Anda di halaman 1dari 27

ARSITEKTUR TANG GAP

NAMA : LEONDA

BENC ANA
NPM
DOSEN
DIC APRIO
: 2010015111010
: IR. N ASRIL S.
MT.IAI
ARSITEKTUR TANGGAP BENCANA

Arsitektur Tanggap Benca na adalah


(Architecture Disaster Response) Sebuah
konsep perancangan atau perencanaan
bangunan yang dilakukan untuk menangani
dampak dari benca na alam dan tahan
terhadap benca na, untuk penyelamatan
serta evakuasi korban jiwa, dengan
menerapkan konsep-konsep peranca ngan
Arsitektur yang sadar dan peduli akan
bencana.
ADA 3 KRITERIA BENCANA YANG
AKAN DIALAMI SEBUAH BANGUNAN.

1 Bencana
alam
2 Bencana non
alam
3 Bencana karena
manusia
BENCANA
ALAM
GEMPA BUMI

Gempa akan menyebabkan terjadinya getaran


pada tanah, dan selanjutnya akan
menggerakkan struktur bagian bawah
bangunan yang berdiri di atasnya.
Sebagaimana dijelaskan dengan Hukum
Newton, ketika terjadi gempa bumi, maka tanah
bergetar dan menggerakkan lantai dan
pondasi. Dalam keadaan demikian, sebenarnya
struktur bagian atas bangunan seperti atap
punya kecenderungan untuk tetap bertahan
pada kondisi semula, tetapi karena terikat
dengan dinding dan kolom, maka atap tertarik
oleh gerakan dinding dan kolom.
Untuk meminimalkan koíban dan keíugian mateíial saat
teíjadinya gempa, salah satu caía yang bisa dilakukan adalah
membangun bangunan tahan gempa. Ada bebeíapa hal yang
peílu dipeíhatikan saat meíencanakan bangunan tahan gempa.

1. Lokasi
2. Jenis tanah
3. Peíencanaan denah
4. Penggunaaan stíuktuí pondasi dan beton
5. ľinggi dan jumlah lantai
6. Penggunaan mateíial
TSUNAMI

Tsunami merupakan bencana alam yang


sebagian besar kejadiannya dipicu oleh
gempa bumi dasar laut. Dampak kerugian
tsunami terhadap lingkungan pesisir
antara lain rusaknya properti, struktur
bangunan, infrastruktur dan berdampak
besar terhadap nyawa manusia.
Badan Penanggulangan Bencana Fedeíal milik Ameíika atau
biasa yang disingkat FEMA memiliki sebuah Pedoman
Desain Stíuktuí untuk Evakuasi Veítikal
daíi tsunami Ini bebeíapa di antaíanya:

1. Buat bangunan dari beton


2. Buat desain struktur yang memiliki ruang untuk
membiarkan air mengalir.
3. Buat pondasi yang amat sangat kokoh
4. Buat desain dengan redudansi
5. Pertimbangkan dari mana arah laut saat
membangun
6. Bentuk kolom yang digunakan juga
penting
PUTING BELIUNG

Puting beliung merupakan angin kencang yang


muncul secara tiba-tiba, bergerak melingkar
seperti spiral hingga menyentuh permukaan
bumi, dan mempunyai pusat (Fitriani, 2016).
Puting beliung merupakan bencana alam
paling sering terjadi di Indonesia dan semakin
meningkat intensitasnya akibata pemanasan
global. Salah satu faktor utama dari kejadian
puting beliung adalah cuaca ekstrim yang
ditimbulkan oleh pemanasan global.
Desain bangunan tahan puting beliung pada
umumnya diarahkan dengan memastikan
struktur bnagunan kuat agar dapat tahan
terhadap gaya angin, desain yang
memerhitungkan beban angin, penempatan
bangunan pada lokasi yang terlindung, dan
penghijauan sebagai peredam gaya angin
(Triana, Hadi, & Husain, 2017).
Beberapa hal yang dapat diterapkan untuk
mengantisipasi
angin kencang ini adalah :

1. Hunian diberi perlindungan alami (barrier) berupa


pepohonan untuk mengurangi kecepatan angin
yang datang
2. Menyesuaikan bentuk dan kemiringan atap dengan
kecepatan dan beban angin setempat.
3. Struktur dan konstruksi bangunan harus
mempunyai ikatan yang baik
BANJIR

Bencana banjir sering menyebabkan


bangunan kita menjadi rusak. Jadi, mau
tidak mau hal ini menjadi alasan utama
untuk merenovasi bangunan. Banjir
memang tidak dapat dihindari, tetapi kita
bisa meminimalisir dampak kerusakan
yang diakibatkan oleh banjir dengan
melakukan langkah-langkah yang
preventif.
Beberapa hal yang dapat diterapkan untuk
meminimalisir
banjir terhadap bangunan. :

1. Memiliki Pondasi Bangunan yang Tinggi


2. Buatlah Bangunan Rumah yang Tinggi
3. Buat Jalur Pembuangan Khusus
4. Bangun Taman di Area Bangunan
5. Pakailah Material Bangunan yang Berkualitas
6. Hindari Konsep Ruangan Bawah Tanah
LONGSOR
Tanah Longsor merupakan salah satu jenis gerakan massa
tanah atau batuan, ataupun percampuran keduanya,
menuruni atau keluar lereng akibat terganggunya
kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng tersebut.
Faktor Penyebab Terjadinya Longsor
• Curah hujan tinggi.
• Lereng terjal.
• Tanah kurang padat serta tebal.
• Terjadinya pengikisan.
• Berkurangnya tutupan vegetasi.
• Getaran.
3 Teknik untuk merespon tanah longsor terhadap bangunan

Teknik Sheet Pile


Sheet pile atau dinding turap adalah dinding vertikal berdimensi relatif
tipis. Fungsinya untuk membendung tanah dan masuknya air ke dalam
lubang galian.

Teknik Konstruksi Soil Nailing


Soil nailing merupakan teknik pengokohan tanah untuk menjaga
kestabilan galian lahan, caranya dengan memasukkan besi beton ke
permukaan tanah. Hal itu akan membuat tanah lebih stabil.

Penggunaan Bronjong
Bronjong atau biasa yang sering disebut gabion, merupakan sebuah
konstruksi dasar untuk sebuah bangunan atau tanggul. Metode
konstruksi anti tanah longsor ini dikenal cukup ampuh karena
memiliki sifat yang lebih fleksibel dibandingkan model konstruksi
lainnya.
MITIGASI BENCANA
ALAM
Secara geologis Indonesia terletak pada pertemuan tiga
lempeng utama dunia yaitu Lempeng Indo-Australia,
Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Negara yang kita
huni ini mendapat julukan ring of fire atau Lingkaran Api
Pasifik. Hal ini menjadi faktor di Indonesia sering terjadi
bencana.
PENGRTIAN MITIGASI

Menurut UU 24 Tahun 2007, mitigasi adalah


serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana,
baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran
dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman
bencana.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mitigasi


adalah kata benda yang memiliki dua makna tergantung
konteks penggunaannya. Makna pertama, mitigasi adalah
upaya menjadikan berkurang kekasaran atau atau
kesuburannya (tentang tanah dan sebagainya). Sedangkan
makna kedua, mitigasi adalah tindakan mengurangi
dampak bencana.
2 JENIS MITIGASI

◾ Mitigasi struktural

Usaha dalam mengurangi bencana dengan membangun berbagai sarana dan


prasarana fisik menggunakan teknologi. Salah satu contohnya dengan
membangun waduk guna mencegah bencana banjir, membuat alat
pendeteksi aktivitas gunung berapi, bangunan yang tahan gempa,
menciptakan early warning system untuk mendeteksi gelombang
tsunami.
◾ Mitigasi non structural

Mitigasi bencana non-struktural adalah jenis mitigasi yang dilakukan selain


dengan pembangunan prasarana fisik. Bentuk mitigasi ini bisa dilakukan
melalui pembentukan peraturan oleh pemerintah dan lain sebagainya.
LANGKAH - LANGKAH MITIGASI

1. Mitigasi adalah langkah yang memiliki tahap awal


penanggulangan bencana alam untuk mengurangi
dan memperkecil dampak bencana.
2. Berikutnya, langkah dari mitigasi adalah perencanaan.
Perencanaan dibuat berdasarkan bencana yang
pernah terjadi dan bencana lain yang mungkin akan
terjadi.
3. Langkah ketiga mitigasi adalah respons, yang
merupakan upaya meminimalkan bahaya yang
diakibatkan bencana.
4. Hal yang tak kalah penting dari upaya mitigasi adalah
pemulihan. Langkah ini merupakan langkah yang
perlu diambil setelah bencana terjadi guna
mengembalikan kondisi masyarakat seperti semula.
STRATEGI MITIGASI BENCANA

◾ PEMETAAN
◾ PEMANTAUAN
◾ PENYEBARAN INFROMASI
◾ SOSIALISASI, PENYULUHAN, PENDIDIKAN
◾ PERINGATAN DINI
BENCANA N O N
ALAM
Bencana nonalam adalah bencana yang
diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa
nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi,
dan kegagalan desain.
GAGAL TEKNOLOGI

Kegagalan Teknologi adalah


semua kejadian bencana yang
diakibatkan oleh kesalahan
desain, pengoperasian, kelalaian
dan kesengajaan manusia
dalam penggunaan teknologi
dan/atau industri.
Penyebab terjadinya kegagalan teknologi

1.Kebakaran
2.kesalahan desain keselamatan teknologi
3.Kesalahan prosedur pengoperasian
teknologi 4.Kerusakan komponen
5.Kebocoran
6.Sabotase atau pembakaran akibat
kerusuhan 7.Dampak ikutan dari bencana
alam (gempa bumi, banjir, dan sebagainya
Penanganan dan Upaya Pengurangan Bencana

1.Kurangi atau hilangkan bahaya yang telah


diidentifikasikan

2.Tingkatkan ketahanan terhadap kebakaran dengan


menggunakan material bangunan ataupun
peralatan yang tahan api.

3.Bangun daerah penyangga atau penghalang api


serta
penyebaran asap/pengurai asap.

4.Tingkatkan fungsi sistem deteksi.


GAGAL DESAIN

Kesalahan desain bangunan merupakan sebuah


bencana yang dilakukan oleh manusia yang merupakan
kelalaian dalam mendesain sebuah bangunan.
Tidak hanya lalai dalam mendesain, terkadang juga lalai
pada saat bekerja dilapangan. Hal ini dikarenakan
kurangnya komunikasi dan tidak mengerti dengan
gambar rencana yang telah dibuat. Hal ini tentunya
sangat berdampak besar terhadap bangunanan maupun
nyawa manusia.
Macam-Macam Kesalahan Membuat Gambar Bangunan

1. Tidak Melakukan Survei/Ukur Lokasi


2. Kesalahan Menggunakan Skala Gambar
3. Desain Tidak Tegak Lurus Terhadap Kertas Gambar
4. Keterangan Gambar Tidak Lengkap
5. Tata Ruang Bangunan Secara Random
6. Menggunakan Material Yang Langka
7. Kekeliruan Menggunakan Energi
8. Mengabaikan Keamanan Dan Kenyamanan
9. Dimensi Bahan Hanya Kira-Kira
10. Tidak Mengikuti Aturan Pakai Bahan
THANK
YO U

Anda mungkin juga menyukai