Anda di halaman 1dari 82

Industri

farmasi
Lafi AU
Sistem Manajemen Mutu

Manajemen mutu merupakan aspek dari fungsi manajemen yang


• MUTU PRODUK
menetapkan dan menerapkan kebijakan mutu (“QUALITY
• UMUM
POLICY””
○ Sesuai tujuan penggunaan :
○ Kualitas – Efektivitas – Keamanan
• KEBIJAKAN PERUSAHAAN TENTANG MUTU ● KEBIJAKAN MUTU :

PRODUK 1. Adalah pernyataan Formal oleh manajemen pimpinan tentang

• IZIN EDAR ( Marketing authorization) kebijakan perusahaan dalam pencapaian mutu

2. Mencakup rancangan, arahan dan tujuan secara menyeluruh


Sistem Manajemen Mutu

QS
Unsur Dasar Manajemen Mutu
QA
• SISTEM MANAJEMEN MUTU (“QUALITY MANAGEMENT
GMP SYSTEM”) = INFRASTRUK KERJA meliputi :
QS = Quality System Infrastructure 1. STRUKTUR ORGANISASI
QC 2. PROSEDUR (PROTAP)
QA = Quality Assurance 3. PROSES (DALMUT)
Tools or Systematic Actions 4. SUMBER DAYA (“RESOURCES”)

GMP = Good Manufacturing Practices • TINDAKAN PELAKSANAAN (‘ACTION”) YANG SISTEMATIS =


Part of QA PEMASTIAN / JAMINAN MUTU / (“QUALITY ASSURANCE”)

QC = Quality Control
Part GMP
Pemastian Mutu

Adalah suatu konsep dengan rentangan luas yang meliput segala

hal yang mempengaruhi mutu produk.

Mencakup semua hal termasuk kegiatan upaya dan tindakan yang

di lakukan – secara individual atau secara kolektif – yang

berdampak pada mutu produk

Merupakan tanggung jawab SEMUA departemen dan seluruh

tingkatan
Suatu pendekatan manajemen resiko mutu yang
Manajemen Resiko Mutu
efektif dapat menjamin :

● Suatu proses sistematik untuk identifikasi, 1. Mutu yang tinggi dari produk kepada pasien
penilaian, pengendalian, komunikasi serta pengkajian 2. Membuat pengambilan keputusan lebih baik bila
risiko mutu obat selama siklus-hidup produk. terjadi masalah mutu potensial selama
pengembangan dan pembuatan
● Dua prinsip utama : 3. Dapat memberi kemudahan dalam pengambilan
1. Evaluasi risiko terhadap mutu berdasarkan keputusan dengan informasi yang lebih lengkap
pengetahuan ilmiah dan dikaitkan dengan 4. Dapat meningkatkan keyakinan Badan POM akan
perlindungan pasien sebagai tujuan akhir kemampuan perusahaan dalam menangani risiko
2. Tingkat usaha, formalitas, dan dokumentasi potensial dan secara menguntungkan dapat
pengkajian risiko mutu setara dengan tingkat memengaruhi tingkat dan rentang pengawasan
risiko yang ditimbulkan (minor, mayor, kritikal) Badan POM.
Struktur Organisasi Kepala Bagian Produksi

Organisasi adalah suatu kerangka terstruktur yang di • Memastikan bahwa obat diproduksi dan disimpan sesuai prosedur agar
dalamnya berisikan wewenang, tanggung jawab dan
memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan.
pembagian kerja untuk menjalankan masing-masing fungsi
• Memberikan persetujuan petunjuk kerja yang terkait dengan produksi dan
tertentu
memastikan bahwa petunjuk kerja diterapkan secara tepat

• Memeriksa pemeliharaan bangunan dan fasilitas serta peralatan di bagian


3 personel kunci
produksi

1. Kepala Bagian Produksi • Memastikan bahwa catatan produksi telah dievaluasi dan ditandatangani

2. Kepala Bagian Pemastian Mutu oleh kepala bagian Produksi sebe-lum diserahkan kepada kepala bagian

3. Kepala Bagian Pengawasan Mutu Manajemen Mutu (Pemastian Mutu).

• Memastikan bahwa validasi yang sesuai telah dilaksanakan

• Memastikan bahwa pelatihan awal dan berkesinambungan bagi personil di

departemennya dilaksanakan dan diterapkan sesuai kebutuhan


Kepala Bagian Pemastian Mutu

memastikan bahwa seluruh


pengujian yang diperlukan
menyetujui atau menolak bahan telah dilaksanakan.
memastikan bahwa validasi
awal, bahan pengemas, produk
yang sesuai telah dilaksanakan.
antara, produk ruahan dan
produk jadi.
memberi persetujuan terhadap
spesifikasi, petunjuk kerja
pengambilan sampel, metode pengujian
dan prosedur pengawasan mutu lain.
memberi persetujuan dan memeriksa pemeliharaan
memantau semua analisis bangunan dan fasilitas serta
berdasarkan kontrak. peralatan di bagian pengawasan
memastikan bahwa pelatihan awal dan
mutu.
berkesinambungan bagi personil di
departemennya dilaksanakan dan
diterapkan sesuai kebutuhan.
Kepala Bagian Pengawasan Mutu

melakukan pengawasan memprakarsai dan


terhadap fungsi bagian berpartisipasi dalam
memastikan penerapan (dan, Pengawasan Mutu.
program validasi.
bila diperlukan, membentuk)
sistem mutu.

memprakarsai dan berpartisipasi ikut serta dalam atau


dalam pelaksanaan audit eksternal memprakarsai pembentukan
(audit terhadap pemasok).
manual mutu perusahaan.
memprakarsai dan mengawasi
audit internal atau inspeksi
diri berkala.
memastikan pemenuhan persyaratan mengevaluasi/mengkaji catatan bets.
teknik atau peraturan Badan Pengawas meluluskan atau menolak produk jadi
Obat dan Makanan (Badan POM) yang untuk penjualan dengan
berkaitan dengan mutu produk jadi. mempertimbangkan semua faktor
terkait.
Air Handling Unit (AHU)

AHU terdiri dari beberapa mesin/alat yang masing-masing


AHU terdiri dari :
memiliki fungsi yang berbeda, yang terintegrasi sedemikian
1. Cooling coil atau evaporator
rupa sehingga membentuk suatu sistem tata udara yang
2. Static Pressure Fan atau Blower
dapat mengontrol suhu, kelembaban, tekanan udara, tingkat

kebersihan, pola aliran udara serta jumlah pergantian udara 3. Filter

di ruang produksi sesuai dengan persyaratan ruangan yang 4. Ducting

telah ditentukan. 5. Dumper


Sistem Pengolahan Air

Suatu sistem untuk memperoleh air dengan kualitas Spesifikasi mutu air dibagi menjadi 5 grade:
yang dibutuhkan oleh setiap jenis obat yang dibuat dan 1. Air Pasokan (Feed Water)
memenuhi persyaratan monografi farmakope.
2. Air Murni (Purified Water)

3. Air dengan Tingkat Pemurnian yang Tinggi


Terdapat 3 hal yang diatur didalam sistem pengolahan
(Highly Purified Water/ HPW)
air:
1. Spesifikasi mutu air 4. Air untuk Injeksi (Water for Injection/ WFI)

2. Sistem pemurnian air 5. Air dengan Mutu Tertentu untuk proses dan
3. Sistem penyimpanan dan distribusi air Pembuatan Bentuk Sediaan
Pesyaratan Spesifikasi Mutu
Mekanisme Kerja Purified Water System

Purified Water System Merupakan sistem


pengoalahan air yang dapat menghilangkan
berbagai cemaran (ion, bahan organik, partikel,
mikroba dan gas) yang terdapat didalam air yang
akan digunaka untuk produksi.
Pengolahan Limbah Bentuk Fisik Limbah
Limbah adalah bahan sisa dari suatu aktifitas yang • Limbah padat : debu, tablet expired date, foil strip rusak,plastic
sisa penimbangan.
tidak berguna dan bisa merusak ekosistem lingkungan
• Limbah cair : pelarut, reagent, air cucian, wadah.
dan kesehatan.
• Limbah udara / gas : asap pembakaran, bising mesin/ generator,
solbent dari ruang coating, uap dari lemari asam.

BAK 2
BAK P’ENDAPAN 1

BAK 6
BAK
Instalasi Pengolahan BAK 5
KONTROL
BAK 3 BAK 4 DENGAN
LIMBAH NON BETA PROSES BIO
BAK
Air Limbah (IPAL) PROSES MIXING
NETRALISASI
P’ENDAPAN 2
AERASI
UTK
INDIKATOR
IKAN MAS
(CEK pH) DAN MENINGKAT
BAK 1 P’ENCERAN KAN MUTU
LIMBAH BETA AIR
LAKTAM DIDESTRUKSI
DGN ASAM SULFAT
Pemantauan Limbah Registrasi
Registrasi merupakan prosedur pendaftaran dan evaluasi obat
• Disamping pengolahan limbah, kita juga melakukan
untuk mendapat izin edar.
pemantauan kualitas limbah cair yang telah diolah dan
dilakukan secara periodic. Meliputi parameter sbb : Tujuan:
Memberikan perlindungan kepada masyarakat dari peredaran
• Analisa pH, syarat • Analisa BOD, syarat
obat yang tidak memenuhi persyaratan efikasi, keamanan, mutu,
pH antara 6-9 <75 mg/L
dan kemanfaatan.

• Kandungan zat padat • Analisa kandungan Registrasi obat diajukan oleh Pendaftar kepada Kepala Badan
tersuspensi syarat logam berat, anion POM.
<60 mg/L dan kation
Adapun syarat pendaftar, yaitu:
• Industri Farmasi yang telah memiliki sertifikat CPOB (Cara
• Analisa COD, syarat Pembuatan Obat yang Baik)
<100 mg/L • Untuk registrasi obat impor hanya dilakukan oleh pendaftar
yang mendapatkan persetujuan tertulis dan merupakan afiliasi
dari perusahaan induk.
Kategori Registrasi Obat

1. Registrasi Baru 2. Registrasi Variasi 3. Registrasi Ulang

Registrasi perubahan pada aspek administratif,


Registrasi untuk perpanjangan masa berlaku
Registrasi untuk obat yang belum khasiat, keamanan, mutu, dan/atau informasi
izin edar, obat yang masa berlakunya sudah
produk dan label obat yang telah memiliki izin
mendapatkan izin edar. habis dan tidak ada perubahan apapun.
edar.

Penelitian dan Pengembangan


Definisi
Penelitian dan pengembangan (R&D) adalah proses yang berkelanjutan untuk menemukan, mengembangkan, dan memperkenalkan
produk-produk farmasi yang lebih aman, lebih efektif, dan lebih inovatif.
Tujuan
- untuk menciptakan produk-produk farmasi yang aman, efektif, dan berkualitas tinggi.
- dapat membantu perusahaan farmasi untuk meningkatkan efisiensi produksi, mengurangi biaya produksi, dan memperluas
pasar.
- untuk menciptakan obat-obatan baru yang efektif dan aman untuk digunakan dalam pengobatan manusia.
Tahapan Dalam Penelitian dan Pengembangan Formula Baru

Uji stabilitas
Penentuan tujuan dan spesifikasi produk
Pengembangan formula Formula baru harus diuji stabilitasnya pada
menentukan tujuan dan spesifikasi produk yang
Hal ini meliputi pemilihan teknologi produksi, berbagai kondisi, seperti suhu dan kelembaban
diinginkan. Hal ini meliputi jenis produk, tujuan
formulasi yang tepat, dan pengujian formula yang berbeda, untuk memastikan produk tetap
penggunaan, dan karakteristik fisik dan kimia
pada skala kecil. stabil dan aman selama masa simpan dan
yang diinginkan
penggunaan.

Penentuan bahan baku


Bahan baku yang digunakan dalam formula baru harus Optimisasi formula Uji praklinis
dipilih dengan cermat dan memenuhi standar kualitas untuk memperbaiki karakteristik fisik dan kimia produk harus diuji terlebih dahulu pada hewan
yang ditentukan. Selain itu, bahan baku juga harus produk. Hal ini dapat dilakukan dengan untuk menentukan keamanan dan
memenuhi persyaratan farmakope untuk memastikan memodifikasi formulasi atau teknologi produksi efektivitasnya
keamanan dan kualitas produk.
Tahapan Dalam Penelitian dan
Pengembangan Formula Baru

Uji klinis
Skala Laboratorium
Jika produk dianggap aman dan efektif pada
skala kecil dalam pembuatan obat yang digunakan
tahap uji praklinis, maka selanjutnya dilakukan
untuk menguji dan memperbaiki formulasi, teknologi
uji klinis pada manusia dengan mengikuti produksi, dan stabilitas produk. untuk menentukan
Tahapan Pengoptimalan Formula
regulasi yang berlaku. karakteristik fisik dan kimia yang diinginkan serta
mengoptimalkan formulasi agar dapat memenuhi
persyaratan regulasi dan standar farmakope..
Skala Produksi
produk dihasilkan dalam jumlah yang lebih
Registrasi dan persetujuan regulatori besar lagi untuk dipasarkan dan didistribusikan
untuk memastikan produk aman dan efektif ke pasar. Produk juga terus diuji stabilitasnya
sebelum dipasarkan. selama masa simpan dan penggunaan pada
Skala Pilot
produk dihasilkan dalam jumlah yang lebih besar skala produksi.
untuk menguji kemampuan teknologi produksi dan
memperoleh data produksi yang lebih akurat.
Produk juga diuji stabilitasnya pada berbagai kondisi
pada skala pilot sebelum dilakukan uji praklinis
Pemasaran dan distribusi
pada hewan.
untuk membantu pasien yang membutuhkan
Manajemen Operasi

1. Peramalan Penjualan (Sales 2. Pengadaan Bahan 3. Pergudangan (Warehousing)

Forecasting) (Purchasing)

5. Perencanaan Produksi dan


4. Manajemen bahan-bahan Pengendalian Persediaan

(Material Management) (PPIC/Production Plannning and


Inventory Control)
Forecasting Material Manajemen
• Process selection (buat/beli), perencanaan kapasitas, ● alat untuk mencapai tujuan pengelolaan material (bahan

lay out fasilitas produksi, perencanaan produksi baku, bahan kemas, produk setengah jadi, & produk jadi)
dan sebagai jembatan antara bagian marketing dengan
(schedulling) dan pengendalian persediaan
bagian-bagian lain seperti produksi, R&D, Finance, dan
(inventory control).
lain-lain .

• Metode peramalan kualitatif : besarnya angka


● Tugas pokok : mengubah ramalan penjualan (forecasting)
penjualan berdasarkan asumsi dan estimasi,
menjadi perencanaan produksi dan kemudian menjadi
biasanya digunakan untuk produk baru yang akan perencanaan bahan baku, persediaan akhir, hasil antara,
diluncurkan ke pasaran. peralatan pengangkutan, dan jam kerja.

• Metode peramalan kuantitatif : atas data-data ● Kegiatan utama dalam material management adalah

penjualan masa lalu, dibagi dalam ke dalam deret Perencanaan Produksi (production planning) dan
pengendalian persediaan (inventory control).
berkala atau runtun waktu (time series) dan metode
kasual (casual).
Production Planing Inventory Control
● Rencana Produksi Tahunan yang di-break down menjadi Rencana Produksi Periodik • Terdiri dari raw materials (bahan baku), packaging materials (bahan
pengemas), finished product (Obat jadi), dan work In Process/WIP
(semester atau triwulan), di-break down lagi menjadi Rencana Produksi Bulanan,
(Barang setengah jadi).
Mingguan dan Harian.

• Tujuannya untuk memberikan layanan terbaik pada pelanggan,


● Sasaran pokok dari perencanaan produksi, yaitu : ketepatan waktu dalam memenuhi memperlancar proses produksi, mengantisipasi kemungkinan terjadinya
janji (permintaan) pelanggan, kecepatan waktu penyelesaian pesanan (permintaan) kekurangan persediaan (stockout) dan menghadapi fluktuasi harga.

pelanggan, berkurangnya biaya produksi, dan new product launching dan divestment
• Inventory dijaga dalam kondisi yang optimum untuk menjaga efisiensi
(write off) produk-produk lama berjalan lancar (teratur).
produksi dan memperlancar tingkat pemanfaatannya.

● Faktor internal yang mempengaruhi : kapasitas terpasang, kapasitas produksi, jumlah


• Sasaran akhir pengendalian persediaan adalah menghasilkan keputusan
persediaan dan aktifitas lain yang diperlukan untuk produksi. tingkat persediaan, yang menyeimbangkan tujuan diadakannya persediaan
dengan biaya yang dikeluarkan.

● Faktor eksternal yang mempengaruhi : kebutuhan/permintaan pasar, kondisi

perekonomian, ketersediaan bahan baku/bahan pengemas, aktivitas kompetetitor dan

kapasitas eksternal untuk kegiatan yang di sub kontrakan.


Purcashing warehousing
● 4 Komponen Pembelian : Pemilihan supplier/pemasok , Pemantauan ● Sarana pendukung kegiatan produksi dan operasi industri
pengiriman oleh supplier, Menjembatani antara supplier, Mencari produk,
farmasi, berfungsi untuk menyimpan dan melindungi bahan
material atau supplier baru.
baku, bahan kemas dan obat jadi yang belum
● Sistem Pembelian Open Purchase Order : pembelian dalam jumlah kecil didistribusikan.
dan nilai kecil serta proses transaksi dengan frekuensi tinggi, biasanya
dilakukan untuk material yang mudah didapat, supplier cukup banyak dan
● Manajemen Pergudangan mencakup SDM, mengatur
kebutuhannya fluktuatif
penerimaan barang, mengatur penataan/penyimpanan
● Sistem pembelian Blanket Purchase Order : pembelian dalam jumlah besar barang, dan mengatur pelayanan akan permintaan barang.
secara total, harga tetap, pengirimannya diatur dalam jangka waktu yang
panjang, biasanya digunakan untuk material yang nilainya cukup tinggi,
● Syarat-syarat gudang sesuai dengan ketentuan dalam CPOB.
adanya potongan harga yang cukup besar bila order quantity-nya besar
atau material tersebut sukar didapat atau di pasaran sering kosong.
Pencegahan Kontaminasi Silang

● Pembersihan peralatan dan area produksi merupakan suatu kebutuhan penting di industri farmasi. Proses pembersihan yang tidak tepat dapat

menyebabkan terjadinya kontaminasi dan kontaminasi silang.

● Suatu metode pembersihan yang dibuat harus tervalidasi, kegiatan dikenal dengan validasi pembersihan.

peralatan Bahan Pembersih Residu Teknik Pembersihan

o Identifikasi peralatan o Bahan yang biasa o Pembersihan manual


yang akan dibersikan o
digunakan dalam proses Limit pembersihan
o Area yang sulit o CIP (clean in place)
dibersihkan o Sifat kelarutan o Kelarutan residu
o COP (clean out of place)
o Properti bahan
o Pertimbangan lingkungan o Lamanya campaign
o Kemudahan o Pertimbangan waktu
pembongkaran o Pertimbangan kesehatan o Jumlah siklus
o Mobilitas
dan keamanan
pembersihan
Teknik Sampling
Swab Sampling Rinse Sampling

1. Bersihkan kapas usap dengan merendam dalam methanol / pelarut sesuai 1. Kumpulkan 500 ml air bilasan terakhir dan 500 ml secara

validasi metode selama 5 menit, sonifikasi dan peras. aseptis untuk uji cemaran mikroba.

2. Pada saat pengambilan sampel, basahkan kapas usap dalam 2. Ambil juga sampel Air Murni yang digunakan untuk
membilas sebagai pembanding.
metanol/pelarut sesuai validasi, peras kelebihan pelarut dengan menekan di
3. Air bilasan diuji terhadap parameter pH, konduktivitas,
bibir bagian dalam wadah.
logam berat, nitrat, TOC, cemaran mikroba dan
3. Sampel diambil di area kritis sesuai protokol.
dibandingkan dengan kualitas air murni yang digunakan
4. Letakkan bingkai SS 5 x 5 cm di area yang akan diusap.
dalam pembilasan.
5. Usap luas area yang ditentukan sesuai arah.

6. Masukkan kembali kapas usap ke dalam tabung bersih, tutup.

7. Sampel di uji dengan metode analisis yang telah divalidasi.


Produksi Tablet
Produksi Cair, Semi Solid, dan Serbuk
Produksi Cair dan Semi Solid
Bahan Awal Produk Antara Produk Ruahan Produk Jadi

semua bahan baik yang


berkhasiat maupun tidak
tiap bahan baku atau bahan yang telah selesai
berkhasiat yang berubah
campuran bahan yang masih diolah dan tinggal produk obat yang telah
maupun tidak berubah yang
memerlukan satu atau lebih memerlukan kegiatan melalui seluruh tahap
digunakan dalam pengolahan
obat walaupun tidak semua
tahap pengolahan lanjutan pengemasan untuk menjadi proses pembuatan
bahan tersebut masih terdapat untuk menjadi produk ruahan produk jadi
didalam produk ruahan

Produk Steril dibedakan 4 kelas kebersihan


Kelas A Kelas B Kelas C Kelas D

zona untuk pembuatan larutan


Zona untuk pembuatan bila ada risiko diluar kebiasan,
zona untuk kegiatan pengisian produk yang akan
dan pengisisan secara Zona untuk produk non
yang berisiko tinggi, mengalami sterilisasi akhir, dan
aseptis. Kelas ini adalah pembuatan larutan yang akan steril seperti tablet dan
seperti pengisian
lingkungan latar disaring kemudian pengisian pengemasan primer
produk steril secara aseptis dilakukan di kelas
belakang untuk zona A
A dengan latar belakang kelas B
Alur Proses sediaan steril Aseptis (dibawah LAF)

Pembuatan obat dengan metode aseptic yang dilakukan sebelum dan selama proses peracikan obat agar dapat mengurangi resiko paparan
terhadap petugas dan pasien dengan meurunkan/meniadakan jumlah mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh
Pengawasan selama proses (IPC)

• Selain pemeriksaan rutin bahan baku, bahan aktif dan bahan kemas bagian pengawasan mutu (quality control) juga melakukan

pengecekan obat selama proses yang disebut IPC (In Process Control). IPC merupakan tes pengecekan kualitas produk obat yang

dilakukan selama produksi rutin. Pengecekan dilakukan selama produksi untuk memastikan kualitasnya sesuai sebelum

dikirimkan ke pasien.

• Fungsi dari IPC adalah memonitoring dan jika dibutuhkan adaptasi proses pembuatan untuk memastikan produk sesuai dengan

spesifikasinya. Pengecekan ini termasuk kontrol peralatan dan pengecekan lingkungan produksi.

• IPC dilakukan periodik dengan interval waktu tertentu selama proses pembuatan obat, misal selama pencetakan tablet atau

enkapsulasi kapsul. Bisa juga selama proses granulasi dan pencampuran. Pengecekan dan tes yang dilakukan selama proses dapat

mengidentifikasi pemastian bahwa kualitas terjaga selama proses.


Tujuan dan Struktur Organisasi In Process Control (IPC)

• Pada beberapa perusahaan farmasi IPC diletakkan dibawah tanggung


• Meningkatkan proses dan kualitas selama jawab
• Pengawasan Mutu / QC ada juga dibawah produksi. Menurut saya
pembuatan obat
yang benar adalah IPC diletakkan dibawah QC/QA (cenderung QC)

• sehingga pengujian dapat dilaksanakan secara independen. Prosedur


Memonitor, mengontrol dan meningkatkan efisiensi
untuk pengujian dilakukan atas persetujuan dari bagian QC/QA.
selama seluruh operasi pembuatan obat pada setiap Personil yang melakukan pengujian harus terkualifikasi dan sudah
mendapatkan pelatihan yang memadai. Personil yang melakukan
tahapan produk obat pengujian bebas dari kepentingan terutama kepentingan dari bagian
produksi.
• Inspeksi bahan awal, peralatan, lingkungan • Tugas dan tanggung jawab QC harus dijabarkan tertulis dalam
struktur organisasi secara jelas. Ketika terjadi penyimpangan sudah
pembuatan produk, melakukan pengetesan terhadap
dijabarkan dalam prosedur cara penangannya sehingga cepat teratasi

spesifikasi bahan kemas dll. untuk menjaga kualitas produk. Bila ada produk ditolak harus ada
penandaan yang jelas serta penanganan berikutnya telah ditetapkan
• Kontrol proses dan kualitas untuk dilaksanakan. Lokasi IPC berada di area produksi, terdapat
ruangan IPC sendiri bagi personil QC
Pengawasan Mutu (QC)
In Process Control (IPC) saat Produksi

Pemerikasaan Visual Pengambilan Sampel


• Surat jalan Dulu :
• Purchasing order / Purchase Request ● n = 1 + √N
• Nama bahan
• Nomor batch atau lot
● n = wadah yang diambil untuk sampel
● N = Jumlah wadah yang diterima
• Nama pabrik pembuat
• Nomor wadah ● Misal : 100 tong bahan baku
• Tanggal expire datenya
● n = 1 + √100
● n = 11 (tong yang diambil untuk pengujian)
• Dokumen Pelengkap seperti COA (Certificate of Analysis) dan MSDS
(Material Safety Data Sheet)

Pengujian Bahan Awal Pengujian Pengemas


**Dilakukan pada bahan pengemas yang bersentuhan
dengan produk (primer)**
● Sesuai dengan CoA yang diterima dari pemasok
Uji Kebocoran :
● Menurut kompendial yang digunakan di industri. 1. Acoustic imaging
2. Bubble test
3. Vacuum
4. Pengamatan visual
5. Perubahan berat ( weight loss )
Penanganan Produk di Tolak atau di Olah Kembali

• Bahan dan produk yang di tolak harus diberi penandaan yang jelas dan disimpan terpisah di “area karantina”. Bahan atau produk tersebut

dapat dikembalikan kepada pemasoknya atau, bila dianggap perlu, diolah kembali atau dimusnahkan. Langkah apa pun yang diambil, terlebih

dulu harus disetujui oleh Kepala Bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu) dan dicatat.

• Pengolahan ulang produk yang ditolak hanya diperbolehkan jika mutu produk akhirnya tidak terpengaruh, bila spesifikasinya dipenuhi dan
prosesnya dikerjakan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dan disetujui setelah dilakukan evaluasi terhadap resiko yang mungkin
timbul dan catatan pengolahannya harus disimpan.

Karantina merupakan status bahan atau produk yang dipisahkan secara fisik atau dengan system tertentu,
sementara menunggukeputusan apakah bahan atau produktersebut ditolak atau disetujui penggunaannya untuk pengolahan,
pengemasan atau distribusi.
Pelulusan Produk Status

Penggolongan bahan atau produk


Proses yang memungkinkan suatu dalam hubungan dengan diterima
produk dikeluarkan dari status (atau tidak diterima) untuk
karantina dengan menggunakan penggunaan, pengolahan lanjut atau
system dan proedur untuk menjamin distribusi. Terminologi yang
produk jadi tersebut memenuhi digunakan dapat berupa “karantina,
spesifikasi pelulusannya. “Diluluskan”,”Ditahan”, atau “Ditolak”
Pelulusan Produk
Pemberian
Label
Setelah rekonsiliasi disetujui, produk
jadi hendaklah ditempatkan di area
Status bahan : karantina,
karantina produk jadi sambal
sedang diuji, diluluskan,
menunggu pelulusan dari kepala
ditolak.
bagian Manajemen Mutu (Pemastian
Mutu).
Karantina dan Penyerahan Obat Jadi

• Selama menunggu pelulusan dari bagian Manajemen Mutu • Kecuali sampel untuk pengawasan mutu, tidak boleh ada produk

(Pemastian Mutu),seluruh bets/ lot yang sudah dikemas yang diambil dari suatu bets/lot selama produk tersebut masih
ditahan di area karantina.
hendaklah ditahan dalamstatus karantina.

• Area karantina merupakan area terbatas hanya bagi personal • Produk jadi yang memerlukan kondisi penyimpanan khusus

yang benar – benar diperlukan untukbekerja untuk diberi hendaklah diberi penandaan jelas yang menyatakan kondisi
penyimpanan yang diperlukan, dan produk tersebut hendaklah
wewenang untuk masuk ke area tersebut.
disimpan di area karantina dengan kondisi yang sesuai.

• Setelah pelulusan suatu bets/lot oleh bagian manajemen mutu • Sewaktu menerima produk jadi, personil Gudang hendaklah
(pemastian mutu), produk tersebut hendaklah dipindahkan dari area mencatat pemasukan bets tersebut kedalam kartu stok yang
karantina ke Gudang produk jadi. bersangkutan.
Dokumen Produksi
Dokumen yang esensial dalam produksi, antara lain:

01 Dokumen Produksi Induk 02 Prosedur Produksi Induk

Berisi formula produksi dari suatu produk Terdiri dari Prosedur Pengolahan
dalam bentuk sediaan dan kekuatan tertentu, Induk dan Prosedur Pengemasan
tidak tergantung dari ukuran bets; Induk

03 Catatan Produksi Bets

Terdiri dari Catatan


Pengolahan Bets dan Catatan
Pengemasan Bets.
Evaluasi Proses Produksi
01 02 03

proses untuk memastikan bahwa proses Setelah pengujian bahan awal selesai Evaluasi proses produksi di industri farmasi
produksi dilakukan dengan baik, sesuai dilakukan, hasil pengujian dicatat dalam sangat penting untuk memastikan kualitas
dengan persyaratan regulasi, dan memenuhi daftar bahan dan bahan baku yang tidak dan keselamatan produk yang dihasilkan. Hal
persyaratan kualitas yang telah ditetapkan. memenuhi standar kualitas atau spesifikasi ini melibatkan pemahaman mendalam
Evaluasi proses produksi biasanya dilakukan akan ditolak dan tidak digunakan dalam tentang setiap tahap dalam proses produksi,
secara berkala untuk memastikan bahwa produksi. Dengan melakukan pengujian pengendalian mutu yang ketat, dan perbaikan
proses produksi tetap konsisten dan dapat bahan awal secara berkala, industri farmasi yang terus-menerus untuk memastikan
ditingkatkan secara terus-menerus. dapat memastikan bahwa produk yang bahwa proses produksi berjalan secara
dihasilkan berkualitas tinggi dan aman untuk optimal.
dikonsumsi oleh pasien.
Tahapan dalam Proses Evaluasi Produk

01 Identifikasi Proses Produk 02 Analisis Proses Produksi


tahap awal dalam evaluasi proses produksi. Pada tahap meliputi pemahaman terhadap setiap tahap dalam
ini, proses produksi yang akan dievaluasi harus proses produksi dan potensi risiko yang terkait dengan
diidentifikasi dengan jelas. Proses produksi dapat setiap tahap. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi
mencakup berbagai tahap, seperti pengadaan bahan area-area yang memerlukan perbaikan atau perubahan.
baku, formulasi, produksi, pengujian, dan
pengemasan.

03 04 05 Perbaikan Proses Produksi


Pemeriksaan Pengendalian Produk Pemeriksaan Pengendalian Produk
dilakukan untuk memastikan bahwa proses produksi dilakukan dengan dilakukan untuk memastikan bahwa produk Setelah area-area yang memerlukan perbaikan atau
benar dan sesuai dengan persyaratan regulasi dan persyaratan kualitas perubahan diidentifikasi, industri farmasi harus
yang dihasilkan aman dan efektif. Hal ini
yang telah ditetapkan. Hal ini meliputi pemeriksaan dokumentasi mengimplementasikan perubahan tersebut dan memastikan
meliputi pemeriksaan proses pengujian produk,
produksi, pengujian produk antara, dan evaluasi pengendalian mutu yang bahwa perbaikan tersebut efektif. Hal ini meliputi
data klinis, dan perbandingan dengan produk pembaruan prosedur, pelatihan karyawan, dan pengendalian
telah dilakukan.
serupa di pasaran. perubahan proses produksi.
Skala Produksi (Lab, Pilot, Industri)

Produksi skala laboratorium Produksi skala pilot ini untuk trial Produksi skala industry untuk
mendukung pengembangan formulasi proses produksi obat sebelum keperluan komersial. Batch ini
obat dan pengemasan, membantu dalam
dilakukan pada skala produksi adalah ukuran yang akan diproduksi
evaluasi dan definisi atribut kualitas
dalam tahap pengembangan proses selama produksi rutin dan
kritis (CQAs atau Critical Quality
atau optimisasi, dan untuk pemasaran produk.
Attribute yaitu properti atau
pengujian (tidak untuk komersial)
karakteristik fisik, kimia, biologi, atau
contohnya: obat untuk uji t untuk uji
mikrobiologi).
Bioekuivalensi.
Kelas Kebersihan
Berdasarkan Jumlah Partikel Berdasarkan Jumlah Mikroba
Berdasarkan Sistem Tata Udara
1. TUJUAN
BAHAN AWAL &
a. Sebagai wadah
BAHAN PENGEMAS b. Protektif
- Melindungi kualitas obat
- Melindungi lingkungan dari dampak obat
c. Tujuan marketing
PENIMBANGAN

2. JENIS
a. Pengemasan primer
Pengemasan obat jadi dengan bahan pengemas pertama
PENGOLAHAN - Pengemasan primer dilakukan di ruang kelas grey
b. Pengemasan sekunder
Pengemasan lanjutan setelah pengemasan primer
- Pengemasan sekunder dilakukan di ruang kelas black

3. HAL-HAL YANG PERLU DIINSPEKSI

PENGEMASAN a. Perintah pengemasan berdasarkan persetujuan QC


b. “Line clearance” = kesiapan jalur
c. Bukti pengambilan bahan pengemas
d. Penanganan sisa bahan pengemas
e. Laporan hasil pengemasan
f. Bukti penyerahan obat jadi ke gudang obat jadi.
g. Pengesahan supervisor / manajer produksi
OBAT JADI
• Bahan kemas yang kontak langsung Persyaratan Bahan Pengemas
dengan bahan yang dikemas produk
• Antara lain :strip/ blister, botol, ampul, vial, • Memiliki permeabilitas terhadap udara (oksigen dan gas lain) yang baik

plastik, dll. 1
BAHAN KEMAS PRIMER
• Harus bersifat tidak toksik dan tidak bereaksi (inert)
2
• Pembungkus selanjutnya, biasa dikenal • Harus mampu menjaga produk yang dikemas agar tetap bersih dan
merupakan pelindung terhadap pengaruh panas, kotoran dan kontaminan
dengan inner box 3 lain

• Umumnya tidak pengaruh terhadap


stabilitas produk • Harus mampu melindungi produk yang dikemasnya dari kerusakan fisik dan
gangguan dari cahaya (penyinaran)
BAHAN KEMAS SEKUNDER 4

• Harus mudah dibuka dan ditutup dan dapat meningkatkan kemudahan


• Pembungkus setelah sekunder, biasanya penanganan, pengangkutan dan distribusi
5
berupa outer box
• Umumnya tidak pengaruh terhadap • Harus mampu menjelaskan identifikasi dan informasi dari bahan yang
dikemasnya, sehingga dapat membantu promosi atau memperlancar proses
stabilitas produk 6 penjualan.

BAHAN KEMAS TERSIER


STRIP PACKAGING BLISTER PACK

• Lembar plastik yang tebal dilewatkan pada rol yang telah


dipanaskan, hingga akan terbentuk ruang untuk diisi
• Merupakan pengemasan yang menganut sistem produk
dosis tunggal, biasanya untuk sediaan padat • Produk yang akan dikemas kemudian dilepas melalui
(tablet, kapsul, kaplet, dan lain-lain) yang happer
digunakan secara per oral. • Kemudian lembar foil yang sudah dicoat dengan laquer
dipakai untuk menutup lembar plastik yang sudah
dibentuk dan berisi produk lalu dicut.

Pengemasan Bulk Produk


Metode Strip Packaging • Digunakan, multi wall paper sack seperti, Heavy duty bag
Mengemas dengan dua lapisan atas atau bawah, dan kemudian
diseal dan dicut. polyethylene, woven sack polipropylene dan jute bag
Macam bahan penyusun strip dan komposisinya: (sudah kurang popular)
1. PLM (polycellonium): Cellophan, Aluminium dan Polyetilen • Multiwall paper sack : terdiri dari beberapa lapisan kertas
2. PLO (Polycello): Cellophan dan Polyetilen sehingga sifatnya yang saling menunjang (2 sampai dengan 6 lapis agak
elastis dan tembus pandang
3. PLN (Polynium): Aluminium dan Polyetilen
tipis), dengan demikian maka beban yang didukung oleh
kantong tersebut akan merata keseluruh lapisan.
Inspeksi Diri dan Audit Mutu

● Audit yang dilakukan oleh orang dalam ● Terbagi dua yaitu :


organisasi sendiri untuk memastikan 1. Inspeksi Internal = Inspeksi diri ( Self
pemenuhan terhadapCPOB dan peraturan Inspection) Dari dalam perusahaan itu
pemerintah (BPOM RI, 2018). sendiri
● Tujuan Untuk mengevaluasi apakah 2. Inspeksi Eksternal = Audit pemasok,
semua aspek produksi dan pengawasan Audit Kontrak Pembuatan ( Tool
mutu industri farmasi memenuhiketentuan Manufacture), Audit Otoritas Pengawas
CPOB (BPOM RI, 2018). Obat ( BPOM)
Langkah Operasional dalam Inspeksi Diri dan Waktu
Pelaksanaan Inspeksi Diri

Surat perintah dari


kepala LAFI AU untuk
Membentuk tim inspeksi
diri ( 3 orang QA)

Mengawasi tindak lanjut


Membuat program
terhadap bagian yang
kerja pelaksanaan
harus melakukan
inspeksi diri
perbaikan

Membuat laporan hasil Pelaksanaan inspeksi


inspeksi diri diri
Langkah Operasional dalam Inspeksi Diri dan Waktu
Pelaksanaan Inspeksi Diri

Triwulan Tahunan Mendadak

Konsistensi pemenuhan CPOB


Untuk mendeteksi cacat Mendeteksi cacat operasional

operasional perbagian dan pabrik menyeluruh dan solusi

solusi perbagian yang dituntut perbaikan dituntut CPOB

CPOB

Contoh Temuan :

Protap pemeriksaan Kimia Purified Water


Dokumen #579 tanggal 4 Agustus 2015 tidak
mencakup ketentuan frekuensi pengujian air
PW
Audit Eksternal
Definisi
Audit yang dilakukan oleh suatu perusahaan terhadap Dengan melaksanakan audit ini terdapat beberapa
vendors atau subcontractors. Tidak ada persyaratan keuntungan bisnis yang penting :
• Membangun pengetahuan dan kepercayaan dalam perencanaan
legal untuk melaksanakan audit ini, namun audit ini
hub kerja (partnership)
mutlak diperlukan, karena perusahaan perlu untuk
• Memastikan bahwa persyaratan-persyaratan yang diperlukan
mengenal supplier dengan jelas. Apalagi jika proyek telah dipenuhi dan dimengerti
yang ada dikerjakan oleh kontraktor dari luar, • Memungkinkan pengurangan aktivitas tertentu (seperti tes
terhadap bahan awal pada QC)
perusahaan harus menyakinkan bahwa kontraktor
• Memungkinkan risiko kesalahan yang mungkin terjadi
tersebut kompeten untuk menyelesaikannya, dan
compliance terhadap CPOB.
Audit Eksternal

● Audit Pemasok
● Audit Kontrak Pembuatan (Tool Manufacture)
● Audit Otoritas Pegawas Obat (BPOM)
Penanganan keluhan terhadap produk dan obat kembalian

01 02 03 04

Keluhan atau informasi yang Produk kembalian adalah obat jadi


Semua keluhan dan informasi Penarikan kembali produk adalah
bersumber dari dalam industri yang telah keluar dari industri atau
lain yang berkaitan dengan suatu proses penarikan dari satu atau
antara lain dapat dari bagian beredar, yang kemudian
produksi, bagian pengawasan beberapa bets atau seluruh bets dikembalikan ke industri karena
kemungkinan terjadi kerusakan
mutu, bagian gudang dan bagian kerusakan, daluwarsa, atau alasan
produk tertentu dari rantai distribusi
obat dapat bersumber dari dalam pemasaran, sementara dari luar lain misalnya kondisi wadah atau
karena keputusan bahwa produk
industri antara lain dapat berasal kemasan yang dapat menimbulkan
maupun dari luar industri yang
dari pasien, dokter, paramedis, tidak layak lagi untuk diedarkan. keraguan akan identitas, mutu,
memerlukan penanganan dan klinik, rumah sakit, apotek, keamanan obat serta kesalahan
Keputusan ini dapat bersumber dari
pengkajian secara teliti. distributor dan Otoritas administratif yang menyangkut
Pengawasan Obat (OPO). OPO atau dari industri. jumlah dan jenis.
Keluhan
Uraian tugas kepala bagian Pemastian Mutu hendaklah mencakup penanganan keluhan. Apabila penanganan keluhan dicakup dalam uraian
tugas personil yang bukan kepala bagian Pemastian Mutu, hendaklah personil yang ditunjuk telah mendapat pelatihan dan dapat
menunjukkan kemampuan untuk melakukan penanganan keluhan.

Laporan mencakup keluhan:


a) Terhadap mutu produk yang disebabkan kerusakan fisis, kimiawi atau biologis yang disebut sebagai kerusakan mutu teknis. Contoh
kerusakan fisis/kimiawi antara lain: label rusak, tutup botol bocor perubahan viskositas, perubahan bentuk, perubahan warna produk dan dus
rusak; contoh kerusakan biologis antara lain pertumbuhan mikroba dan jamur.
b) Terhadap (mutu) produk yang disebabkan oleh reaksi yang merugikan antara lain: alergi, efek samping lain dari yang telah disebutkan
pada penandaan dan keracunan. Untuk menampung dan mencatat keluhan yang diuraikan di atas hendaklah disiapkan Protap terkait yang
dilengkapi dengan formulir yang sesuai
c) Keluhan mengenai efek terapetik yang tidak diperoleh biasanya disebabkan dosis terapi (kadar) yang tidak tepat. Oleh sebab itu keluhan
seperti ini dapat dikategorikan sebagai keluhan mutu teknis dan untuk pelaporan ini dapat digunakan formulir.
Obat Kembalian
Industri farmasi hendaklah menyiapkan prosedur untuk penahanan, penyelidikan dan pengujian produk kembalian serta pengambilan
keputusan apakah produk kembalian dapat diproses ulang atau harus dimusnahkan setelah dilakukan evaluasi secara kritis. Berdasarkan
hasil evaluasi, produk kembalian dapat dikategorikan sebagai berikut:
a) produk kembalian yang masih memenuhi spesifikasi dan karena itu dapat dikembalikan ke dalam persediaan;
b) produk kembalian yang dapat diproses ulang; dan
c) produk kembalian yang tidak memenuhi spesifikasi dan tidak dapat diproses ulang.
Prosedur hendaklah mencakup:
a) identifikasi dan catatan mutu produk kembalian;
b) penyimpanan produk kembalian dalam karantina;
c) penyelidikan, pengujian dan analisis produk kembalian oleh bagian Pengawasan Mutu;
d) evaluasi yang kritis sebelum manajemen mengambil keputusan apakah produk dapat diproses ulang atau tidak; dan
e) pengujian tambahan terhadap persyaratan dari produk hasil pengolahan ulang.
Produk kembalian yang tidak dapat diolah ulang hendaklah dimusnahkan. Prosedur pemusnahan bahan atau pemusnahan produk yang
ditolak hendaklah disiapkan. Prosedur ini hendaklah mencakup tindakan pencegahan terhadap pencemaran lingkungan dan penyalahgunaan
bahan atau produk oleh orang yang tidak mempunyai wewenang.
Evaluasi Farmakogivilance
Merupakan ilmu yang memadukan penemuan, pengkajian, pemahaman, dan pencegahan efek yang tidak dikehendaki (
merugikan) terutama pada terapi pengobatan jangka panjang dan jangka pendek.
Farmakovigilans adalah seluruh kegiatan tentang pendeteksian, penilaian, pemahaman, dan pencegahan efek samping
atau masalah lainnya terkait dengan penggunaan obat. Keamanan penggunaan obat beredar harus secara terus-menerus dipantau karena
keterbatasan informasi keamanan pada fase pengembangan obat (uji klinik). Pemantauan ini dilakukan melalui aktivitas
farmakovigilans. Tujuan dilakukannya farmakovigilans adalah untuk mendeteksi masalah keamanan obat yang yang belum diketahui,
mendeteksi peningkatan frekuensi kejadian efek samping, mengidentifikasi faktor risiko, mengkuantifikasi risiko, mengkomunikasikan
informasi keamanan obat dan pencegahan terjadinya risiko keamanan obat.Badan POM bekerja sama dengan dukungan JICA (Japan
International Cooperation Agency) dalam proyek “Ensuring Drug and Food Safety” untuk memperkuat sistem pengawasan keamanan
obat dan makanan yang dilakukan Badan POM
Penarikan Kembali Produk
• Merupakan proses penarikan kembali obat dari semua Prosedur penanganan obat kembalian hendaklah memperhatikan hal-hal berikut antara

lain:
mata rantai distribusi bila ditemukan adanya cacat
kualitas dan yang berbahaya atau dilaporkan adanya
1. identifikasi dan pencatatan mutu dari obat kembalian, dikarantina,
reaksi merugikan yang membahayakan kesehatan
dilakukan penelitian, pemeriksaan dan pengujian.
pemakainya selama atau sesudah pendistribusian obat 2. Obat kembalian yang tidak dapat diolah ulang hendaklah dimusnahkan dan

jadi tersebut. dibuat prosedur pemusnahan bahan atau produk yang ditolak yang

mencakup pencegahan pencemaran lingkungan dan mencegah

kemungkinan jatuhnya obat tersebut ke tangan orang yang tidak berwenang.


• Penarikan kembali seluruh obat jadi dapat menyebabkan
3. Pelaksanaan penanganan terhadap obat kembalian dan tindak lanjut yang
penghentian sementara atau penghentian tetap terhadap
dilakukan hendaklah dicatat dan dilaporkan. Untuk tiap pemusnahan obat
pembuatan suatu jenis obat yang bersangkutan. kembalian hendaklah dibuat berita acara yang ditandatangani oleh

pelaksana pemusnahan dan saksi.


Alih Daya atau Outsourcing
Adalah pemindahan pekerjaan dari satu perusahaan ke perusahaan
yang lain guna memusatkan perhatian kepada hal utama dari
perusahaan tersebut.

Dalam istilah lain kegiatan ini biasa disebut


Toll In Toll Out
Tujuan Toll In Toll Out
• Toll In :

 In come  Aktivitas yang tercakup dalam CPOB yang

 Memaksimalkan sumber daya yang ada dialihdayakan hendaklah didefiniskan,disetujui, dan

dikendalikan dengan benar agar terhindar dari


 Mendapatkan informasi baru terkait produk
kesalahpahaman yang dapat menghasilkan produk
•Toll Out :
atau pekerjaan dengan mutu yang tidak
 Profit lebih besar
memuaskan.
 Terkendala pada sumber daya yang ada  Kontrak adalah suatu perjanjian antara dua orang

 Overloud produk yang akan diproduksi atau lebih yang menciptakan kewajiban untuk

 Lowloud produk berbuat atau tidak berbuat sesuatu hal yang

khusus.
Hak dan Kewajiban Pemberi Kontrak Hak dan Kewajiban Penerima Kontrak

• Menilai kompetensi penerima kontrak


• Mempunyaigedung dengan fasilitas
dalammelaksanakan pekerjaan maupun pengujian.
produksi,pengetahuan dan pengalaman yang cukup.
• Menyediakan semua informasi yang diperlukan
• Mempunyai personelyang kompeten di bidangnya.
secara benar.
• Memilikilegalitas
• Memastikan bahwa penerima kontrak memahami
• Memastikan produk dan bahan yang diterima sesuai
sepenuhnya masalah yang berkaitan dengan produk
dengan tujuan penggunaannya.
atau pengujian.
• Membatasi diri dari segala aktifitas yang dapat
• memastikan bahwa semua bahan yang digunakan
berpengaruh burukpadamutu produk yang dihasilkan.
memenuhi spesifikasi yang ditetapkan atau telah
• Mampumenjaga rahasiaterkait formula
diluluskan oleh pemastu.
• Tidka boleh melakukan perubahan diluar kontrak
• Memberikan imbalan sesuai dengan yang telah di
yang dapat berpengaruh pada mutu produk.
sepakati.
Kualifikasi dan Validasi
Validasi Proses
Validasi proses dilakukan sebelum produk dipasarkan
Pada bagian ini akan membahas mengenai prinsip kualifikasi dan validasi (validasi prospektif). Validasi prospektif ini mencakup
yang dilakukan di industri farmasi. uraian singkat suatu proses, daftar peralatan/fasilitas yang
digunakan, spesifikasi produk, daftar metode analisis
yang sesuai, dan lain-lain.
CPOB mensyaratkan industri farmasi untuk mengidentifikasi validasi yang
perlu dilakukan sebagai bukti pengendalian terhadap aspek kritis dari
kegiatan yang dilakukan.
Validasi Pembersihan
Validasi pembersihan dilakukan untuk konfirmasi
Perubahan signifikan terhadap fasilitas, peralatan, dan proses yang dapat efektivitas prosedur pembersihan. Penentuan batas
memengaruhi mutu produk hendaklah divalidasi. kandungan residu suatu produk, bahan pembersih dan
pencemaran mikroba, secara rasional hendaklah
didasarkan pada bahan yang terkait dengan proses
pembersihan.
• Terdapat empat jenis metode analisis yang divalidasi, diantaranya:
Validasi Metode Analisis
Bertujuan untuk mengetahui bahwa metode 1. Uji Identifikasi, bertujuan untuk memastikan identitas analit

analisis sesuai tujuan penggunaannya. dalam sampel. Biasanya membandingkan karakteristik


sampel terhadap baku pembanding;

2. Uji kuantitatif kandungan impuritas (impurity), bertujuan


untuk merefleksikan secara tepat karakteristik kemurnian
dari sampel.
Validasi Ulang
Secara berkala, fasilitas, sistem, peralatan, dan proses 3. Uji batas impuritas, bertujuan untuk menentukan kadar
termasuk proses pembersihan harus divalidasi untuk analit dalam sampel.
konfirmasi bahwa validasi masih absah. Apabila tidak ada
perubahan yang signifikan dalam status validasinya, kajian 4. Uji kuantitatif zat aktif dalam sampel bahan atau obat atau
ulang data yang menunjukkan bahwa fasilitas, sistem, komponen tertentu dalam obat
peralatan, dan proses memenuhi persyaratan untuk validasi
ulang.
Kualifikasi Desain Kualifikasi Instalasi Kualifikasi operasional

Unsur pertama dalam melakukan validasi Dilakukan terhadap fasilitas, sistem, dan peralatan baru atau yang Dilakukan setelah KI selesai dilaksanakan, dikaji,
dimodifikasi. dan disetujui. KO mencakup beberapa hal,
terhadap fasilitas, sistem, atau peralatan
Kualifikasi instalasi mencakup beberapa hal, diantaranya: diantaranya:
baru. 1. Instalasi peralatan, pipa, dan sarana penunjang sesuai dengan
spesifikasi dan gambar teknik yang didesain. 1. Pengujian yang perlu dilakukan berdasarkan
2. Pengumpulan dan penyusunan dokumen pengoperasian dan pengetahuan tentang proses, sistem, dan
perawatan peralatan dari pemasok peralatan
3. Ketentuan dan persyaratan kalibrasi 2. Pengujian meliputi satu atau beberapa kondisi
4. Verifikasi bahan konstruksi yang mencakup batas operasional atas dan
bawah atau yang lebih dikenal dengan worst
case (kondisi terburuk).
Kualifikasi Fasilitas, Peralatan, dan Sistem yang
Kualifikasi Kinerja Terpasang Setelah Operasional

Kualifikasi Kinerja (KK) dilakukan setelah KI dan Pada bagian ini, bukti untuk mendukung dan
KO selesai dilaksanakan, dikaji, dan disetujui. KK memverifikasi parameter operasional dan batas
mencakup beberapa hal, yaitu: variabel kritis pengoperasian alat hendaklah tersedia.
1) Pengujian dengan menggunakan bahan baku, Selain itu, kalibrasi, prosedur pengoperasian,
bahan pengganti yang memenuhi spesifikasi, pembersihan, perawatan preventif serta prosedur dan
atau produk simulasi. catatan pelatihan operator hendaklah
2) Uji yang meliputi satu atau beberapa konfisi didokumentasikan.
yang mencakup batas operasional atas dan
bawah.
Definisi

dokumen yang memuat informasi tentang sistem


manajemen mutu yang diterapkan di industri farmasi.
Dokumen Mutu
Dokumen mutu sangat penting bagi industri farmasi
untuk memastikan bahwa produk farmasi yang Tujuan
dihasilkan memenuhi persyaratan kualitas yang
ditetapkan dan aman untuk digunakan oleh pasien.
untuk memastikan bahwa produk farmasi
Dokumen mutu juga digunakan sebagai bukti bahwa
proses produksi telah dilakukan secara terkontrol dan
yang dihasilkan memenuhi persyaratan
memenuhi standar kualitas yang tinggi. kualitas yang ditetapkan
Jenis Dokumen Mutu
Prosedur Operasional
01 02 Manual Mutu 03 Buku Harian Produksi
Standar

Dokumen ini memuat langkah-langkah Dokumen ini memuat deskripsi tentang Dokumen ini memuat catatan mengenai
yang harus dilakukan dalam setiap tahap sistem manajemen mutu yang diterapkan di kegiatan produksi sehari-hari, termasuk
produksi untuk memastikan bahwa proses industri farmasi, termasuk tanggung jawab bahan baku yang digunakan, jumlah
produksi berjalan sesuai dengan spesifikasi dan tugas setiap departemen dalam produk yang dihasilkan, hasil pengujian
yang telah ditetapkan. menjalankan sistem manajemen mutu. produk, dan tindakan perbaikan yang telah
dilakukan.
Jenis Dokumen Mutu
Catatan Perbaikan dan
04 Laporan Validasi 05 Sertifikat Analisis 06 Pencegahan (CAPA)

Dokumen ini memuat hasil validasi metode Dokumen ini memuat hasil pengujian Dokumen ini memuat catatan tentang
analisis, validasi sistem produksi, dan kualitas produk, termasuk bahan baku, tindakan perbaikan dan pencegahan yang
validasi pembersihan untuk memastikan produk antara, dan produk jadi. dilakukan untuk mengatasi masalah yang
bahwa proses produksi berjalan sesuai terjadi selama proses produksi.
dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
Fasilitas Penyimpanan • Pereaksi berbahaya atau penggunaannya diawasi (bahan narkotik dan

psikotropika) diberi tanda dengan jelas sesuai dengan persyaratan,

harus disimpan terpisah dari pereaksi lain dalam lemari terkunci.

• Diatur • Peralatan, instrumen dan perangkat lain harus dirancang,


dengan baik untuk penyimpanan sampel,
dikonstruksi, diadaptasi, ditempatkan, dikalibrasi, dikualifikasi,
pereaksi dan peralatan.
diverifikasi dan dipelihara sesuai persyaratan yang diberlakukan dan
• Penyimpanan sampel yang aman, arsip sampel,
sesuai lingkungan setempat.
pereaksi dan perlengkapan laboratorium, baku dan
• Memiliki peralatan uji, instrumen dan perangkat lain yang
bahan pembanding harus terpisah dan dikelola.
dipersyaratkan agar menghasilkan kinerja yang tepat dalam
• Pereaksi beracun dan mudah terbakar disimpan
pengujian dan/atau kalibrasi, validasi dan verifikasi (termasuk dalam
diruang/area terpisah.
penyiapan sampel), proses dan analisis data pengujian dan/atau

kalibrasi.
Penomoran Bets

1. Salep = 37
2. Elixir = 34
Nomor batch adalah kombinasi pembeda apa saja dari huruf angka 3. Gargle = 40
ataupun symbol dimana dari nomor tersebut secara lengkap dari pabrik, 4. Suspense = 33
proses pembuatan, pengemasan, penyimpanan, dan distribusi produk 5. Sirup kering = 39
obat dapat ditentukan: 6. Emulsi = 71
7. Suppositoria =53
I. Produk buatan 8. Tablet = 10
a. Digit 1 : bahan produksi yang di modifikasi untuk 1990=0,: 9. Tablet salut = 17
1991=1, :1992=2 dst 10. Kapsul = 04
b. Digit 2 dan 3 : kode produk misalnya 01 untuk teofilin tablet, 02
untuk paracetamol tablet. >Nomor registrasi untuk kosmetik
c. Digit 4, 5, 6 : urutan produksi misalnya 001, 002, 003, ………..999 CD : Kosmetik dalam negeri
CL : Kosmetik luar negeri
II. Produk jadi Tersiri dari 10 digit, uraian sebagai berikut:
Mencantumkan dari 2-6 dari nomor batch ruahan ditambahkan Digit 1 dan 2 : jenis kategori
didepannya dengan: Digit 3dan 4 : jenis sub katagori
Digit 1 : tahun pengemasan misalnya tahun 1990 = A Digit 5 dan 6 : angka terakhir tahun dibalik
Digit 2 dan 3 : kode produk jadi misalnya A 1215042 Digit 7,8,9,10 : nomor urut (badan pom, 2004’ catalog kartu, kosmetik,
> Nomor registrasi untuk setiap sediaan pada kotak 12 ,13 yaitu: alat kesehatan dan PKRT, unit pelayanan konsumen bada pengawas obat
dan makanan, jakarta)
Program Stabilitas Ongoing

Suatu batch obat memenuhi persyaratan mutunya selama waktu peredaran yang telah ditetapkan → Program stabilitas

Tujuan dari program stabilitas on-going adalah untuk memantau produk selama masa edar dan untuk menentukan bahwa produk
tetap, atau dapat diprakirakan akan tetap, memenuhi spesifikasinya selama dijaga dalam kondisi penyimpanan yang tertera pada
label.

Setelah dipasarkan, stabilitas produk jadi hendaklah dipantau menurut program berkesinambungan yang sesuai, yang memungkinkan
pendeteksian semua masalah stabilitas (misal perubahan pada tingkat impuritas, atau profil disolusi) yang berkaitan dengan formula dalam
kemasan yang dipasarkan.
Program Stabilitas Ongoing

Protokol untuk program stabilitas on-going hendaklah menjangkau akhir masa edar dan hendaklah meliputi, namun tidak
terbatas pada, parameter berikut:

• Jumlah bets per kekuatan dan per ukuran bets berbedametode pengujian fisis, kimiawi, mikrobiologis dan biologis yang relevan dan
kriteria keberterimaan;

• Rujukan metode pengujian

• Uraian sistem tutup wadah

• Interval pengujian (titik waktu)

• Uraian kondisi penyimpanan (hendaklah menggunakan kondisi menurut standar ICH untuk pengujian jangka panjang yang konsisten
dengan penandaan produk

• Parameter lain yang berlaku spesifik bagi produk


Pengelolaan Retained Sample
(Sampel pertinggal)

● Sampel pertinggal ini sebagai pembanding produk jadi yang


• Sampel pertinggal merupakan sampel yang
berada dipasaran sehingga apabila terdapat keluhan
ditinggal dari tiap bets dan disimpan dalam
produk dikemudian hari, retained sample atau sampel
kondisi ruangan (sesuai label) pertinggal ini dapat digunakan sebagai acuan untuk tiap
bets. Retained Sample ini disimpan oleh bagian QA,
sampai expired date ditambah 1 tahun
banyaknya sampel yang disimpan adalah dua kali jumlah
yang dibutuhkan untuk setiap pengujian

Sampel Mutu Tertinggal, Meliputi :

Produk Jadi Produk Antara Bahan Pengemas Primer

Bahan Awal Bahan Pengemas Sekunder


Durasi Penyimpanan

Dari tiap bets produk jadi hendaklah Lama penyimpanan dapat diperpendek

disimpan sekurangnya satu tahun setelah ED bila stabilitas dari bahan lebih pendek

Sampel bahan awal (kecuali pelarut, gas atau air


Bahan pengemas hendaklah disimpan
yang dipakai dalam proses produksi) hendaklah
selama masa edar dari produk jadi
disimpan paling tidak dua tahun setelah produk
terkait
diluluskan
penyimpanan

Suhu penyimpanan retain sampel adalah sesuai dengan label klaim pada sampel bahan baku yang diambil setiap
produk jadi. Jumlah retain sampel ini adalah dua kali yang dibutuhkan pembelian bahan baku sebagai sampel
untuk pemeriksaan. Retain sampel berbeda dengan sampel yang tertinggal yang compare terhadap hasil
digunakan untuk pengujian stability. produksi apabila terjadi permasalahan.
Intinya untuk penelusuran kembali. Idealnya
tidak hanya zat aktif saja yang di retain
sampel, eksipien juga. Jumlah sampel yang
diambil adalah 2 kali jumlah untuk

Stability test dilakukan di klimatic chamber apabila suhu yang pemeriksaan lengkap. Waktu penyimpanan

dibutuhkan digunakan untuk uji stabilitas sesuai dengan klaim produk. adalah satu tahun setelah ED dimana ED

Stabilitiy tes ini juga sering disebut ongoing stabilty yakni stabilitas didapat sesuai rekomendasi supllier.

pengujian yang dilakukan tiap tahun hingga satu tahun setelah ED.
Peramlan Penjualan

Forecasting (Peramalan Penjualan) dibutuhkan untuk memperkirakan kebutuhan bahan baku, produk, tenaga

kerja maupun kebutuhan lain sebagai respons terhadap perubahan permintaan (pasar).

Metode Kualitatif merupakan metode subyektif, artinya besarnya angka penjualan ditetapkan berdasarkan asumsi

dan estimasi. Metode ini biasanya digunakan untuk produk baru yang akan diluncurkan kepasaran.

Metode kuantitatif didasarkan atas data-data penjualan masa lalu yang kemudian diolah dengan berbagai

metode statistik. Metode ini dapat dibagi kedalam runtun waktu (time series) dan metode kasual (casual)
Metode Kuantitatif (Forecasting)

Metode Deret Waktu


Metode casual
Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa besarnya permintaan
Metode ini didasarkan adanya asumsi bahwa penjualan
yang akan datang dapat diprediksi dari besarnya permintaan
pada masa lalu. dipengaruhi oleh berbagai “peristiwa” yang sengaja dibuat yang
Metode ini mempertimbangkan jenis pola data.
dapat mempengaruhi penjualan.
Pola data dibedakan menjadi 4 jenis siklus yaitu:
1. Pola horizontal
2. Pola musiman
3. Pola siklus
4. Pola trend
Manajemen Material

Manajemen material adalah suatu alat untuk mencapai tujuan

pengelolaan material (bahanbaku,bahan kemas, produk setengah

jadi & produk jadi) itu sendiri. Material manajemen merupakan

JEMBATAN antara bagian marketing dengan bagian- bagian lain

seperti bagian Produksi, R&D, Finance, dan lain-lain

untukmencapai pengelolaan material secaratepat (tepat jumlah,

tepat mutu, tepat waktu dan tepat biaya).


Tugas Pokok Manajemen Material

Tugas pokok Material Management adalah mengubah ramalan penjualan

(forecasting) menjadi perencanaan produksi dan kemudian menjadi

perencanaan bahan baku, persediaan akhir, hasil antara, peralatan

pengangkutan, dan jam kerja. Kegiatan utama dalam material management

adalah Perencanaan Produksi (production planning) dan pengendalian

persediaan (inventory control) sehingga di banyak perusahaan,

bagian/departemen ini disebut dengan Departemen Production Planning

and Inventory Control (PPIC).


Perencanaan Produksi dan Pengendalian Sediaan

Faktor Internal Faktor Eksternal


Perencanaan produksi terbagi menjadi Rencana Produksi

Tahunan, yang kemudian dibreak down menjadi Rencana

Produksi Periodik (misalnya, semester atau triwulan). Kapasitas Permintaan


Terpasang Pasar
Selanjutnya Rencana Produksi Periodik akan dibagi kembali

menjadi Rencana Produksi Bulanan, Mingguan, dan Harian.


Kapasitas Kondisi
Produksi Perekonomian

Jumlah Ketersediaan
Persediaan Bahan Baku
Tujuan Pengendalian
Persediaan di industri farmasi
Persediaan

Memperlancar proses Bahan baku (raw


Perencanaan produksi materials)

Produksi dan
Mengantisipasi
Bahan pengemas
kemungkinan terjadinya
(packaging materials)
Pengendalian kekurangan persediaan

Sediaan Menghadapi fluktuasi Obat jadi (finished


harga product)

Barang setengah jadi


(Work In Process/WIP)
Pengadaan Bahan Baku

Pengadaan bahan baku di industri farmasi merupakan salah


Pengadaan bahan baku yang baik dan pengendalian mutu yang
satu aspek penting dalam proses produksi obat. Bahan baku
ketat merupakan faktor penting dalam memastikan kualitas dan
yang berkualitas buruk atau tidak sesuai dengan spesifikasi
dapat mengakibatkan produk akhir yang tidak memenuhi keselamatan produk farmasi. Industri farmasi harus memastikan
persyaratan kualitas dan tidak aman untuk digunakan. Oleh
bahwa seluruh proses pengadaan bahan baku dilakukan sesuai
karena itu, pengadaan bahan baku harus dilakukan dengan hati-
dengan prosedur yang telah ditetapkan dan sesuai dengan
hati dan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
persyaratan regulasi yang berlaku.
Tahapan Pemilihan Bahan Baku

Pemeriksaan Kualitas Bahan


01 02 Evaluasi Supplier 03 Baku
Pemilihan Supplier

Industri farmasi harus memilih supplier Setelah pemilihan supplier, industri farmasi Setiap kali bahan baku diterima, industri
yang terpercaya dan memiliki kualitas harus melakukan evaluasi untuk farmasi harus melakukan pemeriksaan
bahan baku yang baik. Pemilihan supplier memastikan bahwa supplier tersebut kualitas untuk memastikan bahwa bahan
harus dilakukan dengan memenuhi persyaratan kualitas yang telah baku tersebut sesuai dengan spesifikasi
mempertimbangkan faktor-faktor seperti ditetapkan. yang telah ditetapkan.
harga, kualitas, ketersediaan, dan reputasi.
Tahapan Pemilihan Bahan Baku

Pengendalian Mutu Bahan


04 05 Pelacakan Bahan Baku 06 Baku
Penyimpanan Bahan Baku

Bahan baku harus disimpan dalam kondisi Industri farmasi harus dapat melacak asal- Industri farmasi harus menerapkan
yang tepat untuk memastikan kualitasnya usul setiap bahan baku yang digunakan pengendalian mutu yang ketat terhadap
tetap terjaga. Penyimpanan bahan baku dalam produksi untuk memastikan bahwa bahan baku yang digunakan dalam
harus dilakukan di tempat yang bersih, bahan baku tersebut aman dan berkualitas. produksi obat. Hal ini termasuk
kering, dan sejuk. pemeriksaan berkala terhadap bahan baku,
pengujian kualitas, dan pelaporan hasil
pengujian.
Area Penyimpanan dan Pergudangan

01 02 03
Kapasitas penyimpanan memadai untuk menyimpan
Harus ada Prosedur Tetap (protap) yang • Bersih, kering, pencahayaan cukup
dengan rapi dan teratur berbagai macam bahan dan
mengatur/tata cara kerja bagian Gudang, dan suhu sesuai ketentuan.
produk (bahan awal dan bahan pengemas, produk
termasuk didalamnya mencakup tentang tata antara, produk ruahan dan produk jadi, produk dalam • Pengeluaran bahan/produk
cara penerimaan bahan, penyimpanan dan status karantina, produk yang telah diluluskan, produk menggunakan prinsip FIFO atau
yan ditolak, produk yang dikembalikan atau prduk
distribusi bahan/produk. FEFO.
yang ditarik dari peredaran).
Area Penyimpanan dan Pergudangan

04 05 06

Untuk bahan dan produk dalam status Area pengambilan sampel bahan awal Bahan aktif berpotensi tinggi dan bahan radioaktif,

karantina harus terpisah, diberi penandaan narkotik, obat berbahaya lain, dan zat atau bahan yang
terpisah, jika dilakukan di area penyimpanan
yang jelas dan akses terbatas bagi personel mengandung risiko tinggi terhadap penyalahgunaan,
berwenang. Bahan dan produk yang ditolak maka dilakukan sedemikian untuk mencegah
kebakaran atau ledakan hendaklah disimpan di area
atau ditarik kembali atau dikembalikan kontaminasi atau kontaminasi silang. yang terjamin keamanannya. Obat narkotik dan obat
disimpan diarea terpisah dan terkunci.
berbahaya lain hendaklah disimpan di tempat terkunci.

Anda mungkin juga menyukai