Disusun oleh:
LIDYA CHRISTIANI 1420123175
ROSNATALENI GEA 1420123213
Konsep Kebutuhan Dasar manusia
Pada Wanita yang ditulis Sonia Prastika, suhu tubuh normal pada bayi dan balita
antara lain:
Umur 3 bulan: 37,4˚C
Umur 1 tahun: 37,6˚C
Umur 3 tahun: 37,2˚C
Umur 5 tahun: 37˚C
Sementara itu, suhu tubuh normal pada orang dewasa (remaja hingga tua)
rata-rata 36.5˚- 37.5˚C. Bisa dibilang suhu tubuh orang dewasa lebih
rendah dibanding bayi atau balita. Namun, bila sedang sangat aktif, suhu
tubuh dapat lebih tinggi dari normal.
Menurut Sodikin (2012) dalam repository.ump.ac.id, tingkatan suhu tubuh
manusia yang tidak normal antara lain:
Keadaan kolaps (hipotermi): < 25˚C
Subnormal < 35˚C
Pireksia: 37,8˚C - 39,5˚C (tinggi)
Hiperpireksia: > 39,5˚C
Cara Mengukur Suhu Tubuh
2. Rektal
Pengukuran tubuh secara rektal dilakukan melalui anus, biasanya
lebih cocok untuk anak-anak. Suhu rektal tidak boleh diukur jika anak
sedang mengalami diare atau umur kurang dari 1 tahun.
3.Aksila/ketiak
Suhu tubuh manusia bisa berubah-ubah dengan cepat. Ada beberapa faktor yang menyebabkan
perubahan suhu tubuh, di antaranya:
• Demam
• Kecepatan Metabolisme
• Rangsangan Saraf
• Hormon Pertumbuhan
• Hormon Kelamin
• Hormon Tiroid
Cara Menjaga Suhu Tubuh Normal :
• Minum Banyak Air
• Kompres Badan (Saat suhu badan sedang tinggi atau demam)
• Sesuaikan dengan Pakaian
• Perhatikan sirkulasi udara
Berikut ini adalah beberapa cara menjaga kesehatan kulit yang dapat kamu lakukan
setiap hari. Selain kulit lebih sehat dan terawat, kebiasaan-kebiasaan baik di bawah
ini juga berpengaruh positif untuk kesehatan tubuhmu secara keseluruhan:
• Mengubah Pola Makan Menjadi Lebih Sehat
• Istrahat Yang cukup
• Hindari rokok dan alkohol
• Kelola stres dengan baik
• Lindungi diri dari sinar matahari
• Olahraga secara rutin
• Mandi 2 kali sehari
,
PROSEDUR PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL
TUJUAN PRAKTIKUM
1. TUJUAN UMUM.
Setelah mengikuti praktikum berikut diharapkan mahasiswa dapat melakukan keterampilan
dalam melakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital.
2. TUJUAN KHUSUS.
Setelah melakukan praktikum berikut mahasiswa mampu :
1. Melakukan pengukuran tekanan darah
2. Melakukan pengukuran nadi
3. Melakukan pengukuran temperatur/suhu tubuh
4. Melakukan pengukuran pernafasan (respiration rate)
Tekanan darah (TD), nadi, suhu/temperature dan respiration rate (RR) adalah pengkajian dasar
pasien, yang diambil dan didokumentasikan dari waktu ke waktu yang menunjukkan perjalanan
kondisi pasien. TD, nadi, suhu dan RR disebut dengan tanda vital (vital sign) atau cardinal
symptoms karena pemeriksaan ini merupakan indikator yang diperlukan untuk
mempertahankan kehidupan.
Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital pada pasien dapat membantu perawat dalam membuat
diagnosa dan perubahan respon pasien. Jenis pemeriksaan tanda-tanda vital diantaranya :
3. Suhu
Lokasi pemeriksaan suhu tubuh : mulut (oral) tidak boleh dilakukan pada anak/bayi, anus (rectal) tidak boleh
dilakukan pada klien dengan diare, ketiak (aksila), telinga (timpani/aural/otic) dan dahi (arteri temporalis).
Hipotermia (<35° C)
Normal (35-37° C)
Pireksia/febris (37-41,1° C)
Hipertermia (>41,1° C)
PERBEDAAN HASIL
LOKASI PENGUKURAN SUHU
TEMPERATUR
Persiapan alat
1. Sarung tangan/handscoen
2. Thermometer (raksa, digital/elektrik)
3. Tissue
4. Bullpen
5. Bengkok
6. Lembar dokumentas
Persiapan perawat :
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan
3. Memberikan posisi yang nyaman pada pasien
Persiapan lingkungan :
1. Ciptakan lingkungan yang nyaman
Prosedur tindakan
1. Cuci tangan
2. Minta klien untuk duduk atau berbaring, pastikan klien merasa nyaman
3. Gulung lengan baju klien atau buka baju atas sampai axila terlihat
4. Keringkan daerah axila dengan tissu
5. Pastikan thermometer siap (jika menggunakan thermometer raksa suhu awal
<35°C)
6. Pasang thermometer pada daerah tengah axila, minta klien untuk menurunkan
lengan atas dan meletakkan lengan bawah diatas dada
7. Jelaskan pada klien bahwa pengukuran akan berlangsung selama 5 menit atau
sampai alarm berbunyi pada thermometer elektrik
8. Ambil thermometer dan baca hasilnya
9. Bersihkan termometer dengan kapas alkohol atau dengan menggunakan sabunsavlon-air bersih lalu keringkan
dengan tissue
10. Rapikan klien
11. Mencuci tangan
12. Dokumentasikan hasil pemeriksaan
Prosedur Tindakan
1. Cuci tangan
2. Bantu pasien untuk duduk atau berbaring, pastikan pasien merasa nyaman.
3. Gunakan ujung dua atau tiga jari (jari telunjuk, jari tengah dan jari manis )
untuk meraba salah satu dari 9 arteri.
4. Tekan arteri radialis untuk merasakan denyutan
5. Kaji jumlah, kualitas, dan ritme nadi
6. Gunakan jam tangan, untuk menghitung frekuensi nadi selama minimal 30
detik
7. Hitung frekuensi nadi selama 1 menit penuh apabila ditemukan kondisi
abnormal
8. Dokumentasikan hasil pemeriksaan
PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH
TUJUAN PRAKTIKUM
1. TUJUAN UMUM.
Setelah mengikuti praktikum berikut diharapkan mahasiswa dapat melakukan keterampilan dalam
melakukan
pemeriksaan kepala dan leher.
2. TUJUAN KHUSUS.
Setelah melakukan praktikum berikut mahasiswa mampu :
a. Melakukan pemeriksaan fisik pada kepala (wajah, mata, telinga, hidung, sinus, mulut)
b. Melakukan pemeriksaan leher
c. Mengidentifikasi abnormalitas yang ditemukan pada pemeriksaan kepala dan leher
Persiapan alat
1. Sarung tangan
2. Lidi kapas
3. Penlight
4. Otoskop
5. Garputala
6. Jam tangan (yang ada detiknya)
7. Speculum nasal
8. Tounge spatel
9. Kasa
10.Stetoskop
11.bengkok
Persiapan perawat :
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan
3. Memberikan posisi yang nyaman pada pasien
3 Persiapan lingkungan :
1. Ciptakan lingkungan yang nyaman
2. Gunakan sketsel saat melakukan prosedur
4 Cuci tangan, gunakan sarung tangan
MENGKAJI RAMBUT
- Tanyakan apakah pasien memiliki riwayat penggunaan cat rambut, obat pengeriting/pelurus, riwayat
kemoterapi, (jika memakai rambut palsu lepaskan terlebih dahulu) dll
- Inspeksi warna rambut dan apakah pertumbuhan rambut pada kulit kepala merata.
- Inspeksi dan palpasi ketebalan dan ketipisan rambut
- Palpasi tekstur dan kelembaban rambut, kutu, ketombe
- Perhatikan adanya infeksi dengan memisahkan rambut menjadi beberapa bagian, periksa bagian
belakang telinga dan disepanjang garis batas rambut di leher
- Dokumentasikan hasil pemeriksaan
- Inspeksi alis mata untuk melihat distribusi rambut, kesejajaran, kebersihan kulit dan pergerakan
(minta klien untuk menaikkan dan menurunkan alis mata), menilai distribusi rambut dan arah
lengkungan bulu mata
- Inspeksi kelopak mata untuk menilai karakteristik permukaan, posisi kelopak mata dari kornea,
kemampuan dan frekuensi berkedip
- Amati konjunctiva bulbar untuk menilai warna, tekstur dan adanya lesi. Regangkan kelopak mata
dengan ibu jari dan jari telunjuk, tekan tulang orbita bagian atas dan bawah, minta klien untuk melihat
keatas, kebawah
- Amati konjunctiva palpebra dengan menekuk kelopak mata kearah luar.
MENGKAJI TELINGA
- Inspeksi hidung bagian luar untuk melihat adanya kelainan bentuk, ukuran atau warna, septum
nasi
- Inspeksi rongga hidung dengan penlight atau speculum nasal, catat adanya kemerahan,
pembengkakan dan cairan yang keluar dari hidung
- Palpasi hidung bagian luar dengan lembut untuk menentukan area yang mengalami nyeri tekan,
terdapat massa dan mengalami pergeseran tulang kartilago, deviasi septum nasi
- Tentukan kepatenan rongga hidung, minta klien menutup mulut, mengeluarkan tekanan pada
salah
satu lubang hidung dan bernafas pada lubang hidung yang lain (ulangi prosedur untuk lubang
hidung
yang berbeda)
- Palpasi semua sinus paranasalis untuk mengetahui adanya nyeri tekan
- Dokumentasikan hasil pemeriksaan
MENGKAJI MULUT
- Inspeksi bibir luar untuk mengkaji kesimetrisan kontur, warna, tekstur. Minta klien mengerucutkan
bibirnya seolah akan bersiul
- Inspeksi dan palpasi lapisan bibir terdalam dan mukosa bukal terhadap warna, kelembaban, tekstur
dan adanya lesi
- Inspeksi palatum, uvula, dan tonsila palatina (tekan lidah dengan tounge spatel, gunakan penlight
untuk mempermudah pengamatan)
-Amati gigi dan gusi saat memeriksa bibir bagian dalam. Bila klien memakai gigi palsu, lepas terlebih
dahulu.
- Minta klien menjulurkan lidah, amati permukaan lidah (posisi, warna, tekstur)
- Amati pergerakan lidah
- Minta klien menempelkan ujung lidahnya di langit-langit mulut, amati pangkal lidah, dasar mulut,
amati juga ductus saliva untuk mengetahui adanya pembengkakan
- Palpasi lidah dan dasar mulut untuk mengetahui adanya nodul/tonjolan, kondisi duktus saliva
(gunakan kasssa untuk memegang ujung lidah, jari telunjuk tangan yang lain palpasi area belakang,
pinggir dan pangkal lidah)
- Dokumentasikan hasil pemeriksaan
MENGKAJI LEHER
- Minta klien menegakkan kepala, inspeksi otot leher (sternokleidomastoideus dan trapezius) untuk
melihat adanya pembengkakan atau massa abnormal
- Gerakkan dagu ke dada (menentukan fungsi otot sternokleidomastoideus)
- Tengadahkan kepala sehingga dagu mengarah ke atas (menentukan fungsi otot trapezius)
- Gerakkan kepala sehingga telinga bergerak kearah bahu kanan dan kiri (menentukan fungsi otot
sternokleidomastoideus)
- Hadapkan kepala ke kanan dan kiri (menentukan fungsi otot sternokleidomastoideus)
- Minta klien menghadapkan kepala kesalah satu sisi melawan tahanan tangan Anda, ulangi pada sisi
yang lain (menentukan fungsi otot sternokleidomastoideus)
- Minta klien mengangkat bahu melawan tahanan tangan Anda (menentukan fungsi otot trapezius)
- Palpasi seluruh bagian leher untuk menemukan adanya pembesaran nodus limfe
- Palpasi trakea untuk mengetahui adanya deviasi lateral. Letakkan ujung jari atau ibu jari pada trakea di insisura
suprasternum, gerakkan jari ke sisi kiri dan kanan yang dibatasi oleh klavikula, bagian anterior otot
sternokleidomastoideus dan trakea
- Palpasi adanya bendungan vena jugularis (JVD) dengan cara kepala ditinggikan 45o miring kiri,
letakkan penggaris tegak lurus sternal angle, letakkan penggaris ke 2 secara horizontal dari
sternokleidomastoideus (normalnya <4-5 cm)
- Inspeksi dan palpasi kelenjar tiroid
- Apabila diduga terdapat pembesaran kelenjar auskultasi area tiroid untuk mengetahui adanya
“bruit”
(bunyi desir halus yang ditimbulkan oleh turbulensi aliran darah). Gunakan bagian stetoskop yang
berbentuk bel.
- Rapikan pasien
- Rapikan alat
- Dokumentasikan hasil pemeriksaan
PERAWATAN DIRI
Secara bahasa, personal hygiene artinya kebersihan diri atau kebersihan perorangan.
Sedangkan menurut istilah, personal hygiene dapat didefinisikan sebagai perawatan
diri yang dilakukan untuk menjaga kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis.
• 1. Kebersihan Tangan, Kaki, dan KukuMenjaga
kebersihan tangan dapat dilakukan dengan mencuci
tangan secara rutin sebelum makan, setelah memegang
hewan, selepas buang air, dan situasi lainnya yang
memungkinkan kuman menempel pada kulit.
• 2. Kebersihan Rambut
• Kebersihan rambut dapat dijaga dengan mencuci rambut
secara teratur setidaknya 2-3 hari sekali atau saat rambut
kotor. Gunakan sampo yang sesuai dengan jenis rambut
agar perawatannya lebih maksimal.
• Kebersihan gigi dan mulut
• Untuk memastikan kebersihan gigi dan mulut tetap
terjaga, Anda dapat menggosok gigi paling sedikit
dua kali dalam sehari, yaitu pagi dan malam hari
saat hendak tidur.
• Kebersihan Kulit adalah Tindakan yang bisa
dilakukan untuk menjaga kebersihan badan adalah
mandi dengan air bersih dan sabun minimal dua kali
sehari. Selain itu, Anda juga perlu memastikan
pakaian yang akan dikenakan terbebas dari debu
dan kotoran.
6. Occupied Bed
Mengganti alat tenun kotor pada tempat tidur klien tanpa memindahkan klien Tujuan Memberikan perasaan
senang pada klien, Mencegah terjadinya dekubitus Memelihara kebersihan dan kerapihan, Dilakukan pada
klien yang tirah baring total (sakit keras atau tidak sadar/koma)
Terima Kasih