Anda di halaman 1dari 14

154 R. Avianto, Et.,al.

Perbandingan Sistem Kerja Pkwtt dan Pkwt

PERBANDINGAN SISTEM HUBUNGAN KERJA PKWTT DAN PKWT


DALAM UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PEKERJA

THE COMPARISON OF PKWTT AND PKWT WORK RELATIONSHIP SYSTEMS


FOR THE COMPANIES IN EFFORTS TO IMPROVE WORKER WELFARE

Rudy Avianto, Endeh Suhartini, Program Magister Hukum, Sekolah Pascasarjana


Achmad Jaka Santos Adiwijaya Universitas Djuanda Bogor.
Korespondensi: Rudi Avianto
e-mail : avianto_rudy@yahoo.com

Jurnal Abstract: The Employment Relations System occurs by a work agreement between
Living Law, Workers and Employers. This employment relationship is regulated in Law No. 13 of
Vol. 14, No. 2003 concerning Manpower in Chapter IX Articles 50-66, which known as Employment
2,
contract for an unlimited time (PKWTT) and the Employment Contract Limited Time
2022
hlm. 154- (PKWT). The aim of this research are : 1) to know the policies of the PKWTT and PKWT
167 employment relations systems for the companies. 2) to know the comparison of the
PKWTT and PKWT employment relations systems for the companies which associated
with the efforts to improve workers welfare. The research method used is sociological
juridical research. From the research results, it is known that the PKWTT and PKWT
employment relations system policies, the percentage of PKWTT workers is greater,
which is around 60% (PKWTT) and 40% (PKWT), including the comparison of rights
and welfare facilities is better for PKWTT workers. For this reason, government
regulations regarding rights and welfare facilities are needed for PKWT workers, so
that they can be aligned or balanced.

Keywords : Work Relationship; Contract Worker.

Abstrak: Sistem Hubungan Kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara
Pekerja dan Pengusaha. Hubungan kerja ini diatur dalam Undang-Undang No.13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan di Bab IX Pasal 50 - 66, yang dikenal dengan
Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT) dan Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu (PKWT). Tujuan dari penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui kebijakan
sistem hubungan kerja PKWTT dan PKWT di Perusahaan; 2) untuk mengetahui
perbandingan sistem hubungan kerja PKWTT dan PKWT di perusahaan dikaitkan
upaya peningkatan kesejahteraan pekerja. Metode penelitian yang digunakan
adalah penelitian yuridis sosiologis. Dari hasil penelitian diketahui bahwa kebijakan
sistem hubungan kerja PKWTT dengan PKWT, prosentasenya lebih besar pekerja
PKWTT yaitu berkisar 60% (PKWTT) dan 40 % (PKWT), termasuk Perbandingan
hak dan fasilitas kesejahteraannya lebih baik pekerja PKWTT. Untuk itu perlu
regulasi dari pemerintah yang menyangkut hak dan fasilitas kesejahteraan bagi
pekerja PKWT, agar bisa disejajarkan atau berimbang

Kata Kunci : Hubungan Kerja; PKWTT; PKWT.

PENDAHULUAN dalam Undang Undang Nomor 13 Tahun


2003 tentang Ketenagakerjaan. Dalam
Dalam hukum di Indonesia, dikenal
Hukum Ketenagakerjaan tersebut telah
berbagai macam peraturan-peraturan
hukum, salah satu diantaranya adalah mengatur tentang segala hal yang
berhubungan dengan tenaga kerja pada
Hukum Ketenagakerjaan. Hukum
waktu sebelum, selama, dan sesudah kerja.
Ketenagakerjaan di Indonesia telah diatur
Jurnal Ilmiah Living Law. E- ISSN 2550-1208 Volume 14 Nomor 2 Juli 2022 155

Terjadinya krisis global sekarang ini METODE PENELITIAN


karena akibat covid 19, banyak Dalam penelitian ini penulis
mengakibatkan industri di Indonesia menggunakan metode pendekatan yuridis
mengalami gulung tikar. Akibatnya dimana sosiologis yaitu hukum sebagai gejala
mana banyak pekerja yang berhenti bekerja masyarakat, sebagai institusi sosial atau
atau terjadi PHK. Banyak Perusahaan yang perilaku yang mempola. Dengan
gulung tikar mengakibatkan atau pendekatan yuridis sosiologis ini, penulis
memberikan dampak semakin sempitnya mengkaji kaidah-kaidah, konsep,
lapangan pekerjaan yang ada, padahal di sisi pandangan masyarakat, doktrin-doktrin
lain jumlah angkatan kerja setiap tahun hukum yang diperoleh dari bahan hukum
terus meningkat. Sehingga yang terjadi sekunder, serta peraturan perundang-
adalah angka pengangguran semakin undangan yang berlaku yang terkait dengan
meningkat dan terjadi pengangguran permasalahan yang dibahas, dengan
dimana mana. melakukan wawancara dan questioner
Di lapangan pekerjaan, para Pekerja dengan daftar isian pertanyaan penelitian
memiliki posisi tawar yang rendah dengan serta studi dokumen sebagai pelengkap dari
Pengusaha. Pelaksanaan sistem hubungan penggunaan questioner.
kerja yang ditawarkan oleh pengusaha,
seringkali menyimpang dan tidak sesuai PEMBAHASAN
dari ketentuan Undang-undang No. 13
Tahun 2003. Sering kali pekerja selalu diikat A. KEBIJAKAN SISTEM HUBUNGAN
dengan perjanjian kerja waktu tertentu KERJA PKWTT DAN PKWT DI
(PKWT), padahal jika ditinjau dari jenis PERUSAHAAN BOGOR DAN SERANG
pekerjaannya seharusnya dengan sistem
Perjanjian kerja waktu tidak tertentu Menurut Pasal 1 angka 15 Undang-
(PKWTT). Termasuk juga dalam penetapan Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
jangka waktu Perjanjian kerjanya, sering Ketenagakerjaan, dinyatakan bahwa
melebihi dari jangka waktu yang sudah pengertian daripada hubungan kerja adalah
ditetapkan oleh undang undang. Sistem hubungan antara pengusaha dengan
hubungan kerja seperti ini mau tidak mau pekerja/buruh berdasarkan perjanjian
oleh pekerja tetap diterima karena kerja, yang mempunyai unsur pekerjaan,
ketidaktahuanya akan undang undang dan upah, dan perintah.
tidak adanya pilihan lain. Menurut Iman Soepomo bahwa
Berdasarkan latar belakang hubungan kerja ialah suatu hubungan
sebagaimana tersebut di atas, maka dalam antara seorang buruh dan seorang majikan,
penelitian ini penulis merumuskan dimana hubungan kerja itu terjadi adanya
identifikasi masalah sebagai berikut : perjanjian kerja antar kedua belah pihak.
1. Bagaimana kebijakan sistem hubungan Mereka terikat dalam suatu perjanjian, di
kerja PKWTT dan PKWT yang berlaku satu pihak pekerja / buruh bersedia bekerja
di perusahaan? dengan menerima upah dan pengusaha
2. Bagaimana perbandingan sistem mempekerjakan pekerja / buruh dengan
hubungan kerja PKWTT dan PKWT di memberi upah.1
perusahaan dikaitkan dengan upaya
Dalam Undang-Undang Nomor 13
peningkatan kesejahteraan pekerja ?
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal
56 ayat (1) membagi perjanjian kerja
menjadi 2 (dua) macam, yaitu:

1 Iman Soepono, Hukum Perburuhan – Bidang


Hubungan Kerja, Djembatan, Jakarta, 2009, Hlm. 1
156 R. Avianto, Et.,al. Perbandingan Sistem Kerja Pkwtt dan Pkwt

a. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu 100/2004 yakni adalah perjanjian kerja


(PKWT); dan antara pekerja/buruh dengan pengusaha
b. Perjanjian Kerja Waktu Tidak untuk mengadakan hubungan kerja yang
Tertentu (PKWTT). bersifat tetap. Beda dengan sistem PKWT
(perjanjian Kontrak), sistem hubungan
Perjanjian kerja untuk waktu tertentu
kerja PKWTT dapat mensyaratkan masa
biasanya disebut dengan perjanjian kontrak
percobaan kerja paling lama 3 (tiga) bulan.
atau perjanjian kerja tidak tetap. Status
Selama masa percobaan pengusaha wajib
pekerja dalam perjanjian kerja ini adalah
membayar upah pekerja dan upah tersebut
pekerja tidak tetap atau pekerja
tidak boleh lebih rendah dari upah
kontrak.2
minimum yang berlaku. (Pasal 60 Undang-
Pengaturan mengenai perjanjian kerja
Undang Ketenagakerjaan).
waktu tertentu terdapat dalam Undang-
Obyek dalam penelitian ini adalah
Undang Nomor 13 tahun 2003 khususnya
perusahaan swasta yang berada wilayah
pada Pasal 56 sampai Pasal 59 dan
serang yaitu PT. X dan PT Y, kemudian PT Z
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
yang berada di wilayah Bogor.
Transmigrasi No. KEP.100/MEN/VI/2004
Berdasarkan hasil penelitian di peroleh
(Kepmen 100/2004). Dalam perjanjian
gambaran bahwa jumlah perusahaan yang
kerja waktu tertentu telah ditetapkan
tercatat di wilayah Kabupaten Serang
suatu jangka waktu yang dikaitkan dengan
lamanya hubungan kerja antara adalah sebanyak 1.306 perusahaan.5
Sedangkan untuk jumlah perusahaan yang
pekerja/buruh dengan pengusaha. Syarat
berada di wilayah Kabupaten Bogor adalah
kerja yang diperjanjikan dalam perjanjian
sebanyak 4.441 Perusahaan.6
kerja waktu tertentu, tidak boleh lebih
Adapun mengenai komposisi jumlah
rendah daripada ketentuan dalam
Pekerja berdasarkan status hubungan kerja
peraturan perundang-undangan yang
sesuai hasil wawancara dengan HRD & GA
berlaku. 3
Manager di ketiga perusahaan X, Y dan Z
Menurut Kepmen No.100/2004
tersebut adalah digambarkan sebagai
disebutkan bahwa yang dimaksud
berikut:
perjanjian kerja waktu tertentu yang
selanjutnya disebut PKWT adalah
perjanjian kerja antara pekerja/buruh Status PT. X7 PT. Y8 P.T Z9
dengan pengusaha untuk mengadakan Hub kerja Jml % Jml % Jml %
hubungan kerja dalam waktu tertentu atau PKWTT 82 61 143 56 443 67
untuk pekerja tertentu.4 /Tetap
Adapun pengertian dari pada perjanjian PKWT / 53 39 114 44 214 33
kerja waktu tidak tertentu (PKWTT) dapat Kontrak
ditemukan dalam Pasal 1 angka 2 Kepmen Total 135 100 257 100 657 100

2 Ita Rosita dan T.N Syamsah, Perlindungan Hukum 6 Wawancara dengan Pejabat Dinas Tenaga Kerja
Terhadap Tenaga Kerja Dalam Perjanjian Kerja dan Transmigrasi di Kabupaten Bogor, pada
Waktu Tertentu Pada Perusahaan Garmen, Jurnal tanggal 30 Agustus 2021
Ilmiah, Living Law, Volume 8 Nomor 2, Oktober 7 Wawancara dengan HRD & GA Dept Head PT.X
2016, Hlm. 117-118 di Kabupaten Serang, pada tanggal 23 Agustus
3 Ibid,. 2021
4 Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan 8 Wawancara dengan HRD & GA Dept Head PT.Y
Transmigrasi Republik Indonesia, Nomor di Kabupaten Serang, pada tanggal 14 Agustus
Kep.100/Men/VI/2004, Tentang Ketentuan 2021
Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, 9 Wawancara dengan Kepala Departemen HRD &
Pasal 1 Angka 1. GA PT.Z di Kabupaten Bogor, pada tanggal 17
5 Wawancara dengan Pejabat Dinas Tenaga Kerja Juni 2021
dan Transmigrasi di Kabupaten Serang, pada
tanggal 31 Agustus 2021
Jurnal Ilmiah Living Law. E- ISSN 2550-1208 Volume 14 Nomor 2 Juli 2022 157

Dari data ketiga perusahaan di atas manajemen dengan karyawan dan antara
dapat diketahui bahwa komposisi antara karyawan dengan karyawan, sehingga
pekerja PKWTT (tetap) dengan PKWT mampu meningkatkan produktifitas,
(Kontrak), baik di wilayah Serang maupun efektivitas dan efisiensi kerja diperusahaan
di Bogor prosentasenya lebih banyak Kebijakan perusahaan di buat atau
pekerja PKWTT (tetap) yaitu berkisar 60% ditentukan oleh Direksi untuk
untuk pekerja PKWTT (tetap) dan 40 % merencanakan dan menentukan langkah
untuk Pekerja kontrak ( PKWT ). langkah dalam menjalankan kegiatan
Hal ini sesuai yang di sampaikan oleh operasional perusahaan di dalam hubungan
pejabat dari Dinas Tenaga Kerja dan kerja, demi kelangsungan hidup perusahaan
Transmigrasi di Kabupaten serang yang pada saat ini dan mendatang. Kebijakan ini
menyatakan bahwa Total pekerja dengan menjadi petunjuk dan batasan secara umum
status PKWTT/tetap lebih banyak yang menjadi arah dari tindakan yang
jumlahnya dibandingkan pekerja dengan dilakukan di perusahaan dan aturan yang
status PKWT yaitu 109.118 orang untuk harus diikuti oleh seluruh pekerja/buruh
pekerja PKWTT dan 37.332 orang pekerja Kebijakan yang diberlakukan di PT. X
PKWT.10 terkait sistem hubungan kerja untuk
Setiap Perusahaan tentu memiliki pekerja PKWTT dan PKWTT tersebut
kebijakan terkait sistem hubungan kerja adalah:12
yang akan diterapkan di dalam 1. Perusahaan memberikan kesempatan
perusahaanya. Setiap kebijakan harus bisa yang sama kepada setiap orang untuk
menciptakan kondisi perusahaan menjadi bekerja pada perusahaan tanpa
lebih baik. Setiap kebijakan sistem membedakan asal usul, suku, agama,
hubungan kerja harus sesuai dan tidak ras, atau jenis kelamin, tidak ada
menyimpang dari peraturan / ketentuan perbedaan perlakuan atas faktor-faktor
yang berlaku (UU No. 13 tahun 2003 tentang tersebut.
Ketenagakerjaan dan UU No.11 tahun 2020 2. Setiap penerimaan pegawai baru, harus
tentang Cipta Kerja). melalui proses pengajuan lamaran
Menurut Kamus Besar Bahasa kerja, seleksi, pengisian surat perjanjian
Indonesia, kebijakan diartikan sebagai kerja, masa percobaan dan masa
sebuah rangkaian konsep dan asas yang orientasi kerja selama 3 (tiga) bulan
akan menjadi garis besar dan sebagai dasar
3. Berdasarkan pertimbangan tertentu,
rencana untuk pelaksanaan dari suatu perusahaan membolehkan suami istri
pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bekerja dalam satu perusahaan dengan
bertindak (tentang pemerintahan, Ketentuan harus lain bagian/
organisasi); ungkapan cita-cita, tujuan,
departemen
prinsip dan sebagai garis pedoman
manajemen untuk usaha yang mencapai 4. Berdasarkan pertimbangan tertentu,
sasaran.11 perusahaan mempekerjakan pekerja
Pada dasarnya kebijakan dibuat dengan berdasarkan PKWT (Perjanjian Kerja
tujuan untuk memberikan pedoman kepada Waktu Tertentu) dengan tetap
Manajemen melalui Kepala HRD memperhatikan undang undang
perusahaan dan karyawan dalam kertenagakerjaan yang berlaku
menciptakan iklim kerja dan hubungan mengenai hal tersebut
kerja yang sehat dan harmonis antara

10 Wawancara dengan Pejabat Dinas Tenaga Kerja P.T. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2011, Hlm.
dan Transmigrasi di Kabupaten Serang, pada 190
tanggal 31 Agustus 2021 12 Wawancara dengan HRD & GA Dept Head PT.
11 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar X di Kabupaten Serang, pada tanggal 23 Agustus
Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (Edisi Keempat), 2021
158 R. Avianto, Et.,al. Perbandingan Sistem Kerja Pkwtt dan Pkwt

5. Bagi Pekerja yang telah melewati masa kerja, dan masa orientasi kerja sesuai
percobaan dan dinilai cakap akan waktu yang dibutuhkan;
diangkat sebagai pekerja tetap dan 3. Berdasarkan pertimbangan tertentu,
mempunyai hak sebagaimana yang perusahaan membolehkan suami istri
sudah ditetapkan bekerja dalam satu perusahaan dengan
6. Untuk Jenis dan sifat kegiatan syarat berbeda departemen/bagian;
pekerjaannya yang akan selesai dalam 4. Berdasarkan pertimbangan tertentu,
waktu tertentu diberlakukan perusahaan membolehkan karyawan
penerimaan pekerja waktu tertentu yang memiliki hubungan pertalian
(Kontrak), sesuai UU Ketenagakerjaan saudara (anak, adik/ kakak kandung/
7. Perusahaan menyediakan anggaran ipar) bekerja dalam 1 (satu)
tahunan untuk pengembangan dan perusahaan dengan Ketentuan harus
pelatihan bagi karyawan dan bagi berbeda departemen. Apabila tidak
karyawan yang memiliki potensi untuk maka salah satunya dapat dimutasi;
dikembangkan dengan 5. Perusahaan mempekerjakan karyawan
mempertimbangkan peningkatan PKWT dengan tetap memperhatikan
kemampuan kerja saat ini dan proyeksi undang undang ketenagakerjaan yang
jabatan pekerja berlaku mengenai hal itu;
8. Pada dasarnya Perusahaan sedapat 6. Perusahaan menyediakan anggaran
mungkin akan menghindarkan adanya tahunan untuk pengembangan dan
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pelatihan bagi karyawan, dengan
kecuali jika PHK merupakan alternatif mempertimbangkan peningkatan
terakhir yang terbaik bagi pekerja kemampuan kerja saat ini dan proyeksi
secara keseluruhan maupun bagi jabatan karyawan ;
perusahaan. Jika PHK terpaksa 7. Pengusaha, pekerja, serikat pekerja dan
dilakukan hal tersebut dilakukan sesuai pemerintah dengan segala upaya harus
Undang Undang No.13 Tahun 2003 mengusahakan agar jangan terjadi
tentang Ketenagakerjaan. pemutusan hubungan kerja (PHK).
Untuk PT Y yang berada di wilayah Dalam hal segala upaya telah dilakukan
sama dengan PT. X di Kabupaten Serang tetapi PHK tidak dapat dihindari maka
memiliki beberapa kebijakan terkait sistem maksud PHK wajib dirundingkan oleh
hubungan kerja, yang diatur dalam PKB Pengusaha dan serikat pekerja atau
sebagai berikut :13 dengan pekerja apabila pekerja ybs
1. Perusahaan memberikan kesempatan tidak menjadi anggota serikat pekerja.
yang sama kepada setiap orang untuk Jika melihat dari kebijakan sistem
bekerja pada Perusahaan tanpa hubungan kerja di kedua Perusahaan (PT X
membedakan asal usul, suku, agama, dan PT Y) maka dapat diperoleh gambaran
ras, atau jenis kelamin, tidak ada bahwa kedua perusahaan tersebut pada
perbedaan perlakuan atas faktor faktor prinsipnya memiliki kebijakan hubungan
di atas; kerja yang sama atau tidak jauh berbeda,
2. Setiap penerimaan pegawai baru harus dimana keduanya memberlakukan
melalui proses pengajuan lamaran hubungan kerja dengan sistem PKWTT
kerja, seleksi, tes tertulis, interview, dengan melalui masa percobaan dan
penandatanganan surat perjanjian hubungan kerja dengan sistem PKWT.
Yang menjadi kebijakan utama dalam
hubungan kerja ini adalah memberlakukan
13 Wawancara dengan HRD & GA Dept Head PT.
Y di Kabupaten Serang, pada tanggal 14 Agustus
2021
Jurnal Ilmiah Living Law. E- ISSN 2550-1208 Volume 14 Nomor 2 Juli 2022 159

sistem PKWTT pada saat penerimaan 6. Berdasarkan pertimbangan tertentu


pekerja/ buruh. Namun dalam hal tertentu Perusahaan mempekerjakan karyawan
atau dengan alasan /pertimbangan tertentu dengan sistem hubungan PKWT dengan
untuk jenis dan sifat pekerjaan yang akan tetap memperhatikan UU dan
selesai dalam waktu tertentu maka Peraturan Ketenagakerjaan yang
perusahaan memberlakukan hubungan berlaku
kerja dengan sistem PKWT atau yang sering 7. Karyawan dengan sistem hubungan
dikenal dengan nama perjanjian kontrak. kerja PKWT dapat diangkat menjadi
Selanjutnya untuk kebijakan sistem karyawan tetap (PKWTT) tanpa
hubungan kerja yang berlaku di PT. Z menjalani masa percobaan
Kabupaten Bogor berdasarkan hasil 8. Pada dasarnya perusahaan sedapat
penelitian diperoleh gambaran sebagai mungkin menghindari adanya
berikut: 14 pemutusan huhungan kerja, kecuali hal
1. Bahwa dalam hal proses penerimaan ini merupakan pilihan terakhir yang
karyawan, setiap calon harus terbaik bagi karyawan secara
memenuhi persyaratan persyaratan keseluruhan maupun bagi perusahaan
yang telah ditentukan perusahaan, lulus 9. Jika PHK terpaksa dilakukan maka hal
seleksi dan test yang diadakan ini harus dilaksanakan sesuai peraturan
perusahaan ketenagakerjaan yang berlaku
2. Dengan pertimbangan tertentu, 10. Surat ijin pemutusan hubungan kerja
perusahaan tidak menerima calon diterbitkan oleh HRD Manager /Senior
karyawan yang memiliki hubungan HRD Manager.
saudara kandung dan/atau suami /istri Melihat kebijakan sistem hubungan
dengan yang masih aktif bekerja di kerja yang berlaku di PT Z, pada dasarnya
perusahaan juga tidak jauh berbeda dengan kebijakan
3. Untuk karyawan yang diterima dengan yang berlaku di PT X dan Y. Hanya pada
sistem hubungan PKWTT maka harus kebijakan PT Z point 2 di atas dinyatakan
menjalani masa percobaan 3 bulan bahwa dengan pertimbangan tertentu,
terhitung sejak tanggal mulai bekerja perusahaan tidak menerima calon
dan tidak bisa diperpanjang karyawan yang memiliki hubungan saudara
4. Selama masa percobaan 3 bulan kandung dan/atau suami /istri dengan yang
karyawan dengan sistem hubungan masih aktif bekerja di perusahaan.
kerja PKWTT akan dilakukan evaluasi / Kebijakan ini melanggar konstitusi / UUD RI
penilaian oleh perusahaan dan apabila 1945 dan UU Ketenagakerjaan, karena
lulus maka bisa diangkat sebagai dalam pasal 5 UU Ketenagakerjaan
Karyawan Tetap sesuai dengan menyatakan bahwa setiap tenaga kerja
penggolongannya dan mempunyai hak memiliki kesempatan yang sama tanpa
dan kewajiban sesuai Ketentuan yang diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan.
telah ditetapkan. Dan Pasal 6 dinyatakan setiap
5. Selama dalam masa percobaan pekerja/buruh berhak memperoleh
hubungan kerja dapat diputuskan oleh perlakuan yang sama tanpa diskriminasi
masing masing pihak tanpa syarat dari pengusaha. Dengan kata lain point 2
apapun dengan pemberitahauan kebijakan ini, bisa dianggap sama saja
sebelumnya. melarang untuk terjadinya perkawinan
dalam 1 (satu) Perusahaan atau melarang
adanya ikatan pertalian sebagai suami istri

14 Wawancara dengan Kepala Departemen HRD &


GA PT. Z di Kabupaten Bogor, pada tanggal 17
Juni 2021
160 R. Avianto, Et.,al. Perbandingan Sistem Kerja Pkwtt dan Pkwt

dalam 1 (satu perusahaan). Perlakuan B. PERBANDINGAN SISTEM HUBUNGAN


masalah hubungan pertalian darah atau KERJA PKWTT DAN PKWT
perkawinan suami istri dalam 1 (satu)
perusahaan bisa merujuk dari Pasal 153 UU 1. Perbandingan Undang-Undang
ketenagakerjaan dan di revisi dalam UU Ketenagakerjaan Dan Undang-
Cipta kerja pada ayat (1) angka d dan f, Undang Cipta Kerja Dalam Hubungan
bahwa pengusaha dilarang melakukan Kerja PKWTT Dan PKWT
pemutusan hubungan kerja kepada
pekerja/buruh dengan alasan ikatan Undang-Undang Nomor 11 Tahun
perkawinan dan/atau mempunyai pertalian 2020 tentang Cipta Kerja adalah undang-
dengan pekerja/buruh lainnya di dalam undang di Indonesia yang telah disahkan
satu perusahaan. Itu artinya, pengusaha pada tanggal 5 Oktober 2020 oleh DPR
tidak boleh melakukan pemutusan RI dan diundangkan pada 2 November
hubungan kerja dengan alasan ikatan 2020.
perkawinan. Atau dengan kata Salah satu sektor yang di atur dalam
lain, pengusaha dilarang memberlakukan UU Cipta Kerja ini adalah bidang
larangan pernikahan antar sesama pekerja Ketenagakerjaan yaitu di atur pada Bab IV
dalam suatu perusahaan. Apabila tertuang terdiri dari mulai Pasal 80 (halaman 533)
dalam perjanjian kerja, peraturan sampai dengan Pasal 89A (halaman 572),
perusahaan, atau perjanjian kerja bersama, yang mengubah atau merevisi dari UU
maka hal tersebut bertentangan dengan Ketenagakerjaan ( UU No.13 tahun 2003 )
peraturan perundang-undangan dan tidak Dengan adanya perubahan regulasi
berlaku. dari pemerintah khususnya di bidang
ketenagakerjaan yakni dari UU No. 3
Selanjutnya kebijakan lain yang berlaku Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
di PT Z Ciawi Bogor disebutkan secara tegas menjadi UU No 11 Tahun 2020 tentang
bahwa berdasarkan pertimbangan tertentu Cipta Kerja tentu hal ini akan berpengaruh
Perusahaan mempekerjakan karyawan terhadap dunia usaha khususnya dibidang
dengan sistem hubungan PKWT dengan hubungan kerja di perusahaan, antara lain
tetap memperhatikan UU dan Peraturan menyangkut bentuk hubungan kerja,
Ketenagakerjaan yang berlaku, dan status pekerja PKWTT dan PKWT,
karyawan dengan sistem hubungan kerja
kebijakan upah pekerja, pemberian
PKWT tersebut dapat diangkat menjadi besarnya kompensasi atau pesangon dan
karyawan tetap (PKWTT) tanpa menjalani lain lain.
masa percobaan. Kebijakan tersebut secara Bahwa khusus terkait dalam sistem
psikologis memiliki dampak yang baik atau hubungan kerja antara PKWTT dengan
positif bagi pekerja PKWT karena akan PKWT, dari Undang-Undang
memacu semangat kerja para Ketenagakerjaan (UU No.13 Tahun 2003)
pekerja/buruh PKWT, untuk bekerja lebih
yang di revisi menjadi Undang Undang
sungguh sungguh dan memberikan kinerja Cipta Kerja (UU No. 11 Tahun 2020),
yang terbaik untuk perusahaan, karena ditemukan ada perubahan yang mendasar
suatu saat masih ada harapan status dari Ketentuan UU Ketenagakerjaan
hubungan kerjanya bisa berubah dari PKWT sebelumnya yaitu tentang adanya
menjadi PKWTT sehingga secara otomatis pemberian uang kompensasi kepada
tingkat kesejahteraan pekerja juga ikut pekerja PKWT. Berdasarkan UU Cipta
berubah dan mendapatkan hak hak Kerja apabila salah satu pihak mengakhiri
sebagai pekerja PKWTT (Pekerja Tetap)
Hubungan Kerja sebelum berakhirnya
sesuai ketentuaan yang berlaku di jangka waktu yang ditetapkan, maka Pihak
perusahaan. pemberi kerja memberikan kompensasi
kepada Pekerja PKWT tersebut, dengan
besar kompensasi di perhitungkan dari
Jurnal Ilmiah Living Law. E- ISSN 2550-1208 Volume 14 Nomor 2 Juli 2022 161

lamanya masa kerja yang sudah perusahaan perlu memperhatikan


dilaksanakan Pekerja/buruh. Menurut masalah upah dan jaminan sosial yang
penulis, kondisi ini jauh lebih baik dari merupakan faktor pendorong dalam
pada UU Ketenagakerjaan (UU No.13 mencapai produktifitas kerja, karena
Tahun 2013) di mana sebelumnya tidak dengan produktifitas yang tinggi akan
ada kompensasi sama sekali. Bisa dapat menjamin kelangsungan hidup
dikatakan bahwa dalam UU Cipta Kerja perusahaan.15
(UU No.11 tahun 2020) saat ini sudah Saat ini dalam setiap penerimaan
memberikan penghargaan masa kerja pekerja/buruh diperusahaan, sering kali
terhadap pekerja/buruh PKWT apabila diberlakukan atau diterapkan sistem
perjanjian/kontrak kerja berakhir, hubungan kerja PKWT bukan dengan
sehingga memberikan dampak psikologis PKWTT. Kondisi ini di awali setelah
yang baik dalam upaya meningkatkan terjadinya krisis moneter tahun 1998 dan
kesejahteraan terhadap pekerja/ buruh. pandemi covid 19 tahun 2020.
Penerapan sistem Hubungan kerja
2. Perbandinganm Sistem Hubungan PKWT tentu memiliki konsekwensi hukum
Kerja PKWTT dan PKWT di yang berbeda jika dibandingkan dengan
Perusahaan Bogor dan Serang sistem hubungan kerja PKWTT. Dari sisi
dikaitkan dengan Upaya perusahaan hubungan kerja dengan
Peningkatan Kesejahteraan Pekerja sistem PKWT dianggap lebih baik
(menguntungkan), sedangkan dari sisi
pekerja / buruh, sistem hubungan PKWT
Tujuan utama pekerja / buruh bekerja (kontrak) banyak mendapat penolakan
adalah untuk mendapatkan upah. Untuk karena dianggap tidak manusiawi dan
mendapatkan upah maka pekerja / buruh tidak memberikan atau menjanjikan masa
harus bekerja dengan baik dan produktif, depan yang lebih baik.
sehingga perusahaan akan terus Sesuai hasil penelitian ada beberapa
berkembang menjadi lebih baik dan bagian di ketiga perusahaan tersebut, jika
mencapai profit yang diharapkan. Dengan dilihat dari jenis pekerjaanya hubungan
menerima upah kerja, diharapkan kerja yang diterapkan dibuat dengan
pekerja/buruh dapat memenuhi sistem PKWT (Kontrak) yaitu:
kebutuhan pokoknya, sehingga pada 1. PT X: Bagian produksi (Operator),
akhirnya akan membawa kesejahteraan Umum (General Affair), Gudang
dalam hidupnya sebagaimana yang di (Ware house) dan Quality Control
idam idamkan oleh seluruh kebanyakan (QC)
pekerja/buruh.
2. PT Y: Bagian Produksi Injection,
Menurut Endeh Suhartini dkk, dalam
bukunya Hukum Ketenagakerjaan dan Bagian Produksi Moulding, Bagian
Warehouse, Bagian Finance dan
Kebijakan Upah mengatakan bahwa
Bagian HRD/ Rekrutmen
pemberian upah merupakan suatu
imbalan/balas jasa dari perusahaan 3. PT Z: Operator produksi,
kepada tenaga kerjanya atas prestasi dan Keamanan/ satuan pengamanan,
jasa yang disumbangkan dalam kegiatan Staff dan Sales Supervisor
produksi. Produktifitas tenaga kerja Berdasarkan Ketentuan Pasal 59 ayat
merupakan bagian kewajiban tingkat hasil (2) UU Ketenagakerjaan, yang direvisi
kerja yang harus diberikan pekerja kepada dengan UU Cipta Kerja Pasal 59 ayat (1)
pemberi kerja. Untuk mencapai dan (2) maka pekerja PKWT di perusahaan
produktifitas karyawan yang tinggi, X seperti bagian General Affair (umum/

15 Endeh Suhartini, Ani Yumarni, Siti Maryam dan


Mulyadi, Op.Cit.,Hlm.77
162 R. Avianto, Et.,al. Perbandingan Sistem Kerja Pkwtt dan Pkwt

kebersihan), warehouse (gudang) dan yang sifatnya terus menerus di berlakukan


Quality Control (QC) merupakan bagian, sistem PKWT, dan pegawai pengawas
dimana jika dilihat dari sifat atau jenis Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi telah
kegiatannya merupakan pekerjaan yang memberikan catatan atau nota
bersifat tetap sehingga kondisi ini telah pemeriksaan sesuai dengan Ketentuan
menyimpang dan tidak sesuai dengan yang berlaku.16
Ketentuan UUK / UU Cipta Kerja. Karena Sistem hubungan kerja, baik itu
itu demi hukum maka Hubungan kerja PKWTT maupun PKWT memiliki dampak
PKWT tersebut berubah menjadi langsung terhadap besar kecilnya upah
hubungan kerja PKWTT. Begitu pula untuk atau pengasilan beserta tunjangan yang
pekerja diperusahaan Y (seperti Bagian diterima oleh pekerja/buruh tiap
Produksi Injection, Bagian Produksi bulannya. Dan besar kecilnya penghasilan,
Moulding, Bagian Ware House, Bagian akan berpengaruh terhadap tingkat
Finance dan Bagian HRD/ Rekrutmen), kesejahteraan pekerja/ buruh. Karena itu
termasuk pula untuk pekerja PKWT di PT. UU Ketenagakerjaan berupaya untuk
Z Kabupaten Bogor ( yaitu di bagian mengaturnya agar kondisi pekerja PKWT
Operator produksi, Keamanan/ satuan menjadi lebih baik.
pengamanan, Staff dan Supervisor Sales ) Di Indonesia para pengusaha lebih
semuanya merupakan bagian/ pekerjaan,
memilih untuk menerapkan sistem
jika dilihat dari sifat atau jenis kegiatannya perjanjian kerja untuk waktu tertentu bagi
merupakan pekerjaan yang bersifat tetap
para pekerjanya. Perjanjian kerja waktu
terus menerus. Padahal sesuai Ketentuan, tertentu bagi perusahaan/pengusaha
Perjanjian kerja waktu tertentu tidak dianggap lebih menguntungkan
dapat diterapkan untuk pekerjaan yang dibandingkan menerapkan sistem
sifatnya tetap, terus menerus tidak perjanjian kerja waktu tidak tertentu.
terputus dan tidak dibatasi waktu. Namun di sisi lain para pekerja/buruh
Sehingga menurut penulis kondisi ini tidak sedikit yang dirugikan dengan sistem
merupakan pelanggaran terhadap syarat perjanjian kerja untuk waktu tertentu ini.
dan ketentuan PKWT. Bagian tersebut Diduga banyak perusahaan yang
seharusnya tidak boleh di lakukan dengan mengambil keuntungan dari sistem kerja
menggunakan perjanjian kerja waktu ini tanpa memperhatikan para
tertentu (PKWT), melainkan dengan
buruh/pekerjanya. Bahkan perusahaan-
sistem perjanjian kerja waktu tidak perusahaan ada yang menyimpang dari
tertentu (PKWTT) dengan masa aturan-aturan dalam Undang-undang
percobaan 3 (tiga) bulan. Konsekwensi Ketenagakerjaan.17
hukumnya adalah demi hukum status
pekerjanya berubah dari PKWT menjadi Pada pelaksanaannya, terlihat bahwa
PKWTT (sesuai Pasal 59 ayat (7) UUK dan di perusahaan XY dan Z semuanya
diubah dalam Pasal 59 ayat (3) UU Cipta melanggar ketentuan yang di
Kerja). persyaratkan oleh UU ketenagakerjaan /
UU Cipta Kerja, yaitu menggunakan PKWT
Kondisi di atas sejalan dengan yang pada jenis pekerjaan yang sifatnya tetap.
disampaikan oleh Pejabat Dinas Tenaga Bahkan pada perusahaan X saat penulis
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang melakukan penelitian, di temukan bahwa
bahwa saat ini masih ada beberapa ada seorang karyawan bagian general
perusahaan yang melaksanakan pekerjaan

16 Wawancara dengan Pejabat Dinas Tenaga Kerja Sistem Perjanjian Kerja Waktu Tertentu Di
dan Transmigrasi di Kabupaten Serang, pada Wilayah Bogor, Jurnal Ilmiah Living Law, Volume
tanggal 31 Agustus 2021 12 Nomor 2, Juli 2020, Hlm 155
17 Iwan Wahyudi, Martin Roestamy, Endeh
Suhartini, Asas Kepatuhan Dalam Menjalankan
Jurnal Ilmiah Living Law. E- ISSN 2550-1208 Volume 14 Nomor 2 Juli 2022 163

affair (umum) dimana hubungan kerjanya dijelaskan bahwa jenis fasilitas


menggunakan sistem PKWT yang kesejahteraan, meliputi :
memiliki masa kerja lebih dari 10 tahun, 1. Pelayanan keluarga berencana;
artinya perusahaan X telah 2. Tempat penitipan anak;
memperkerjakan pekerja /buruhnya
secara terus menerus selama bertahun 3. Perumahan pekerja/buruh;
tahun dengan sistem PKWT ini. 18 4. Fasilitas beribadah;
Penerapan dalam sistem hubungan 5. Fasilitas olah raga;
kerja di perusahaan yang sesuai ketentuan 6. Fasilitas kantin;
perundang undangan yang berlaku di 7. Fasilitas kesehatan;
bidang ketenagakerjaan, tentu akan
8. Fasilitas rekreasi; dan
membawa rasa kepastian hukum dan
perlindungan hukum bagi pekerja, dan 9. Koperasi.
pada akhirnya dapat menciptakan Pada saat melakukan penelitian di
kesejahteraan bagi para pekerja / buruh ketiga perusahaan tersebut yaitu X, Y dan
khususnya pekerja PKWT. Z di peroleh gambaran bahwa sistem
Mengenai bidang kesejahteraan untuk hubungan kerja PKWTT dan PKWT sangat
pekerja, dalam Undang-undang berpengaruh terhadap tingkat
Ketenagakerjaan (UU No.13 tahun 2003) kesejahteraan pekerja. Untuk memberikan
sudah diatur secara jelas tepatnya, pada gambaran secara jelas maka berikut ini
pasal 100 yang menyatakan sebagai penulis sampaikan dalam bentuk tabel
berikut: perbandingan sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan kesejahteraan
bagi pekerja/buruh dan keluarganya, PT. X 19 PT.Y 20 PT.Z 21
pengusaha wajib menyediakan No Ruang P P P P P P
fasilitas kesejahteraan Lingkup K K K K K K
2. Penyediaan fasilitas kesejahteraan W W W W W W
sebagaimana dimaksud dalam ayat T T T T T T
(1), dilaksanakan dengan T T T
memperhatikan kebutuhan 1 Upah v v v v v v
pekerja/buruh dan ukuran 2 BPJS v v v v v v
kemampuan perusahaan 3 Fasilitas makan v v v v v v
3. Ketentuan mengenai jenis dan kriteria 4 THR v v v v v v
fasilitas kesejahteraan sesuai dengan 5 Cuti Tahunan v v v v v v
kebutuhan pekerja/buruh dan ukuran 6 Cuti Panjang v - v - v -
kemampuan perusahaan sebagaimana 7 Upah berkala v v v v v v
dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2),
8 Tunj. Menikah v - v - v -
diatur dengan Peraturan Pemerintah.
9 Tunj v - v - v -
Lebih lanjut di bagian penjelasan pasal Melahirkan
100 dan 101 Undang-undang
10 Santunan v - v - v v
Ketenagakerjaan (UU No.13 tahun 2003) Kematian
11 Bonus tahunan v - - - v -

18 Wawancara dengan HRD & GA Dept Head PT. 20 Wawancara dengan HRD & GA Dept Head PT.Y
X di Kabupaten Serang, pada tanggal 23 Agustus di Kabupaten Serang, pada tanggal 14 Agustus
2021 2021
21 Wawancara dengan Kepala Departemen HRD &
19 Wawancara dengan HRD & GA Dept Head PT.X GA PT.Z di Kabupaten Bogor, pada tanggal 17
di Kabupaten Serang, pada tanggal 23 Agustus Juni 2021
2021
164 R. Avianto, Et.,al. Perbandingan Sistem Kerja Pkwtt dan Pkwt

12 Uang prestasi v - - - v - mensejahterakan pekerja PKWTT lebih


kerja besar dibandingkan kepada pekerja PKWT.
13 Rekreasi v v v v v v
14 Fasilitas v v v v v v
Koperasi KESIMPULAN
15 Program KB v - v - v -
Kebijakan sistem hubungan kerja yang
16 10 th v - - - - -
berlaku di PT X dan Y diwilayah Serang dan
Penghargaan PT Z di wilayah Bogor secara umum
masa kerja memiliki kesamaan dan tidak jauh berbeda
17 Kend. dinas v - v - v - dalam merumuskan kebijakannya.
Kebijakan utama adalah memberlakukan
18 Tunj absensi - - v - - - hubungan kerja dengan sistem PKWTT dan
terbaik sebagai tambahan diberlakukan PKWT,
19 Rekomendasi v - v - v - dengan mempertimbangkan kebutuhan
KPR produksi dan sifat atau jenis pekerjaan yang
20 Bantuan - - - - v - akan selesai dalam waktu tertentu. Namun
Transpot shift prakteknya di dalam penerapan kebijakan
malam PKWT tersebut masih ditemui adanya
21 Fasilitas Mess - - - - v - pelanggaran di ketiga perusahaan itu, yaitu
untuk Wanita penetepan jenis pekerjaan yang bersifat
bekerja shift tetap, lamanya jangka waktu perjanjian dan
kebijakan yang melarang pekerja memiliki
Berdasarkan perbandingan sistem ikatan pertalian darah / perkawinan antar
hubungan kerja di atas dapat diperoleh pekerja dalam satu perusahaan. Hal ini
gambaran bahwa sistem hubungan kerja bertentangan dengan peraturan atau
yang yang diberlakukan di ketiga perundang-undangan yang berlaku.
perusahaan baik PT X, PT. Y dan PT Z adalah Perbandingan sistem hubungan kerja
PKWTT untuk pekerja status tetap dan PKWTT dan PKWT jika dilihat dari UU
PKWT untuk pekerja kontrak. Ketenagakerjaan atau UU Cipta Kerja
Kedua sistem hubungan kerja tersebut dikaitkan dengan tingkat kesejahteraan
PKWTT dan PKWT memiliki konsekwensi pekerja, dari hasil penelitian di atas
terhadap hak hak yang akan diterima oleh diketahui bahwa bentuk sistem hubungan
pekerja yang berpengaruh terhadap tingkat kerja PKWTT ternyata di dalam penerapan
kesejahteraan pekerja. Hak hak pokok atau di perusahaan, memiliki banyak kelebihan
yang paling mendasar yang diterima oleh yang diterima dan dirasakan oleh Pekerja
pekerja dalam sistem hubungan kerja Tetap. Hal ini terlihat dari banyaknya hak
PKWTT maupun PKWT untuk atau fasilitas kesejahteraan yang diberikan
kesejahteraan pekerja adalah hak oleh perusahaan kepada pekerja PKWTT
mendapatkan upah, hak mendapatkan dibandingkan Pekerja PKWT, sehingga
tunjangan BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS tingkat kesejahteraan Pekerja PKWTT jauh
Kesehatan, hak mendapatkan Tunjangan lebih baik kondisinya dibandingkan dengan
Hari Raya (THR) sesuai Ketentuan UUK, Kesejahteraan Pekerja PKWT. Kondisi
Hak memperoleh tunjangan makan dan hak seperti ini menciptakan adanya tingkat
untuk mendapatkan cuti tahunan sesuai kesenjangan kesejahteraan antara pekerja
masa kerja. Sedangkan selebihnya akan tetap (PKWTT) dan pekerja kontrak
menjadi hak pekerja PKWTT (pekerja tetap) (PKWT).
dimana jumlahnya jauh lebih banyak dari
pada hak yang diterima oleh pekerja PKWT SARAN
(pekerja kontrak). Upaya untuk
Jurnal Ilmiah Living Law. E- ISSN 2550-1208 Volume 14 Nomor 2 Juli 2022 165

Untuk bagian bagian tertentu yang (dampak psikologis) terhadap pekerja/


menurut jenis atau sifat pekerjaannya buruh dimana dapat memotivasi semangat
adalah tetap dan terus menerus tidak kerja yang tinggi bagi para Pekerja PKWT.
dibatasi oleh waktu, apabila perusahaan Sejak diberlakukannya UU Cipta Kerja
tidak menginginkan untuk mempekerjakan (UU No.11 tahun 2021) yang mengubah UU
Pekerja/Buruh dengan PKWTT, maka Ketenagakerjaan (UU No. 13 tahun 2003)
perusahaan dapat mempergunakan sistem khususnya yang mengatur sistem hubungan
hubungan kerja dengan menggunakan PKWT, secara bertahap sudah mengalami
penyedia jasa kerja (sesuai pasal 64 UU No. perubahan yang lebih baik jika
13 tahun 2003), atau yang sekarang diubah dibandingkan dengan ketentuan
dengan nama Alih Daya sesuai Pasal 66 UU sebelumnya, namun kondisi tersebut belum
Cipta Kerja (UU No.11 tahun 2020). optimal atau belum bisa menyamai
Sehingga dengan menyerahkan pekerjaan keberadaan Hak Pekerja PKWTT. Untuk itu
kepada alih daya maka perusahaan tersebut perlu adanya regulasi dari pemerintah yang
tidak melanggar peraturan atau ketentuan menyangkut hak dan fasilitas kesejahteraan
ketenagakerjaan yang berlaku. Dan setelah bagi pekerja PKWT, agar bisa disejajarkan
5 (lima) tahun, secara bertahap sebaiknya dengan hak Pekerja PKWTT, sehingga pada
perusahaan bisa melakukan pengangkatan akhirnya segala penerimaan tunjangan yang
terhadap pekerja PKWT menjadi PKWTT menyangkut hak dan fasilitas yang
sepanjang pekerja tersebut memiliki dirasakan oleh Pekerja PKWTT, dapat pula
konduite atau kinerja yang baik. Kondisi ini dirasakan dan diterima oleh pekerja PKWT
akan memberikan dampak yang positif (Pekerja Kontrak).

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Ali, Menguak Tabir Hukum, Kencana, Edisi kedua, Jakarta, 2017.

Agusmidah, Dinamika dan Kajian Teori Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Galia Indonesia,
Bogor, 2010

B Arief Sidharta, Kajian Kefilsafatan tentang Negara Hukum, Jentera, Edisi 3 Tahun II, 2004.

Cst Kansil, Christine, ST Kansil, Engelien R, Palandeng dan Godlieb N Mamahit, Kamus Istilah
Hukum, Jakarta, 2009.

Dani Purwanto, Ujang Bahar dan Endeh Suhartini, Optimalisasi Perlindungan Hukum Tenaga
Kerja Dalam Aspek Keselamatan Kerja Pada Proyek Konstruksi Di Wilayah Bogor,
Jurnal Ilmiah, Living Law, Volume 12 Nomor 1, Januari 2020

Darwan Prints, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (Edisi
Keempat), P.T. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2011

Dominikus Rato, Filsafat Hukum Mencari: Memahami dan Memahami Hukum, Laksbang
Pressindo, Yogyakarta, 2010.

Endah Pujiastuti, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan, Semarang University Press,


Semarang, 2008
166 R. Avianto, Et.,al. Perbandingan Sistem Kerja Pkwtt dan Pkwt

Endeh Suhartini, Ani Yumarni, Siti Maryam dan Mulyadi, Hukum Ketenagakerjaan dan
Kebijakan Upah, RajaGrafindo Persada, Depok, 2020.

Gunawi Kartasapoetra Dkk, Hukum Perburuhan Pancasila Bidang Pelaksanaan Hubungan


Kerja, Amrico, Bandung, 2008

Hans Kelsen, General Theory of Law and State, diterjemahkan oleh Rasisul Muttaqien, Nusa
Media, Bandung, 2011.

H.R. Abdussalam, Hukum Ketenagakerjaan (Hukum Perburuhan) yang telah direvisi, Restu
Agung Jakarta, 2009

Iman Soepono, Hukum Perburuhan – Bidang Hubungan Kerja, Djembatan, Jakarta, 2009

Jazim Hamidi dan Mustafa Lutfi, Hukum Lembaga Kepresidenan Indonesia, Alumni, Malang,
2009.

Lalu Husni, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2010

Martin Roestamy,Endeh Suhartini, Ani Yumarni, Metode Penelitian Laporan Dan Penulisan
Karya Ilmiah Pada Fakultas Hukum, Fakultas Hukum Universitas Djuanda, Bogor,
2012

M. Agus Santoso, Hukum,Moral & Keadilan Sebuah Kajian Filsafat Hukum, Ctk. Kedua,
Kencana, Jakarta, 2014.

Much. Nurachmad, Cara menghitung Upah Pokok, Uang Lembur, Pesangon dan Dana Pensiun
Untuk Pegawai dan Perusahaan, Visimedia, Jakarta, 2009

Muhammad Syukri Albani Nasution, Hukum dalam Pendekatan Filsafat, Ctk. Kedua, Kencana,
Jakarta, 2017.

Omon Remen, Endeh Suhartini, dan Ani Yumarni, Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial Pada PT. Haengnam Sejahtera Indonesia di Tingkat Mediasi Pada
Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bogor, Jurnal Hukum De'rechtsstaat, Volume 4
No. 1, Maret 2018

Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, Kencana, Jakarta, 2008.

R. Joni Bambang, Hukum Ketenagakerjaan, Pustaka Setia, Bandung, 2013

Rosita, I. (2016). PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA DALAM PERJANJIAN


KERJA WAKTU TERTENTU PADA PERUSAHAAN GARMEN. JURNAL ILMIAH LIVING
LAW, 8(2). https://doi.org/10.30997/jill.v8i2.759

Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Ctk. Kedelapan, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2014.

Sehat Damanik, Outsourcing dan Perjanjian Kerja Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan, DSS Publishing, Jakarta, 2007
Jurnal Ilmiah Living Law. E- ISSN 2550-1208 Volume 14 Nomor 2 Juli 2022 167

Suratman, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Rajawali Press, Depok, 2019

Wahyudi, I., Roestamy, martin, & suhartini, endeh. (2020). ASAS KEPATUHAN DALAM
MENJALANKAN SISTEM PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU DI WILAYAH BOGOR.
JURNAL ILMIAH LIVING LAW, 12(2), 153–166.
https://doi.org/10.30997/jill.v12i2.3279

Zainal Asikin, dkk, Dasar Hukum Perburuhan, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2012.

Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara


Jaminan Sosial,

Undang Undang Republik Indonesia, Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja,

Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor


Kep.100/Men/VI/2004 Tahun 2004 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja
Waktu Tertentu,

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 35 Tahun 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu,
Alih Daya, Waktu Kerja dan Waktu Istirahat, dan Pemutusan Hubungan Kerja,

Peraturan Peraturan Daerah Serang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Tentang Ketentuan
Penyelenggaraan Fasilitas Kesejahteraan Buruh/Pekerja Perusahaan Swasta di
Kabupaten Serang

Internet

Nurul Akhmad, Penegakan Hukum Berdasarkan Prinsip Prinsip The Rule of Law ( Konsep
Penegakan Hukum Humanis Menuju Keadilan Substantif )
https://matahatifh.wordpress.com.2009. (diakses pada tanggal 18 Maret 2021 pukul
11.06 WIB).

https://kumparan.com/bathara-kresno/konsep-welfare-state-theory-maksimalkan-peran-
pemerintah (Diakses pada tanggal 24 Maret 2021, Jam 21.51 WIB )

https://yoursay.suara.com/news/2020/05/13/143239/teori-negara-kesejahteraan-di-
indonesia-dalam-penanganan-covid-19 ( Diakses pada tanggal 24 Maret 2021, Jam
22.05 WIB )

https://www.legalku.com/pemutusan-hubungan-kerja-phk-di-masa-pandemi-bagaimana-
aturannya/ (di akses pada tanggal 20 September 2021, pukul 14.48 WIB)

Anda mungkin juga menyukai