Anda di halaman 1dari 129

Iwan Syaukani Praktisi Listrik

Cara Kerja Instalasi Penyalur Petir

Adalah menangkap atau mengalihkan


aliran sambaran petir tersebut agar tak
mengenai seseorang ataupun benda-
benda yang lainnya. Beberapa bagian
dari penyalur petir yang perlu diketahui
antara lain :
• Sistem penangkapan (penyalur petir)
• Konduktor bawah
• Sistem pentanahan
• Penahan lonjakan arus

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


Cara Kerja Instalasi Penyalur Petir

Cara kerja instalasi penyalur petir sebagai


terminal udara yang akan memberikan
perlindungan eksternal ke bangunan
ataupun struktur dari dampak sambaran
petir secara langsung. Dengan cara itu,
instalasi penyalur petir harus dipasang
selalu di atas titik tertinggi bangunan atau
struktur yang perlu kita lindungi, itu akan
bertugas menangkap dan melakukan
pelepasan petir ke tanah dengan aman.

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


Efek Sambaran Petir

Di antara beberapa efek berbeda yang dapat menghasilkan


sambaran petir, diantaranya yaitu sebagai :
◊ Efek Termal
◊ Efek Fisiologis
◊ Efek Elektrodinamik
◊ Efek Elektrokimia
◊ dan lain-lain.

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


Efek Sambaran Petir

Efek Termal terjadi karena suhu tinggi yang dicapai oleh saluran yang dilalui arus
petir, dapat mencapai hingga 30.000 ° C, yang menyebabkan kerusakan besar saat
sengatan listrik mencapai, misalnya, pohon atau benturan pada suatu struktur.

Efek Fisiologis, terutama mempengaruhi makhluk hidup dan terjadi karena


tegangan langkah dan kontak yang muncul saat petir dilepaskan ke bumi. Untuk
memerangi dan mengurangi efek tersebut, peraturan untuk perlindungan
terhadap petir menetapkan langkah-langkah keamanan bagi manusia dan hewan,
seperti yang dirancang dalam Lampiran D standar UNE 21186: 2011.

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


Efek Sambaran Petir

Terdapat juga peraturan internasional yang mengatur tentang pengaruh arus petir
pada tubuh manusia dan ternak (IEC TR 60479-4: 2011). Peraturan lainnya, yang
menetapkan prosedur keselamatan untuk pengurangan risiko saat kita berada di luar
struktur atau gedung (IEC / TR 62713).

Petir juga memiliki dua efek terkait yang sangat khas, yaitu :
⇒ Efek bercahaya akibat sirkulasi arus tinggi (hingga 200 kA) dan
⇒ Guntur yang merupakan efek suara akibat gelombang ekspansif udara yang
dipanaskan di dalamnya. beberapa mikro detik ke suhu yang sangat tinggi.

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


Petir adalah salah satu fenomena kelistrikkan
udara di alam.
Proses terjadinya petir akibat perpindahan
muatan negatif (elektron) menuju ke muatan
positif (proton).
Umumnya penumpukkan bagian paling atas
awan adalah listrik muatan negatif dan bagian
tengah adalah listrik muatan positif.
Sementara di bagian dasar adalah muatan
negatif yang berbaur dengan muatan positif,
pada bagian inilah petir biasa berlontaran.

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


Salah satu gangguan alam yg sering terjadi
adalah sambaran petir, baik secara langsung
maupun tidak langsung

Bahaya petir dan ancaman sambaran petir terus


mengintai jaringan listrik, bangunan, rumah,
kantor dan bangunan lainnya.

Indonesia dilalui garis khatulistiwa dan beriklim


tropis sehingga hari guruh rata-rata pertahun
sangat tinggi
Iwan Syaukani Praktisi Listrik
PENGERTIAN PETIR

Petir dapat terjadi :


1. Antara awan dengan awan
2. Dalam awan itu sendiri
3. Antara awan dan udara
4. Antara awan dengan tanah

Energi yang dihasilkan oleh satu sambaran


55 Kw/Hour
Iwan Syaukani Praktisi Listrik
Petir pada masyarakat modern merupakan Kendala yang sangat serius karena
Mempunyai kemampuan untuk menggagalkan Juga merusak infrastruktur pada
masyarakat Industri yang karena teknologi mikro & nano yang Saat ini sangat
rentan dan sensitif terhadap Pengaruh gelombang elektromagnetik akibat
Sambaran petir…..

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


Formasi Dasar Terjadinya Petir – Step 3

 Aliran muatan positif


keatas bertemu dengan
ujung lidah petir yang
melangkah ketanah

 Membentuk alur
muatan listrik

 Alur muatan Listrik


disebut "return stroke"

 Terlihat cahaya Petir

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


Sambaran Petir Ke Peralatan dan Sebaran Ke Tanah

Main Discharge

Step Leaders

Streamers

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


AWAN KE AWAN
80%

E BUMI
BUMI KE AWAN

20%
AWAN K
Iwan Syaukani Praktisi Listrik
Di dunia terjadi kilat 40.000 per hari,
2000 kilat petir, 100 kilat petir setiap detik membentur bumi

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


Iwan Syaukani Praktisi Listrik
Iwan Syaukani Praktisi Listrik
Petir merupakan SEKILAS INFO
fenomena alam
yang sangat
indah, namun
sangat berbahaya.

Terdapat 4 petir yang harus diwaspadai manusia modern


Iwan Syaukani Praktisi Listrik
SEKILAS 1. PETIR BALL THUNDER
INFO Ball Thunder muncul karena adanya tekanan udara
yang sangat tinggi, dan tekanan termodinamis di
udara. Petir ini kerap menyasar bangunan dan
gedung-gedung yang menjulang tinggi.

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


SEKILAS 2. PETIR MULTIPLE STRIKER
INFO

Petir ini sangat berbahaya apabila menyambar orang, pepohonan


ataupun menara sutet, karena dapat membuat kerusakan berat.
Multiple Striker memiliki sambaran hingga dapat menyentuh tanah.
Petir ini biasanya akan muncul ketika fenomena badai besar tengah
menghempas bumi.
Iwan Syaukani Praktisi Listrik
SEKILAS 3. PETIR DEADLY
INFO

Deadly merupakan petir yang memiliki kecepatan sambaran sangat tinggi,


imbasnya bisa langsung menyambar orang yang ada di sekitarnya. Umumnya,
petir ini akan muncul ketika terjadi badai atau hujan besar.
Iwan Syaukani Praktisi Listrik
SEKILAS 4. PETIR St.ELMO’S FIRE
INFO St. Elmo’s Fire memiliki warna biru.
Ia dijuluki sebagai api biru dengan
fenomena kemunculannya yang
langka.
Petir ini menjadi salah satu
ancaman terbesar bagi peradaban
zaman dahulu bahkan hingga pada
kehidupan manusia modern.

Para leluhur memiliki sebuah ritual


khusus yang digunakan untuk
menangkal kengerian St. Elmo's
Fire dan terus dilakukan bagi
warga yang masih
mempercayainya.

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


Iwan Syaukani Praktisi Listrik
Gbr di bawah ini adalah peristiwa petir yang dipotret oleh photographer dari
California, Don Naumann pada 26 Maret 2007, yang diberi judul “Mostly Scattered
Showers”, dapat dipakai sebagai contoh untuk membayangkan dahsyatnya
peristiwa petir itu.

Gamb “Mostly Scattered Showers,” by photographer


Don Naumann, taken on March 26, 2007 in California

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


Photo Berbahayanya Sambaran Petir

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


Ph
oto
Be
rb aha
yan
ya
Sam
bar
an
Pet
ir

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


yanya Samb a ra n Pe ti r
Photo Berbaha

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


Iwan Syaukani 27
Praktisi Listrik
Arus : 5.000 ~ 200.000 A
Panas: 30.000 oC

KERUSAKAN
KERUSAKAN
•• THERMIS,
THERMIS,
•• ELEKTRIS, Sasaran
ELEKTRIS,
•• MEKANIS,
MEKANIS,
OBYEK YANG TERTINGGI

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


++++++++ -------- +++++++
++++++++ -------- +++++++++
++++++++ -------- +++++++
------------ +++++++ -------
------------- +++++++ ------
------------ +++++ -----
DARI AWAN
KE AWAN DARI AWAN
KE BUMI

MENYAMBAR
JARINGAN LISTRIK

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


Instalasi penyalur petir yang
tidak memenuhi syarat dapat
mengundang bahaya

Grounding tidak sempurna Berbahaya


Iwan Syaukani Praktisi Listrik
Bahaya Sambaran Petir

Bahaya Sambaran Petir

Sambaran Langsung Sambaran Tidak Langsung

1. Vessel 1. Listrik
2. Tower 2. Telekomunikasi
3. Kabel 3. Instrumen dan Kontrol
4. Manusia dll.. seperti DCS

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


Proteksi Petir
Proteksi Petir

Proteksi Bangunan
Proteksi Jaringan Listrik

Proteksi Sambaran Proteksi Sambaran


Langsung Tak Langsung
(Eksternal) Peralatan Listrik
Proteksi Sambaran Proteksi Sambaran (Arrester)
Langsung (Kawat Tak Langsung
Tanah) Peralatan Listrik
(Arrester)

Konvensional Electrostatic
Iwan Syaukani Praktisi Listrik
Sistem Proteksi Penyalur Petir

Sistem Proteksi Penyalur Petir

External Internal

1. Air terminal / Finial 1. Arrester


2. Down Conductor 2. Shielding
3. Grounding System 3. Bonding

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


Sistim Proteksi External

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


Peraturan / Regulasi Terkait K3 Penyalur Petrir Antara Lain Yaitu :

1. UU No.1 / 1970, Tentang Keselamatan & Kesehatan Kerja


2. Permenaker No 02 / 1989, Tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
3. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL)

Standar Sistem Proteksi Penyalur Petir

1. IEC 62305 Internasional


2. SNI 0225-2011 Indonesia
SNI 03-7015-2004
SNI 03-6652-2002
3. NFC 17-102 Perancis
4. NFPA 780 UL 96 Amerika
5. UNE 21186 Spanyol
6. BS EN 62305 Inggris

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


Sistem Proteksi Petir Konvensional

Per 02/Men/1989

Instalasi penyalur petir ialah seluruh susunan sarana


penyalur petir terdiri atas :
1. penerima (Air Terminal/Rod),
2. Penghantar penurunan (Down Conductor),
3. Sambungan ukur
4. Elektroda Bumi (Earth Electrode)

termasuk perlengkapan lainnya yang merupakan satu


kesatuan berfungsi untuk menangkap muatan petir dan
menyalurkannya ke bumi;

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


Sistem Proteksi Penyalur Petir Konvensional

Air terminal absorber train 1 dan train 2

Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja SK. 02/MEN/1989

56˚ 56˚

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


KOMPONEN PENYALUR PETIR “ KONVENSIONAL’

Air Terminal (Splitzen)

Teplon

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


KOMPONEN PENYALUR PETIR “ KONVENSIONAL’

Down Conduktor / Kabel


Penurunan BC 50mm

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


Grounding Rod / Electroda Bumi

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


Tipe Grounding Rod
Electroda
Batang

Electroda Pita Electroda Plate

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


Jenis – Jenis Proteksi Petir Konvensional
1. Franklin Rod
Franklin Rod, berupa kerucut tembaga dengan daerah
perlindungan berupa kerucut imajiner dengan sudut puncak 112˚. Agar
daerah perlindungan besar, Franklin Rod dipasang pada pipa besi dengan
tinggi 1- 3 meter. Franklin Rod dapat dilihat berupa tiang – tiang di
bubungan atap bangunan. Sistem yang digunakan untuk mengetahui
area proteksi dari penyalur petir ini adalah dengan menggunakan sistem
proteksi kerucut.

56˚ 56˚

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


PENERIMA (AIR TERMINAL)
1. Dipasang pada tempat yang akan tersambar.
2. Daerah terlindung
3. Tinggi lebih dari 15 cm dari sekitar
4. Jumlah dan jarak harus diatur (daerah perlindungan 112 derajat)

Penerima dapat berupa :


a. Logam bulat panjang yang terbuat dari tembaga
b. hiasan,-hiasan pada atap, tiang-tiang, cerobong logam yang
disambung dengan instalasi penyalur petir.
c. Atap –atap dari logam yang disambung secara elekteris.

01/11/2024
Iwan Syaukani Praktisi Listrik
Terminal Udara

Daerah Aman Sambaran


Petir secara Langsung

Terminal udara Franklin Terminal udara Faraday

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


INSTALASI PENYALUR PETIR
PERMENAKER PER-02 MEN/1989
SISTEM FRANKLIN
Franklin Benjamin,
Perintis LPS

PENERIMA
PENERIMA
(AIR TERMINAL)
Sudut perlindungan (AIR TERMINAL)
112 o HANTARAN PENURUNAN
(DOWN CONDUCTOR)
 HANTARAN PENURUNAN
(DOWN CONDUCTOR)
HANTARAN PEMBUMIAN
(GROUNDING)
 HANTARAN PEMBUMIAN
(GROUNDING)

Resistan pembumian
mak 5 ohm

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


Franklin Rod
• LIGHTNING ROD / AIR TERMINAL  Alat penerima
logam tembaga ( logam bulat panjang runcing )
• DOWN CONDUCTOR:  Kawat penyalur dari tembaga
telanjang (bare copper)
KOMPONEN • GROUND ROD  Pertanahan kawat penyalur sampai pada
bagian tanah basah. Batang elektroda pentanahan dibuat
bak kontrol untuk memudahkan pemeriksaan dan
pengetesan.

• Sistem perlindungan dengan bentuk sudut 45 Deg.


• Batang yang runcing ( bahan copper spit )  dipasang
paling atas  batang tembaga  elektroda yang
PERLINDUNGAN ditanamkan.
• Sistem ini cukup praktis dan biayanya murah tetapi
jangkauannya terbatas.

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


Franklin Rod
Sangkar Faraday
Sebuah ruang tertutup yang terbuat dari bahan-bahan penghantar listrik.
Ruangan itu mampu merintangi medan listrik statik eksternal.

Sistem pemasangan dibuat memanjang sehingga jangkauannya lebih luas


dari sistem Franklin tetapi biaya sedikit mahal dan menggangu keindahan.

PERLINDUNGAN:
• Perlindungan bangunan dengan memasang jala dengan konduktor untuk menutupi
permukaan dari bangunan
• Jarak antar kawat mendatar tidak melebihi 20 m pada titik-titik yang tertentu diberi ujung
vertikal ½ m

KOMPONEN :
• Alat penerima kawat mendatar
• Kawat dari tembaga (bare copper)
• Pertanahan kawat penyalur sampai pada bagian tanah yang basah (down conductor +
ground rod)
Iwan Syaukani Praktisi Listrik
2 2

3 3

1
4

Sistem Sangkar Paraday

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


Sangkar Faraday

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


Radio Active
 Kesimpulan bahwa petir terjadi karena ada muatan listrik di awan yang dihasilkan oleh
proses ionisasi , maka penggagalan dapat dilakukan dengan proses ionisasi dengan cara
memakai radiasi zat misalnya: Radiun 225 dan Ameresium 235. Kedua bahan ini mampu
menghamburkan ion radiasinya yang bisa menetralkan muatan listrik awan.
 Keberadaan penyalur petir jenis ini sudah dilarang pemakaiannya, berdasarkan
kesepakatan internasional dengan pertimbangan mengurangi pemakaian zat beradiasi
dimasyarakat
 Terdiri dari komponen :
 Elektrode  Udara di sekeliling elektrode akan di ionisasi, akibat pancaran partikel
alpa dari isotop (americum 241 ). Elektrode akan terus menerus menciptakan arus
ion ( Min. 10 8 ion/det).
 Coaxial cabel  Untuk menghindari kerusakan benda-benda akibat muatan listrik
petir yang menuju tanah maka coaxial cabel dibungkus pipa isolasi. Metode tahanan
langsung dari muatan listrik petir ke dalam tanah menyebabkan seluruh unit
mempunyai potensial yang sama dengan bumi. Sehingga benda-benda yang berada
disekitar sistem akan aman.
 Pentanahan  Perlu tes lokasi geografis dari pentanahan dimana untuk tahanan
tanah maksimal 5 ohm.

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


Radio Active

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


Electro Static
Prinsip kerja penyalur petir Bahan yang digunakan
Elektrostatik mengadopsi sebuah penyalur petir
sebagian system penyalur elektrostatic juga harus
petir Radio Aktif , yakni baik dan tahan terhadap
menambah muatan pada karat, karena karat akan
ujung finial / splitzer agar menyebabkan penurunan
petir selalu memilih ujung fungsi dan kualitas. apabila
ini untuk disambar. Pada bahan tidak terbuat dari
penyalur petir elektrostatik kualitas yang baik tidak
energi listrik dihasilkan dari dapat menahan arus petir
muatan listrik awan yang yang sangat besar apalagi
menginduksi permukaan untuk menghadapi suatu
bumi. sambaran langsung.

Grounding system harus


dibuat sebaik mungkin
dengan tahanan tanah
yang serendah mungkin.

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


AIR TERMINAL ELECTROSTATIS
How it’s work?

1. sebelum terjadi sambaran petir, awan petir


melepaskan sejumlah ion – ion negatif yang
dikenal dengan istilah down tracers atau
leaders. Ion – ion negatif tersebut akan secara
cepat akan menuju ke tanah / bangunan
dimana sifat ion – ion pada tanah / bangunan
lebih positif.

2. Penyalur petit elektrostatic akan membuat


kondisi lebih positif dari sekitarnya
dengan cara mengumpulkan seluruh ion – ion
positif pada ujung rod penyalur petirnya.

3. Kondisi yang lebih positif dari penyalur petir


akan menarik ion – ion negatif agar
menyambar ke arah penyalur petir dan
menariknya menuju tanah / grounding.

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


2. Early Streamer Emission ( Metoda Non
Konvensional
Sistem ESE) bekerja secara aktif dengan cara melepaskan ion
dalam jumlah besar ke lapisan udara secara otomatis dan membuat
sebuah jalan untuk menuntun petir agar selalu memilih ujung terminal
penyalur petir elektrostatis ini daripada area disekitarnya.
Dengan sistem ESE ini akan meningkatkan area perlindungan
yang lebih luas daripada sistem penyalur petir konvensional. Komponen
ini telah mendapat rekomendasi dari dinas tenaga kerja karena tidak
mengandung radiasi radioaktif yang dapat berbahaya bagi manusia yang
berada disekitarnya.

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


3. Sistem Proteksi Penyalur Petir Elektrostatis

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


Iwan Syaukani Praktisi Listrik
JENIS & MODEL AIR TERMINAL ESE

PREVEKTON

HELITA

KURN NEOFLASH THOMAS


Iwan Syaukani Praktisi Listrik
JENIS & MODEL AIR TERMINAL ESE

GUARDIAN ERICO

ORBITAL ZERU

ZEUS EVO FRANKLIN


Iwan Syaukani Praktisi Listrik
Grounding Control Lightning
Protection Tahanan 1 ohm

Posisi Monopole

Position of Electrostatic
Lightning Protection
Radius Protection 102 m
Iwan Syaukani Praktisi Listrik
Terminal Udara tipe Early Streamer Emission (ESE)

FRP

Fibreglass
Reinforced
Plastic

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


1. Messenger Filler
2. Copper Wire Shielded
3. Annealed Copper Wire
ESE
4. Natural Insulation
5. Separation Natural PE
FRP
6. Copper Wire Shielded
With Copper Tape
Bonded
7. Black PVC Sheath

CABLE DOUBLE
SHIELDED

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


COLLECTION VOLUME TERMINAL

FRP

Termination
KIT

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


BAGIAN PENGHANTAR PENURUNAN

SISTEM PENYALUR PETIR JENIS ELEKTROSTATIS

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


Iwan Syaukani Praktisi Listrik
Iwan Syaukani Praktisi Listrik
Iwan Syaukani Praktisi Listrik
Iwan Syaukani Praktisi Listrik
Iwan Syaukani Praktisi Listrik
PONDASI GROUNDING

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


Iwan Syaukani Praktisi Listrik
Iwan Syaukani Praktisi Listrik
Iwan Syaukani Praktisi Listrik
Iwan Syaukani Praktisi Listrik
Iwan Syaukani Praktisi Listrik
BOX LEC, LEC

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


Iwan Syaukani Praktisi Listrik
PERBEDAAN PENYALUR PETIR SISTEM
ELECTROSTATIC DENGAN SISTEM KONVENSIONAL
1. Konvensional 2. Electrostatic
- Membutuhkan volume kabel yang
sangat banyak. - Tidak banyak membutuhkan material
- Daerah perlindungan terbatas, radius maupun kabel
perlindungan hanya 2 meter atau 45 - Area perlindungan lebih luas antara 50
derajat Meter sampai 150 Meter
- Cenderung lebih mahal biayanya jika di - Cenderung lebih ekonomis jika
terapkan pada area perlindungan yang diterapkan pada area yang sangat luas
sangat luas - Pada umumnya hanya membutuhkan 1
- Membutuhkan banyak titik grounding,
karena setiap 10 meter panjang areal
titik arde atau resistansi < 5 Ohm
perlindungan harus 1 titik grounding
- Hanya membutuhkan 1 unit terminal
- Membutuhkan banyak splitzer di atas untuk radius tertentu
struktur bangunan sebagai alat penerima - Perawatan dan pemasangan sangat
mudah dan tidak mengganggu estetika
sambaran - Bertindak sebagai pencegah interferensi
- Cenderung merusak estetika struktur perangkat elektronik kita
bangunan yang akan di pasang - Lebih aman bagi pekerja yang akan
- Bentuk ujung splitzer sangat runcing
berbahaya bagi petugas atau pekerja
melakukan perawatan instalasi
yang bekerja di atap
Iwan Syaukani Praktisi Listrik
BAGIAN PEMBUMIAN

BANGUNAN YANG MEMPUNYAI ANTENA


1. Antena harus duhubungkan dengan instalasi penyalur
petir dengan menggunakan penyalur tegangan lebih
(arester), jika antena sudah dibumikan secara sendiri
maka tidak perlu dipasang penyalur tegangan lebih
2. Jika antena dipasang pada bangunan yang tidak
mempunyai instalasi penyalur petir, maka antena harus
dihubungkan kebumi melalui penghantar penurunan
3. Pada bangunan yang mempunyai instalasi penyakur petir
dan antena maka pemasangan penyalur tegangan lebih
pada tempat tertinggi

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


BAGIAN PEMBUMIAN

BANGUNAN YANG MEMPUNYAI ANTENA

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


BAGIAN PEMBUMIAN

CEROBONG YANG LEBIH TINGGI 10 METER


1. Pemasangan pada cerobong asap pabrik yang
mempunyai ketinggian lebih dari 10 m harus :
a. Adanya karat yang disebabkan gas/asap
b. Banyaknya penghantar penurunan
c. Kekuatan gaya mekanik
d. Adanya korosi dan elektrolisa
2. Instalasi penyalur petir di cerobong tidak boleh dianggap
dapat melindungi bangunan disekitar
3. Penerima harus menjulang tinggi > 50 cm
4. Cicin penutup puncak cerobong dapat digunakan
sebagai penerima dan harus dilapisi timah untuk
mencegah korosi.

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


BAGIAN PEMBUMIAN

CEROBONG YANG LEBIH TINGGI 10 METER


5. Instalasi penyalur petir untuk cerobong, sekurang-
kurangnya 2(dua) buah penghantar penurunan dan
disambung langsung dengan penerima
6. Cerobong asap dari logam yang berdiri sendiri dan
ditempatkan pada pondasi harus dihubungkan dengan
tanah yang memenuhi syarat pembumian

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


BAGIAN PEMBUMIAN

CEROBONG YANG LEBIH TINGGI 10 METER

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


BAGIAN PENERIMA (AIR TERMINAL)

CONTOH PENERIMA

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


BAGIAN PEMBUMIAN

PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN


1. Setiap instalasi penyalur petir & bagian-bagianya
harus dipelihara secara rutin.
2. Harus diperiksa dan diuji :
a. Sebelum penyerahan ke pemakai / pemilik
b. Secara berkala setiap 2(dua) tahun sekali
c. Setelah ada kerusakan sambaran petir
d. Tahanan pembumian dari seluruh sistem
pembumian tidak boleh lebih dari 5 (lima)
Ohm

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


PENETAPAN ANGKA INDEK

Penetapan pemasangan Instalasi Penyalur Petir di


tempat kerja dengan memperhitungkan angka indeks
berdasarkan SNI PUIL dibawah ini :

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


BAGIAN PENETAPAN ANGKA INDEK

A. Macam Struktur Bangunan


No Penggunaan dan Isi Indeks
1 Bangunan biasa yg tak perlu diamankan baik bangunan maupun isinya -10
2 Banguan dan isi jarang dipergunakaan seperti dangau ditengah sawah, 0
gudang menara atau tiang metal
3 Bangunan yang berisi peralatan sehari-hari atau tempat tinggal orang 1
seperti rumah tangga, toko, pabrik kecil, tenda atau stasiun kereta api
4 Bangunan atau isinya cukup penting, seperti menara air, tenda, kantor, 2
gedung toko barang berharga, menara non metal
5 Bangunan mesjid, bioskop, stadion, plasa sekolah, monumen, gereja, 3
pasar.
6 Instalasi gas, bensin, minyak, rumah sakit 5
7 Bangunan yang isinya mudah meledak 15

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


PENETAPAN ANGKA INDEK

B. Kontruksi Bangunan
No Kontruksi Bangunan Indeks

1 Seluruh bangunan terbuat dari logam 0

2 Beton bertulang,rangka besi atap logam 1

3 Beton bertulang kerangka besi atap bukan dari logam, 2

4 Bangunan kayu atap bukan logam 3

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


PENETAPAN ANGKA INDEK

C. Tinggi Bangunan
No Tinggi Bangunan (meter) Indeks
1 1 sampai dengan 6 0
2 6,... sampai dengan 12 2
3 12,... sampai dengan 17 3
4 17,... Sampai dengan 25 4
5 25,... Sampai dengan 35 5
6 35,... Sampai dengan 50 6
7 50,... Sampai dengan 70 7
8 70,... Sampai dengan 100 8
9 100,.. Sampai dengan 140 9
10 140,... Sampai dengan 200 10

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


PENETAPAN ANGKA INDEK

D. Situasi Bangunan
No Letak Bangunan Indeks

1 Ditanah datar 0

2 Dikaki bukit setinggi 1000 (seribu) meter diatas 1


permukaan laut

3 Dipuncak gunung atau pegunungan dengan 2


ketinggian lebih dari 1000 (seribu) meter diatas
permukaan laut

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


PENETAPAN ANGKA INDEK

E. Pengaruh Kilat
No Hari Guruh Per Tahun Indeks
1 2 0
2 4 1
3 8 2
4 16 3
5 32 4
6 64 5
7 128 6
8 256 7

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


PENETAPAN ANGKA INDEK

F. Perkiraan Bahaya
No A+B+C+D+E Perkiraan Bahaya Pengamanan

1 < 10 Diabaikan Tidak Perlu

2 11 Kecil Tidak Perlu

3 12 Sedang Agak dianjurkan

4 13 Agak Besar dianjurkan

5 14 Besar Sangat dianjurkan

6 > 14 Sangat Besar Sangat Perlu

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


Zona Proteksi Petir

1. Perlu diperhatikan bahwa system proteksi petir


tidaklah dapat mencegah terjadinya petir.

2. Suatu sistem proteksi petir yang


dirancang
sesuai dengan dan
standar dipasang
ini, tidak dapat proteksi
menjamln terhadap bangunan
gedung,
mutlak, namunmanusia atau
demikian penggunaanobyek secara
Standar ini akan
mengurangi secara nyata risiko kerusakan yang disebabkan
petir terhadap bangunan gedung yang diproteksinya.

27

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


SAMBARAN PETIR DI DUNIA DAN DI INDONESIA

JUMLAH SAMBARAN PETIR DIHITUNG DENGAN


BERAPA HARI GURUH TERDENGAR DALAM SATU
TAHUN DAN DINYATAKAN DENGAN HARI GURUH ATAU
THUNDERSTORMDAYS

TEMPAT- -TEMPAT YANG MEMPUNYAI HARI GURUH YANG SAMA


DIHUBUNGKAN DENGAN SATU GARIS PADA PETA YANG DISEBUT
SEBAGAI ISOKERAUNIC LEVEL

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


SAMBARAN PETIR
DI DUNIA DAN DI INDONESIA
ISOKERAUNIC LEVEL INI DIPETAKAN OLEH BADAN
METEOROLOGI DUNIA DAN JUGA INDONESIA

HARI GURUH MAKSIMUM DI BEBERAPA NEGARA :


 EROPA : 30 Hari Guruh
 AMERIKA : 100 Hari Guruh
 JEPANG : 80 Hari Guruh
 KOREA : 80 Hari Guruh
 AUSTRALIA : 80 Hari Guruh
 INDONESIA : 200 Hari Guruh
Iwan Syaukani Praktisi Listrik
SISTEM PROTEKSI BAHAYA PETIR INTERNAL
1. Proteksi instalasi listrik dari tegangan lebih yang
berasal dari penghantar saluran udara tegangan
rendah dan instalasi petir bangunan akibat
sambaran petir.
2. ARESTER yang dipasang pada saluran udara
tegangan rendah digunakan untuk membatasi
tegangan lebih dari sambaran petir. Arester
terdiri atas rangkaian seri celah proteksi tahanan
tidak linear dan elemen proteksi. Dengan
pemasangan arester maka tegangan lebih impuls
akibat sambaran petir secara aman akan
disalurkan kebumi

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


LIGHTNING ARRESTER (L.A)
Lightning arrester adalah suatu alat untuk
mencegah terjadinya perambatan
gelombang tegangan/arus yang tinggi pada
suatu peralatan akibat gangguan petir
(gangguan external).
Dalam Intalasi Tenaga listrik peralatan ini
dipasang pada line/ jala-jala untuk
mengamankan trafo, Gen-set .

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


PRINSIP KERJA LIGHTNING ARRESTER (L.A)

Apabila ada gelombang petir pada jala-jala dan melalui


Lightning Arrester maka tegangan tsb akan dipotong
(Chopped) oleh LA dan dialirkan ke bumi (dibumikan),
sehingga peralatan dalam jala-jala menjadi aman.
Komponen dalam lightning arrester yang memotong
gelombang dan mengalirkan sisa gelombang tsb kebumi
bersifat Non Linier Resistan dan berfungsi sebagai
AIR GAP.

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


LIGHTNING ARRESTER

Gambar lightning Arrester yang


digunakan untuk trafo,genset dan
dipasang dalam jala2 :
1.Thyrite valve.
2.Rumah atau pelindung keramik

3.Air gap (celah udara) sebagai


pengaman yang akan mengalirkan
gelombang tegangan/arus bila melebihi
tegangan nominal LA

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


LIGHTNING ARRESTER UNTUK MENGAMANKAN TRAFO

1. Unit kumparan primer dan sekunder.


2. Inti dan pegangan kerangka .
3. Hubungan tegangan tinggi dibawah permukaan
minyak untuk mencengah busur
4. Sekreing (pengaman) tegangan tinggi untuk
melindungi bila ada kesalahan di dalam.
5. Lightning arrester de.ngan air gap untuk
huburgan ke tegangan tinggi dan grounded.
6. Tegangan tinggi dan penyambung.
7. Tegangan rendah
8. Gasket seal untuk tutup
9. Penarik dan pengangkat
10. Permukaan minyak
11. Hubungan tanah
12. Isolasi antara kumparan dan inti

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


LIGHTNING ARRESTER UNTUK MENGAMANKAN MOTOR LISTRIK

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


LIGHTNING ARRESTER UNTUK MENGAMANKAN MOTOR LISTRIK

1 Pase

1 Pase

3 Pase

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


Iwan Syaukani Praktisi Listrik
Iwan Syaukani Praktisi Listrik
Iwan Syaukani Praktisi Listrik
PEMASANGAN PEMBUMIAN PADA MOTOR LISTRIK

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


ARRESTER LISTRIK

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


Semua bagian konduktif dibonding
Semua fasa jaringan RSTNG dipasang Arrester
Bila terjadi sambaran petir pada jaringan instalasi listrik semua kawat RSTN
tegangannya sama tidak ada beda potensial

PROTEKSI PETIR SYSTEM INTERNAL

RSTN RSTN

ARRESTER

GROUNDING

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


SISTEM PROTEKSI BAHAYA PETIR INTERNAL

PRINSIP DASAR DAN TIPIKAL ARESTER

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


PENEMPATAN ARESTER PADA SALURAN UDARA

1. Arester sedapat mungkin dipasang pada titik


pencabangan dan pada ujung-ujung saluran yang
panjang, jarak antara arester yang satu dengan yang lain
tidak melebihi 1000 meter dan didaerah banyak petir
jaraknya tidak boleh lebih 500 meter

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


PENEMPATAN ARESTER PADA SALURAN UDARA

2. Untuk kabel tanah arester dipasang di ujung

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


PENEMPATAN ARESTER PADA SALURAN UDARA

3. Pada jaringan sistem TN ( PNP )

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


PENEMPATAN ARESTER PADA SALURAN UDARA

4. Pada jaringan dengan sistem TT (PP).

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


PENEMPATAN ARESTER PADA SALURAN UDARA

5. Pada jaringan dengan sistem TT (PP), boleh tidak


terpasang arester, tetapi penghantar buminya harus
diisolasi

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


PENEMPATAN ARESTER PADA SALURAN UDARA

6. Penempatan arester pada instalasi konsumen

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


PENEMPATAN ARESTER PADA SALURAN UDARA

7. Penempatan arester sistem TN ( PNP) 3 fase

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


PENEMPATAN ARESTER PADA SALURAN UDARA

8. Penempatan arester sistem TT (PP) 3 fase dengan


GPAS /ELCB/GFCI

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


PENEMPATAN ARESTER PADA SALURAN UDARA

9. Jarak antara tiang atap listrik dan penyalur petir

 1m

1m

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


Sambaran petir tidak langsung pada
bangunan yaitu petir menyambar di luar areal
perlindungan dari instalasi penyalur petir
yang telah terpasang, kemudian arus petir ini
merambat melalui instalasi listrik, kabel data
atau apa saja yang mengarah ke bangunan,
akhirnya arus petir ini merusak unit peralatan
listrik dan elektronik di dalam bangunan
tersebut. Masalah ini semakin runyam karena
peralatan elektronik menggunakan tegangan
kecil, DC yang sangat sensitif.

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


PRINSIP PERLINDUNGAN PETIR

Jika kita memperhatikan bahaya yang di akibatkan sambaran petir, maka


sistem perlindungan petir harus mampu melindungi struktur bangunan
atau fisik maupun melindungi peralatan dari sambaran langsung dengan
di pasangnya penyalur petir eksternal (Eksternal Protection) dan
sambaran tidak langsung dengan di pasangnya penyalur petir internal
(Internal Protection) atau yang sering di sebut surge arrester serta
pembuatan grounding system yang memadai sesuai standar yang telah
di tentukan. sampai saat ini belum ada alat atau system proteksi petir
yang dapat melindungi 100 % dari bahaya sambaran petir, namun usaha
perlindungan mutlak dan wajib sangat di perlukan. Selama lebih dari 60
tahun pengembangan dan penelitian di laboratorium dan lapangan terus
dilakukan, berdasarkan usaha tersebut suatu rancangan system proteksi
petir secara terpadu telah di kembangan oleh Viking Lightning
Protection "SEVEN POINT PLAN".

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


PRINSIP PERLINDUNGAN PETIR

Lightning Protection "SEVEN POINT PLAN".


Tujuan dari "SEVEN POINT PLAN" adalah menyiapkan sebuah
perlindungan efective dan dapat di andalkan terhadap serangan petir,
"Seven Point Plan” tersebut meliputi :

1. Hantaran Penerima
Dengan cara menyediakan system penerimaan (AirTerminal
Unit) yang dapat dengan cepat menyambut sambaran arus petir,
lebih cepat dari sekelilingnya.
2. Hantaran Penurunan
Sambaran petir yang telah mengenai terminal penerima akan
membawa arus yang sangat tinggi, maka harus dengan cepat
disalurkan ke bumi melalui hantaran penurunan sesuai
standar sehingga tidak terjadi loncatan listrik yang dapat
membahayakan struktur bangunan atau membahayakan
perangkat yang ada di dalam sebuah bangunan.
Iwan Syaukani Praktisi Listrik
3. Hantaran Pembumian (Grounding)

Dengan cara membuat grounding system dengan resistansi atau


tahanan tanah kurang dari 5 Ohm. Hal ini agar arus petir dapat
sepenuhnya diserap oleh tanah tanpa terjadinya step potensial.
Bahkan dilapangan saat ini umumnya resistansi atau tahanan tanah
untuk instalasi penyalur petir harus dibawah 3 Ohm.

4. Proteksi Grounding System

Selain memperhatikan resistansi atau tahanan tanah, material yang


digunakan untuk pembuatan grounding juga harus diperhatikan,
jangan sampai mudah korosi atau karat, terlebih lagi jika didaerah
dengan dengan laut. Untuk menghindari terjadinya loncatan arus
petir yang ditimbulakn adanya beda potensial tegangan maka setiap
titik grounding harus dilindungi dengan cara integrasi atau bonding
system.

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


5. Proteksi Jalur Power Listrik

Proteksi terhadap jalur dari power muntak diperlukan untuk


mencegah terjadinya induksi yang dapat merusah peralatan
listrik dan elektronik.

6. Proteksi Jalur PABX

Melindungi seluruh jaringan telepon dan signal termasuk


pesawat faxsimile dan jaringan data

7. Proteksi Jalur Elektronik

Melindungi seluruh perangkat elektronik seperti CCTV,


mesin dll dengan memasang surge arrester elektronik

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


Iwan Syaukani Praktisi Listrik
SIX POINT PLAN
• 1. Menangkap Petir
• Dengan jalan menyediakan system penerimaan (air
terminal) yang dapat dengan cepat menyambut
luncuran arus petir, dalam hal ini mampu untuk lebih
cepat dari sekelilingnya dan memproteksi secara tepat
dengan memperhitungkan besaran petir
• 2. Menyalurkan Petir
• Luncuran petir yang telah ditangkap dilasurkan ke
tanah/arde secara aman tanpa mengakibatkan
terjadinya loncatan listrik (imbasan) ke bangunan atau
manusia.
Iwan Syaukani Praktisi Listrik
SIX POINT PLAN
• 3. Menampung Petir
• Dengan cara membuat system pertanahan sebaik
mungkin (maximum tahanan tanah 5 ohm). Hal ini
lebih di karenakan agar arus petir yang turun dapat
sepenuhnya diserap oleh tanah dan menghindari
terjadinya step potensial.
• 4. Proteksi Grounding
• Mencegah terjadinya lonc atan yang ditimbulkan
adanya perbedaan potensial tegangan antara satu
system pentanahan dengan yang lainnya.

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
1. Setiap instalasi penyalur petir harus dipelihara agar
selalu bekerja dengan tepat, aman dan memenuhi syarat.
2. Instalasi penyalur petir petir harus diperiksa dan diuji :
1. Sebelum penyerahan dari instalatir kepada pemakai.
2. Setelah ada perubahan atau perbaikan (bangunan atau
instalasi)
3. Secara berkala setiap dua tahun sekali.
4. Setelah ada kerusakan akibat sambaran petir.
3. Dilakukan oleh pegawai pengawas, Ahli K3 atau PJK3
Inspeksi.
4. Pengurus atau pemilik wajib membantu (penyedian alat)

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


Dalam pemeriksaan dan pengujian hal yang perlu
diperhatikan :
a. Elektroda bumi, terutama pada jenis tanah yang
dapat menimbulkan karat.
b. Kerusakan-kerusakan dan karat dari penerima,
penghantar
c. Sambungan-sambungan
d. Tahanan pembumian dari masing-masing
elektroda maupun elektorda kelompok.
e. Setiap hasil pemeriksaan dicatat dan diperbaiki.
f. Tahanan pembumian dari seluruh sistem
pembumian tidak boleh lebih dari 5 ohm.
g. Dilakukan pengukuran elektroda pembumian.

Iwan Syaukani Praktisi Listrik


Terimakasih

Utamakan Keselamatan Dari Diri Sendiri

IWAN SYAUKANI, ST
0877.7126 1912

Anda mungkin juga menyukai