Anda di halaman 1dari 9

BAHAYA HIPERTENSI

PADA LANSIA
EDUKASI PROLANIS UPT PUSKESMAS BONTOMARANNU
PENDAHULUAN
• Seiring bertambahnya usia, risiko seseorang untuk mengalami
hipertensi semakin meningkat. Hal itu karena proses penuaan
membuat pembuluh darah menebal dan menjadi kaku, sehingga
tekanan darah cenderung tinggi. Penting bagi orang yang sudah
lanjut usia untuk memerhatikan tekanan darah mereka. Tekanan
darah tinggi berbahaya bagi lansia, karena bisa menyebabkan
komplikasi serius.”
• Tekanan darah cenderung bervariasi setiap waktu, tergantung pada
usia, aktivitas yang dijalani, makanan dan minuman yang dikonsumsi,
dan waktu pengukuran.
• Secara umum (termasuk pada lansia), tekanan darah tergolong tinggi
jika lebih dari 140/90 mmHg.
GEJALA HIPERTENSI
• sakit kepala parah,
• pusing,
• penglihatan buram,
• mual,
• telinga berdenging,
• detak jantung tidak beraturan,
• kebingungan, kelelahan,
• nyeri dada, sulit bernapas,
• muncul darah dalam urine,
• serta sensasi berdetak di dada, leher, atau telinga.
• Tingginya tekanan darah pada lansia dikaitkan dengan proses penuaan
yang terjadi pada tubuh.
• Semakin bertambah usia, sistem vaskular seseorang bisa mengalami
perubahan. Di pembuluh darah, terjadi pengurangan jaringan elastis di
arteri, sehingga menyebabkannya menjadi lebih kaku. Akibatnya,
tekanan darah akan meningkat.
• Itulah mengapa risiko seseorang mengalami hipertensi semakin
meningkat seiring bertambahnya usia
KOMPLIKASI SERIUS
• Stroke. Hipertensi pada orang tua merupakan faktor risiko utama untuk stroke iskemik. Tekanan
darah tinggi juga bisa meningkatkan risiko lansia terkena stroke sebanyak empat kali lipat.
• Kerusakan Ginjal. Hipertensi dan penuaan bisa berdampak pada fungsi ginjal. Lansia yang
mengidap tekanan darah tinggi lebih berisiko untuk mengalami gagal ginjal kronis, yaitu kerusakan
pada ginjal yang ditandai dengan menurunnya kemampuan ginjal untuk menjalankan fungsinya.
• Penyakit Jantung. Lansia dengan hipertensi memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami serangan
jantung dibandingkan lansia tanpa hipertensi.
• Kebutaan. Risiko terjadinya lesi retina bisa meningkat seiring tekanan darah sistolik yang
meningkat, tapi tidak harus dengan peningkatan tekanan darah diastolik. Penuaan itu sendiri sudah
bisa mengurangi penglihatan. Sedangkan hipertensi membuat lansia semakin berisiko mengalami
berbagai masalah penglihatan yang bisa berujung pada kehilangan penglihatan.
• Demensia. Hipertensi merupakan faktor risiko penting untuk demensia vaskular dan penyakit
Alzheimer. Hal itu karena kontrol tekanan darah yang buruk dikaitkan dengan penurunan kognitif
yang lebih besar.
CARA MENGELOLA HIPERTENSI PADA
LANSIA
• Tubuh tetap aktif, untuk meningkatkan kebugaran jantung dalam
memompa darah.
• Perhatikan asupan makanan harian. Lansia perlu membatasi
asupan makanan berlemak dan tinggi garam.
• Konsumsi obat hipertensi sesuai anjuran dokter
• Menjaga berat badan agar tetap ideal.
• Pantau tekanan darah secara rutin untuk menilai efektivitas
pengobatan yang sedang dijalani.

Anda mungkin juga menyukai