Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA II

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH


Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Kesehatan Jiwa II

Dosen pembimbing: Ns. Evin Novianti, M.Kep,.Sp.Kep.J

Disusun oleh:

Dwi Shohibah 1610711049

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2019
LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PASIEN DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI:


HARGA DIRI RENDAH

I. KASUS (MASALAH UTAMA)


GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH
Definisi
Harga merupakan salah satu aspek penting dalam psikologi. Harga diri
meningkat saat anak dapat mengembangkan hubungan yang bermakna dan
mengusai tugas perkembangan. Sementara itu, masa remaja awal adalah masa
risiko untuk harga diri karena remaja awal adalah masa risiko untuk harga diri
karena remaja berusaha untuk mendefinisikan sebuah identitas dan rasa diri dalam
kelompok sebaya.
Harga diri seseorang dapat mengalami penurunan akibat evaluasi negatif
terhadap diri sendiri dan kemampuan diri. Perasaan tidak berharga,tidak berarti,
dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif inilah yang disebut
dengan harga diri rendah. Individu dengan harga diri rendah memandang diri
mereka sendiri sebagai seseorang yang tidak kompeten,tidak dicintai,tidak
aman,dan tidak layak. Anak-anak dan remaja obesitas misalnya,beresiko tinggi
mengalami gangguan harga diri. Meskipun demikian,harga diri rendah lebih
mungkin terjadi pada anak-anak yang percaya bahwa mereka bertanggung jawab
atas kelebihan berat badan mereka dibandingkan dengan mereka yang mengaitkan
kelebihan berat badan mereka dengan penyebab eksternal. Harga diri yang rendah
juga ditemukan pada anak-anak yang percaya bahwa kelebihan berat badan
mereka menghambat interaksi sosial mereka.
Harga diri rendah terbagi menjadi dua, yaitu harga diri rendah situasional
dan kronis. Harga diri rendah kronis merupakan perasaan yang timbul akibat
evaluasi diri atau perasaan tentang diri atau kemampuan diri negatif yang sudah
berlangsung lama. Harga diri rendah kronis juga merupakan evaluasi diri atau
kemampuan diri yang negatif dan dipertahankan dalam waktu yang lama
(NANDA,2016).

II. PROSES TERJADINYA MASALAH


a. Faktor predisposisi
1. Faktor biologis
Dari faktor biologis,gangguan harga diri kronis biasanya terjadi
karena adanya kondisi sakit fisik yang dapat mempengaruhi kerja
hormon secara umum. Hal ini juga berdampak pada keseimbangan
neurotransmitter di otak,seperti menurunnya kadar serotonin yang
dapat mengakibatkan klien depresi, kecenderungan harga diri
rendah kronis semakin besar karena klien lebih dikuasai oleh
pikiran-pikiran negatif dan tidak berdaya. Struktur otak yang
muungkin mengalami gangguan pada kasus harga diri rendah
kronis adalah sistem limbik(pusat emosi) hipotalamus mengatur
mood dan motivasi thalamus sebagai sistem pengatur arus
informasi sensori yang berhubunggan dengan perasaan dan
amigdala yang berhubungan dengan emosi.

2. Faktor psikologis
Harga diri rendah kronis berhubungan dengan pola asuh dan
kemampuan individu dalam menjalankan peran dan fungsi. Dari
segi psikologis,hal-hal yang dapat mengakibatkan individu
mengalami harga diri rendah kronis dapat meliputi penolakan
orang tua,harapan orang tua yang tidak realistis,orang tua yang
tidak percaya pada anak,tekanan teman sebaya,peran dalam
pekerjaan.

3. Faktor social
Faktor social yang sangat mempengaruhi proses terjadinya harga
diri rendah kronis adalah status ekonomi,lingkungan,kultur social
yang berubah. Faktor kultural dapat dilihat dari tuntutan peran
sesuai kebudayaan yang sering menjadi pemicu meningkatnya
kejadian harga diri rendah kronis,seperti pada kasus wanita sudah
harus menikah jika umur mencapai dua puluh ataupun perubahan
kultur kearah gaya hidup individualism.

b. Faktor predisposisi
Hilangnya sebagian anggota tubuh,berubahnya penampilan atau
bentuk tubuh,kegagalan,serta menurunnya produktivitas menjadi
faktor presipitasi gangguan konsep diri harga diri rendah.

c. Mekanisme koping
Mekanisme Koping jangka pendeknya:
 Tindakan untuk lari sementara dari krisis,misalnya pemakaian obat-
obatan,kerja keras,atau menonton televise terus menerus.

 Kegiatan menggaanti identitas sementara,misalnya ikut kelompok


sosal,keagamaan,atau politik

 Kegiatan yang memberi dukungan sementara,seperti mengikuti suatu


kompetisi atau kontes.

 Kegiatan mencoba menghilangkan anti identitas sementara,seperti


penyalahgunaan obat-obatan.
d. Rentang respon

Adaptif maladaptive

Aktualisasi diri konsep diri positive HDR kerancuan identitas depersonalisasi

III. A.POHON MASALAH

ISOLASI SOSIAL

GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH KRONIS

GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL

B. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI


DATA FOKUS MASALAH KEPERAWATAN
DS:
1. Klien merasa dirinya tidak berguna
2. Klien merasa tidak memiliki
kemampuan positif
3. Klien merasa gagal Gangguan konsep diri : harga diri
DO: rendah kronis
1. Tidak komunikatif
2. Tindakan berulang dan tidak
bermakna
DS:
1. Klien merasa sedih
2. Klien merasa malu
3. Klien terlihat murung Gangguan konsep diri: harga diri
DO: rendah situasional
1. Klien sulit tidur
2. Nafsu makan berkurang
3. Klien merasa pusing
DS:
1. keluarga mengatakan klien lebih
menyukai sendirian
DO :
1. Menggerakkan bibir tanpa
suara, pergerakan mata
Isolasi sosial
cepat, dan respon verba
lambat
2. Menarik diri dari orang
lain,dan berusaha untuk
menghindari diri dari orang
lain

IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Gangguan konsep diri: harga diri rendah kronis
2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah situasional
3. Isolasi social
VI.REFERENSI

1. Sutejo.2016.keperawatanjiwa.jakarta.PB
2. tuart, G.W, dan Sudden, S.J 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta :
EGC
3. Yosep, iyus, 2009. Keperawatan Jiwa, Edisi Revisi, Bandung: Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai