Anda di halaman 1dari 14

PENGGUNAAN OBAT

PADA KONDISI
KEHAMILAN DAN
MENYUSUI
PENDAHULUAN

Obat yang digunakan saat kondisi hamil,


sebahagian besar dapat menembus plasenta
→ terjadi pemaparan/ekspose terhadap
perkembangan embrio/fetus → akan terjadi
malformasi atau kelainan prenatal
Tahap perkembangan janin :
• Blastogenesis
Tahap zigot membelah-belah → terpapar obat → zigot rusak
→ cacat secara simetri. Misalnya : jika mata kanan buta, mata
kiri juga buta.
• Embriogenesis
Tahap pembentukan organ → terpapar obat → cacat pada
organ (malformasi)
• Fetogenesis
Pada tahap ini, organ sudah terbentuk, tinggal tahap
perkembangan organ saja → terpapar obat → organ
terpengaruh sedikit. Misalnya : jari pendek sedikit
Faktor yang harus diperhatikan :

• Sifat fisika kimia obat


• Jumlah yang menembus plasenta dan mencapai fetus
• Durasi pemaparan
• Distribusi pada jaringan fetus
• Saat pemaparan dan tahap perkembangan fetus
• Efek obat dalam kombinasi
• Aliran darah ke plasenta
• Metabolisme dalam plasenta
• Ketebalan plasenta
Sifat fisika kimia obat

• Obat paling sulit sampai yang paling mudah menembus plasenta,


bila cara transportnya : difusi pasif – aktif – terfasilitasi – kombinasi
• Obat dengan BM kecil (250-500) bisa menembus plasenta hanya
dengan gradien konsentrasi saja. Heparin dan insulin adalah produk
biologi dengan BM besar → tidak menembus plasenta → sehingga
aman diberikan untuk ibu hamil
• Obat yang sifat lipofilnya tinggi cenderung spontan menembus
plasenta. Begitu juga obat yang tidak terionisasi (non polar)
• Obat-obat yang ikatan dengan protein plasma tinggi rentan untuk
menembus plasenta → jika terjadi penurunan jumlah albumin →
obat bebas meningkat → menembus plasenta. Selama jumlah obat
yang menembus plasenta bisa diikat oleh albumin bayi tidak apa-
apa. Tetapi jumlah albumin bayi juga sedikit.
Mengapa interaksi obat dan janin
masalah ?

• Karena protein plasma janin rendah


• Sistem enzim belum lengkap
• Masih dalam tahap perkembangan organ
• Setiap malformasi efeknya lama dan irreversibble
Fetal Alkohol Sindrom

• Pemaparan alkohol selama kehamilan. Kematian cukup besar


akibat sindrom ini
• Tanda :
• Gangguan SSP
• Abnormal kraniofasial
• Defisiensi mental
• Berat badan menurun (jika mengkonsumsi 3 ml alkohol/hari)
• Kematian (75-90 ml/hari)
Merokok

Tanda :
• Akibat asap rokok → CO2 dari asap rokok terhirup → O2 kuran →
dinding plasenta mengalami hipoksia → sel mati → terjadi nekrosis →
membran plasenta ruptur secara prematur → sel dikeluarkan oleh
tubuh karena merasa tidak diperlukan lagi (sel rusak) → janin mati
• Frekuensi pernafasan menurun
• Keracunan nikotin
• Bobot dan tinggi badan menurun
• Kelahiran dipercepat (prematur)
Kafein

• Sangat tergantung pada dosis


• Tanda :
• Berat badan menurun
• Abortus pada trisemester II/III jika mengkonsumsi 150 mg/hari
Fetal Warfarin Sindrom

• Terjadi pada ibu-ibu yang mengalami penyakit jantung koroner


yang lupa menghentikan penggunaan warfarin ketika hamil
• Insidens : 10%-20% bayi meninggal pada TS I
• Tanda :
• Hipoplasia hidung → pembentukan tidak sempurna
• Gangguan tulang
• Bobot badan menurun
Thalidomide
• Sekarang digunakan untuk multiple
myeloma. Dulu digunakan untuk anxiolitik
(anti kecemasan) dan anti muntah.
• Yang menyebabkan thalidomide teratogen
adalah rasemiknya
(S-thalidomide. R-thalidomide tidak apa-
apa)
• Teratogen thalidomide adalah kecacatan
pada organ tangan
Antibiotika

• Sulfonamida → mengusir bilirubin dari ikatan


dengan protein plasma → bilirubin bebas
meningkat → jika sampai otak → kern ikterus
• Trimetoprim → menghambat pembentukan
asam folat
• Rifampisin
• Obat-obat yang mengganggu DNA dan RNA
Kesimpulan

• Penggunaan obat obatan untuk ibu hamil dan menyusui


harus di awasi karen bisa berakibat pada janin dan bayi
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai