun tidak mengetahui isi suara tersebut dan terkadang kesal dengan
suara tersebut. Saat di rumah sakit, klien tampak lesu, kontak mata minimal,
sering mondar mandir dan menyendiri, terkadang tertawa sendiri dan pembicaraan
inkoheren. Klien merasa bahwa dirinya tidak memiliki kelebihan sama sekali.
Klien mengatakan malu dan ragu-ragu jika ingin bekerja dikarenakan klien
merasa dirinya rusak dan sedang tidak sehat. Klien merasa keluarganya tidak ada
yang peduli dengan klien sehingga ketika ada masalah biasanya hanya dipendam
dan menghindar dari permasalahan tersebut. Klien jarang mengobrol dan
berinteraksi dengan keluarga maupun di lingkungan
BAB
2
Risiko Perilaku
Kekerasan
Pohon Masalah

Halusinasi Pendengaran

Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah Kronik

Koping Individu Tidak


Efektif
BAB
Perencanaan
2
Membina hubungan saling percaya dengan
menggunakan prinsip komunikasi terapeutik antara
perawat dengan klien
Mendiskusikan mengenai aspek positif yang
dimiliki klien, keluarga, lingkungan, dan
kemampuan yang dimiliki klien
Membuat daftar mengenai aspek positif klien,
keluarga, lingkungan, dan kemampuan yang
dimiliki klien

Mendiskusikan mengenai kemampuan


yang dapat
dilaksanakan klien

Merencanakan bersama klien


mengenai aktivitas
yang dapat dilakukan setiap hari
BAB
Implementasi
2

1 Kemampuan Merapihkan 2 Kemampuan Olahraga


Tempat Tidur Senam

3 Kemampuan Membereskan
Sampah Berserakan
4 Kemampuan Art Therapy
Melukis Bebas
BAB
Evaluasi
2

Skor Tanda dan Gejala HDR Tn.


16 H
14
12
Evaluasi Tanda
10
8 dan Gejala Harga
6
4
2
Diri Rendah
0 Skor Kronik

10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Pra Intervensi
BAB
Evaluasi
2

Rosenberg Self Pre (19 April 2022) Post (30 April 2022)
Esteem Scale 10 19
Penilaian harga diri menggunakan Rosenberg Self Esteem Scale juga telah
dilakukan dua kali yaitu sebelum melakukan intervensi pada tanggal 19
April 2022 didapatkan hasil 10, dimana skor self esteem rendah. Kemudian
pada pertemuan kesepuluh tanggal 30 April 2022 setelah dilakukannya
intervensi generalis dan terapi seni melukis bebas dilakukan penilaian
harga diri kembali untuk melihat peningkatan harga diri pada klien dengan
menggunakan instrument harga diri Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES)
dan didapatkan hasil skor 19, dimana terdapat peningkatan dan skor self
esteem tinggi
BAB 3
PEMBAHASAN
BAB
3
Analisis Keperawatan
Terkait Kasus
• Masa dewasa yaitu masa kematangan dari beberapa
Usia aspek seperti aspek kognitif, emosi dan
(41 tahun) perilaku
seseorang. Apabila terjadi kegagalan
dalam
mencapai tingkat kematangan maka individu sulit
dalam memenuhi perkembangan usia tersebut dan
berisiko mengalami gangguan jiwa. Pernyataan
tersebut sesuai dengan teori yang menjelaskan
bahwa usia dewasa berisiko tinggi dalam mengalami
gangguan jiwa (Stuart, 2013).
• Skizofrenia biasanya dimulai pada masa dewasa
awal dan menunjukkan penurunan psikopatologi
seiring bertambahnya usia (Townsend, 2018).

Hal ini tidak menutup kemungkinan individu mengalami


harga diri rendah kronik sebagai salah satu gejala dari
skizofrenia.
BAB
3
Analisis Keperawatan
Terkait Kasus
Jenis Kelamin • Hasil penelitian Nofriyanto (2018),
(Laki-laki) menyatakan
bahwa terdapat 39 dari 50 responden laki-laki lebih
tertutup ketika terjadi masalah dibandingkan
perempuan cenderung untuk bercerita. Dikarenakan
laki-laki memandang bahwa permasalahan adalah
suatu kesalahan yang memalukan untuk dirinya
sendiri. Laki-laki enggan mencari pertolongan dan
akan menutup diri dari lingkungannya.

Hal ini membuat laki-laki cenderung menyendiri dan


menahan beban permasalahan sendiri yang tidak dapat
dipecahkan, sehingga berisiko mengalami gangguan
mental dikarenakan koping individu yang tidak efektif.
Koping individu yang tidak efektif merupakan salah satu
faktor individu mengalami harga diri rendah.
BAB
3
Analisis Keperawatan
Terkait Kasus

Faktor Faktor
Faktor Biologis
Psikologi Sosiokultural
s
Memiliki saudara Status
Kurangnya
yang mengalami sosioekonom
percaya diri
gangguan jiwa i rendah

penolakan dari
orang tua dan Tidak memiliki
lingkungan kerjaan
BAB
3
Analisis Penerapan Terapi
Generalis
Pertemuan 2 • Merapihkan tempat tidur di pagi hari dapat membuat
(Merapihkan klien lebih bahagia, percaya diri dan memberikan
tempat rasa banga dapat mencapai tugas pertama pada hari
tidur) tersebut sehingga dapat mendorong klien untuk
mengerjakan pekerjaan yang lainnya (McRaven,
2014).

Hal tersebut dapat memotivasi klien dalam


melakukan kegiatan selanjutnya dengan rasa
bangga pada dirinya.
BAB
3
Analisis Penerapan Terapi
Generalis
Pertemuan 3 • Aktivitas fisik dan olahraga yang sesuai dapat
meningkatkan mood, memiliki efek positif pada stres
(Olahraga
dan meningkatkan kualitas hidup (Matondang, 2021).
Senam)

Hal tersebut dapat meningkatkan mood klien


dalam melakukan kegiatan positif selanjutnya.
BAB
3
Analisis Penerapan Terapi
Generalis
• Kondisi pemukiman yang tidak sehat
Pertemuan 4
dapat
meningkatkan resiko gangguan kesehatan
(Membersihkan
emosional. Dikarenakan dengan tinggal di
mental
sampah berserakan) pemukiman yang tidak sehat maka individu merasa
tidak nyaman dan dapat menimbulkan gangguan
mental emosional. Hal tesebut apabila berlanjut
maka akan menyebabkan gangguan jiwa yang
berdampak pada kehilangan pekerjaan, kesulitan
dalam membiayai hidup dan pengobatan
(Dharmayanti, Tjandrarini, Hidayangsih &
Nainggolan, 2018).

Oleh karena itu, dengan kegiatan


membereskan lingkungan klien dapat
meningkatkan rasa nyaman di lingkungannya.
BAB
3
Analisis Penerapan Rekomendasi Latihan : Art
Therapy Melukis Bebas
Pertemuan 5 • Art therapy bertujuan untuk mengetahui masa lalu
(Art Therapy Melukis kehidupan seseorang dan dapat digunakan sebagai
Bebas Ke-1) alat yang baik untuk mengetahui apa yang ingin
diceritakannya (Fatwasari, Karini & Karyanta, 2017).

Hal tersebut, sesuai dengan yang dilakukan


klien, bahwa klien sudah sedikit terbuka
dengan perawat dan sudah mulai fokus saat
diajak berinteraksi. Namun, klien masih
meremehkan kemampuannya dengan
pernyataan bahwa gambarnya biasa saja.
BAB
3
Analisis Penerapan Rekomendasi Latihan : Art
Therapy Melukis Bebas
• Penggunaan warna cat dalam permukaan lukisan
Pertemuan 6 akan memberikan efek yang menyenangkan saat
(Art Therapy Melukis individu melukis dengan membasahi kertas maupun
Bebas Ke-2) kanvas pertama kalinya (Fatwasari, Karini & Karyanta,
2017).
• Dikarenakan warna dapat memengaruhi suasana hati
maupun perasaan dan emosi yang kuat
pada
seseorang (Hawari, Prabowo & Sindhu, 2019).

Hal tersebut sesuai dengan klien bahwa klien


merasa bebas mewarnai menggunakan cat air
dan merasa senang.
BAB
3
Analisis Penerapan Rekomendasi Latihan : Art
Therapy Melukis Bebas
Pertemuan 7 • Pencapaian dan keberhasilan yang baru pada
(Art Therapy Melukis seseorang akan memberikan perasaan berharga pada
Bebas Ke-3) diri seseorang (Harris & Orth, 2019).

• Hal tersebut membuat klien


merasameningkatkan diri
berguna dan dapat
klien dikarenakan klien merasa dapat
melakukan kemampuan yang positif dan
pencapaian baru pada dirinya.
• Klien merasa dapat melakukan melukis
dengan rapih
BAB
3
Analisis Penerapan Rekomendasi Latihan : Art
Therapy Melukis Bebas
Pertemuan 8 • Klien sudah sampai pada tahap regulasi diri yang
(Art Therapy Melukis merupakan individu dapat memodifikasi
mengontrol emosi, perasaan, perilaku pada suatu
dan
Bebas Ke-4)
kejadian. Pada tahap ini kepercayaan diri meningkat
dikarenakan klien merasa sudah dapat meregulasi
emosinya (Barcaccia et.al, 2017).

Hal tersebut sesuai dengan klien bahwa klien


sudah dapat mengatur dirinya sendiri dalam
melakukan kegiatan dan juga dapat
mengontrol perasaannya.
BAB
3
Analisis Penerapan Rekomendasi Latihan : Art
Therapy Melukis Bebas
Pertemuan 9 • Arttherapy melukis bebas dapat
(Art Therapy Melukis meminimalisir
interaksi pasien dengan dunianya sendiri yang
mempengaruhi emosi perilaku yang
Bebas Ke-5)
dan
disadari serta dapat memberikan tidak
motivasi
kegembiraan pada pasien (Fekaristi, Hasanahdan&
Inayati, 2021).

Hal tersebut sesuai dengan klien bahwa klien


sudah mulai memiliki motivasi untuk bekerja
setelah keluar dari rumah sakit ini agar dapat
memenuhi kebutuhan klien
BAB
3
Analisis Penerapan Rekomendasi Latihan : Art
Therapy Melukis Bebas
• Terapi melukis dengan ekspresi kreatif
Pertemuan 10
mengekspresikan dirinya dan menemukan sense
dapat
(Art Therapy Melukis of self. Sense of self dilakukan dengan
Bebas Ke-6) proses
kreatif yang nyaman dalam mengekspresikan
dirinya melalui pengutaraan emosi dan perasaan.
Dikarenakan berpengaruh pada konsep diri dan
nilai instrinsik seni dapat mendorong dalam
berkreasi yang mampu membangun konsep diri
positif pada seseorang (Fatwasari, Karini &
Apabila klien melatih Karyanta, 2017). Melukis dapat membantu
kegiatan terapi seni mempersepsi lingkungannya, melatih kosentrasi
melukis maka dan atensi. Terapi melukis ini mengasah fungsi
akan
mengasah bakat seni yang kreatif, kognitif, afektif dan psikomotor sehingga
kreatif dan ada berkesenian merupakan suatu jalan agar
pada koordinasi antara pikiran, hati dan aktifitas fisik
dirinya. dapat selaras dan bekerja bersamaan (Norsyehan,
Lestari & Mulyani, 2015).
BAB
3
Evaluasi Intervensi
Keperawatan
• Pengukuran tanda dan gejala harga diri rendah kronik yang
dialami klien selama dilakukannya intervensi keperawatan
mengalami penurunan. Skor awal pada pengukuran tanda
dan gejala yaitu 14 dan menurun menjadi 5.
• Tanda gejala tersebut yang masih tampak pada klien yaitu
klien merasa hubungan tak berarti dengan orang lain, klien
terkadang merasa sedih, klien terkadang muncul perasaan
malu, masih terdapat gangguan pada pola tidur dan
memiliki aktivitas terbatas.
BAB
3
Evaluasi Intervensi
Keperawatan
T&G1 • Salah satu keberhasilan seseorang dalam melakukan
(Klien merasa hubungan interaksi sosial yaitu dengan keterbukaan diri atau
tak berarti dengan orang self disclosure. Hal tersebut bertujuan agar dapat
lain) membantu seseorang dalam berkomunikasi dengan
orang lain, meningkatkan hubungan dengan orang
lain menjadi lebih akrab dan dapat meningkatkan
kepercayaan diri. Keterbukaan diri juga bertujuan
untuk mengungkapkan informasi dirinya
orang lain agar dapat menjalin hubungan yang akrab
kepada
(Gainau, 2009).

Oleh itu, keterbukaan diri


karena
berpengaruh pada sangat
interaksi klien
orang lain dengan semakin
sehingga
memberikan informasi diri maka akan
sering
tercipta
kepercayaan dengan klien orang lain dan
komunikasi akan berjalan dengan baik.
BAB
3
Evaluasi Intervensi
Keperawatan
• Kesedihan merupakan suatu keadaan yang biasanya
T&G2
(Klien terkadang merasa tidak berlangsung dalam jangka waktu lama atau
sedih) tidak permanen. Kesedihan dialami apabila
kehilangan seseorang atau sesuatu yang berharga,
kegagalan dalam mencapai tujuan, adanya
perubahan suasana dan lingkungan fisik dan terjadi
konflik dalam suatu hubungan (Yoshanti, 2010).

Rasa sedih pada klien masih ada dikarenakan


masih terdapat beberapa faktor yang
membuatnya sedih salah satunya yaitu klien
merasa hubungan dengan keluarga belum
baik dengan pernyataan bahwa klien jarang
berinteraksi dengan keluarganya saat
dirumah.
BAB
3
Evaluasi Intervensi
Keperawatan
• Rasa malu merupakan emosi dikarenakan adanya
T&G3 kekesalan, pasif dan tidak berdaya dikarenakan
(Klien terkadang muncul peristiwa yang tidak menyenangkan. Seseorang yang
perasaan malu) merasa malu biasanya akan fokus pada
kesalahannya, merasa kurang pada dirinya dan takut
orang lain mengetahui kekurangan dirinya sehingga
seseorang akan cenderung menghindar. Selain itu,
perasaan malu muncul dikarenakan adanya rasa
kurang percaya diri ketika bertemu dengan orang
baru (Sumartani, et. al, 2016).

Rasa malu yang dialami klien kemungkinan


dikarenakan perasaan kurang pada dirinya dan
kurangnya percaya diri.
BAB
3
Evaluasi Intervensi
Keperawatan
T&G4 • Gangguan pola tidur pada
(Gangguan pola tidur merangsan seseorang akan
klien) g
meningkatkan kesulitan
stres dam kecemasan. emosional
Seseorang yang
masuk rumah sakit atauyang fasilitas dapat
pelayanan maka
pola tidur akan dipengaruhi oleh penyakit maupun
rutinitas pelayanan kesehatan. Selain itu, faktor
lingkungan dapat membantu maupun menghambat
proses tidur (Gunawan, 2016).

Hal tersebut dikarenakan klien sebelumnya


tidur dirumah dengan lingkungan tenang
nyaman dan memiliki ventilasi yang baik,
sehingga lingkungan tempat tidur klien
penting dalam mempengaruhi emosional.
BAB
3
Evaluasi Intervensi
Keperawatan
• Aktivitas fisik mempunyai peran dalam kesehatan
T&G5
mental seseorang dikarenakan memiliki efek positif
(Aktivitas yang terbatas)
untuk mencegah depresi, mengurangi kecemasan
dan bermanfaat untuk fungsi kognitif. Aktivitas fisik
menunjukkan manfaat fisik dan psikologis dari
olahraga dapat meningkatkan suasana dan
hati
mengurangi kecemasan (Rachim, 2021).

Namun, klien merasa aktivitas yang terbatas


dikarenakan kurangnya faktor pendukung
untuk melakukan aktivitas lingkungannya.
BAB 4
PENUTUP
BAB
5
Tanda dan gejala yang ditunjukkan oleh klien yaitu klien merasa malu, sedih,
tampak murung, merasa tidak memiliki kemampuan, merasa tidak berguna,
memiliki gangguan pada pola tidur, menghindar untuk berinteraksi dan memiliki
motivasi yang rendah. Selain itu terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
klien yaitu faktor biologis, psikologis dan sosiokultural.
Kegiatan yang mampu dilakukan klien yaitu merapihkan tempat tidur, melakukan
olahraga senam dan membereskan sampah yang berserakan. Kegiatan tambahan
yaitu pelaksanaan intervensi terapi seni dengan melukis bebas yang dilakukan
secara bertahap.
Keberhasilan penerapan intervensi keperawatan generalis dan terapi seni melukis
bebas pada klien ditandai dengan penurunan skor tanda dan gejala harga diri
rendah secara bertahap yaitu skor awal 14 menjadi 5 untuk skor akhir.
Hasil dari penilaian Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) didapatkan peningkatan
skor dari 10 hingga 19, dimana terdapat peningkatan dan skor self esteem tinggi.Hal
ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan harga diri klien dengan gangguan
konsep diri : harga diri rendah.
BAB
5
Thank
You

Anda mungkin juga menyukai