Anda di halaman 1dari 21

IV

ASAL MULA DAN


BERAKHIRNYA NEGARA
OLEH: SETO CAHYONO
PERISTILAHAN NEGARA

Istilah Negara menurut Prof. Mr. Dr. L.J. van Apeldoorn dalam
bukunya Inleiding tot de studie van het Nederlandse Recht, bahwa
Istilah Negara dipakai dalam arti:
• penguasa;
• persekutuan rakyat;
• sesuatu wilayah tertentu;
• kas negara atau fiscus.
• Herman Finer dalam bukunya The Theory and Practice of Modern
Government menulis antara lain sebagai berikut:
a. Orang Yunani tidak mengenal istilah negara atau state, karena
ukuran wilayahnya yang kecil dan lebih menekankan kepada
pemilikan hak dan bukan pada keunggulan dalam ketaatan.
b. Romawi juga bukanlah State oleh karena :
• merupakan “ a closed corporation “ dan penduduknya memelihara
budak – budak (mengenal perbudakan) ;
• dinamakan civitas atau res publika, kemudian disebut imperium,
istilah – istilah nama sekalipun tetap dipakai namun tidak sama
dengan State.
c. State pertama – tama timbul dalam abad ke – 15 kurang lebih
bersamaan dengan istilah Lo Stato dari Niccolo Macchiavelli dalam
bukunya IL Principe. Istilah Lo Stato sendiri mulanya digunakan untuk
menyebutkan pihak yang diperintah (dependent). Namun kemudian
pada zaman raja-raja memerintah secara absolut (mutlak), maka
state diartikan memerintah seperti yang dilakukan oleh Raja Louis
XIV dari perancis, yang dikenal dengan ucapannya L’Etat Cest Moi.
• Dalam perkembangan istilah state diartikan The Community is
governed. Akan tetapi pada zaman modern state tidak dipersamakan
dengan government. Tetapi ada sebagian pendapat state diartikan
the national sovereignty, sedangkan government diartikan the agent
of representative of national sovereignty.
Gambaran Singkat Proses Adanya Negara:

Individu kebebasan Ide

Kelompok kebebasan Keadaban Pelembagaan

Keluarga kebebasan Keadaban Pelembagaan

Masyarakat kebebasan Keadaban pelembagaan

Bangsa/rakyat kebebasan keadaban Pelembagaan


BENTUK-BENTUK KEMASYARAKATAN

Satuan yang bersifat persehidupan Daerah, desa, suku,


Integral bangsa - negara
Satuan yang bersifat persetambatan Keluarga, gereja, partai,
kesegi-segian perseroan terbatas

Cara dan adat perlembagaan Keturunan, pembaptisan,


“permesinan” partai,
perbedaan kelas, pasar
Pendapat Aristotetles mengenai asal mula
negara dapat digambarkan sebagai berikut:
Terjadi atau timbulnya negara dapat dilihat dari beberapa teori,
yakni:
•Teori kenyataan;
•Teori Ketuhanan;
•Teori Perjanjian;
•Teori Penakhlukan.

Pendekatan lain antara lain:


•Pemberontakan;
•Peleburan;
•Pendudukan;
•Pelepasan
BEBERAPA PANDANGAN ATAS ASAL-USUL NEGARA:

1. Teori Per-ayahan:
• Sir Henry Maine adalah orang yang pertama menguraikan teori ini, dia
menegaskan bahwa negara lahir dari teori perayahan. Sir Henry
mengemukakan teori ini dalam dua bukunya yang terkenal;
Hukum/undang-undang purbakala (1861), sejarah awalnya institusi
(187).
• Menurut teori ini negara adalah dasar dari perpanjangan keluarga atau
famili. Famili merupakan pokok kesatuan dalam masyarakat primitip.
Keturunan dalam keluarga menjadi hubungan yang berkesinambungan,
melalui seorang anak laki-laki orang tua mendapat kekuasaan tertinggi.
Kekuasaan ini menjadi luas dan hidup selamanya sesuai dengan garis
keturunan berjalan.
Intisari dari teori ini negara itu merupakan perpanjangan dari keluarga;
pemimpin negara menjadi bapak, sedangkan rakyat adalah anak-anaknya
atau sanak familinya.
Dari pengertian teori di atas kita bisa menyimpulkan bahwa masyarakat
primitip bukanlah kesatuan yang individual akan tetapi terdiri dari keluarga.
Sifat- sifat yang khas atau keistimewaan teori perayahan:
1. Anggota keluarga dari perayahan menunjuk atau mencatat keturunannya
dari silsilah laki- laki.
2. Hidupnya institusi perkawinan yang tetap dalam masyarakat primitip.
Namun tidak berarti poligami tidak berlaku. Poligami berlaku di masa itu
jika perihalnya mencari keturunan.
3. kekuatan di masa itu mutlak dipegang oleh kaum lelaki, karena lelaki
merupakan pemimpin rumah tangga, alasan inilah yang menjadi sandaran
teori ini.
2. Teori Per-ibuan:
• Mc. Lennan, Morgan dan Jenks adalah pengemuka teori ini. Teori ini
menjelaskan bahwa masyarakat primitip dipegang oleh peribuan bukan
perayahan (Negara lahir dari teori peribuan bukan perayahan).
• Di dalam keluarga perayahan keturunan dicatat melalui silsilah laki- laki,
akan tetapi kemungkinan besar hal ini berjalan, dimana pengesahan
poligami dan monogami dibenarkan. Namun dalam masyarakat primitip
sistem polyandry (istri yang memiliki suami lebih dari satu) juga berlaku.
Beberapa komunitas hubungan suami dan istri secara permanent tidaklah
hidup, bahkan faktanya institusi keluarga juga tidak hidup. Manusia hidup
berkelompok atau bergerombolan, di mana di dalamnya hubungan sex
bebas dan dibenarkan. Di bawah sistem teori ini kekeluargaan terbentuk
dari silsilah keibuan. Eksogami adalah suku bangsa. Perkawinan di luar
kaum atau rumpun, di mana perkawinan antar suku diharamkan.
TEORI TENTANG TERJADINYA NEGARA
Dua macam peninjauan:
1. Terjadinya Negara Secara Primer artinya: teori yang membahas tentang
terjadinya negara yang tidak dihubungkan dengan negara yang telah ada
sebelumnya; meliputi phase:
• Phase Genootshap: merupakan perkelompokan dari orang-orang yang
menggabungkan dirinya untuk kepentingan bersana, dan disandarkan pada
persamaan. Yang penting pada masa ini adalah unsur bangsa.
• Phase Reich (Rijk): timbul akibat kesadaran akan kepemilikan tanah (Hak Milik
Atas Tanah/ dengan sistem Feodalisme),; jadi yang penting adalah unsur wilayah.
• Phase Staat; masyarakat telah sadar dari tidak bernegara menjadi bernegara, dan
mereka sadar bahwa mereka dalam satu kelompok. Yang penting adalah unsur
Bangsa, Wilayah, dan Pemerintah yang berdaulat.
• Phase Democratische Natie: Kesadaran akan adanya kedaulatan di tangan rakyat.
• Phase Dictatur (dictatum): Pertama: Perkembangan dari Democratische Natie.
Kedua: merupakan variasi atau penyelewengan dari Democratische Natie.
• Pendekatan faktual (primer), berdasarkan kenyataan yang sungguh-sungguh
terjadi (sudah menjadi pengalaman sejarah).
1. Occupatie: pendudukan suatu wilayah yang semula tidak bertuan oleh
sekelompok manusia/ suatu bangsa yang kemudian mendirikan negara di
wilayah tersebut. Contoh: Liberia yang diduduki budak-budak Negro yang
dimerdekakan pada tahun 1847.
2. Separatie: Suatu wilayah yang semula merupakan bagian dari negara tertentu,
kemudian memisahkan diri dari negara induknya dan menyatakan
kemerdekaan. Contoh: Belgia pada tahun 1839 melepaskan diri dari Belanda.
3. Fusi: beberapa negara melebur menjadi satu negara baru. Contoh:
pembentukan Kerajaan Jerman pada tahun 1871.
4. Inovatie: Suatu negara pecah dan lenyap, kemudian di atas bekas wilayah
negara itu timbul negara(-negara) baru. Contoh: pada tahun 1832 Colombia
pecah menjadi negara-negara baru, yaitu Venezuela dan Colombia Baru (ingat
pula negara-negara baru pecahan dari Uni Sovyet!).
5. Cessie: penyerahan suatu daerah kepada negara lain. Contoh:
Sleeswijk diserahkan oleh Austria kepada Prusia (Jerman).
6. Accessie: bertambahnya tanah dari lumpur yang mengeras di kuala
sungai (atau daratan yang timbul dari dasar laut) dan menjadi
wilayah yang dapat dihuni manusia sehingga suatu ketika telah
memenuhi unsur-unsur terbentuknya negara.
7. Anexatie: penaklukan suatu wilayah yang memungkinkan pendirian
suatu negara di wilayah itu setelah 30 tahun tanpa reaksi yang
memadai dari penduduk setempat.
8. Proklamasi: pernyataan kemerdekaan yang dilakukan setelah
keberhasilan merebut kembali wilayah yang dijajah bangsa/ negara
asing. Contoh: Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
2. Terjadinya Negara secara sekunder: teori yang membahas tentang
terjadinya negara yang dihubungkan dengan negara-negara yang
telah ada sebelumnya.
Pada dasarnya asal mula negara juga dapat didasarkan pada beberapa
teori:
a. Teori Teokrasi;
b. Teori Hukum Alam;
c. Teori Kekuatan;
d. Teori Perjanjian;
e. Teori Keuasaan;
f. Tori Kedaulatan Hukum.
g. Teori Organis;
h. Teori Garis Kekeluargaan (Patriarkhal, Matriarkhal).
• Terjadinya negara secara primer membicarakan bagaimana kelompok
atau persekutuan masyarakat yang sederhana berkembang menjadi
suatu negara. Sedangkan terjadinya negara secara sekunder
membicarakan bagaimana terbentuknya negara baru yang
dihubungkan dengan pengakuan dari negara lain.
• Yang terpenting adalah mengenai Pengakuan.
PENGAKUAN NEGARA
Menurut sifatnya, pengakuan dapat dibagi atas dua, yaitu:
1. Pengakuan yang bersifat konstitutif, artinya bahwa pengakuan itu
melahirkan dan membentuk suatu negara baru, artinya selain unsur
negara, pengakuan merupakan unsur pelengkap bahkan syarat
negara itu berdiri. apabila tidak ada pengakuan dari negara lain,
maka negara tidak akan berdiri.
2. Pengakuan yang bersifat deklarartif, artinya bahwa pengakuan itu
bersifat pengumuman saja, bahwa negara telah lahir. Hal ini berarti,
sebelum ada pengakuan (pengumuman) negara itu sesungguhnya
telah ada dan dianggap telah lahir. Pengakuan dari negara lain bukan
merupakan unsur, dan bukan syarat mutlak berdirinya suatu negara.
Pengakuan juga dibedakan atas:
1. Pengakuan De Facto (didasarkan atas fakta-fakta riil);
• Pengakuan De Facto yang sifatnya terbatas; artinya bahwa
pengakuan dari negara-negara lain terhadap suatu negara hanya
bisa menimbulkan hubungan di lapangan dagang dan ekonomi.
tdak di lapangan diplomatik atau tidak bisa menempatkan duta-
duta di negara tersebut.
• Pengakuan De Facto yang sifatnya sementara; artinya pengakuan
diberikan oleh negara lain dengan melihat lebih jauh ke depan,
apakah negara itu akan mati atau akan tetap eksis. Pendek kata,
negara lain hanya melihat kenyataan adanya suatu negara baru
pada saat mengakui.
2. Pengakuan De Jure (didasarkan pada aspek hukum);
• Pengakuan De Jure yang bersifat penuh, artinya bahwa antara
Negara yang mengaku dan yang diakui meliputi hubungan dagang,
ekonomi, dan diplomatiK, sehingga dapat menempatkan duta dan
konsul;
• Pengakuan De Jure yang bersifat tetap, artinya kalau suatu negara
memberikan pengakuan untuk selama-lamanya (permanen).
Pengakuan ini diberikan kepada negara yang dalam beberapa
waktu pemerintahannya stabil.
Dalam praktik pengakuan dibedakan:
1. Pengakuan atas pemerintahan;
2. Pengakuan atas negara.

Cara suatu negara memberikan pegakuan, antara lain:


3. Melalui Penyataan resmi;
4. Mengirim Surat Resmi;
5. Mengirim Utusan pada kegiatan tertentu;
6. Membuka hubungan perdagangan, ekonomi;
7. Membuka hubungan diplomatik
BERAKHIRNYA/TENGGELAMNYA NEGARA:

• Hilangnya karena faktor Alam: gunung meletus, ditelan air laut dsb.
• Hilangnya karena faktor Sosial;
 Karena adanya penakhlukan;
 Karena adanya suatu revolusi/kudeta yang behasil;
 Karena adanya perjanjian;
 Karena adanya penggabungan.

Anda mungkin juga menyukai