Anda di halaman 1dari 20

TENTANG SERIKAT PEKERJA

Risa Haruman Putri, SE., MM.


BURUH DALAM IDENTITAS
 SITEM PEMBAGIAN KERJA MENUJU DOMINASI
KEPEMILIKAN INDIVIDU
 BURUH SEBAGAI KELOMPOK KEPENTINGAN
 PERBEDAAN ORIENTASI DALAM HUBUNGAN
KERJA.
 Pengusaha berorientasi pada:keuntungan/ profit
dengan cara-cara peningkatan Produktifitas,
melakukan efisiensi, serta pengembangan usaha.
 Buruh/ Pekerja berorientasi pada: Kesejahteraan
melalui instrumen upah, jaminan sosial dan syarat-
syarat kerja.
RUANG LINGKUP MENGATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN PERBURUHAN
 Ruang lingkup pengaturan perundang-
undangan perburuhan adalah terkait
hubungan industrial, yang dalam
pentahapanya meliputi:
 Sebelum Hubungan kerja
 Pada saat hubungan kerja
 Sesudah hubungan kerja
Hak –hak Normatif Buruh
 Hak normatif buruh adalah hak yang sudah ada
peraturannya. Atau dengan kata lain hak yang sudah
ditetapkan melalui undang-undang, peraturan pemerintah
maupun aturan lainnya. Dengan demikian hak normatif
buruh di Indonesia adalah hak-hak yang sudah ditetapkan
oleh pemerintah Indonesia melalui peraturan
ketenagakerjaan.
 Undang-undang yang mengatur tentang ketenaga
kerjaan:
1. Undang-undang no 13 tahun 2003 tentang Ketenaga
Kerjaan
2. Undang-undang no 2 tahun 2004 tentang Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial
3. Undang-undang no 21 tahun 2000 tentang Serikat
Pekerja/Serikat Buruh
4. Undang-Undang No 3 tahun 1992 Tentang Jamsostek
(UU NO. 40 Tahun 2004, dan UU No. Tentang SJSN dan
UU No. 24 Tahun 2011 Tentang BPJS
Hak-hak buruh
 Hak buruh adalah : hak yang melekat
pada buruh/pekerja selama dia
melaksanakan perjanjian kerja/
menerima upah
 Hak normatif buruh terdiri dari :
1. Hak yang bersifat ekonomis
2. Hak yang bersifat politis
3. Hak yang bersifat kesehatan
Hak Ekonomis Pekerja
 Termasuk Komponen Upah
 Upah Pokok : imbalan dasar yang dibayarkan kepada buruh menurut

tingkat atau jenis pekerjaan yang besarnya ditetapkan.


 Tunjangan Tetap : suatu pembayaran yang teratur berkaitan dengan

pekerjaan yang diberikan secara tetap untuk buruh dan keluarganya


yang dibayarkan bersamaan dengan upah pokok seperti tunjangan istri,
tunjangan anak, tunjangan perumahan dan tunjangan kehamilan.
 Tunjangan Tidak Tetap : suatu pembayaran yang secara langsung

atau tidak langsung berkaitan dengan buruh dan diberikan secara tidak
tetap bagi buruh dan keluarganya serta dibayarkan tidak bersamaan
dengan pembayaran upah pokok.
 Yang Tidak Termasuk Komponen Upah
 Fasilitas

 Bonus, dan

 Tunjangan Hari Raya


PENETAPAN UPAH MINIMUM

Dewan Pengupahan PIHAK2 YG DIANGGAP


(USULAN) PERLU (KONSULTASI)

Beranggotakan:
Pemerintah
ASOSIASI PENGUSAHA
SERIKAT PEKERJA
(REKOMENDASI)

Diusulkan oleh Bupati/ Walikota GUBERNUR (KEPUTUSAN)

7
Source: bps prov Banten
 Hak yang bersifat politis
1. Hak untuk mendirikan serikat
2. Hak untuk melakukan mogok kerja
3. Hak untuk berunding (menyusun PKB, Bipartit
dsb)
 Hak yang bersifat kesehatan,
keselamatan, dan kesejahteraan

1. Hak untuk mendapatkan keamanan dan


keselamatan kerja
2. Hak untuk mendapatkan jaminan sosial
3. Hak untuk mendirikan Koperasi
PERMASALAHAN YANG KERAP DIALAMI
OLEH BURUH DALAM HUBUNGAN
KERJA

Secara garis besar permasalahan yan


dialami pekerja meliputi dua hal yakni:

1. Regulasi
2. Permasalahan implementasi
Permasalahan Regulasi
 Pengupahan
Pengupahan didasarkan atas Komponen Hidup
Layak (KHL). Sedang KHL sendiri mengacu
kepada kebutuhan hidup minimum. KHL
sendiri distandarkan pada kebutuhan
minimum 1 orang (lajang) lantas bagaiman
dengan buruh yang berkeluarga dan
mempunyai anak.
Lanjutan Permasalahan Regulasi

 Outsourcing dan Sitem Kontrak


Dalam pengaturan Outsourcing akan banyak
menimbulkan kerugian bagi pekerja, antara lain:
1. kepastian kelangsungan pekerjaan,
2. pembiasan hubungan kerja,
3. rentan terjadi pelanggaran hak-hak buruh.
Lanjutan Permasalahan Regulasi

 Jaminan Sosial
Diundangkanya UU No. 40 Tahun 2004 Tentang SJSN,
hingga saat ini masih belum dapat terimplementasikan
dikarenakan belum adanya UU Pelaksananya (BPJS)
- Jaminan kesehatan semua penyakit seumur hidup

untuk seluruh rakyat.


- Jaminan pensiun untuk buruh di Indonesia.

- Badan penyelenggara berbentuk Wali Amanah.


Permasalahan implementasi

 Oleh Pemerintah
 Masih belum maksimalnya pengawasan terhadap sekian
kebijakan perundang-undangan yang berlaku.
 Lemahnya penegakan hukum oleh negara terhadap
pelanggaran-pelanggaran hak-hak buruh
 Oleh Pengusaha
 Pelanggaran-pelanggaran ketentuan perundangan yang
merugikan hak-hak pekerja.
 Kriminalisasi pemberangusan seikat pekerja serta tindakan
kriminalisasi serikat buruh dan pengurus serikat buruh.
 Sikap tertutup, skeptis terhadap keberadaan serikat pekerja
didalam perusahaan.
UPAYA YANG DILAKUKAN DALAM
MEWUJUDKAN PERLINDUNGAN HAK-HAK
PEKERJA
1. ADVOKASI KEBIJAKAN
 Mengkritisi, menolak dan mengusulkan kebijakan perundang-
undangan yang berpihak kepada buruh, khususnya di yogyakarta
 Mendorong kenaikan upah pekerja (umk) di yogyakarta.

2. ADVOKASI KASUISTIK.
 Memberikan konsultasi, bimbingan, dan pendidikan terhadap hak-
hak pekerja.
 Melakukan pembelaan baik didalam maupun diluar perusahaan.
 Melakukan mediasi bersama organisasi pengusaha guna
menemukan solusi bersama.
LANGKAH-LANGKAH PERBAIKAN MENUJU
KESEJAHTERAAN BURUH
Dalam melakukan perubahan dan peningkatan
kesejahteraan perlu ditanamkan pemahaman tentang
identitas buruh itu sendiri, Yakni:
1. buruh sebagai Warga Negara, yang dalam hal ini
melekat kewajiban negara dalam perlindungan
kesejahteraan dan penghidupan yang Layak bagi warga
negara.
2. buruh sebagai instrumen pokok dalam hubungan kerja
yang mempunyai hak dan kewajiban untuk dipenuhi
dan dijalankan.
BEBERAPA HAL KRUSIAL YANG MENJADI
PERJUANGAN BURUH
1. Revisi terhadap UUK No 13 Tahun 2003 dan peraturan
dibawahnya, yang antara lain penghapusan
Outsourcing, perbaikan komponen KHL, DLL
2. Pelaksanaan SJSN.
3. Peningktan Pengawasan ketenagakerjaan yang efektif
sebagai penjamin perlindungan terhadap hak-hak
buruh
4. Serta Penegakan hukum secara tegas terhadap tindak
pelanggaran UU Ketenagakerjaan
5. Peningkatan kesejahteraan buruh melalui koprasi
buruh/ pekerja.
PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN
INDUSTRIAL
 Dalam pelaksanaannya, pasti akan timbul perselisihan. Perselisihan
adalah pelanggaran-pelanggaran hukum baik yang dilakukan baik
oleh pengusaha maupun pekerja.
Perselisihan –perselisihan tersebut terdiri dari :
 Perselisihan hak adalah perselisihan yang timbul karena tidak

dipenuhinya hak, akibat adanya perbedaan pelaksanaan atau


penafsiran peraturan perundang-undangan, perjanjian kerja,
peraturan perusahaan, dan perjanjian kerja bersma.
 Perselisihan kepentingan perselisihan yang timbul karena tidak

adanya kesesuaian pendapat mengenai pembuatan dan/atau


perubahan syarat-syarat kerja yang ditetapkan dalam perjanjian
kerja, peraturan perusahaan, serta perjanjian kerja bersama
 Perselisihan pemutusan hubungan kerja adalah perselisihan

yang timbul karena tidak adanya kesesuaian mengenai


pemutusan hubungan kerja oleh salah satu pihak
PROSEDUR PENYELESAIAN
PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

MAHKAMAH AGUNG
(KASASI) 30 HARI

PK Ps 115
P. HAK P. PHK
PUTUSAN PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL 50 HARI
FINAL
Ps. 103
PB PB
140
ARBITER KONSILIASI MEDIASI 30 HARI HARI

SEPAKAT 2 PIHAK Ps 15,


Ps 25,
Ps 40 (1)

DISNAKER

PB BIPARTIT 30 HARI
Ps. 3 (2)

KEPENTINGAN SP/SB HAK PHK


PERSELISIHAN 20

Anda mungkin juga menyukai