Anda di halaman 1dari 15

Ekonomi Syariah: Apa

dan Mengapa

Falikhatun Ahmad Izzuddin


FEB UNS
Kebutuhan Global Terhadap Sistem
Alternatif … (1/3)
 Dunia kini semakin muram. Di tengah gemuruh
pertumbuhan ekonomi, kemajuan teknologi dan
perkembangan ilmu pengetahuan, dunia justru semakin
dipenuhi berbagai masalah struktural yang semakin luas dan
dalam. Dunia dipenuhi oleh paradoks.
 Pada 2008, terdapat 1,4 milyar orang miskin ekstrem (hidup
dibawah garis kemiskinan $ 1,25 sehari) di dunia, di lain
pihak 10 persen kelompok terkaya menguasai 85 persen
kekayaan dunia.
 Kekayaan global terkonsentrasi di Amerika Utara, Eropa
dan negara-negara kaya Asia. Amerika Utara dengan 6
persen penduduk dunia, menguasai 27% kekayaan dunia,
sedangkan Afrika yang merupakan tempat bermukim 10,2
persen penduduk dunia, hanya memperoleh 2,7 persen
kekayaan dunia.
Kebutuhan Global Terhadap Sistem
Alternatif … (2/3)
 Menurut BPS, jumlah penduduk miskin pada 2011,
dengan garis kemiskinan Rp 233,740, mencapai 30
juta orang (12 persen). Namun, jika garis tersebut
ditambah dengan penduduk yang rentan miskin
yakni 1,6 kali garis kemiskinan (Rp 374,000) maka
jumlahnya melonjak menjadi 102 juta (43 persen).
 Di sisi lain, jumlah orang kaya bertambah, baik dari
sisi jumlah maupun nilai kekayaan mereka. Dari
Oktober 2009 sampai Oktober 2013 jumlah
simpanan orang kaya di perbankan naik 90%
menjadi 3.574 triliun rupiah dan jumlah rekening
naik 56% menjadi 134 juta rekening.
Kegagalan Ekonomi Konvensional …
(1/4)
 Sistem ekonomi konvensional memiliki kelemahan-kelemahan
mendasar yang bersumber pada konflik antara tujuan ekonomi
dengan perspektif terhadap dunia.
 Selain tujuan positif seperti efisiensi, sistem konvensional juga
menetapkan tujuan normatif yang berakar dari perpektif relijius yang
menekankan pada peranan dari kepercayaan terhadap Tuhan dan nilai-
nilai moral dalam alokasi dan distribusi sumber daya.
 Namun strategi dan instrumen ilmu ekonomi konvensional adalah
sepenuhnya didasarkan pada perspektif sekuler.
 Perpindahan ilmu ekonomi dari perspektif relijius ke perspektif
sekuler ini telah menimbulkan berbagai kontradiksi.
 Paradigma sekuler telah membawa pada komitmen yang berlebihan
terhadap mekanisme pasar yang liberal dan bebas nilai.
 Ketiadaan sistem nilai dan moral, telah membuat alokasi dan distribusi
sumber daya yang terbatas tidak sejalan dengan kebutuhan pemenuhan
tujuan normatif.
 Pelaku-pelaku ekonomi, individu dan perusahaan, berperilaku tidak
sejalan dengan tujuan-tujuan ini sehingga menciptakan inkonsistensi
antara ekonomi positif dan tujuan normatif.
Kegagalan Ekonomi Konvensional …
(2/4)
 Terdapat tiga konsep yang menjadi landasan utama ekonomi
konvensional yaitu homo economicus, positivisme, dan kekuatan
pasar.
 Dalam paradigma sekuler, pelaku-pelaku ekonomi individual
digerakkan secara sempit oleh kepentingan diri sendiri, materialistis,
rakus dan oportunis, tidak dapat dipercaya dan menyalahgunakan
kepercayaan, tidak memiliki komitmen, dan selalu tidak mau berkorban
untuk kepentingan pihak lain.
 Ilmu ekonomi konvensional juga lekat dengan doktrin bebas dari nilai-
nilai (freedom from value judgement). Preferensi atau penilaian subyektif
dari individu anggota masyarakat diperlakukan sebagai sesuatu yang
eksogen. Tidak ada nilai-nilai yang dapat diterapkan pada ilmu ekonomi
dalam kaitannya dengan tujuan-tujuan normatif.
 Asumsi selalu adanya harmoni antara private-interest dan social-interest,
membuat ilmu ekonomi konvensional memberi kepercayaan yang
berlebihan pada superioritas mekanisme pasar. Selalu ditekankan
bahwa perekonomian akan berjalan secara efisien jika dibiarkan berjalan
sendiri. Setiap usaha pemerintah untuk melakukan intervensi pasar
dengan basis tujuan-tujuan normatif masyarakat, akan selalu membawa
pada distorsi dan inefisiensi. Maka pemerintah semestinya tidak
melakukan intervensi pasar.
Kegagalan Ekonomi Konvensional …
(3/4)
 Paradigma sekuler seperti inilah yang kemudian membawa
ekonomi konvensional pada kondisi dimana pasar menjadi satu-
satunya determinan efisiensi dan pemerataan dalam alokasi dan
distribusi sumber daya dengan mengeliminasi peranan faktor-
faktor lain, termasuk nilai-nilai dan institusi sosial. Harga pasar
menjadi satu-satunya mekanisme filter dan self-interest menjadi
satu-satunya kekuatan motivasi.
 Interaksi bebas antara konsumen dan produsen, dibawah kondisi
pasar persaingan sempurna, akan menentukan harga
keseimbangan untuk barang dan jasa yang akan membawa pada
produksi yang memaksimumkan utilitas konsumen dan
pendapatan faktor produksi.
 Pada titik keseimbangan, kepuasan konsumen akan maksimum,
biaya produksi minimum dan pendapatan faktor maksimum,
sehingga menjamin tidak hanya penggunaan sumber daya yang
paling produktif namun juga harmoni antara private interest dan
public interest. Keseimbangan ini yang disebut dengan Pareto
efficient. Pareto efisiensi juga selalu diasumsikan merupakan
kondisi yang paling merata.
Kegagalan Ekonomi Konvensional …
(4/4)
 Konsistensi antara keseimbangan pasar dengan tujuan-
tujuan normatif dalam ekonomi konvensional -dimana
masing-masing individu mengejar kepentingan pribadi dan
ketiadaan filter moral yang disetujui secara sosial-, hanya
dapat terjadi jika kondisi-kondisi tertentu terpenuhi yaitu:
 (a) harmoni antara kepentingan individu dan kepentingan
sosial;
  seringkali terjadi konflik antara kepentingan pribadi dan
kepentingan sosial
 (b) distribusi pendapatan dan kesejahteraan yang merata;
  akan memberi konsumen bobot yang sama dalam
mempengaruhi keputusan pasar sehingga tidak akan ada
distorsi dalam alokasi sumber daya terkait pemenuhan
kebutuhan.
 (c) pencerminan dari urgensi keinginan oleh harga; dan
  pasar merupakan value-neutral system
 (d) persaingan sempurna.
  Ketidaksempurnaan pasar menciptakan deviasi dari
penentuan harga berbasis marginal cost
Ekonomi Syariah: Sebuah Pengantar
… (1/2)
 Ekonomi Islam berbasis pada paradigma dimana keadilan
ekonomi-sosial menjadi tujuan utama. Paradigma keadilan ini
berakar pada kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang
menciptakan langit dan bumi untuk kepentingan seluruh umat
manusia. Semua sumber daya ekonomi pada hakikatnya adalah
titipan dari Sang Pencipta yang penggunaannya harus
dipertanggungjawabkan di akhirat nanti.
 Penekanan pada filter moral dalam alokasi dan distribusi sumber
daya pada Ekonomi Islam tidak menafikan penting-nya peranan
harga dan pasar. Filter moral adalah komplemen mekanisme pasar
sehingga alokasi dan distribusi sumber daya dilakukan melalui dua
lapis filter.
 Pemerintah dibebankan tugas untuk mengawasi dan memastikan
bahwa alokasi dan distribusi sumber daya melalui mekanisme
pasar terjadi secara efisien dengan mematuhi semua ketentuan
moral sehingga akan mencapai tujuan-tujuan normatif.
 Tujuan ekonomi Islam diturunkan dari tujuan syariah Islam
(maqashid syariah) itu sendiri yaitu mewujudkan kemaslahatan
manusia di dunia dan akhirat, yang terletak pada perlindungan
lima unsur pokok kehidupan manusia: keimanan (dien), jiwa (nafs),
akal (aql), keturunan (nasl), dan kekayaan (maal).
Ekonomi Syariah: Sebuah Pengantar
… (2/2)
Gambar 1.1. Pelaku Ekonomi dan Alokasi Sumber daya
Panduan
dalam Sistem Islam
Ilahi

Aturan Hukum (Hukm Taklifi)

Al-Quran &
As-Sunnah
Aturan Etika (Akhlak)

Rasionalitas Kecenderungan Keyakinan


Inspirasi
yang dipandu (ar-raghba) (al-I’tiqad)
(Ilham)
nilai-nilai ketuhanan

Perilaku yang Baik Kemauan


Al-ikhtiyar (al-Iradah)
Filter Moral

Pasar
Pengawasan Pasar
(market)
(Hisbah)
Filter Mekanisme Pasar

Hasil-hasil ekonomi yang sesuai maqashid syariah


perlindungan lima unsur pokok kehidupan manusia, yaitu:
keimanan (dien), jiwa (nafs), akal (aql), keturunan (nasl), dan kekayaan (maal)
Definisi dan Metodologi …
 Ilmu Ekonomi Islam dapat didefinisikan sebagai cabang ilmu
pengetahuan yang membantu mewujudkan kesejahteraan manusia
melalui alokasi dan distribusi sumber-sumber daya yang langka
yang sesuai dengan maqashid, tanpa mengekang kebebasan individu
secara berlebihan, menimbulkan ketidakseimbangan makroekonomi
dan ekologi, atau melemahkan keluarga dan solidaritas sosial dan
jalinan moral dari masyarakat.
Cakupan dan Sumber Hukum Islam
… (1/3)
 Ajaran Islam terdiri atas tiga aspek utama, yaitu aqidah (faith), syariah
(law), dan akhlak (ethics).
 Akidah adalah pokok-pokok keimanan dan kepercayaan yang harus diyakini
kebenarannya oleh manusia. Akidah Islam terpenting terangkum dalam rukun
Iman yaitu iman kepada Allah SWT (QS 1: 5, 2: 21), iman kepada malaikat-Nya
(QS 2: 98, QS 4: 136), iman kepada kitab-kitab-Nya (QS 2: 4, 285), iman kepada
rasul-rasul-Nya (QS 57: 19, 21), iman kepada hari akhir (QS 7: 45, 147), dan iman
kepada takdir (13: 39). Akidah bersifat tetap, tidak berubah karena waktu dan
tempat.
 Syariah adalah peraturan dan hukum dari Allah SWT yang berisi perintah dan
larangan (hukm taklifi) yang dibebankan kepada manusia. Berbeda dengan
akidah, syariah mengalami perkembangan dari waktu ke waktu sesuai
peradaban manusia. Syariah secara umum terbagi dua bagian yaitu ibadah dan
muamalah. Ibadah terkait perintah dan larangan yang menyangkut hubungan
vertikal antara Allah SWT dan manusia (hablum minallah). Ibadah Islam
terpenting terangkum dalam rukun Islam yaitu syahadat, shalat, puasa, zakat,
dan haji. Sedangkan muamalah terkait perintah dan larangan yang menyangkut
hubungan horizontal antara manusia dengan manusia, manusia dengan hewan-
tumbuhan, dan manusia dengan lingkungan (hablum minannas), termasuk
didalamnya masalah ekonomi, hukum, sosial, dan politik.
 Akhlak adalah norma dan etika Islam yang menyangkut perilaku dan sikap
manusia terhadap Allah, Nabi, manusia, hewan, tumbuhan, dan lingkungan.
Akhlak Islam terangkum dalam konsep ihsan. Dengan ihsan, setiap manusia
akan terdorong untuk selalu berperilaku baik dan menjauhi perilaku buruk.
Cakupan dan Sumber Hukum Islam
… (2/3)
 Ajaran Islam bersumber pada dua acuan utama yaitu Al-Qur’an dan As-
Sunnah.
 Al-Qur’an berisi pokok-pokok ajaran Islam. Al-Qur’an secara umum berisi ajaran
tauhid (keesaan Allah SWT), hukum dan perundang-undangan, berita dan kabar
tentang berbagai hal yang telah, sedang, dan akan terjadi baik yang nyata maupun
yang ghaib, dan dasar-dasar berbagai cabang ilmu pengetahuan yang kokoh.
 As-Sunnah adalah semua perkataan, perbuatan, dan ketetapan Nabi Muhammad
SAW. As-Sunnah secara umum merupakan penjelasan atas Al-Qur’an dan hal-hal
lain yang belum terdapat dalam Al-Qur’an. As-Sunnah terdiri atas Sunnah Qauliyah
(perkataan), Sunnah Fi’liyah (perbuatan) dan Sunnah Taqririyah (ketetapan). As-
Sunnah merupakan sumber hukum ke-dua dalam Islam setelah Al-Qur’an (QS 4: 80;
QS 59: 7).
 Interpretasi ulama atas syariah secara sistematis dan dengan metodologi yang
ketat disebut dengan fiqh. Fiqh timbul karena adanya kebutuhan terhadap
fatwa setelah wafat-nya Nabi Muhammad SAW.
 Dalam usaha melakukan interpretasi atas syariah, para ulama memiliki
metodologi dalam mengeluarkan fatwa yang kemudian menjadi sumber
hukum Islam berikutnya setelah Al-Qur’an dan As-Sunnah, yaitu qias, ijma’,
dan ijtihad.
 Qias adalah mengambil hukum dengan cara membandingkan sesuatu hal yang
sudah ada ketetapan hukum-nya dengan sesuatu yang lain yang belum ada
ketetapan hukum-nya berdasarkan persamaan illat-nya.
 Ijma’ adalah kesepakatan para ulama dalam suatu masalah yang belum ada
ketetapannya dalam Al-Qur’an dan Sunnah.
 Ijtihad adalah mencurahkan kesanggupan yang ada untuk mendapatkan hukum
Cakupan dan Sumber Hukum Islam
… (3/3)
Gambar 1.2. Cakupan dan Sumber Hukum Islam

Al-Qur’an
Islam As-Sunnah

Aqidah Syariah Akhlak


Al-Qur’an
As-Sunnah
Fiqh +
Qias
Ijma’
Ijtihad
Fiqh Ibadah Fiqh Muamalah
Maqashid Syariah … (1/2)
 Menurut Imam Al-Ghazali (w. 505/ 1111), tujuan utama syariah Islam
(maqashid syariah) adalah mewujudkan kemaslahatan manusia, yang terletak
pada perlindungan terhadap agama (dien), jiwa (nafs), akal (aqal), keturunan
(nasl), dan kekayaan (maal). Apa saja yang menjamin terlindunginya lima
perkara ini berarti melindungi kepentingan umum (maslahah) dan
dikehendaki.
 Urutan prioritas dalam maqashid ini secara radikal berbeda dari ekonomi
konvensional.
 Dalam ekonomi Islam, maqashid ini memiliki peran penting dalam alokasi
dan distribusi sumber daya.
 Keimanan memberi dampak signifikan terhadap hakikat, kuantitas, dan kualitas
kebutuhan material dan non-material manusia beserta cara pemuasannya.
 Iman juga berfungsi sebagai filter moral yang akan mengkontrol self-interest dalam
batas-batas social-interest. Filter ini menyerang langsung pusat masalah dalam
ekonomi konvensional yaitu klaim yang tidak terbatas terhadap sumber daya
(unlimited wants) dengan cara mengubah perilaku manusia dan skala preferensi-
nya agar selaras dengan tujuan-tujuan normatif.
 Sedangkan jiwa, akal, dan keturunan adalah kebutuhan moral, intelektual, dan
psikologis manusia yang sangat penting. Pemenuhan kebutuhan-kebutuhan ini
akan menciptakan pemenuhan yang seimbang terhadap semua kebutuhan hidup
manusia dan juga akan berpengaruh signifikan terhadap variabel-variabel ekonomi
yang penting seperti konsumsi, tabungan dan investasi, lapangan kerja dan
produksi, serta distribusi pendapatan.
Maqashid Syariah … (2/2)
 Imam Asy-Syatibi (w. 790/1388) membagi maqashid ke dalam tiga
tingkatan yaitu dharuriyat, hajiyat dan tahsiniyat.
 Dharuriyat adalah landasan kesejahteraan manusia di dunia dan akhirat
yang terletak pada pemeliharaan lima unsur pokok kehidupan yaitu
keimanan, jiwa, akal, keturunan dan harta benda. Pengabaian terhadap
maqashid dharuriyat ini akan menimbulkan kerusakan di muka bumi dan
kerugian yang nyata di akhirat kelak.
 Hajiyat adalah menghilangkan kesulitan atau menjadikan pemeliharaan
terhadap lima unsur kehidupan menjadi lebih baik.
 Tahsiniyat adalah menyempurnakan lima unsur pokok kehidupan.
 Ketiga tingkatan maqashid tersebut memiliki keterkaitan yang erat.
 Maqashid dharuriyat adalah dasar bagi maqashid hajiyat dan maqashid
tahsiniyat. Kerusakan pada maqashid dharuriyat akan membawa kerusakan
pada maqashid hajiyat dan maqashid tahsiniyat.
 Namun demikian, pemeliharaan maqashid hajiyat dan maqashid tahsiniyat
adalah diperlukan demi memelihara maqashid dharuriyat secara tepat.
 Jika terjadi konflik atau pertentangan antar aktivitas dari tingkat yang
berbeda, maka aktivitas maqashid yang lebih rendah harus
dikesampingkan.

Anda mungkin juga menyukai