Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN
A. LatarBelakang

Tenaga kerjasebagaibagiandari UU

Ketenagakerjaanmerupakankomponenpentingdalamsebuahperusahaansebagaip

elakudalamtujuanpembangunannasional. Tenaga

kerjamerupakanfaktorpentingdalam proses produksi, sebagai operator proses

produksi, tenagakerjamemilikiperan yang vital dalam proses

produksidibandingkansaranaproduksilainnyasepertibahanbaku, tanah, air, dan

lain-lain. Hal

inikarenatenagakerjamerupakanpenggeraksemuasumbertersebutuntukmenghasi

lkansuatuproduk.Ketenagakerjaanmerupakanbagian yang

tidakterpisahkanuntukmembantupembangunannasional. Tenaga

kerjamemegangperanan yang sangat penting dan diposisikansebagaipelaku dan

sasaranpembangunannasional (Hidayat, 2018).

Pembangunan ketenagakerjaan di Indonesia didasarkanpada Pasal 27

ayat (2), Pasal 28 D ayat (2), dan Pasal 281 ayat (4) UndangUndang Dasar

1945. Berdasarkanpasal-pasaltersebut, hakataspekerjaan, hakataspekerjaan,

perlindunganhakasasimanusia, dan dalamhalinipekerja,

merupakanhakkonstitusionalsetiapwarga negara Indonesia dan

merupakantanggungjawab negara untukmemenuhinya. Artinya,

berdasarkanamanatkonstitusi, negara

berkewajibanmemberikanperlindungankepadawarga negara yang


akanmenggunakanhaknyauntukmendapatkanpekerjaan yang layak.Hak-

hakpekerja yang diaturdalam UU Ketenagakerjaan Indonesia merupakanhak-

hak yang harusdiperjuangkandalamrangkamengangkatharkat dan

martabatsertakemanusiaantenagakerja.

Perlindungantenagakerjabertujuanuntukmenjaminhak-hakdasarpekerja/buruhde

ngantetapmemperhatikanevolusikemajuan dan kemajuan global di era yang

semakinmajudalam dunia usahanasional dan internasional (Latupono, 2011).

Secaraumum, upahadalahpembayaran yang

diterimapekerja/buruhselamamerekamelakukanpekerjaanatauterlihatmelakukan

pekerjaan. MenurutPasal 1 Nomor 30 Undang-UndangNomor 13 Tahun 2003,

upahadalah “hakpekerja/buruh yang diterima dan dinyatakandalambentuk uang

sebagaiimbalandaripengusahaataupengusahakepadapekerja/buruh yang

ditetapkan dan dibayarsesuaidenganperjanjiankerja, perjanjianatauundang-

undangundangan, termasuktunjanganbagipekerja/pekerja dan

keluarganyaatassuatupekerjaan dan/ataujasa yang

telahatauakandilakukan”.KetentuanPasaltersebut juga

menyebutkanbahwakesejahteraanpekerja/kerjaadalahpemenuhankebutuhan

dan/ataukebutuhan material dan spiritual, baik di dalammaupun di

luarhubungankerja, yang

secaralangsungatautidaklangsungdapatmeningkatkanproduktivitaskerjadalamli

ngkungankerja yang aman dan sehat (Sari, 2016).

Pemerintahadalahsaranauntukmenghubungkanpekerja dan pengusaha.

Partisipasipemerintahmerupakansaranapemberianperlindunganhukum yang
bertujuanuntukmenjaminterciptanyahubungankerja yang

adilatauperlindunganterhadappekerja yang menjadiobjekperlindunganhukum.

Adanyaperjanjiandenganhubungankerjamempunyaihubungan timbal balik,

yang

dapatmenimbulkanhubunganbisnisantarakeduabelahpihakdalamhubungankerja.

Kemudiankontrakkerja juga mengaturtanggungjawab yang diberikan oleh

perusahaansepertiasuransikesehatan, upah dan tunjanganakhir masa kerja.

Namun, banyakpekerja yang mengeluhkanpemenuhanhak dan

kewajibannyadalamkontrakkerjatidaksesuaidenganapa yang

adadalamkontrakkerja, sepertipemberianupah di luar yang diharapkan,

kemudianasuransikesehatan, terkaitcuti dan pemutusanhubungankerja. Bayar

apa yang merekadapatkan. Oleh karenaitu,

perusahaanberupayauntukmengadakankontrakkerjasesuaidenganketentuanhuku

m yang berlaku. Peraturan yang berlakubagisetiappekerja di perusahaan yang

berlaku di Indonesia adalah UU Ketenagakerjaan yang

telahdiperbaharuidengan UU HakCiptaKerja.

Pengaturanhukumperburuhanberlakuterhadapadanyahubunganhukum yang

dimulaidarirezimperburuhanterhadappihak yang melakukanpekerjaan dan

pemberikerjasehinggaterjalinhubungankerja. Dalam proses yang

berkaitandenganapa yang adadalamperjanjianterjadinyasuatuhubunganbisnis.

Hubungankerjaterdiridaripengusaha dan pekerja, dan

kewajibanmerekasepertimereka yang menyediakanpekerjaan dan mereka yang

melakukanpekerjaan (Perdana &Gusrinda, 2021).


Penjelasanperjanjiankerjadalamkaitannyaitumenimbulkansuatuhubung

an yang terjadiantarapemberikerja dan pelaksanakerja yang kemudian di

atursebagaimanadalamPasal 1 ayat (14) Undang-UndangNomor 13 tahun 2003

TentangKetenagakerjaansebagaimanatelahdiubahmenjadiUndang-Undang no

11 Tahun 2020 TentangCiptaKerja.

Dalamperjanjiankerjatersebuttimbulahsuatuikatankerjaantarapemberikerja

(pengusaha) denganpelaksanapekerjaan (pekerja) yang

memberikanaturanterhadaphak dan kewajibanpekerjaatauburuh dan

pengusaha.Padaintinyasuatuhak dan

kewajibanharuslahseimbang.Dalamkaitannyahubungankerjainipengusahamemi

likikewajiban yang merupakanhakdaripekerjaatauburuh dan sebaliknya juga

pekerjamemilikikewajiban yang merupakanhakdaripengusaha.

Apabilaterjadisuatupelanggaransepertiwanprestasibaik yang dilakukan oleh

pengusahaataupunpekerja masing-masing pihakdapatmelakukan proses hukum

yang berlakusesuaidenganperaturanperundang-undangan dan

sesuaidalamperjanjiankerja (Tampongangoy, 2013).

Pada tahun 2020, Pemerintah Indonesia memberlakukanUndang-

UndangNomor 11 Tahun 2020 tentangPenciptaanLapanganKerja, dan pada

tahun 2021 PeraturanPemerintahNomor 35 Tahun 2021 tentangPerjanjianKerja

Waktu Tertentu, AlihDaya, Waktu Kerja dan Waktu Istirahat dan

PemutusanHubunganKerja. Beberapaperubahantelahdimasukkandalam UU

CiptaKerja, antara lain penghapusanPasal 59 UU

KetenagakerjaanterkaitPerjanjianKerja Waktu Tetap (PKWT). Undang-


UndangPenciptaanPekerjaantidakmemberikanbatasanwaktuuntuksistemkontrak

kerja yang bersifatspesifik. Dengandemikian, pemerintahmemberikanbatasan

PKWT dalamundang-undangketenagakerjaan yang sebenarnyamemberatkan

dunia usaha dan tidakfleksibel (Kususiyanah, 2021).

Kewajibanmembayarupahdalamhubungankerjamerupakankewajibanut

amaseorangpengusahadalammembayarupahkepadapekerjanya.

Ketentuanterkaitgajiini juga telahmengalamiperubahanregulasimenujucommon

law. Hal initerlihatmelaluiintervensipemerintahdalammenetapkanupah

minimum yang harusdibayarpengusaha, yang dikenaldenganupah minimum

regional (UMR). Jika majikan yang

mempekerjakanpekerjamelebihiketentuanwaktukerja,

makaiawajibmembayarupahlembur.

Pengusahawajibmempekerjakanpekerja/buruhsesuaidenganwaktukerja yang

ditetapkandalamperaturanperundang-undangan,

jikamelebihiketentuantersebutmakakerjalemburdihitung/dibayar (Hartono

&Ramadhani, 2020).

Berdasarkanuraiandiatas,

penulistertarikuntukmengkajitentangkerjalemburberdasarkanperaturanpemerint

ahNomor 35 Tahun 2021 tentangwaktukerja dan waktuistirahat. Oleh

karenaitu, penulistertarikuntukmelakukanpenelitian yang

diwujudkandalambentukskripsi yang

berjudul“TinjauanYuridisTentangKerjaLemburBerdasarkanPeraturanPe

merintah No 35 Tahun 2021 Tentang Waktu Kerja dan Waktu Istirahat”.


B. RumusanMasalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan masalah penelitian

ini yaitu,

BagaimanakahpengaturanwaktukerjalemburberdasarkanPeraturanPemerintah

No 35 Tahun 2021?

C. Tujuandan ManfaatPenelitian

Berdasarkankesesuaiandenganrumusanmasalah di atas,

makatujuanyang ingindicapai pada

penelitianiniyaituuntukmengetahuibagaimanapengaturanwaktukerjalemburberd

asarkanPeraturanPemerintah No 35 Tahun 2021?

Adapun manfaatdaripenelitianiniadalahsebagaiberikut:

1. Manfaatteoritis:

Diharapkanpenelitianhukuminidapatmemberikansumbanganpemikirandala

mrangkapengembanganilmuhukumpada

umumnya,khususnyapadahukumketenagakerjaantentanganalisistentangwakt

ukerjalembur pada PeraturanPemerintah No 35 Tahun 2021 tentang Waktu

Kerja dan Waktu Istirahat.

2. Manfaatpraktis,

penelitianinidiharapkandapatdijadikansebagaiacuandalammembuatkeputusa

n oleh pemerintah, perusahaan, maupunmasyarakatluas.

D. Ruang LingkupPenelitian

Ruang lingkupdaripenelitianiniadalahterbatas pada


tinjauanterkaitkerjalemburberdasarkanPeraturanPemerintah No 35 Tahun 2021

tentang Waktu Kerja dan Waktu Istirahat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Waktu Kerja

Waktu kerjaadalahwaktu yang tepatuntukmenyelesaikanpekerjaan,

dan dapatdilakukan pada siang, sore, dan malamhari. Waktu

kerjaadalahpenggunaanenergi dan penggunaan organ

secaratertibselamaperiodewaktutertentu. Semakinbanyakwaktukerja yang

dimilikiseorangpekerjamakasemakinbanyak pula bebankerja yang diterimanya

dan sebaliknyajikawaktu yang digunakan oleh

tenagakerjalebihsedikitdariwaktukerja yang

sebenarnyamakaakanmengurangibebankerja. Yulenda (2021)

menyatakanbahwaaspekterpentingdalamhalwaktukerjameliputilamanyawaktus

eseorangmampubekerjadenganbaik, hubunganantarawaktukerja dan istirahat,

dan waktukerjadengan slot waktu (pagi, siang, dan malam).

MenurutAsrawati

(2021),waktubakusecaradefinitifdinyatakansebagaiwaktu yang dibutuhkan oleh

seorangpekerjadengantingkatkemampuan rata-rata

untukmenyelesaikansuatupekerjaan. Waktu

bakusudahtermasukkelonggaranwaktu (allocated time) yang

diberikandenganmemperhatikansituasi dan keadaan yang

akandiselesaikan.MenurutHusen (2009),

dalamkontekspenjadwalanterdapatperbedaanantarawaktu (time) dan

kurunwaktu (duration).

Bilawaktumenyatakansiang/malam,sedangkankurunwaktuataudurasimenunjuk
kanlamanyawaktu yang dibutuhkandalammelakukansuatukegiatan,

sepertilamanyawaktukerjadalamsatuhariadalah8 jam.

Menentukandurasiataukegiatanbiasanyadilandasi volume

pekerjaandanproduktivitaskelompokpekerjadalammenyelesaikansuatupekerjaa

n.

Lamanyawaktuseseorangbiasanyabekerjadalamsehariumumnya 8 jam,

dan 16 jam sisanyadigunakanuntukkehidupankeluarga dan masyarakat,

istirahat, tidur, dan lain-lain. Perpanjanganwaktukerjamelebihikapasitas,

biasanyatidakdibarengidenganefisiensi, efektivitas dan produktivitaskerja yang

optimal, bahkanbiasanyaterjadipenurunankualitas. Bekerjadalamwaktu lama,

adakecenderungantimbulkelelahan, gangguankesehatan, sakit, kecelakaankerja

dan ketidakpuasan.

MenurutUndang-UndangRepublik Indonesia Nomor 13

tentangKetenagakerjaanTahun 2003, Pasal 77 Ayat 1,

setiappengusahawajibmelaksanakanketentuanwaktukerja yang meliputi 7 jam

per hari dan 40 jam per mingguselama 6 harikerja, atau 8 jam per hari. hari dan

40 jam dalamsemingguselama 5 harikerja.

Ketentuaninitidakberlakuuntukbidangusahaatauprofesitertentu. Pengusaha

yang

mempekerjakanpekerjasetelahwaktukerjatersebutwajibmembayarupahlembur.

Selainitu, ayat 1 Pasal 79

menyatakanbahwapengusahawajibmemberikanwaktuistirahat dan

liburankepadapekerja. Waktu istirahat dan cutimeliputiistirahatantara jam kerja


paling sedikitsetengah jam, setelahbekerjaselama 4 (empat) jam terusmenerus

dan waktuistirahattidaktermasuk jam kerja, sertaistirahat 1 (satu)

harisemingguselama 6 (enam) harikerja. dalamseminggu. Seminggu, dan

cutitahunantidakkurangdari 12 harikerja, setelahpekerja yang

bersangkutanbekerjaselama 12 bulanterusmenerus (Bertho, 2019).

Karyawanbiasanyamempunyaikemampuan normal

menyelesaikantugaskantor / perusahaan yang dibebankankepadanya,

kemampuanberkaitandengankeahlian, pengalaman, dan waktu yang dimiliki.

Dalamkondisitertentu, pihakatasanseringkalimemberikantugasdenganwaktu

yang terbatas.

Akibatnyakaryawandikejarwaktuuntukmenyelesaikantugastepatwaktusesuai

yangditetapkanatasan (Syovira, 2017).

Waktu kerjamerupakan salah satudariempatfaktororganisasi yang

merupakansumberpotensialstresbagikaryawan di tempatkerja(Utomo, 2019).

Setyani (2013)menyatakanbahwabanyakkarakteristikpekerjaan dan

lingkungankerja yang mengandungstreskerja, salah

satunyaadalahkurangnyawaktuuntukmelakukanpekerjaan.

Karyawanbiasanyamemilikikemampuan yang normal

untukmenyelesaikantugaskantor/perusahaan yang diberikankepadanya,

kemampuan yang berkaitandenganpengalaman, keahlian dan waktu yang

dimiliki. Dalamkeadaantertentu,

bosseringmemberikantugasdenganwaktuterbatas. Akibatnya,

karyawandikejarwaktuuntukmenyelesaikantugastepatwaktuseperti yang
ditentukan oleh atasannya.

Karyawan yang memilikikemampuanuntukmengontroltingkatstres,

tetapimenjadibeban. Karyawan lain yang memilikituntutan yang

tidakdapatdicapai. Sepertialkoholisme, kecanduankerja juga sulitdiobati.

Cahyanii (2021)mengatakanbahwa jam

kerjamerupakanfaktorpenyebabstreskerjadenganmengatakanbahwaadaenamfak

torpenyebabstreskerjakaryawan, antara lain bebankerja yang sulit dan

berlebihan, tekananmengemudi yang tidakadil dan tidakadil, sertawaktu dan

peralatan yang tidakmencukupi.

Konflikantaraindividudenganpimpinanataukelompokkerja, upah yang sangat

rendah, dan masalahkeluarga. Jam kerjaadalahbagian paling umum yang

harusadadalamsebuahperusahaan. Jam kerjaseorangkaryawan pada

umumnyaditentukan oleh

pimpinanperusahaanberdasarkankebutuhanperusahaan, peraturanpemerintah,

dan kemampuankaryawan yang bersangkutan.

Makanoneng (2021) menyatakantimework (upahmenurutwaktu)

adalahsuatusistempenetapanupah yang

harusdibayarmenurutlamanya/jangkawaktu yang

digunakandalammenyelesaikansuatupekerjaan, misalnya per hari, per jam, per

minggu, per bulan, dan lain-lain. Ada aturanmengenaiwaktukerjamaksimal,

pemberianwaktuistirahat, sertakompensasiatasmelebihiketentuantersebut. Hal

itutertuangdalam Keputusan PresidenNomor 3 Tahun 1983, yang isinyaantara

lain sebagaiberikut.
1. Jam kerjaadalah 7 jam/hari dan 40 jam/minggu.

2. Jika pekerjaannyaselama 4 jam berturut-turut,

iaharusdiberiistirahattidakkurangdarisetengah jam.

3. Masa istirahatmingguan 2 hari (selama 5 harikerja) dan 1 hari (selama 6

harikerja).

4. Masa istirahattahunanadalahhariliburumum yang

diberikankepadapekerjauntukmerayakannya. Waktunyaditentukan oleh

pemerintah.

B. Waktu KerjaLembur

Lemburadalahwaktukerjalebihdari 7 jam per hari dan 40 jam

satumingguselama 6 harikerjadalamsatumingguataudelapan jam per hari dan

40 jam satumingguselama 5 harikerjadalamsatumingguatauwaktukerja pada

hariistirahatmingguan dan/ atau pada hariliburresmi yang ditetapkan oleh

pemerintah (Pasal 1 angka 1 Departemen Tenaga Kerja dan Imigrasi No. Kep-

102/MEN/VI/2004 tentangKerjaLembur dan UpahLembur). Pangestika

(2021)mendefinisikanlembursebagaiwaktukerjalebihdari 40 jam per minggu,

berlangsungsetidaknyatigamingguberturut-turut.

Lemburadalahwaktubekerjalebihdari 8 jam per hari dan 40 jam per minggu.

Lemburditerapkansebagaidayatarikbagipekerjadengankualifikasi yang

dibutuhkan, karenaupahlembur yang tinggi. Seringkalipekerjaantambahan juga

dilakukanuntukmemenuhikeinginanpengusaha, agar

proyekdapatdiselesaikansecepatmungkin,
sehinggadapatberjalansecepatmungkin dan menghasilkankeuntunganbisnis.

Lemburseringdipilihkarenatidakmenyebabkanmasalahkoordinasiteratasisepertij

ika Anda mempekerjakanpekerjatambahan (lembur) atau jam kerja yang

bergeser (shift).

Hudoyo&Sismiyani

(2022)mengatakanpenambahanpekerjaantersebutberdampak pada

pelaksanaanpekerjaantersebut. Selainfaktorkelelahanpekerja, jadwallembur

juga menyebabkanpenambahanberbagaiaspek yang

berkaitandenganpelaksanaanpekerjaan dan percepatanpengadaan, sepertibahan,

peralatan, tenagateknis dan administrasi yang

bertanggungjawabuntukmemenuhikebutuhanfasilitaskerja.

Pengusaha yang

mempekerjakanpekerja/buruhlebihdariwaktukerjasebagaimanadimaksuddalam

Pasal 77 ayat (2) harusmemenuhipersyaratansebagaiberikut:

1. Adanyapersetujuandaripekerja/buruh yang bersangkutan dan

dapatdijelaskansebagaiberikut:

Persetujuan yang

dimaksuddalampasaliniadalahpersetujuanpekerjauntukbekerjasebagai salah

satusyaratatausyaratterpentingbagipelaksanaankerjalemburbagipekerjaataup

ekerja. Demikian pula perjanjian (mufakat) inididasarkan pada

munculnyasuatuperjanjian yang jelas dan tertulis yang

dapatdirepresentasikandari Bab Satu BukuTigaKUHPerdata Bagian 1 Pasal

1233 yang memuat: “Keikutsertaan yang


lahirsebagaiakibatdarisuatupersetujuanataukarenaundang-undang”.

Sebaliknya, pekerjasebagaiindividu yang

mandirimemilikihakuntukmemilih, yang dijamin oleh UUD 1945

untukbebasmembuat dan membuatperjanjiandalambentukapa pun

atauperjanjianperburuhan internal, termasukdenganpengusaha.

Perjanjiankerjamerupakantitikawalpelaksanaankerjalembur oleh pekerja.

Apalagiperjanjiankerjabiasanyadidasarkan pada kegiatankerjalembur

oleh pekerja yang diperolehmelaluisuatuperkumpulanberupa Surat

PerintahKerjaLembur (SPL) dariperusahaankepadapekerja (Rivera, 2017).

Dengansetujumenandatanganiperintahkerjalembur,

berartipekerjaataupekerja yang

bersangkutansiapuntukmelakukankerjalembursebagaimanadiminta oleh

pengusaha dan siapbekerjamenurutketentuan yang mencakupwaktu-

waktutertentu.

Implikasidarikesepakatankerjabersama yang

disepakatiakanmenimbulkanhubungansebabakibattertentu yang

mengikatpekerja yang tergabungdalamserikatpekerja dan pengusaha.

Penandatangananberartipekerjamemilikikomitmenkerja yang lebih lama

daribiasanya, dan

pekerjatidakdapatlagimenghindariperjanjianataukewajibankarenatelahmemil

ikikekuatanhukumsebagaimanadiaturdalamundang-undang. Pasal 1338

KUHPerdata yang menyatakanbahwa “segalaperjanjian yang

dibuatberdasarkanundang-undangadalahsahmenuruthukum orang yang


membuatnya”. Dapatdikatakandarisinibahwainiberartibahwa para

pekerjaterikat oleh suatuperjanjian yang telahmerekasendirisepakati dan

ituadalahsesuatu yang harusdipatuhikarenatelahmenjadiundang-

undangtersendiridari para pihak yang membuatnyamenurutprinsip-

prinsipperdata dan asalkanperkumpulanitumenuruthukum. Undang-

undangtersebuttidakbertentangandenganaturan-aturan yang

sudahadasebelumnyasepertiaturan-aturanseperti yang terdapatdalamPasal

1320 yang berkaitandengansyarat-

syaratberlakunyasuatuperjanjianatauperjanjian.

Item-item dalam daftar tersebutadalahnama-namapekerja yang

bekerjalembur dan lamanyawaktukerjalemburtersebutdilakukan. UU

Ketenagakerjaan juga

mengatursyaratsahnyasuatuperjanjiankerjasebagaimanatercantumdalamPasa

l 52 Ayat 1 (1) yang berbunyi: Perjanjiankerjadibuatatasdasar:

a. kesepakatankeduabelahpihak

b. kemampuanataukesanggupanuntukmelakukan proses hukum;

c. Ada pekerjaan yang dijanjikan

d. Pekerjaan yang disepakatitidakbertentangandenganhukum yang berlaku,

peraturanumum dan moral masyarakat.

2. Kerjalemburhanyadapatdilakukan paling lama 3 (tiga) jam dalamsatu(satu)

hari dan 14 (empatbelas) jam dalamsatu (satu) minggu. Hal ini juga

ditegaskandalamPeraturan Menteri Tenaga Kerja dan Perhubungan No.

Kep-102/MEN/VI/2004 tentang uang lembur dan uang lembur.


Meskipunsyaratpertamakerjalemburadalahadanyakesepakatanantarapengusa

ha dan pekerja, namunkesepakatantelahdicapai dan ditandatangani oleh

pekerjaataupekerjadenganakibatatauimplikasinya,

biasanyapengusahaataupengusahamenerapkankewajibanlemburdalambentuk

iurantetapidimaksudkandalam Status initidakberartibahwapengusahadapat,

terlepasdari status pekerja, memberikanpekerjalembur yang tidakrasional

dan tidakterbatas.

Dengandiaturnyapembatasanmengenaipembatasankerjalembur yang

diaturdalam UU Ketenagakerjaanbertujuanuntukmelindungipekerja dan

memberikanperlindungankepadapekerja yang

telahmemilikikesepakatanuntuktidakmenderitakerugianmateriilmaupunimm

ateriildarikepentinganpihak lain yaitupemberiusaha.

C. PeraturanPemerintah No 35 Tahun 2021

PeraturanPemerintahNomor 35 Tahun 2021 tentangwaktukerja dan

waktuistirahat pada Bab

Empatmenyebutkanbahwasetiappengusahawajibmelaksanakanketentuanwaktu

kerja. Jam kerjasebagaimanadimaksud pada ayat di atasadalah:

a. 7 (tujuh) jam satu (satu) hari dan 40 (empatpuluh) jam satu (satu)

mingguselama 6 (enam) harikerjadalamsatu (satu) minggu; atau

b. 8 (delapan) jam satu (satu) hari dan 40 (empatpuluh) jam satu (satu)

mingguselama 5 (lima) harikerjadalamsatu (satu) minggu.

Pada saat yang sama, ketentuantentangwaktukerja yang disebutkan di


atastidakberlakuuntuksektorataupekerjaanbisnistertentu. Pelaksanaan jam

kerjabagipekerja/buruh di perusahaandiaturdalamperjanjiankerja,

peraturanperusahaanatauperjanjiankerjabersama. Pengusaha yang

mempekerjakanpekerja/buruh di

tempatkerjawajibmemberikanistirahatmingguankepadapekerja/buruh yang

meliputi:

a. Istirahatmingguansatuhari (satuhari) selama 6 (enam) harikerjadalamsatu

(satu) minggu; atau

b. Cuti 2 (dua) haridalamsemingguselama 5 (lima) harikerjadalamsatu

(satu) minggu.

Perusahaan pada bidangusahaataupekerjaantertentu yang menerapkan

jam kerjakurangdariketentuanmemilikiciri-cirisebagaiberikut:

a. penyelesaianpekerjaandalamwaktukurangdari 7 (tujuh) jam dalamsatu

(satu) hari dan kurangdari 35 (tigapuluh lima) jam dalamsatu (satu)

minggu;

b. jam kerjafleksibel; atau

c. Pekerjaandapatdilakukan di luarlokasi.

Perusahaan pada beberapabidangusahaataupekerjaan yang

menerapkan jam kerjamelebihiketentuan,

pelaksanaannyasesuaidenganketentuan jam kerja yang ditetapkan oleh

Menteri. Dalamhaldiperlukanwaktukerja dan waktuistirahatselain yang

ditetapkan oleh Menteri, Menteri dapatmenetapkanwaktukerja dan

waktuistirahat di bidangusahaataupekerjaantertentulainnya.
Ketentuanlebihlanjutmengenai jam kerja dan

waktuistirahatdalamusahaataupekerjaantertentulainnyadiaturdenganperatura

nmenteri.

Pelaksanaan jam kerja dan jam kerjabagipekerja yang bergerak di

bidangusahatertentuataupekerjaan yang menerapkan jam

kerjakurangdariketentuan yang diaturdalamperjanjiankerja,

peraturanperusahaan, atauperjanjiankerjabersama. Perjanjiankerja,

peraturanperusahaanatauperjanjiankerjabersamamengaturtentangpelaksanaa

n jam kerja dan jam kerjabagipekerja/buruh yang bekerja pada

bidangusahatertentuataupekerjaan yang menerapkan jam

kerjamelebihiketentuan.

Kerjalemburhanyadapatdilakukan paling lama 4 (empat) jam

dalamsatu (satu) hari dan 18 (delapanbelas) jam dalamsatu (satu) minggu.

Ketentuanlembur, tidaktermasukkerjalembur yang dilakukan pada

waktuistirahatmingguan dan/atauhariliburnasional. Pengusaha yang

mempekerjakanpekerja/buruh di luar jam kerjawajibmembayarupahlembur.

Kewajibanmembayarupahlemburkepadapekerja/pekerja di

beberapakategoripekerjaandikecualikan. Pekerja/pekerja di

beberapakelompokpekerjaanmemilikitanggungjawabsebagaipemikir,

perencana, pelaksana

dan/ataupengendalimanajemenperusahaandengantidakdibatasiwaktukerja

dan upah yang lebihtinggi.

Pengaturankelompokpekerjaantertentudiaturdalamperjanjiankerja,
peraturanperusahaanatauperjanjiankerjabersama. Jika

pekerjaantertentutidakdiaturdalamperjanjiankerja,

peraturanperusahaanatauperjanjiankerjabersama,

makamajikanwajibmembayarupahlembur.

Untukmelakukankerjalemburharusadaperintahdaripemberikerja dan

persetujuanpekerja/buruh yang bersangkutansecaratertulis dan/ataumelalui

media digital. Perintah dan persetujuantersebutdapatdibuatdalambentuk

daftar pekerja/buruh yang bersediabekerjalembur yang ditandatangani oleh

pekerja/pekerja yang bersangkutan dan pemberikerja.

Pengusahaharusmenyiapkan daftar pelaksanaankerjalembur yang

memuatnama-namapekerja/buruh yang bekerjalembur dan

lamanyamerekabekerjalembur.

Perusahaan yang mempekerjakanpekerja/buruh pada

waktukerjalemburwajib:

a. pembayaranupahlembur;

b. memberikankesempatanistirahat yang cukup; dan

c. Pemberianmakan dan minum paling sedikit 1.400 (seribuempat ratus)

kilokalori, apabilalemburdilakukandalamjangkawaktu 4 (empat) jam

ataulebih.

Pemberianmakanan dan

minumansebagaimanadimaksudtidakdapatditukardengan uang tunai.

Ketentuanlemburberlakuuntuksemuaperusahaan, kecualiperusahaan di

bidangusahaatauprofesitertentu.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. JenisPenelitian

Jenispenelitianiniadalahpenelitianhukumnormatifdenganmenggunaka

nstudikasusnormatifberupaprodukperilakuhukum.

Objekkajiannyaadalahhukum yang dipahamisebagaiaturanataunorma yang

berlakudalammasyarakat dan menjadiacuanperilakusemua orang. Oleh

karenaitupenelitianhukumnormatifberfokus pada inventarisasihukumpositif,

asas dan doktrinhukum, temuanhukumdalamkasus-kasuskonkrit, sistemhukum,

tingkatkeselarasan, perbandinganhukum dan sejarahhukum.

B. MetodePendekatan

Dalampenelitianhukumterdapatbeberapapendekatan,

denganmenggunakanmetode-

metodetersebutpenelitiakanmemperolehinformasidariberbagaipihakmengenaim

asalah yang sedangdiusahakanjawabannya.

Pendekatanpendekatandalampenelitianiniadalahpendekatanhukum.

Penelitiannormatiftentunyaharusmenggunakanpendekatanhukum, karena yang

akanditelitiadalahdasarhukum yang berbeda yang

menjadifokuspenelitiansekaligustopikutamapenelitian.

C. Jenis dan Sumber Data

Dalampenelitian, umumnyadibuatperbedaanantara data yang

diperolehlangsungdarimasyarakat dan daribahanpustaka. Yang

diperolehlangsungdarimasyarakatdisebut data primer (atau data primer),

sedangkan yang diperolehdaribahanpustakabiasadisebut data sekunder. Data


dalampenelitianiniadalah data sekunder, yaitubahanpustaka yang

meliputidokumendinas, bukuperpustakaan, peraturanperundang-undangan,

karyailmiah, artikel, dan dokumen yang berkaitandenganbahanpenelitian.

Pasal-pasalhukum primer, yaitusemuapasal-pasalhukum yang

mempunyai status mengikatsecarahukum. Bahanhukum primer

terdiridariperaturanhukum yang berkaitandenganpenelitian dan

bahanhukumsekunder, khususnyaberupaartikelataubahanterkait dan

penjelasanmengenaipermasalahanbahanhukum primer yang terdiridaribuku-

buku dan literatur yang

berkaitandenganwaktukerjaberdasarkanPeraturanPemerintah No 35 Tahun

2021. Bahanhukumsekunder, yang memberikanpenjelasantentangbahanhukum

primer, sepertirancanganundang-undang, hasilpenelitian,

karyadaridepartemenhukum, dll.

D. Teknik Pengumpulan Data

Metodepengumpulan data dalampenelitianiniadalahstudikepustakaan,

yaitusuatumetodepengumpulan data denganmelakukanpenelusuran dan

telaahbahanpustaka (publikasi, hasilpenelitian, jurnalilmiah, publikasiilmiah,

jurnalilmiah, dll). Bahanhukumdikumpulkanmelaluiprosedurinventarisasi dan

identifikasiperaturanperundang-undangan, sertaklasifikasi dan

pengorganisasianbahanhukumsesuaidenganmasalahpenelitian. Oleh karenaitu,

teknikpengumpulan data yang

digunakandalampenelitianiniadalahstudikepustakaan.

Studikepustakaandilakukandengancaramembaca, mempelajari, mencatat dan


mereviewbahanpustaka yang

berkaitandenganwaktukerjaberdasarkanPeraturanPemerintahNomor 35 Tahun

2021.

E. Analisis Data

Untukmenganalisis data yang

diperolehakandigunakanmetodeanalisisnormatif, yaitumetodemenafsirkan dan

membahashasilpenelitianberdasarkanpemahamanhukum, standarhukum, teori

dan doktrinhukum yang terkaitdengantopik.

Kriteriahukumdiperlukansebagaipremisutama, kemudiandikaitkandenganfakta-

fakta yang relevan (faktahukum) yang digunakansebagaipremissekunder dan

melalui proses silogismeakanditariksuatukesimpulantentangmasalahtersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Bertho, A. (2019). Hak Dan Kewajiban Tenaga
KerjaDalamPeraturanPresidenNomor 20 Tahun 2018 TentangPenggunaan
Tenaga KerjaAsing Di Tinjau Dari Hukum Ekonomi Syariah (Doctoral
Dissertation, UIN Raden Fatah Palembang).

Cahyanii, S. T. (2021). HubunganStresKerjadenganKepuasanKerjaPerawat di


Masa Pandemi Covid-19 (Doctoral dissertation, STIKES BINA SEHAT
PPNI).

Hartono, N. R., &Ramadhani, A. S. (2020). TinjauanYuridisKebijakan Work


From Home BerdasarkanUndang-UndangKetenagakerjaan.
JurnalSupremasi, 66-73.

Hidayat, R. (2018). Tinjauanyuridisundang-


undangketenagakerjaanterhadaptenagakerjapenyandangdisabilitas
(Doctoral dissertation, UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945).

Hudoyo, C. P., &Sismiani, A. (2022).


AnalisisPengaruhKerjaLemburTerhadapProduktivitasPekerjaKonstruksi
Pada Proyek Pembangunan Gedung. Humantech: JurnalIlmiahMultidisiplin
Indonesia, 1(9), 1306-1313.

Husen, A. (2009). ManajemenProyek: Perencanaan, Penjadwalan, dan


PengendalianProyek. Yogyakarta: Andi.

Kususiyanah, A. (2021). Hubungan Industrial Pancasila DalamUndang-


UndangCiptaKerja. Invest Journal of Sharia & Economic Law, 1(2), 42-59.

Latupono, B. (2011). Perlindungan Hukum Dan


HakAsasiManusiaTerhadapPekerjaKontrak (Outsourcing) Di Kota Ambon.
Sasi, 17(3), 59-69.

Makanoneng, S. G., Kindangen, P., &Walewangko, E. N. (2021).


Analisispengaruhpendidikan, jam kerja dan pengeluaran non
konsumsiterhadappendapatanrumahtangga di KabupatenSitaro. Jurnal
Pembangunan Ekonomi Dan Keuangan Daerah, 20(2), 80-93.

Pangestika, M. W. (2021). ImplementasiPerlindungan Hukum Waktu Lembur


Tenaga Kerja Pt Hwaseung Indonesia (Doctoral dissertation, Universitas
Islam Sultan Agung Semarang).

Perdana, S., &GusrindaHarahap, M. A. (2021). Perlindungan Hukum


TerhadapPekerja Yang Tidak Di Daftarkan Oleh Perusahaan ke BPJS
Ketenagakerjaan (Studi di Kantor BPJS Ketenagakerjaan Kota Medan)
(Doctoral dissertation, UMSU).

Rivera, K. (2017). PelaksanaanPerjanjianKerja Waktu Tertentu Pada PT


Multindo Auto Finance PekanbaruMenurutUndang-undangNomor 13
Tahun 2003 TentangKetenagakerjaan (Doctoral dissertation, Universitas
Islam Riau).

Sari, S. W. (2016). PemberianUpahPekerjaDitinjau Dari Upah Minimum


Kabupaten Dan Hukum Ekonomi Islam. JurnalAhkam, 4(1), 123-140.

Setyani, T. W. (2013). AnalisisStresKerja dan


HubungannyadenganKarakteristikPekerja, KondisiPekerjaan, dan
LingkunganKerja pada Dosen di FakultasKedokteran dan Ilmu Kesehatan
UIN SyarifHidayatullah Jakarta Tahun 2013.

Syovira, R. A. (2017).
Pengaruhbebankerjaterhadapkepuasankerjadenganstreskerjasebagaivariab
el intervening pada kantorpelayanan dan perbendaharaan Negara Kota
Tebing Tinggi (Doctoral dissertation).

Tampongangoy, F. (2013). PenerapanSistemPerjanjianKerja Waktu TertentuDi


Indonesia. Lex Privatum, 1(1).

Utomo, S. (2019). Pengaruhbebankerja dan streskerjaterhadapkinerjakaryawan


pada PT. Mega Auto Central Finance Cabang di Langsa. PARAMETER,
4(2).

Yulenda, G. G. (2021). Hubungan Shift Kerja Dan Lama


KerjaDenganKelelahanPetugas Air Traffic Controller (Atc) Di Tower Atc
Bandara Soekarno Hatta. Ruwa Jurai: Jurnal Kesehatan Lingkungan, 12(2),
80-87.

Anda mungkin juga menyukai