Anda di halaman 1dari 32

MANAJEMEN PENDIDIKAN ANAK

USIA DINI

Oleh:
Rasyid Ridho

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan


Kabupaten Lombok Timur
2018
Dasar Hukum PAUD
Undang-undang No. 20 tahun 2003 Pasal 28
1. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang
pendidikan dasar.
2. Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan
formal, nonformal, dan/atau informal
3. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk
taman kanak-kanak (TK), raudatul athfal (RA), atau bentuk lain yang
sederajat.
4. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk
kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA), atau bentuk lain
yang sederajat.
5. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk
pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh
lingkungan.
6. Ketentuan mengenai pendidikan anak usia dini sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut
dengan peraturan pemerintah.
Manajemen
Management = to manage
Sarpras

Dana
Sumber Lingkungan efektif efisien
Daya

Manusia TUJUAN
KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN

INTERNAL EXTERNAL
PENDIDIKAN
SADAR TERENCANA

TERATUR SISTEMATIS

POTENSI

INTERAKSI
PROCESS

INPUT OUTPUT
MANAJEMEN INPUT

KURIKULUM
PENDIDIKAN
ANAK DIDIK
SARANA DAN PRASARANA
MANAJEMEN PROSES

KONSEP/MODEL MANAJEMEN WAKTU

KELOMPOK KONVENSIONAL
SUDUT HALF DAY SCHOOL
SENTRA FULL DAY SCHOOL
AREA
MANAJEMEN HASIL
• DATA PERKEMBANGAN SISWA
• PELAPORAN PERKEMBANGAN SISWA
FUNGSI MANAJEMEN

`1 . PLANNING
• visi
• misi
• fungsi
• mendefinisikan tujuan
• Menetapkan strategi
• Mengembangkan rencana untuk
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan
2. ORGANIZING
• WHO
• WHAT
• TASKS CLASSIFICATION
• HIERARCHY
• DECISION MAKER
3. ACTUATING/LEADERSHIP
• TO MOTIVATE PEOPLE
• TO DIRECT ACTIVITIES
• TO BUILD EFFECTIVE COMMUNICATION
• TO MANAGE CONFLICT (WISE AND
ACCEPTABLE)
4. CONTROLLING
• TENAGA STRUKTURAL
• TENAGA FUNGSIONAL
• MENETAPKAN INSTRUMEN PEMENUHAN
TARGET
• MENDISKUSIKAN HASIL PENGAWASAN
• MEMBERIKAN SARAN PEMECAHAN MASALAH
PRINSIP MANAJEMEN PAUD
ORANG TUA K
O
M
I
T PENDIDIK
M
E
N

PENGELOLA
PROFESIONALITAS

PRAKTIK

TEORI

KONSEP
KOORDINASI
PENDIDIK
KEPALA SEKOLAH

PENGAWAS

PENGELOLA
LEADERSHIP
Penyamaan Monev
persepsi Proses

Kompetisi
sehat Kebersamaan

Rasa
memiliki Peduli

KEBERHASILAN
Prinsip Kepemimpinan
• pemahaman secara utuh tentang seluruh komponen penyelenggaraan lembaga TK/PAUD,
• menyamakan persepsi tentang arah dan proses penyelenggaraan lembaga
• proses monitoring dan evaluasi terhadap proses dan keberhasilan penyelenggaraan
lembaga TK/PAUD
• kepemimpinan harus mampu menciptakan suatu iklim kompetisi yang sehat antara staf dan
guru
• Upaya ini perlu diimbangi oleh adanya pemberian reward dan punishment yang bersifat
konstruktif dan mendidik.
• Prinsip kepemimpinan juga diarahkan untuk membangun kebersamaan, perasaan
memiliki serta kepedulian terhadap permasalahan yang dihadapi oleh setiap staf.
• Dengan demikian, setiap staf (khususnya guru) akan merasa aman dan terlindungi dalam
menyelenggarakan berbagai tugas profesionalnya.
• Prinsip kepemimpinan dalam penyelenggaraan TK. PAUD dipegang sepenuhnya oleh
kepala lembaga atau guru yang ditunjuk.
• kepemimpinan kepada lembaga memegang peranan penting dan kunci bagi keberhasilan
Landasan Penyelenggaraan PAUD
1. Landasan Yuridis
a. Undang-undang Sisdiknas (2/1089 yang
diganti 20/2003 pasal 28)
b. PP No. 17 Tahun 2010 ttg Penyelenggaraan
Pendidikan
c. PP No. 2 Tahun 2018 ttg SPM
d. Permendikbud No 84 tahun 2014 ttg
Pendirian Satuan PAUD
2. Landasan Operasional
• Permendiknas No 16 tahun 2007 ttg kualifikasi
dan kompetensi guru
• Permendiknas No. 58 tahun 2009 ttg standar
PAUD
(Penelaahan STPPA, Standar Isi, Standar
Proses, Standar Penilaian. MBS tetang otoritas
menyusun dan menyepakati KTSP)
Landasan Konseptual
1. Model Pembelajaran Pestalozi
Model pembelajaran ini menitikberatkan pada
“AVM” (Auditory, Visual, Memory), yakni
mengembangkan kemampuan penglihatan,
pendengaran dan daya ingat yang semua ini
dapat dikemas melalui pengembangan bahasa
atau suara, bentuk dan konsep bilangan
(berhitung permulaan) pada anak usia dini.
2. Model Pembelajaran Frobel
Model pembelajaran ini menitikberatkan pada
“Otoaktivitas” anak (anak menunjukkan keaktifan yang
muncul atas dorongan dari dalam dirinya sendiri)

Frobel menciptakan alat permainan yang diisebut


Spielformen (Spiel = permainan, Formen = membentuk
bangunan), maksudnya adalah permainan membentuk
seperti dari plastisin, mozaik, tanah liat, stick es krim,
kertas-kertas bekas atau kertas origami, balok-balok
dan lain sebagainya. Pembelajaran ini dilakukan
dalam suasana 3 F, yakni Friede (suasana damai,
Freude (gembira), dan Freiheit (merdeka).
3. Model Pembelajaran Jan Lighart
Model pembelajaran ini menitikberatkan pada
“Pengajaran barang sesungguhnya”, mengajak anak
pada suasana belajar yang sesungguhnya melalui
pengamatan alam sekitarnya.

Langkah-langkah pembelajaran Jan Lighart yaitu:


• Menentukan sesuatu yang menjadi pusat minat anak
• Melakukan perjalanan sekolah
• Pembahasan hasil pengamatan
• Menceritakan lingkungan yang diamati
• Kegiatan ekspresi.
4. Model Pembelajaran Montessori

Model pembelajaran ini menitikberatkan pada


Pendidikan “pedosentris” (pusat aktivitas pendidikan
terletak pada anak didik itu sendiri).

Montessori beranggapan bahwa semua bentuk


pendidikan pada dasarnya adalah pendidikan diri
sendiri. Dalam mengembangkan kemampuan anak,
pengembangan fungsi panca indera harus
mendapatkan kesempatan yang
besar.
5. Model Pembelajaran Helen Parkhust

Model pembelajaran ini menitikberatkan pada


“Pembelajaran sentra” (setiap ruangan sentra
terdiri dari satu rumpun pengembangan) yang
masing-masing anak dapat memilih sentra sesuai
dengan keinginan anak masing-masing.

Pembelajaran sentra memungkinkan anak dapat


bebas bergerak bebas sesuai dengan keinginan
anak.
6. Model Pembelajaran John Dewey

Model pembelajaran ini menitikberatkan pada “Learning


by doing” atau “Belajar sambil bekerja”, yaitu:
a) Pengajaran harus dapat menghubungkan isi
kurikulum dengan lingkungan hidup anak
b) Konsep dan cara mengajarkan membaca, menulis
dan berhitung permulaan dengan bahan yang
menarik dan sesuai dengan lingkungan hidup
anak-anak
c) Konsep dan cara membangkitkan perhatian anak.
7. Model Pembelajaran W.H. Kilpatrick
Model pembelajaran ini menitikberatkan pada “Pengajaran proyek”, yaitu
suatu model pengajaran yang memungkinkan anak mengolah sendiri
untuk menguasai bahan pelajaran yang dilakukan guru dengan jalan
menyajikan suatu bahan pengajaran melalui pengajaran proyek total, proyek
parsial dan proyek okasional. Langkah-langkah pembelajaran proyek:
• Persiapan tema dan pokok masalah yang akan dilaksanakan dengan
menggunakan pengajaran proyek
• Pendahuluan dengan melakukan percakapan bersama anak-anak secara
klasikal tentang tema atau pokok masalah
• Perjalanan sekolah atau survei ke tempat yang sudah ditentukan.
Perjalanan dilakukan ke tempat yang terdekat dengan lingkungan
sekolah saja
• Pengolahan masalah dilakukan anak-anak dengan melaporkan apa yang
telah ditemukan ketika melakukan survei
• Pameran, dirancang oleh anak-anak sendiri untuk memasang hasil karya
yang telah dibuat bersama-sama.
8. Model Pembelajaran Ovide Decroly
Model pembelajaran ini menitikberatkan pada
Pengajaran simbiotis”, yaitu pengajaran yang harus
totalitas atau satu kesatuan terpadu antara bahan
pembelajaran satu dengan lainnya. Bahan
pengajaran harus dihubungkan berdasarkan
persekutuan hidup bukan didasarkan atas
hubungan logis atau ilmiah.
Langkah pembelajaran simbiotis yaitu observasi
(pengamatan), asosiasi (pengolahan) dan ekspresi
(pengungkapan).
9. Model Pembelajaran Vigotsky

Model pembelajaran ini


menitikberatkan pada “Alat berpikir
mental”, melalui bentuk-bentuk
kegiatan
• block building (bangunan balok),
• Maping (pemetaan),
• making pattern (penyusunan pola),

• dramatic play (permainan


dramatik),
• story telling (menyampaikan cerita)
dan
• journal writing (penulisan jurnal).
10. Model Pembelajaran Jean Piaget

Model pembelajaran ini menitikberatkan pada


“Pembelajaran kognitif”, dimana anak usia TK
sedang memasuki masa pra-operasional yaitu
anak melakukan simbolisasi terhadap objek yang
tidak ada atau objek yang tidak diketahuinya
ketika terjadi pemindahan objek. Anak pada
usia ini terpusat pada diri sendiri (egosentris).
Landasan penyelenggaraan pendidikan TK penting
diketahui oleh para guru, kepala sekolah, penyelenggara
atau masyarakat yang ingin mendirikan lembaga PAUD.
Landasan penyelenggaraan pendidikan yang dimaksud
terdiri dari landasan yuridis yang berisi tentang sisi
hukum yang berlaku di Indonesia dalam
menyelenggarakan pendidikan PAUD, landasan
operasional yang berisi tentang pelaksanaan lembaga
pendidikan anak usia dini di Indonesia yang diatur
melalui keputusan menteri atau surat edaran
direktur atau direktur jendral dan landasan
konseptual (teoritik) yang berisi tentang model-model
menurut para ahli dalam menyelenggarakan
pendidikan PAUD.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai