Anda di halaman 1dari 23

JENIS

WACANA

Ramita Hapsari S.I.Kom.,M.Si.


TUJUAN dan
JENIS WACANA

Bercerita, baik berdasarkan pengamatan


maupun perekaan dan banyak menghimpun NARASI

Menggambarkan bentuk objek pengamatan,


sifatnya, rasanya, atau coraknya dengan DESKRIPSI
mengandalkan pancaindera.
Memberikan informasi, penjelasan,
keterangan, atau pemahaman
EKSPOSISI
Meyakinkan orang, membuktikan pendapat
atau pendirian pribadi, atau membujuk ARGUMENTASI
pihak lain agar pendapat pribadi diterima
NARASI (KISAHAN)
Penulisan yang bertujuan
untuk menceritakan
kembali suatu peristiwa
dengan cara menghimpun
informasi faktual
berdasarkan pengamatan,
liputan, wawancara,
dan informasi realistis
berdasarkan bacaan atau
dokumen.
SUSUNAN KERANGKA NARATIF

 Urutan kejadian
 Urutan waktu
 Urutan sebab akibat
SYARAT NARASI
 Memiliki kalimat awal/teras yang
menarik perhatian
 Memiliki alur dengan rangkaian
adegan yang berawal dan berakhir
 Memiliki alur yang membangun
klimaks
 Memiliki alur yang dibangun atas
peristiwa-peristiwa yang disusun
secara berurutan dan logis
 Memiliki pemeran atau pelaku
dalam peristiwa yang dilaporkan
SUDUT PANDANG
Narasi memiliki sudut pandang:
1. Sudut pandang orang pertama (pencerita
berpartisipasi dalam cerita)
2. Sudut pandang orang ketiga (pencerita
bertindak sebagai pengamat dan
menceritakan kejadian tanpa melibatkan
diri ke dalamnya)
ALAT BAHASA
Narasi yang baik dipertahankan dengan alat
bahasa:
 Keterangan waktu
 Keterangan aspek
 Kata-kata penghubung
yang menyatakan
 Kaitan pikiran
 Kaitan waktu
 Hasil
 Pertentangan
 dsb
Contoh:
Marco Polo adalah salah satu penjelajah paling
terkenal di dunia. Petualangan bersejarah Marco Polo
dimulai pada tahun 1272 dari kota kelahirannya yaitu
Venesia menuju ke daerah selatan Irak dan tinggal
selama satu tahun disana. Ia kemudian melanjutkan
perjalanan ke Teluk Persia menuju Khurasan lalu
tinggal di Afghanistan selama satu tahun. Selama
tinggal di Afghanistan, ia juga mengunjungi beberapa
tempat seperti Pakistan dan Khasmir.
EKSPOSISI (PAPARAN)
 Penulisan yang bertujuan
memberikan informasi,
penjelasan, keterangan, atau
pemahaman berupa
 Perincian khusus
 Penalaran
 Contoh
Eksposisi berusaha

 Memberi penjelasan atau


informasi
 Menguraikan sebuah proses,
melukiskan proses pembuatan
sesuatu yang belum diketahui
pembaca atau proses kerja
suatu benda
 Menyingkapkan buah pikiran,
perasaan, atau pendapat
penulis untuk diketahui
pembaca
 Memberi simpulan atau saran
yang akan mengakhiri tulisan
tersebut
SYARAT EKSPOSISI
 Mendaftarkan perincian secara bertahap
 Mengawali uraian dengan kalimat topik yang
jelas dan mantap yang mengarahkan pembaca
kepada hal yang akan dijelaskan
 Menggunakan kata-kata penghubung untuk
merangkaikan pernyataan-pernyataan atau
merangkaikan langkah-langkah dan prosedur
pelaksanaannya.
JENIS-JENIS EKSPOSISI
 Menjelaskan prosedur atau proses
 Memberikan dan menguraikan definisi
atau pandangan
 Menerangkan arah
 Menjelaskan dan menafsirkan gagasan
 Menerangkan bagan atau tabel
 Mengulas suatu hal atau peristiwa
Contoh:
Air di dunia ini mempunyai jumlah yang sama
atau tetap. Proses pada air di dunia ini disebut dengan
siklus hidrologi. Siklus ini dimulai dengan air
dipermukaan yang terkena panas dari matahari,
kemudian akan menguap dan menjadi awan di langit.
Awan–awan tersebut diterbangkan oleh angin ke segala
penjuru dan menjadi jenuh. Ketika awan tersebut jenuh,
maka awan akan berubah menjadi sebuah hujan
sehingga air kembali lagi kedalam permukaan bumi.
DESKRIPSI
 Penulisan yang bertujuan
untuk menggambarkan
bentuk objek pengamatan,
rupanya, sifatnya, rasanya,
atau coraknya dengan
mengandalkan pancaindera
 Penulisan yang bertujuan
untuk menggambarkan
perasaan atau suasana,
seperti sedih, gembira,
bahagia, takut, sepi melalui
pencerapan pancaindera
FUNGSI DESKRIPSI Ehem…

Membantu pembaca untuk


membayangkan suasana,
orang, keadaan, benda
dan untuk memahami
suatu sensasi atau
emosi, melalui imajinasi
yang terbentuk melalui
ungkapan bahasa.
DESKRIPSI YANG BAIK
 Didasarkan pada penggambaran
yang dominan yang diletakkan
pada KALIMAT TOPIK
 Didasarkan pada pengamatan dan
pencerapan pancaindera yang
cermat dan penyusunan yang
tepat
 Ditandai oleh suasana hati yang
jelas
 Diikuti oleh pengembangan yang
logis
DESKRIPSI YANG BAIK

 Membangun minat
pembaca

 Membiarkan pembaca
menyimpulkan sendiri
suatu hal

 Membangun suasana
sehingga pembaca
terhibur atau dapat
memperluas wawasan
DESKRIPSI:
 adalah tulisan yang
berusaha untuk
menggambarkan
bentuk obyek
pengamatan:
rupanya, sifatnya,  merupakan penulisan
rasanya, atau
yang menggambarkan
coraknya sesuai
perasaan, seperti
dengan keadaan yang
bahagia, takut, sepi,
sebenarnya
sedih, atau gembira.
Contoh:
 Salah satu andalan wisata kota Yogyakarta
adalah pantai parang tritis. Tepatnya pantai tersebut
berada di Kecamatan Kretek, Bantul daerah Istimewa
Yogyakarta. Pemandangan Pantai Parangtritis sangatlah
mempesona, disebelah kiri terlihat tebing yang sangat
tinggi. Di sebelah kanan kita bisa melihat batu karang
yang besar dan seakan-akan siap menjaga kita dari
gempuran ombak yang datang setiap saat. Keindahan
pantai serasa di sore hari. Rasa hangat berbaur dengan
lembutnya hembusan angin sore, melingkup seluruh
tubuh. Seakan tersihir saat kita menyaksikan secara
perlahan matahari yang seolah-olah masuk ke dalam
hamparan air laut.
ARGUMENTASI

 adalah penulisan yang bertujuan untuk


meyakinkan orang, membuktikan pendapat atau
pendirian pribadi, atau bahkan membujuk pihak
lain agar pendapat pribadi penulis diterima
 bentuk argumentasi ini tidak dianjurkan, dalam
berita, karena berita harus disajikan secara
obyektif dan tidak mengandung opini penulis
 Argumentasi
dibangun dengan
menyusun alasan
secara logis untuk  Alasan disusun
menunjang sebuah berdasarkan
kalimat topik dalam penjelasan atau
paragraf. kutipan dan fakta-
fakta yang tepat
contoh
Obat-obatan yang sudah kadaluarsa atau sudah tidak
diminum lagi sebaiknya jangan sembarang dibuang. Sebab,
obat-obatan tersebut masih mengandung zat-zat kimia
yang berbahaya jika menyentuh tanah atau air. Jika
menyentuh tanah atau air, maka zat kima tersebut akan
mencemari keduanya dan akan terjadi pencemaran air atau
tanah. Selain itu, jika obat-obatan tersebut ditemukan oleh
pihak yang tidak bertanggung jawab, maka bisa dipastikan
obat-obatan tersebut akan diselewengkan menjadi obat-
obatan palsu. Menurut beberapa sumber, obat-obatan
bekas tersebut sebaiknya dikembalikan lagi ke pihak apotek
atau rumah sakit. Di sana, obat-obatan tersebut akan
dimusnahkan dengan cara yang aman. Dengan demikian,
pencemaran lingkungan akibat obat-obatan bekas, atau
munculnya obat-obatan palsu bisa dihindari sedini mungkin.

Anda mungkin juga menyukai