Anda di halaman 1dari 11

Komunikasi Terapeutik

 Fase pra interaksi


 Fase orientasi
 Fase kerja
 Fase terminasi
Fase Pra Interaksi
Fase pra interaksi dilakukan untuk mempersiapkan diri perawat sebelum bertemu dengan
pasien.

Hal ini penting dilakukan agar perawat mengetahui latar belakang pasien, sehingga fase
berikutnya dapat berjalan dengan baik.

Perawat dapat mempelajari data rekam medis, termasuk riwayat penyakit atau operasi
sebelumnya, atau adanya obat-obatan yang dikonsumsi saat ini.

Fase berikutnya akan sangat terbantu jika perawat sudah tahu tentang beberapa kondisi
masa lalu pasien, dan responnya terhadap perawatan.

Bila ini adalah pertama kali pasien dirawat, lihat catatan dari perawat IGD.
Fase Orientasi

Fase orientasi adalah fase perkenalan dengan pasien.

Perawat harus memperkenalkan diri terlebih dahulu, dan jelaskan tujuan
perawat bertemu pasien saat itu.

Contohnya adalah, “Halo, nama saya Ners Leo, saya adalah perawat yang
merawat bapak malam ini.”

Setelah memperkenalkan nama, kemudian tanyakan pasien nama lengkap
dan tanggal lahirnya (identifikasi pasien).

Penting pula untuk menanyakan bagaimana pasien ingin di panggil.

Ingat, jangan pernah berasumsi bahwa pasien tidak keberatan dengan
panggilan yang perawat lakukan.

Misalnya, “apa kabar kakek?”

Mungkin saja ada pasien yang tidak nyaman dipanggil dengan panggilan
semacam itu.

Alih-alih membuat nama panggilan sendiri, perawat cukup mengatakan,
Dengarkan baik-baik apa yang pasien sebutkan, dan, jika perlu, konfirmasi ulang bahwa
pengucapannya benar.

Perawat boleh bersalaman (jabat tangan) jika itu tampak nyaman dan sesuai untuk dilakukan.

Untuk menenangkan pasien, perawat dapat memulai dengan berbicara topik ringan, seperti
suhu yang dingin atau panas, terutama jika perawat melihat ada tanda-tanda pasien merasa
cemas.

Namun jangan terlalu lama berbicara tentang hal itu, dan dengan cepat katakan tujuan
wawancara.

Contohnya, “Pak Budi, saya perlu mengajukan beberapa pertanyaan tentang riwayat kesehatan
pribadi dan keluarga bapak. Ini diperlukan untuk melengkapi data-data kesehatan bapak.”

Setelah mengatakan tujuan, selanjutnya perawat perlu meminta persetujuan pasien secara lisan.

“Apakah bapak tidak keberatan jika saya tanya-tanya?”


Jaga privasi

Privasi sangat penting, jangan melakukan wawancara kepada pasien saat ada pasien lain
melihat.

Adanya audiens saat wawancara mungkin dapat membuat pasien merasa enggan untuk
menjawab pertanyaan perawat dengan jujur.

Tarik tirai di sekitar pasien jika melakukan wawancara di kamar rumah sakit, atau tutup
pintu jika wawancara dilakukan di ruang pemeriksaan.
Fase Kerja
Selama fase kerja, yang perawat lakukan adalah mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan
yang spesifik.

Ada 2 jenis pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi, yaitu pertanyaan
tertutup, dan pertanyaan terbuka.

Kedua jenis pertanyaan tersebut masing-masing memiliki tujuan tersendiri.

Perawat perlu memilih jenis mana yang akan lebih membantu memperoleh informasi yang sesuai.

Pertanyaan tertutup dapat digunakan saat perawat ingin menggali informasi yang menghasilkan
jawaban ya atau tidak

Contohnya, “Apakah bapak memiliki riwayat penyakit jantung sebelumnya?”

Sedangkan pertanyaan terbuka digunakan saat perawat membutuhkan informasi yang lebih luas dan
dalam.

Misalnya, “Apa yang bapak rasakan saat ini?” Atau “Bagaimana kondisi bapak saat ini?”
Bila pasien kesulitan untuk menjawab pertanyaan terbuka, perawat dapat memulai
dengan pertanyaan tertutup hingga pasien merasa nyaman.

Contohnya, “Apakah ada rasa nyeri?”

Saat wawancara pasien, perawat sebisa mungkin menghindari pertanyaan “mengapa”,


seperti “mengapa bapak tidak berhenti merokok?”

Pasien mungkin merasa kesulitan untuk menjawab, atau bahkan mungkin merasa
pertanyaan itu menuduh atau menghakimi.

Alih-alih bertanya seperti itu, perawat dapat membungkusnya dengan kalimat yang lebih
halus, misalnya:

“Apa tantangan terbesar bapak untuk berhenti merokok?”


Dokumentasi

Apakah perawat boleh membawa format pengkajian saat mewawancara pasien?

Ya, tidak ada aturan bahwa perawat tidak boleh membawa format pengkajian.

Namun harus diperhatikan bahwa jangan sampai perawat akhirnya berfokus kepada format
bukan pasien.

Perawat adalah pewawancara, bukan investigator.

Perawat sedang mewawancara pasien, bukan pelaku kriminal.

Bilaperawat membawa format pengkajian, letakkan format tersebut di papan klip supaya tidak
merepotkan perawat saat menulis.

Simpan papan klip tersebut dipangkuan perawat sehingga kontak mata dengan pasien tidak
terhalangi.

Jika perawat menggunakan alat elektronik, seperti komputer atau tablet. Pastikan pula bahwa
kontak mata dengan pasien tetap terjaga.
Fase Terminasi
Urutan terakhir dalam 4 fase komunikasi terapeutik perawat pasien adalah fase terminasi.

Fase terminasi adalah fase dimana perawat menutup sesi wawancara dengan pasien.

Namun sebelum menutup, pastikan bahwa perawat meringkas dan menyatakan dua
sampai tiga masalah yang paling penting.

Misalnya, “Sepertinya bapak merasa cemas rasa nyeri yang kadang-kadang muncul.
Apakah bapak setuju?”

Selain itu, perawat juga harus memberi tahu langkah selanjutnya kepada pasien, seperti:

“Saya akan memastikan kecemasan dan nyeri yang bapak rasakan dimasukan ke dalam
rencana asuhan keperawatan bapak.”
Tanyakan apakah pasien ingin menambahkan sesuatu atau membutuhkan hal lain.

Menanyakan hal tersebut memberi pasien kesempatan terakhir untuk mengungkapkan


kebutuhan, sekaligus merasa bahwa dia telah didengar.

Ucapkan terima kasih kepada pasien dan anggota keluarga yang ada karena telah
meluangkan waktu untuk memberikan informasi saat perawat mengakhiri wawancara.
Terimakasih

SEE YOU

Anda mungkin juga menyukai