Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS TINGKAT PENERIMAAN PAJAK SEBELUM

DAN SESUDAH ADANYA INSENTIF PAJAK BAGI


WAJIB PAJAK YANG TERDAMPAK COVID-19
SELAMA MASA PANDEMI PADA KPP PRATAMA
MANADO
Disusun Oleh :
Nama : Meidiansjah Azhar Wantasen
Nim : 17061104244

Dibawah Bimbingan :
1. Dr. Jullie J. Sondakh, SE., M.Si., Ak,CPA., CA
2. I Gede Suwetja, SE., MM., Ak., CA

Mengetahui Dosen Penguji :


1. Dra. Inggriani Elim, Ak., ME
2. Sonny Pangerapan, SE., Ak., MM
3. Dr. Robert Lambey, SE., Ak., MM

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SAMRATULANGI
TAHUN 2021
Perpajakan merupakan aspek yang sangat penting bagi negara
sehingga penerimaan pajak diharapkan terus meningkat dari satu
periode ke periode yang lainnya.
Namun hal itu berubah ketika pandemi COVID-19 masuk ke
Latar Indonesia. Pemerintah pun merespon dengan mengeluarkan sebuah
kebijakan fiskal seperti pemberian insentif pajak dimasa pandemi.
Belakang Hal ini bertujuan untuk meringankan beban para wajib pajak baik
orang pribadi maupun badan dalam menyetorkan jumlah pajaknya.
Namun disisi lain, selain meringankan para wajib pajak ternyata
insentif pajak berpengaruh menurunkan 22,1% penerimaan pajak di
tahun 2020.
Maka dari itu saya tertarik meneliti berapa jumlah penerimaan pajak
yang tercatat pada KPP Pratama Manado sebelum ada insentif pajak
dan sesudah adanya insentif pajak, serta apakah target penerima
insentif pajak ini sudah tepat atau belum.
1. Bagaimana Penerimaan Pajak di Kota
Rumusan Manado yang tercatat pada KPP Pratama
Manado sebelum dan sesudah adanya
Masalah Insentif Pajak ?
2. Apakah pemberian insentif pajak sudah
tepat sasaran ?
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Penerimaan
Pajak di Kota Manado yang tercatat pada
Tujuan KPP Pratama Manado sebelum dan sesudah
adanya Insentif Pajak ?
Penelitian
2. Untuk Mengetahui apakah pemberian
insentif pajak sudah tepat sasaran ?
Teori-Teori Utama (Kajian Pustaka)
PERPAJAKAN AKUNTANSI PERPAJAKAN

 Penerimaan negara paling besar, karena  Merupakan bagian dari Akuntansi Komersial
sebagai fungsi budgetair. yang diatur dalam Standar Akuntansi
Keuangan
 Kontribusi wajib kepada negara yang terutang
oleh orang pribadi maupun badan  Digunakan hanya untuk mencatat transaksi
yang berhubungan dengan perpajakan
 Bersifat memaksa dan digunakan untuk
membiayai pengeluaran umum  Penyusunan harus disesuaikan dengan aturan
perpajakan yang berlaku di Indonesia
Teori-Teori Utama (Kajian Pustaka)
PENERIMAAN PAJAK DIMASA
INSENTIF PAJAK PANDEMI COVID-19
 Pemberian dari pemerintah dalam bentuk  Penerimaan pajak dimasa pandemi menjadi
pengurangan kewajiban menurun akibat beberapa faktor
 Diberikan untuk mendorong individu atau  1) Penurunan okupansi hotel
pebisnis untuk membelanjakan uangnya
 2) Berkurangnya kegiatan ekspor dan impor
 Insentif dibagi menjadi 4 macam :
 3) Meluasnya PHK
 1) Pengecualian & Pengenaan Pajak
 2) Pengurangan Dasar Pengenaan Pajak
 4)Turunnya daya beli masyarakat dan turunnya
nilai investasi
 3)Pengurangan Tarif Pajak
 5) Pembatalan penerbangan
 4) Penangguhan Pajak
 6) Berkurangnya wisata asing yang datang
Pandemi COVID-
19

Kebijakan Insentif Pajak

Kerangka Dari Pemerintah

Penelitian Sebelum Adanya


Insentif Pajak
Setelah Adanya Insentif
Pajak

Penerimaan Pajak
Pada KPP Pratama
Manado

Hasil Yang
Didapat
Metode Penelitian

JENIS DATA SUMBER DATA METODE


JENIS PENELITIAN Teknik Analisis
Data Kuantitatif dan PENGUMPULAN DATA
Deskriptif Kualitatif Menggunakan 2 Data Primer dan Data
Kualitatif Wawancara dan
rumus Sekunder
Dokumentasi
matematika
sederhana
HASIL DAN PEMBAHASAN Grafik penerimaan pajak
cenderung menerun ketika
350 diberlakukannya kebijakan insentif
pajak
300
Insentif Pajak tidak selamanya
250
membuat penerimaan setiap bulan
200 terus menurun.
Sebelum
150 Sesudah
Terdapat selisih rata-rata
100 penerimaan pajak sebelum dan
sesudah adanya insentif yaitu sebesar
50 Rp 45.632.341.031
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian yang dilakukan
pada KPP Pratama Manado,
ditemukan penurunan penerimaan
pajak sebesar 24% (Hal.48)
Perbadingan Rata-Rata Penerimaan Pajak
180
120 Hal ini sejalan dengan
60 penelitian yang dilakukan oleh Analis
0 Perbadingan Rata-
Rata Penerimaan Pa- DJP yang menyebutkan bahwa adanya
jak kebijakan Insentif Pajak berkontribusi
sebesar 22,1% terhadap penerimaan
pajak negara tahun 2020

Pihak KPP Pratama


menjelaskan bahwa adanya insentif
PPh 21 DTP, maraknya PHK, serta
menurunnya daya beli masyarakat
menjadi faktor dari menurunnya
penerimaan pajak
Pada penelitian yang dilakukan
HASIL DAN PEMBAHASAN pada KPP Pratama Manado, Tepat atau
Tidaknya pemberian Insentif Pajak ini
masih belum bisa diukur. Menurut
Pejabat terkait, Beliau menyatakan
Penerima Insentif Pajak bahwa KPP Pratama kekurangan
sumber daya manusia dalam
melakukan sosialisasi ataupun survey
PPh 21 DTP kepada para wajib pajak yang ada di
PPh 22 Impor daerah-daerah terpencil
Diskon PPh 25
PPh Final UMKM Penelitian ini sejalan dengan
PPh 22 DN penelitian Sirait dkk, pada KPP
PPh 23 Pratama Medan. Sirait mengemukakan
bahwa ada banyak wajib pajak yang
sudah memenuhi kriteria untuk
menjadi penerima insentif. Namun
kurangnya informasi yang mereka
dapatkan membuat mereka tidak bisa
menikmati fasilitas dari pemerintah
ini.
KESIMPULAN

 Rata-Rata Penerimaan Pajak


SIMPULAN Mengalami Penurunan 24% Antara
Periode Sebelum dan Sesudah
DAN Adanya Kebijakan Insentif Pajak

SARAN  Jumlah Wajib Pajak Yang Bisa


Menjadi Penerima Insentif Pajak
Masih Belum Bisa Diukur Oleh
KPP Pratama Manado Karena
Kurangnya Tim Survey.
SARAN

 Pajak Digital Perlu Dioptimalkan


SIMPULAN dan Pemerintah Perlu Mencari
Alternatif Sumber Penerimaan
DAN Pajak Yang Tidak Meninbulkan
Beban Masyarakat
SARAN  Hendaknya KPP Pratama Bisa
Menjangkau Para Wajib Pajak Yang
Belum Teredukasi Mengenai
Kebijakan Insentif Pajak Ini
Terima Kasih Atas
Kesempatan 

Anda mungkin juga menyukai