Anda di halaman 1dari 13

Bagaimana Implikasi

Asesmen Terhadap
Bimbingan dan
Konseling di Sekolah?
Rima Pratiwi Fadli 1, Daharnis Daharnis 2, A Muri Yusuf 3
1. Institut Agama Islam Sumatera Barat
2. Unversitas Negeri Padang
Tahun : 2022
Latar Belakang

Penilaian dalam kegiatan bimbingan dan konseling biasanya berbentuk


evaluasi hasil dan proses. Efektivitas layanan konseling sebagai dilihat
dari proses dinilai melalui evaluasi proses. Sebuah evaluasi hasilnya
digunakan untuk mengumpulkan data tentang efisiensi layanan
bimbingan dan konseling. Bagian penting dari pengelolaan program
mentoring adalah penilaian. Tanpa adanya penilaian, mustahil kita bisa
menentukan apakah program bimbingan yang dimaksudkan telah
dilaksanakan dengan sukses.
Methode
Strategi penelitian perpustakaan digunakan untuk menulis artikel ini.
Publikasi yang dipertimbangkan mencakup dampaknya evaluasi
bimbingan dan konseling dalam lingkungan pendidikan. Teknik
memilih kertas yang disambung penilaian dalam bimbingan dan
konseling digunakan untuk mendapatkan publikasi terkait. Untuk setiap
kemajuan yang dicapai, artikel ilmiah terpilih kemudian dibaca dan
dianalisis. Penulis kemudian menarik kesimpulan dari setiap penelitian
uraian artikel tentang pentingnya evaluasi dalam bimbingan dan
konseling
Konsep Penilaian

Proses pengumpulan dan analisis data untuk memastikan apakah hasil


belajar siswa telah tercapai dikenal dengan asesmen dalam bidang
pendidikan (Permendiknas No. 20 Tahun 2007). Segala upaya, tindakan, atau
prosedur yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas kemajuan yang
dicapai dalam kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan program
bimbingan di sekolah disebut sebagai penilaian kegiatan bimbingan (Azizah,
Ginting, & Utami, 2017) dengan mengacu pada kriteria atau tolok ukur
tertentu sesuai dengan program bimbingan yang dilaksanakan.
Tujuan Penilaian
Tujuan penilaian antara lain memberikan Sedangkan fungsi evaluasi program bimbingan dan
informasi yang digunakan sebagai dasar untuk: konseling di sekolah adalah: (1) memberikan umpan
balik (feed back) kepada guru dan konselor untuk
(1) pembuatan kebijakan dan keputusan; (2)
memperbaiki atau mengembangkan program
menilai hasil yang dicapai siswa; (3) menilai bimbingan dan konseling; (2) memberikan informasi
kurikulum; (4) memberikan kepercayaan kepada pimpinan sekolah, guru mata pelajaran, dan
kepada sekolah; (5) memantau dana yang telah orang tua tentang perkembangan sikap dan perilaku,
diberikan; dan (6) penyempurnaan materi dan atau tingkat pencapaian tugas perkembangan siswa,
program pendidikan. agar dapat bersinergi atau berkolaborasi meningkatkan
kualitas pelaksanaan program BK di sekolah.
Penilaian Proses Kegiatan Bimbingan dan Konseling

Jika dilihat dari sifat evaluasinya, maka evaluasi bimbingan dan konseling lebih bersifat “penilaian dalam
proses” yang dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut (Depdiknas, 2008):
1. mengamati siswa partisipasi dan keaktifan dalam kegiatan layanan bimbingan;
2. mengungkapkan pemahaman siswa terhadap materi disajikan atau pemahaman/pendalaman siswa
terhadap permasalahan yang dialaminya;
3. mengungkapkan kegunaan layanan bagi peserta didik dan perolehan peserta didik sebagai akibat
keikutsertaan/kegiatannya dalam bimbingan kegiatan pelayanan;
4. mengungkapkan minat siswa terhadap perlunya layanan bimbingan lebih lanjut;
5. mengamati siswa kemajuan dari waktu ke waktu (hal ini terutama dilakukan pada kegiatan pelayanan
bimbingan yang berkesinambungan);
6. mengungkapkan kelancaran proses dan suasana pelaksanaan kegiatan pengabdian.
Penilaian terhadap Unit Kegiatan Penunjang

1. Penerapan instrumentasi: (a) menentukan bahan evaluasi kegiatan 4. Kunjungan rumah: (a) mengevaluasi proses pelaksanaan kunjungan rumah; (b)
mengevaluasi kelengkapan dan keakuratan hasil kunjungan rumah, serta komitmen
instrumentasi dan penggunaan hasilnya; (b) menetapkan prosedur dan
orang tua/wali/keluarga lainnya anggota; (c) mengevaluasi penggunaan data
metode evaluasi; (c) melaksanakan kegiatan evaluasi; (d) mengolah dan kunjungan rumah dalam mengentaskan permasalahan klien; (d) analisis efektivitas
menafsirkan hasil evaluasi penggunaan hasil kunjungan rumah untuk penanganan kasus, terutama meringankan
2. Pengumpulan data: (a) menilai efisiensi sistematis dan penggunaan permasalahan klien.
fasilitas yang digunakan; (b) memeriksa kelengkapan, keakuratan, ketepatan 5. Tampilan literatur : penilaian terhadap hasil tampilan literatur bersifat mandiri dan
dilakukan yang dikeluarkan oleh individu atau klien yang bersangkutan. Penilaian ini
waktu, dan kegunaan data dalam kumpulan data.
mengacu pada kemanfaatan hasil tampilan literatur hingga tingkat penerapannya
3. Konferensi kasus: (a) mengevaluasi kelengkapan dan kegunaan hasil dalam praktik. Hasil tampilan literatur di konteks tugas atau arahan tertentu dievaluasi
konferensi kasus, sebagaimana serta komitmen peserta dalam menangani sesuai dengan tugas dan arahan tersebut. Kegiatan tampilan perpustakaan dalam
perkara; (b) mengevaluasi proses pelaksanaan kasus tersebut konferensi; (c) konteks teknik kontrak dievaluasi dalam proses lanjutan layanan konseling.
6. Pengalihan perkara: (a) membahas hasil pengalihan perkara melalui; (1) klien yang
melakukan analisis terhadap efektivitas hasil konferensi kasus terhadap
bersangkutan, (2) laporan ahli yang menjadi arahan pengalihan perkara, 3) analisis
penanganan kasus. hasil perkara pengalihan perkara; (b) konselor mengevaluasi apakah kegiatan
pengalihan kasus produktif dengan dilakukannya laijapen dan laijapang.
Bentuk Hasil Asesmen Bimbingan dan Konseling
Tahapan Penilaian
Pelaksanaan asesmen dalam bimbingan dan konseling dapat menempuh langkah-langkah sebagai berikut
(Depdiknas,2008):

1. Merumuskan masalah. Konselor perlu menyiapkan pertanyaan terkait hal-hal yang akan dievaluasi. Ini
pertanyaan pada dasarnya berkaitan dengan dua aspek utama yang dievaluasi, yaitu: (a) tingkat
program pelaksanaan (aspek proses), dan (b) tingkat pencapaian tujuan program (outcome aspek).
2. Menyusun instrumen pengumpulan data. Untuk memperoleh data-data yang diperlukan yaitu
mengenai tingkat pelaksanaan dan pencapaian program, konselor perlu mengembangkan instrumen
yang bersifat relevan dengan kedua aspek tersebut. Instrumen yang digunakan meliputi inventarisasi,
angket, pedoman wawancara, pedoman observasi, dan studi dokumentasi
3. Mengumpulkan dan memeriksa data. Setelah data terkumpul, dilakukan pemeriksaan untuk
mengetahui program apa saja yang dimiliki telah dilaksanakan dan mana yang belum, serta tujuan
mana yang telah tercapai dan mana yang belum.
4. Menindaklanjuti. Kegiatan ini dapat dibagi menjadi dua bagian: (a) penguatan unsur-unsur yang
bersifat dianggap lemah, tidak akurat, atau kurang relevan dengan tujuan yang ingin dicapai; dan (b)
mencipta program dengan memodifikasi atau memasukkan unsur-unsur yang dianggap dapat
meningkatkan kualitas. atau itu keberhasilan suatu program
Prinsip Penilaian Bimbingan Konseling

1. Valid, artinya penilaian didasarkan pada data 4. Terpadu, artinya penilaian oleh 7. Sistematis, artinya penilaian dilakukan
yang mencerminkan kemampuan yang pendidik merupakan komponen yang secara terencana dan bertahap dengan
diukur tidak terpisahkan dalam kegiatan mengikuti langkah standar.
2. Objektif, artinya penilaian didasarkan pada pembelajaran. 8. Mengacu pada kriteria, berarti
prosedur dan kriteria yang jelas, tidak 5. Pengungkapan, artinya prosedur penilaian didasarkan pada besar
dipengaruhi oleh hal-hal tersebut penilaian, kriteria penilaian, dan dasar kecilnya capaian yang ditentukan
subjektivitas penilai pengambilan keputusan dapat diketahui kompetensi.
3. Adil, artinya penilaian tidak menguntungkan
oleh pihak-pihak yang berkepentingan. 9. 9.Akuntabel, artinya penilaian dapat
atau merugikan siswa karena berkebutuhan
6. Teliti dan mendalami, penilaian oleh dipertanggungjawabkan, baik dari segi
khusus dan perbedaan agama, suku, budaya,
peneliti terhadap seluruh aspek teknik, prosedur, dan hasil.
adat istiadat, status sosial ekonomi, dan latar
kompetensi dengan tepat teknik
belakang gender.
penilaian, untuk mengembangkan
kemampuan siswa
.
Implikasi Manajemen Penilaian

Masalah Solusi
Adapun permasalahan yang Untuk mengatasi permasalahan diatas maka
berkembang seputar konsep penilaian solusi yang dianggap dapat membantu
BK di sekolah dan implikasi menyelesaikannya permasalahan tersebut
pengelolaannya yaitu, adalah,
1) tidak sedikit guru pembimbing 1) memberikan pemahaman melalui
yang mengetahui konsep BK pelatihan/workshop/workshop
penilaian, dan mengenai penilaian BK, dan
2) pengabaian prinsip-prinsip 2) Dalam melakukan penilaian pengawas
penilaian harus tetap memperhatikan prinsip -
prinsip penilaian
Kesimpulan

Bentuk penilaian dalam kegiatan bimbingan konseling terhadap pembentukan karakter


siswa dilakukan dalam bentuk non-tes. Karena untuk tesnya kita belum mempunyai materi
apa pun yang bisa kita ujikan kepada siswa, jadi hanya saja bukan tes. Kami membuat
lembar observasi yang berisi kolom-kolom tentang kemajuan siswa. Jadi, kita akan mencari
tahu apakah ada perubahan sikap siswa atau tidak dan bila tidak akan dilakukan tindak
lanjut yaitu dengan terus memberikan tugas kepada siswa hingga siswa memenuhi
karakteristik yang diharapkan.
Matur Suwun

Anda mungkin juga menyukai