Kompetensi bagi guru merujuk pada Model Kompetensi Guru sesuai dengan
jenjang jabatan fungsional guru yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan.
Ketidaksetaraan karakter, fenomena, atau proses yang dimiliki oleh suatu wilayah
spesifik dan terjadi setidaknya dalam dua entitas struktur wilayah.
KOMPETENSI INDIKATOR
1.1 Lingkungan pembelajaran yang aman dan nyaman bagi peserta didik
1 Pedagogik 1.2 Pembelajaran efektif yang berpusat pada peserta didik
1.3 Asesmen, umpan balik, dan pelaporan yang berpusat pada peserta didik
Kematangan moral, emosi, dan spiritual untuk berperilaku sesuai dengan kode
2.1
etik guru
2 Kepribadian
2.2 Pengembangan diri melalui kebiasaan refleksi
2.3 Orientasi berpusat pada peserta didik
3.1 Kolaborasi untuk peningkatan pembelajaran
3.2 Keterlibatan orang tua/wali dan masyarakat dalam pembelajaran
3 Sosial
Keterlibatan dalam organisasi profesi dan jejaring yang lebih luas untuk
3.3
peningkatan pembelajaran
4.1 Pengetahuan konten pembelajaran dan cara mengajarkannya
4 Profesional 4.2 Karakteristik dan cara belajar peserta didik
4.3 Kurikulum dan cara menggunakannya
4. Satuan Pendidikan
Peran dan tugas satuan pendidikan adalah sebagai berikut.
a. mengizinkan dan merekomendasikan Guru;
b. memantau Guru yang bertugas sebagai peserta Pengembangan Kompetensi
secara Berkelanjutan bagi guru; dan
c. memberikan dukungan kepada Guru peserta Pengembangan Kompetensi
selama kegiatan Pengembangan Kompetensi berlangsung;
d. mengikuti sosialisasi dan advokasi analisis kebutuhan Guru;
e. menyediakan data evaluasi peserta Pengembangan Kompetensi secara
berkelanjutan bagi Guru.
5. Komunitas Belajar
Peran dan Tugas Komunitas belajar dapat sebagai berikut.
a. menjadi wadah bagi Guru untuk berbagi dan berkolaborasi dalam penerapan
hasil Pengembangan Kompetensi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang
aman, menyenangkan, dan berpihak pada peserta didik dalam rangka mewujudkan
profil pelajar Pancasila;
b. menjadi wadah pengembangan dan pemberdayaan bagi Guru dalam analisis
kebutuhan Guru.
c. menyediakan data evaluasi peserta Pengembangan Kompetensi secara
berkelanjutan bagi Guru dalam komunitas.
Selanjutnya Balai Besar Guru Penggerak dan Balai Guru Penggerak di provinsi
melakukan agregasi kebutuhan belajar Guru di semua jenjang jabatan pada
satuan pendidikan untuk wilayah yang menjadi kewenangannya.
• Balai Besar Guru Penggerak dan Balai Guru Penggerak dalam merancang
pengembangan model dapat bekerjasama dan berkoordinasi dengan mitra
pembangunan. Kerangka desain dapat dilihat pada Kerangka desain 1.
3. Struktur Program
Struktur program yang dikembangkan untuk melayani pemenuhan kebutuhan
pengembangan kompetensi PNS sebanyak minimal 20 JP per tahun sesuai dengan
Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 5 Tahun 2018 tentang
Pengembangan Kompetensi ASN.
Struktur program dengan pola one shot training, Struktur program dengan pola in-on-in (hybrid)
dengan moda luring dan/atau daring
4. Deskripsi Materi
a. Kebijakan terkait pengembangan Kompetensi guru dan Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan sesuai dengan kebijakan yang terkini dari Kementerian.
b. Pendalaman kompetensi teknis pada bagian pokok merupakan pendalaman terhadap
substansi yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap terkait dengan
perencanaan, pelaksanaan pembelajaran berpusat pada siswa serta asesmen yang mutlak
diperlukan dalam melaksanakan tugas-tugas jabatannya.
c. Penilaian diri dan Rencana pengembangan diri berikutnya adalah Penilaian diri untuk
melihat peningkatan Kompetensi guru setelah melakukan pengembangan dan
pemberdayaan yang nantinya akan menjadi dasar pada rencana pengembangan diri
berikutnya sesuai dengan peta kebutuhan pengembangan diri yang dilakukan oleh guru
dalam memenuhi indikator peningkatan Kompetensi berkelanjutan,
d. Rencana tindak lanjut adalah persiapan peserta dalam mengimplementasikan di lapangan.
e. Evaluasi penyelenggaraan merupakan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan
pemberdayaan guru yang mencakup evaluasi terhadap peserta, pelatih/pengajar,
penyelenggara dan program pelatihannya.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, Dan Teknologi
Kerangka Kerja
5. Rencana Moderasi
Struktur program yang telah dikembangkan akan dilanjutkan pada pengembangan
rencana moderasi dari setiap materi secara berurutan.
Pengembangan rencana moderasi akan menggambarkan aktivitas pembelajaran
yang berurutan (learning sequence) sebagai panduan operasional yang
menggambarkan aktivitas narasumber dan peserta.
Dalam pengembangan pembelajaran mandiri, maka rencana moderasi berisikan alur
pembelajaran yang terstruktur dan merujuk pada Kompetensi yang akan dicapai.
Rencana moderasi akan disesuaikan dengan pola atau jalur dari penyelenggaraan
pengembangan dan pemberdayaan guru.
Kerangka desain rencana moderasi dapat dilihat pada Kerangka desain 2.
1. Prinsip
Prinsip evaluasi Pengembangan Kompetensi secara Berkelanjutan bagi Guru antara lain:
a. sahih dan objektif, evaluasi didasarkan pada data pencapaian Kompetensi mengacu
pada Kompetensi standar menggunakan kriteria dan prosedur evaluasi yang jelas;
b. terpadu dan menyeluruh, evaluasi dilakukan secara menyeluruh mulai dari reaksi pada
tahap awal pembelajaran (reaction), proses belajar (learning), kinerja hasil penerapan
Pengembangan Kompetensi (behavior), dan dampaknya pada perubahan satuan
pendidikan (result).
c. terbuka, berarti prosedur evaluasi, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan;
d. sistematis, Evaluasi dilakukan secara terencana dalam setiap tahap dengan prosedur
yang baku;
e. beracuan kriteria, berarti evaluasi didasarkan pada ukuran pencapaian Kompetensi yang
ditetapkan; dan
f. akuntabel, evaluasi dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi mekanisme, prosedur,
teknik, maupun hasilnya.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, Dan Teknologi
Kerangka Kerja
2. Pendekatan
Evaluasi cakupan layanan pelatihan dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana
program mencapai target populasi atau wilayah yang dituju. Cakupan layanan
pelatihan dihitung berdasarkan rasio Guru yang lulus dalam program
Pengembangan Kompetensi berbanding dengan jumlah Guru di wilayah yang menjadi
kewenangan Balai Besar Guru Penggerak atau Balai Guru Penggerak.
Evaluasi disparitas layanan diklat dilakukan dengan pengumpulan dan analisis data
terkait pelatihan, seperti data jumlah seluruh guru yang ada, sebaran peserta yang
mengikuti pelatihan atau data hasil pelatihan. Dengan menganalisis data ini,
disparitas dalam partisipasi pelatihan guru dapat diukur (formula otomatis dalam
system)
Sedangkan evaluasi efektivitas dan dampak pelatihan dilakukan dengan menggunakan
pendekatan Kirkpatrick (Kirkpatrick’s Four Level Model for Evaluation of Training).
Evaluasi ini dilakukan melalui empat level, yaitu Level 1 (reaksi), level 2 (belajar), level 3
(perilaku), dan level 4 (dampak).
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, Dan Teknologi
Kerangka Kerja
1. Instrumen Evaluasi
a. Evaluasi cakupan layanan, Data yang digunakan dalam melakukan evaluasi
cakupan layanan ialah jumlah Guru dan jumlah peserta pelatihan yang lulus, di
mana data tersebut tersedia di sistem Dapodik.
b. Evaluasi disparitas layanan, Instrumen evaluasi disparitas layanan
menggunakan data dan formula yang sudah ada di sistem, sehingga tidak
diperlukan instrumen khusus lagi.
c. Evaluasi Efektivitas, Instrumen yang digunakan dalam evaluasi efektivitas
Program Pengembangan Kompetensi bagi Guru sesuai dengan tahapan
levelnya, dapat berupa:
Level 4. Result.
Level 2. Learning.
Level 1. Reaction. Level 3.Behaviour. Perubahan organisasi
evaluasi terhadap
terintegrasi pada melaksanakan dan pencapaian
pencapaian hasil
pelaksanaan evaluasi Aksi Nyata peserta didik
pembelajaran
Prosedur Evaluasi
2. Prosedur Evaluasi
a. Persiapan
Persiapan evaluasi dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.
Penyelenggara pelatihan perlu menyusun instrumen evaluasi dengan memastikan
hal-hal sebagai berikut:
• komponen dan aspek evaluasi;
• indikator-indikator evaluasi;
• jenis instrumen yang digunakan;
• waktu evaluasi dilaksanakan;
• teknik pengumpulan data evaluasi;
• pengolahan, analisis, dan tindak lanjut hasil evaluasi;
• sumber daya manusia yang akan melakukan evaluasi.
2. Prosedur Evaluasi
b. Pelaksanaan
Evaluasi Pengembangan Kompetensi bagi Guru dilakukan saat pembelajaran
berlangsung (baik pembelajaran yang dilaksanakan satu tahap maupun
pembelajaran yang dilaksanakan dua tahap), sebagai evaluasi level 1 dan level 2.
Evaluasi level 3 dan level 4 dilaksanakan setelah selesai pelatihan. Penyelenggara
pelatihan menunjuk petugas yang akan melakukan evaluasi yang meliputi
pengumpulan data dan pengolahan data.
Level 3.Behaviour.
Level 4. Result.
Level 1. Reaction. Level 2. Learning. Ditujukan terhadap
terhadap perubahan
Rekasi peserta dan evaluasi terhadap ketercapaian
satuan pendidikan
pengolahan hasil pencapaian hasil Kompetensi dan
dilakukan oleh
evaluasi pelaksanaan pembelajaran kinerja peserta.
instansi terkait
(Ditjen GTK – Internal (Ditjen GTK – Internal (Ditjen GTK sesuai ketemtuan
BBGP/BGP) BBGP/BGP) berkoordinasi dengan
(Ditjen Terkait)
Ditjen Terkait)
3. Pelaporan
Pelaporan hasil evaluasi disampaikan terintegrasi dengan laporan pelaksanaan
pelatihan dari penyelenggara pelatihan kepada Guru melalui sistem informasi
terpadu yang disediakan. Laporan disampaikan paling lambat 3 hari setelah
kegiatan pelatihan berakhir. Kerangka Desain laporan terlampir pada Kerangka
Desain 6.
4. Tindak lanjut
Tindak lanjut hasil evaluasi dilaksanakan oleh penyelenggara pelatihan sesuai
dengan rekomendasi hasil evaluasi dari tim. Tindak lanjut hasil evaluasi level 1
sesegera mungkin dilaksanakan oleh penyelenggara dan pengajar sebagai
evaluasi formatif untuk perbaikan proses pelatihan.