Anda di halaman 1dari 67

UPAYA P2PTM TERPADU

DI POSBINDU

PENGUKURAN DAN PEMERIKSAAN


FAKTOR RISIKO
PENYAKIT TIDAK MENULAR

dr. Budi Cahyono


DINAS KESEHATAN KABUPATEN PEKALONGAN
PENINGKATAN PERAN SERTA MASYARAKAT UNTUK PTM

Peningkatan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan


pengendalian PTM, baik secara perorangan maupun kelompok
dilakukan melalui kegiatan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
(UKBM) dengan membentuk dan mengembangkan Posbindu PTM.
Pada Posbindu PTM dapat dilaksanakan kegiatan deteksi dini,
monitoring dan tindak lanjut dini faktor risiko PTM secara mandiri
dan berkesinambungan di bawah pembinaan puskesmas.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

POSBINDU PTM

Bindu PTM
Kegiatan Sekolah

Tempat Kerja
Monitoring : Konseling :
• Obesitas • Diet,
• Hipertensi • Stop merokok
• Hiperglikemi
JEMAAH HAJI /KBIH • Hiperkolesterol
• Stress
• Pem.Klinis Payudara • Self Care
• Faktor lain
Aktifitas bersama :
RUMAH PO Bus /Terminal
• KIE
SEHAT • Aktifitas Fisik
• Sarasehan
DESA
Tempat Umum / Mall
POSBINDU PTM
Upaya/Kegiatan deteksi dini, monitoring dan
tindak lanjut faktor risiko PTM bersumber daya
masyarakat secara rutin dan berkesinambungan
INTEGRASI PENGENDALIAN PTM
(POSBINDU PTM)
Kegiatan terintegrasi :
● Deteksi dini faktor risiko
PTM
● Monitoring faktor risiko PTM
● Konseling + Rujukan
● Kegiatan lainnya Penyuluhan,
senam, bersepeda, dll

Perluasan Posbindu PTM di 7 Tatanan yaitu tatanan tempat kerja,


tatanan sekolah, tatanan kesehatan, tatanan khusus rutan/lapas,
tatanan lembaga keagamaan, Tatanan Khusus Haji
APA SAJA KEGIATANNYA?
1. Monitoring faktor resiko PTM secara
rutin dan periodik.
Rutin berarti Kebiasaan memeriksa kondisi
kesehatan meski tidak dalam kondisi sakit.

Periodik artinya
pemeriksaan
kesehatan dilakukan
secara berkala.
APA SAJA KEGIATANNYA?
2. Konseling faktor resiko PTM tentang diet, aktifitas
fisi, merokok, stress dll.
3. Penyuluhan / dialog interaktif sesuai masalah
terbanyak.
4. Aktifitas fisik bersama seperti olah raga bersama,
kerja bakti dll.
5. Rujukan kasus faktor resiko sesuai kriteria klinis
TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan  Meningkatkan peran serta masyarakat dalam
pencegahan dan penemuan dini faktor risiko PTM

Sasaran  • Kelompok Masyarakat Sehat, Berisiko dan


Penyandang PTM yang berusia 15 tahun ke atas
(juknik posbindu PTM 2012 kemenkes)
• Pada orang sehat agar faktor resiko tetap terjaga
dalam kondisi normal.
• Pada orang dengan faktor resiko adalah
mengembalikan kondisi beresiko ke kondisi
normal.
• Pada orang dengan penyandang PTM adalah
mengendalikan faktor resiko pada kondisi normal
untuk mencegah timbulnya komplikasi PTM.
MANFAAT POSBINDU PTM
1. Membudayakan gaya hidup sehat
dengan berperilaku CERDIK
C  Cek kondisi kesehatan secara berkala
E  Enyahkan asap rokok
R  Rajin aktifitas fisik
D  Diet yang sehat dengan kalori seimbang
I  Istirahat yang cukup
K  Kelola stres
MANFAAT POSBINDU PTM
2. Mawas Diri  Faktor risiko PTM yg kurang/tidak
menimbulkan gejala secara bersamaan dapat
terdeteksi & terkendali secara dini.
3. Metodologis & Bermakna secara klinis
 Kegiatan dapat dipertanggung jawabkan
 Dilaksanakan oleh kader khusus dan bertanggung
jawab yg telah mengikuti pelatihan metode deteksi
dini atau edukator PPTM.
7
MANFAAT POSBINDU PTM
4. Mudah Dijangkau  Diselenggarakan di lingkungan
tempat tinggal masyarakat/ lingkungan tempat kerja dgn
jadwal waktu yang disepakati.
5. Murah  Dilakukan oleh masyarakat secara kolektif dgn
biaya yg disepakati/sesuai kemampuan masyarakat .
KEGIATAN YANG DAPAT
DILAKUKAN
1. Melakukan wawancara untuk menggali
informasi faktor risiko keturunan dan perilaku.
2. Melakukan penimbangan dan mengukur
lingkar perut, serta Indeks Massa Tubuh
termasuk analisa lemak tubuh.
3. Melakukan pengukuran tekanan darah.
4. Melakukan pemeriksaan gula darah.
5. Melakukan pengukuran kadar lemak darah
(kolesterol total dan trigliserida).
KEGIATAN YANG DAPAT
DILAKUKAN
6. Melakukan pemeriksaan fungsi paru
sederhana (Peakflowmeter)
7. Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asetat) oleh
tenaga bidan terlatih
8. Melaksanakan konseling (diet, merokok,
stress, aktifitas fisik dan lain-lain) dan
penyuluhan kelompok termasuk sarasehan.
9. Melakukan olah raga/aktifitas fisik bersama
dan kegiatan lainnya.
10. Melakukan rujukan ke Puskesmas
0
ALUR KEGIATAN POSBINDU
PTM

MEJA 1 : Pendaftaran
MEJA 2 : Wawancara
MEJA 3 : Pengukuran Tinggi Badan, Berat
Badan, IMT, Lemak Perut
MEJA 4 : Pemeriksaan Tekanan Darah, Glukosa
Darah, Cholesterol
MEJA 5 : Edukasi / Konseling
ALUR TIDAK LANJUT DAN RUJUKAN
KEGIATAN POSBINDU
TAHAP PENYELENGGARAAN
POSBINDU PTM
1. Satu hari sebelum pelaksanaan (Tahap Persiapan)
a. Mengadakan pertemuan kelompok untuk menentukan jadwal
kegiatan.
b. Menyiapkan tempat dan peralatan yang diperlukan.
c. Membuat dan menyebarkan pengumuman mengenai waktu
TAHAP PENYELENGGARAAN
POSBINDU PTM
2. Hari Pelaksanaan
a. Melakukan pelayanan dengan sistem 5 meja atau modifikasi
sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan bersama.
b. Aktifitas bersama seperti berolahraga bersama, demo masak,
penyuluhan, sarasehan atau peningkatan ketrampilan bagi
para anggotanya.
TAHAP PENYELENGGARAAN
POSBINDU PTM
3. Satu hari setelah pelaksanaan (Tahap evaluasi )
a. Menilai kehadiran (para anggotanya, kader dan undangan
lainnya)
b. Catatan pelaksanaan kegiatan
c. Masalah yang dihadapi
d. Mencatat hasil penyelesaian masalah
FAKTOR RESIKO PTM PENTING UNTUK
DIKETAHUI
TAHAPAN PENGUKURAN FR-PTM

Wawancara Faktor Risiko

Pengukuran Faktor
Risiko

Penilaian Faktor Risiko


PENGUKURAN FR-PTM
Tinggi Badan

Berat Badan

Lingkar Perut
TEKANAN DARAH

KOLESTEROL
GULA DARAH
Wawancara

Sesuai variabel yang tertera dalam


Buku Monitoring Faktor Risiko PTM,
sebagai catatan individual
Data Pribadi
No. Urut Pendaftaran : Diisi dengan nomor yang sama dengan buku register
Tanggal Kunjungan Pertama : Diisi dengan tanggal kunjungan pertama kali
No. Kartu Identitas KTP (NIK) : Wajib diisi, dengan nomor induk kependudukan
Nama Lengkap : Diisi dengan nama lengkap, bukan nama panggilan
Tanggal Lahir/Umur (Tahun) : Diisi dengan dengan tanggal lahir, bila tak tahu lihat NIK
Jenis Kelamin : Diisi dengan “Laki-laki (L)” atau “Perempuan (P)”
Agama : CUKUP JELAS

Pendidikan Terakhir : Diisi dengan pendidikan terakhir (lulus pendidikan)


Alamat Rumah : CUKUP JELAS

Pekerjaan : CUKUP JELAS

Alamat Kantor : CUKUP JELAS

Status Perkawinan : Diisi dengan belum menikah, menikah, janda, duda


No. Telp Rumah/Kantor (HP) : CUKUP JELAS

E-mail :
Diisi bila ada

Golongan Darah : Diisi bila ada


Kunjungan Pertama
Riwayat PTM pada Keluarga Riwayat PTM pada Diri Sendiri

Diabetes Melitus (Ya / Tidak / Tidak Tahu) Diabetes Melitus (Ya / Tidak / Tidak Tahu)

Hipertensi (Ya / Tidak / Tidak Tahu) Hipertensi (Ya / Tidak / Tidak Tahu)

Penyakit Jantung (Ya / Tidak / Tidak Tahu) Penyakit Jantung (Ya / Tidak / Tidak Tahu)

Stroke (Ya / Tidak / Tidak Tahu) Stroke (Ya / Tidak / Tidak Tahu)

Asma (Ya / Tidak / Tidak Tahu) Asma (Ya / Tidak / Tidak Tahu)

Kanker (Ya / Tidak / Tidak Tahu) Kanker (Ya / Tidak / Tidak Tahu)

Kolesterol Tinggi (Ya / Tidak / Tidak Tahu) Kolesterol Tinggi (Ya / Tidak / Tidak Tahu)

PPOK (Ya / Tidak / Tidak Tahu) PPOK (Ya / Tidak / Tidak Tahu)

Thalasemia (Ya / Tidak / Tidak Tahu) Thalasemia (Ya / Tidak / Tidak Tahu)

Lupus (Ya / Tidak / Tidak Tahu) Lupus (Ya / Tidak / Tidak Tahu)

*) Coret yang tidak perlu


Pemantauan Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular
Tahun .............
Faktor Risiko Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
Merokok
Kurang makan sayur dan buah Bila YA beri tanda “”;
Kurang aktivitas fisik
Konsumsi minuman beralkohol
Stres
bila TIDAK beri tanda “”
Berat badan (kg)
Tinggi badan (cm)

Diisi dengan angka sesuai hasil


Indeks massa tubuh (kg/m2)
Lingkar perut (cm)
Tekanan darah (mmHg)
Gula darah puasa (mg/dL)
pengukuran/pemeriksaan
Gula darah sewaktu (mg/dL)
Kolesterol total (mg/dL)
Trigliserida (mg/dL)
Arus puncak ekspirasi (APE) APE diisi dengan “N” (Normal) atau “T” (Tidak normal);
Pemeriksaan payudara klinis & IVA SADANIS, IVA, kadar alkohol, amfetamin diisi dengan “Positif”
atau “Negatif”
Kadar alkohol pernafasan
Tes amfetamin urin
Penyuluhan/ konseling berhenti merokok

Penyuluhan/ konseling diet sehat Bila YA beri tanda “”;


Penyuluhan/ konseling pemeriksaan klinis
payudara & IVA
bila TIDAK beri tanda “”
Dirujuk
Obat-obatan dari Faskes/Dokter Diisi dengan nama obat
Wawancara Riwayat PTM Diri Sendiri

Apa ada riwayat menderita Penyakit Tidak Menular sebagai berikut:

1.Penyakit Diabetes (Ya/Tidak/Tidak Tahu)


2.Penyakit Hipertensi (Ya/Tidak/Tidak Tahu)
3.Penyakit Jantung (Ya/Tidak/Tidak Tahu)
4.Penyakit Stroke (Ya/Tidak/Tidak Tahu)
5.Penyakit Asma (Ya/Tidak/Tidak Tahu)

6.Penyakit Kanker (Ya/Tidak/Tidak Tahu)


7.Kolesterol tinggi (Ya/Tidak/Tidak Tahu)
8.PPOK (Ya/Tidak/Tidak Tahu)
9.Thalesemia (Ya/Tidak/Tidak Tahu)
10.Lupus (Ya/Tidak/Tidak Tahu)

11.Gangguan Penglihatan (Ya/Tidak/Tidak Tahu)


12.Gangguan pendengaran (Ya/Tidak/Tidak Tahu)
13.Gangguan Mental Emosional (Ya/Tidak/Tidak Tahu)
14.Disabilitas (Ya/Tidak/Tidak Tahu)
Wawancara Riwayat PTM Keluarga
Apa ada riwayat keluarga yang menderita Penyakit Tidak Menular
sebagai berikut:

1.Penyakit Diabetes (Ya/Tidak/Tidak Tahu) 8.PPOK (Ya/Tidak/Tidak Tahu)


2.Penyakit Hipertensi (Ya/Tidak/Tidak Tahu) 9.Thalesemia (Ya/Tidak/Tidak Tahu)
3.Penyakit Jantung (Ya/Tidak/Tidak Tahu) 10.Lupus (Ya/Tidak/Tidak Tahu)
4.Penyakit Stroke (Ya/Tidak/Tidak Tahu) 11.Gangguan Penglihatan (Ya/Tidak/Tidak
Tahu)
5.Penyakit Asma (Ya/Tidak/Tidak Tahu)
12.Gangguan pendengaran (Ya/Tidak/Tidak
6.Penyakit Kanker (Ya/Tidak/Tidak Tahu) Tahu)
7.Kolesterol tinggi (Ya/Tidak/Tidak Tahu 13.Gangguan Mental Emosional
(Ya/Tidak/Tidak Tahu)
14.Disabilitas (Ya/Tidak/Tidak Tahu)
PENGKAJIAN FAKTOR RISIKO PTM

• Umur
Faktor Risiko yang Tidak
Dapat Diubah • Jenis Kelamin
• Penyakit keturunan (genetik)

• Faktor risiko perilaku, seperti: merokok, diet rendah


serat, konsumsi garam berlebih, kurang aktivitas fisik,
konsumsi alcohol dan stress
Faktor Risiko • Faktor risiko lingkungan: polusi udara, jalan raya dan
yang Dapat kendaraan yang tidak layak jalan, infrastruktur yang
tidak mendukung untuk pengendalian PTM serta
Diubah stress social
• Faktor risiko fisiologis, seperti: obesitas, gangguan
metabolism kolesterol dan tekanan darah tinggi
Kegiatan Pengukuran dan Pemeriksaan FR PTM

1.Pengukuran Berat Badan

2.Pengukuran Tinggi Badan

Pengukuran
3.Pengukuran Lingkar Perut
dan
Pemeriksaan 4. Pemeriksaan Tekanan Darah
FR PTM 5. Pemeriksaan Gula Darah

6.Pemeriksaan Ganguan Indera

7. Pemeriksaan Gangguan Mental Emosional

8. Pemeriksaan PUMA
1.Pengukuran Berat Badan
Persiapan :
a.Ambil timbangan dari kotak karton dan keluarkan dari bungkus plastiknya.
b.Letakkan alat timbang pada lantai yang keras dan datar.
c. Orang yang akan ditimbang diminta membuka alas kaki dan jaket serta
mengeluarkan isi kantong yang berat seperti kunci.
d.Pastikan timbangan pada nilai pengukuran pada angka 0 sebelum
digunakan.
e.Orang yang diukur berdiri tegak, lutut lurus (tidak ditekuk), tangan lurus ke
bawah menghadap ke dalam dan merapat pada samping tubuh, kepala
menghadap ke depan dengan pandangan mata lurus ke depan sejajar
telinga dan tidak bergerak
f. Baca & catat angka yang tertera pada timbangan
2.Pengukuran Tinggi Badan
Pengukuran tinggi badan dimaksudkan untuk
mendapatkan data tinggi badan semua
kelompok umur.
Persiapan :
Gunakan alat pengukur tinggi badan :
microtoise dengan kapasitas ukur 2 meter dan
ketelitian 0,1 cm.
Saat mengukur Tinggi Badan
1.Pastikan alat tsb pada dinding dgn lantai yg datar
dan pastikan alat di angka 0 ketika menyentuh lantai
2.Lepas alas kaki, topi dan kopiah/ peci pasien
3.Posisi orang yg diukur dari kepala sampai kaki menempel rapat
pada dinding dimana alat ukur menempel
4.Pandangan mata menghadap ke depan tidak menunduk
5.Tarik alat pengukur ke bawah dan pastikan menempel tepat
diatas kepala
6.Baca dan catat angka yg tertera pada alat
7.Bila pengukur lebih pendek, harus berdiri di bangku,supaya
pembacaan hasil benar.
MENGUKUR TINGGI BADAN
Indek Massa Tubuh (IMT)
Pengukuran berat badan dan tinggi badan dilakukan
untuk mendapatkan nilai IMT
Untuk menentukan Obesitas.

Penilaian IMT menggunakan rumus :

Berat Badan (Kg)


IMT =
Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)
Klasifikasi Obesitas
INDEKS MASSA TUBUH (IMT)

Rumus :
BB (kg)
IMT = ——— = ———
TB x TB (m2)

65 65
= ------------ = —— = 23,89 kg/m2
1 ,65 x 1,65 2,72
NILAI INDEKS MASSA TUBUH
(IMT)
No IMT Klasifikasi

1 <18,5 Kurus

2 18,5—22,9 Normal

3 23,0—24,9 BB Lebih

4 25,0—27,0 Obesitas 1

5 >27,0 Obesitas 2

The Asia Pasific Perspective,


WHO 2000
3. Pengukuran Lingkar Perut

Dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya


obesitas abdominal/ sentral.
1. Alat yang dibutuhkan :
a. Ruangan yang tertutup dari
pandangan umum. Jika tidak ada
gunakan tirai pembatas
b. Pita pengukur
c. Spidol atau pulpen.
2. Jelaskan tujuan pengukuran lingkar perut dan
tindakan apa saja yang akan dilakukan dalam
pengukuran.
Cara Pengukuran Lingkar Perut
1 Untuk pengukuran ini , orang diminta dengan cara
yang santun untuk membuka pakaian bagian atas
atau menyingkapkan pakaian bagian atas dan raba
tulang rusuk terakhir orang untuk menetapkan
titik pengukuran

2 Tetapkan titik batas tepi tulang rusuk paling


bawah

3 Tetapkan titik ujung lengkung tulang pangkal


paha/ panggul
Cara Pengukuran Lingkar Perut
4 Tetapkan titik tengah di antara titik tulang rusuk terakhir
dan titik ujung lengkung tulang pangkal paha/ panggul
serta tandai titik tengah tersebut dengan alat tulis

5 Minta orang tsb untuk berdiri tegak dan bernafas dengan


normal (ekspirasi normal).
Lakukan pengukuran lingkar perut dimulai/ diambil dari
titik tengah kemudian secara sejajar horizontal
melingkari pinggang dan perut kembali menuju titik tengah
diawal pengukuran.

6 Apabila ada orang mempunyai perut yang gendut ke


bawah, pengukuran mengambil bagian yang paling buncit
lalu berakhir pada titik tengah tersebut lagi. Pita pengukur
tidak boleh melipat dan ukur lingkar pinggang mendekati
angka 0,1 cm.
Tabel Lingkar Perut dan Faktor Risiko
No Lingkar Perut Jenis Kelamin Faktor Risiko

1 ≥ 90 cm Laki – laki Meningkat

2 ≥ 102 cm Laki - laki Sangat Meningkat

3 ≥ 80 cm Perempuan Meningkat

4 ≥ 88 Perempuan Sangat Meningkat


4. Pemeriksaan Tekanan Darah
 Pemeriksaan Tekanan Darah dilakukan setiap bulan bagi
yang sehat maupun yang sudah menyandang Hipertensi
 Pengukuran ini untuk mendapatkan data tekanan darah pada
individu
 Alat dan bahan : - Tensimeter Digital
- Manset
- Batu baterai
Prosedur Pemeriksaan
 Tekan tombol “On” untuk mengaktifkan alat
 Ada Sebagian alat yang Ketika di hidupkan akan otomatis
memompa manset
 Sebaiknya menghindari kegiatan aktivitas fisik minimal 30 menit
sebelum pengukuran.
 Hindari melakukan pengukuran dalam kondisi stres
 Duduk dengan posisi kaki tidak menyilang tetapi kedua telapak
kaki datar menyentuh lantai.
 Letakkan lengan kiri penderita di atas meja sehingga manset yang
sudah terpasang sejajar dengan jantung.
 Singsingkan lengan baju pada lengan bagian kiri klien dan
memintanya untuk tetap duduk tanpa banyak gerak, dan tidak
berbicara pada saat pengukuran.
Prosedur Pemeriksaan
 Biarkan lengan dalam posisi tidak tegang, dengan telapak tangan
terbuka keatas
 Tekan tombol “Start” untuk memulai pengukuran. Dimana Alat akan
memompa manset secara otomatis
Prosedur Pemeriksaan
 Jika pengukuran selesai, manset akan mengempis kembali dan hasil
pengukuran akan muncul. Alat akan menyimpan hasil pengukuran
secara otomatis
 Tekan tombol “On/Off” untuk mematikan alat. Jika Anda lupa untuk
mematikan alat, maka alat akan mati dengan sendirinya dalam 5 menit.
Interprestasi hasil pengukuran
tekanan darah

No. Tekanan Darah Klasifikasi*)

1. < 120/<80 mm/Hg Normal

2. 120-139/80-90 mm/Hg Prehipertensi

3. 140-150/90-99 mm/Hg Hipertensi derajat 1

4. >160/>100 mm/Hg Hipertensi derajat 2


5. Pemeriksaan Gula Darah
Alat dan bahan :
 Alat pemeriksaan kadar gula darah lipid (Analyzer)
 Test strip gula darah dan kolesterol
 Auto lancet (Autoclix)
 Lancet
 Pipet ukuran 40uL untuk panel test strip dan 15 uL
untuk single test strip
 Alkohol 70%
 Kapas
 Tissue kering
Pemeriksaan dengan Glukometer
 Nyalakan alat glucometer
 Masukkan tes strip bila gambar strip tes muncul
 Bersihkan ujung jari (jari manis/jari tengah/telunjuk) dengan
kapas yang telah diberi alkohol 70%, keringkan.
 Tusukkan lancet/autoclix pada ujung jari secara tegak lurus,
cepat dan tidak terlalu dalam. Disarankan menggunakan pen
lancet. Bila menggunakan pen lancet ada ukuran kedalaman
yang bisa diatur.
 Usap dengan kapas steril kering setelah darah keluar. Sentuhkan
satu/dua tetes darah pada strip
 Baca hasil glukosa darah yang ada
di monitor alat.
PEMERIKSAAN
TAJAM PENGLIHATAN &
PENDENGARAN
PEMERIKSAAN
TAJAM PENGLIHATAN
TEKNIK PEMERIKSAAN
TAJAM PENGLIHATAN SEDERHANA
DENGAN METODE HITUNG JARI

1. PEMERIKSA BERDIRI 6 METER ATAU 6 LANGKAH TEGAK DI DEPAN PASIEN DI RUANG


TERBUKA YANG TERANG (SEBISA MUNGKIN SINAR MATAHARI)
2. PEMERIKSAAN DIMULAI DENGAN MATA KANAN. PASIEN DIMINTA MENUTUP MATA KIRI
DENGAN TELAPAK TANGAN, TANPA MENEKAN MATA.
3. PEMERIKSA MENGACUNGKAN JARI DENGAN LATAR BELAKANG PUTIH (KERTAS
PUTIH/HVS), DIDEPAN DADA PEMERIKSA DIGANTI-GANTI SEBANYAK 5 KALI.
4. JIKA PASIEN TIDAK BISA MENGHITUNG JARI, SEBANYAK 2 KALI ATAU LEBIH, BERARTI
PASIEN MENGALAMI GANGGUAN PENGLIHATAN
5. PEMERIKSAAN YANG SAMA DIULANGI PADA MATA KIRI
6. CATAT IDENTITAS PASIEN, ANTARKAN KE FASILITAS KESEHATAN TERDEKAT UNTUK
PEMERIKSAAN LEBIH LANJUT.
PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN

• MATA DIPERIKSA SATU PERSATU

• JARAK ANTARA PASIEN DAN PEMERIKSA 6


METER
6 METER
INDERA PENGLIHATAN
(TAJAM PENGLIHATAN)
URAIAN DI FORMAT PENCATATAN POSBINDU PTM

• Diisi dengan tidak apabila bisa menghitung jari dari jarak 6 meter (bergantian
mata kanan dan mata kiri) dan diisi ya apabila tidak bisa menghitung jari dan telah
diulang sebanyak 2 x atau lebih .

• Pemeriksaan indera penglihatan dilakukan pemeriksaan dengan jarak 6 m di


ruangan yang terang , pemeriksaan dilakukan bergantian menutup mata kiri
dengan telapak tangan tanpa menekan mata. Kemudian pemeriksa
mengacungkan jari dengan latar belakang putih (kertas putih/HVS), didepan dada
pemeriksa diganti-ganti jumlah telunjuknya sebanyak 5 kali. Jika pasien tidak bisa
menghitung jari, sebanyak 2 kali atau lebih, berarti pasien mengalami gangguan
penglihatan
PRAKTEK
TAJAM PENDENGARAN
Gangguan pendengaran adalah terjadinya gangguan fungsi
mendengar mulai dari tuli ringan sampai dengan tuli total.

• Tuli ringan adalah keadaan gangguan fungsi pendengaran


yang berkurang namun masih dapat berkomunikasi dengan
atau tanpa bantuan alat bantu dengar.

• Tuli berat adalah apabila seseorang berbisik tidak bisa


mendengar.

• Tuli total adalah apabila seseorang berteriak tidak bisa


mendengar.
TES SUARA
CARA 1

a) Pemeriksaan dilakukan pada salah satu telinga secara bergantian dimulai dari telinga kanan.
Pasien diminta menutup telinga kirinya dengan tangan.
b) Gesekkan jari-jari pemeriksa di depan telinga pasien yang tidak ditutup dengan cepat dan
lembut. Tanyakan apakah pasien mendengar suara tangan pemeriksa. Bandingkan kanan dan
kiri.
c) Kemudian pemeriksa mengambil posisi di sisi pasien dengan jarak 1 meter dari telinga pasien.
d) Pemeriksa mengucapkan kata-kata di depan telinga pasien yang tidak ditutup, ketinggian mulut
pemeriksa sejajar dengan telinga pasien. Pastikan pasien tidak melihat gerakan bibir
pemeriksa. Pilih kata yang terdiri dari dua suku kata yang dikenal pasien, seperti "bola" atau
"meja" dan dapat diulang sampai 3 atau 4 kali.
e) Jika perlu, tingkatkan intensitas suara pemeriksa menjadi suara bisik, suara biasa, suara keras,
berteriak dan berteriak di depan aurikula (penilaian semi kuantitatif)
f) Minta pasien mengulang kata yang disebutkan pemeriksa. Nilai apakah jawaban pasien benar.
g) Lakukan prosedur yang sama untuk telinga yang lain.
CARA 2
TES BERBISIK (Diambil dari Riskesdas 2013 hal 243)
 Ruangan sunyi, jarak 6 meter
 Pemeriksa membisikkan 5 kata yang dikenal
 Yang diperiksa mengarahkan telinga yang akan diperiksa ke
pemeriksa, sementara mata dan telinga lain ditutup.
 Mengulang kata yang diucapkan pemeriksa

YANG DIPERIKSA PEMERIKSA


Mata
Kaki
Muka
Susu
Kuku
1m 2m 4m 6m
(bila semua kata tidak terdengar maka pemeriksa maju) terdengar 80%
(4 dari 5 kata)
NORMAL
PENILAIAN
Dapat mengulang kata yang disebutkan oleh pemeriksa
4–6m : normal
2-<4m : tuli ringan
1-<2m : tuli sedang
< 10 cm : tuli berat
0 cm : tuli total
INDERA PENDENGARAN
(TES SUARA)

URAIAN DI FORMAT PENCATATAN POSBINDU PTM

• Diisi dengan tidak apabila pasien bisa mendengar suara bisikan dari jarak 6 meter (bergantian telinga kanan dan
kiri) dan diisi tidak apabila tidak bisa mendengar kata2 yang diucapkan

• Pemeriksaan indera pendengaran dilakukan pemeriksaan di ruangan sunyi dengan jarak 6 meter, pemeriksa
membisikkan 5 kata (mis. Mata. Kaki. Muka. Susu dan kuku) dengan volume normal. pemeriksa mengarahkan
telinga yang akan diperiksa ke pemeriksa sementara telinga lain ditutup. .yang diperiksa mengulang kata yang
diucapkan pemeriksa. Bila tidak semua kata terdengar, maka pemeriksa maju mendekat dengan jarak 5 meter, 4
meter, 3 meter 2 meter, 1 meter.

• Penilaian :
Dapat mengulang kata yang disebutkan oleh pemeriksa pada jarak :
4 – 6 meter : normal
2 - < 4 meter : tuli ringan
1 - <2 meter : tuli sedang
,< 10 cm : tuli berat
0 : tuli total
Selanjutnya data individual di rekap dalam
Buku Pencatatan Posbindu PTM
Capek nih..... Buku
Sabar......, Tunggu Saku dah numpuk,
antrian, mo dicatat di
dicatat mulai dari
Buku Pencatatan
Posbindu PTM form 1 sampe form 6
Penutup
“Sehat itu.....
bukan suatu kemewahan
Sehat itu murah.....
Tetapi menjadi mahal
Karena sehat telah berubah
menjadi sakit.......”
“Harta banyak tidak akan ada
artinya tanpa kesehatan”
Untuk itu marilah kita menuju
masa muda sehat hari tua nikmat
dengan perilaku

CERDIK
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai