Anda di halaman 1dari 19

BEBAS STUNTING

MENUJU JABAR
JUARA Disampaikan Oleh:
Maudy Ahmalinda, S.Tr.Gz
1
2
PERMASALAHAN STUNTING di INDONESIA
• Prevalensi stunting balita terus menurun, tetapi
angkanya masih tinggi.
• Stunting terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia
dan di seluruh kelompok sosial ekonomi.
• Penyebab stunting bersifat multidimensional, tidak
hanya kemiskinan dan akses pangan tetapi juga
pola asuh dan pemberian makan pada balita.

Gagal tumbuh (berat lahir rendah, stunting, kecil, kurus)

Hambatan perkembangan kognitif dan motorik

3
Periode terjadinya gangguan tumbuh

Stunting dapat terjadi sejak dalam kandungan dan dapat


berlanjut umumnya sampai 2 tahun pertama setelah lahir

Periode dari saat konsepsi sampai anak berusia 2 tahun


(1000 hari pertama) telah teridentifikasi merupakan masa
yang paling kritis dalam kesempatan untuk memberi
intervensi
Bagaimana cara mengetahui anak stunting?

Apabila cut off Z-score PB/U atau TB/U <-2 standar deviasi

Gejala Stunting:
a. Anak berbadan lebih pendek untuk anak seusianya
b. proposi tubuh cenderung normal tetapi anak lebih
muda/kecil untuk usianya
c. berat badan rendah untuk anak seusianya
d. pertumbuhan tulang tertunda
KONSEP PENANGGULANGAN
STUNTING

PENCEGAHAN PENANGANAN

1000 HARI STIMULASI – PENGASUHAN


PERTAMA dan PENDIDIKAN
KEHIDUPAN (HPK) BERKELANJUTAN

7
PENCEGAHAN STUNTING
PEMBERDAYAAN ORANG TERDEKAT

HOLISTIK LINTAS GENERASI


(SUAMI, ORANG TUA,
Program 1000 HPK
GURU, REMAJA PUTRA)
KUALITAS REMAJA PUTRI

INTEGRASI KEGIATAN
INTERVENSI SENSITIF : INTERVENSI SOSIAL :
1. Penyediaan akses dan ketersediaan air bersih INTERVENSI PENDIDIKAN : 1.Penggerakan Toma (Tokoh Masyarakat) untuk
serta sarana sanitasi (jamban sehat) di keluarga
1. Pendidikan Kespro di Sekolah mensosialisasikan Keluarga Berencana
2. Pelaksanaan fortifikasi bahan pangan
2. Pemberian edukasi gizi remaja 2.Penyediaan Bantuan Sosial dari Pemda untuk
3. Pendidikan dan KIE Gizi Masyarakat Keluarga Tidak Mampu (Keluarga Miskin)
3. Pembentukan konselor sebaya untuk
4. Pemberian Pendidikan dan Pola Asuh dalam membahas seputar perkembangan remaja
Keluarga TERSIER
PEMBERDAYAAN ORANG
5. Pemantapan Akses dan Layanan KB
TERDEKAT (SUAMI, ORANG
6. Penyediaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) TUA, GURU, REMAJA PUTRA)
dan Jaminan Persalinan
7. Pemberian Edukasi Kespro INTERVENSI KESEHATAN :
KUALITAS REMAJA PUTRI 1. Konsultasi perencanaan kehamilan
PRIMER INTERVENSI KESEHATAN :
dengan melibatkan suami dan keluarga
(orang tua)
1. Suplementasi Tablet Tambah Darah pada Remaja 2. Pelayanan kontrasepsi bagi Suami untuk
PROGRAM 1000 HPK Putri penundaan kehamilan
2. Pemberian obat cacing pada Remaja Putri 3. Bimbingan konseling ke Bidan bersama
INTERVENSI SPESIFIK : 3. Promosi Gizi Seimbang dengan suami untuk penentuan tempat
1. Suplementasi Tablet Besi Folat pada Bumil 4. Pemberian Suplementasi Zink dan penolong persalinan
2. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Bumil KEK 5. Penyediaan akses PKPR (Pelayanan Kesehatan 4. Pendidikan Kespro bagi Remaja Putra
3. Promosi dan Konseling IMD dan ASI Eksklusif
SEKUNDER
Peduli Remaja) di Puskesmas
5. Mempersiapkan konseling Calon
4. Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) Pengantin
5. Pemantauan Pertumbuhan di Posyandu

8
PENYELAMATAN MELALUI 1000
HARI PERTAMA KEHIDUPAN (HPK)

730 hari kehidupan


270 hari selama pertama bayi
kehamilan setelah dilahirkan

 Periode kritis dalam pembentukan masa emas (golden period) bagi pertumbuhan dan
perkembangan tubuh dan organ tubuh anak yang sehat daan cerdas
 terjadi malnutrition pada periode ini akibatnya berjangka panjang
 Perubahan yang terjadi pada 1000 HPK bersifat permanen 9
Mengapa 1000 HPK, Penting?

10
KERANGKA PENANGANAN STUNTING

Intervensi yang ditujukan kepada anak dalam 1.000


INTERVENSI GIZI
Hari Pertama Kehidupan (HPK). Kegiatan ini
SPESIFIK
umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan.
(BERKONTRIBUSI 30%)
Intervensi bersifat jangka pendek. Sasaran
intervensi ibu hamil, ibu menyusui dan balita.

Intervensi ditujukan melalui kegiatan pembangunan


INTERVENSI GIZI
diluar sektor kesehatan. Sasarannya adalah
SENSITIF
masyarakat umum, tidak khusus untuk 1.000 HPK.
(BERKONTRIBUSI
Contoh intervensi seperti pembangunan air bersih,
70%)
sanitasi, PAUD.

11
Sumber: TNP2K, 2017
Indikator Percepatan Penurunan Stunting
STRATEGI PENURUNAN STUNTING

Kelompok Sasaran

Remaja Calon
pengantin

Ibu hamil Ibu


menyusui

Anak berusia 0 - 59 bulan

1
KEGIATAN PENURUNAN STUNTING DI DESA/KELURAHAN
Pemberian 7 (tujuh) paket layanan penurunan stunting kepada sasaran: Remaja,
Calon Pengantin, Ibu Hamil, Ibu Menyusui, Anak Usia 0-59 Bulan.

Kesehatan ibu dan anak


Konseling gizi

PAUD dan Bina


Perlindungan sosial Keluarga Balita

Penyediaan sarana air Layanan bagi remaja, PUS,


bersih dan sanitasi dan upaya pencegahan
perkawinan anak
Pendayagunaan lahan pekarangan
keluarga
Peran Strategis Kader Pembangunan Manusia (KPM)
Untuk memastikan terjadinya integrasi antar
layanan dan kelompok sasaran prioritas Ibu
Hamil dan Baduta mendapatkan layanan,
diperlukan adanya pelaku di desa dengan
peran utama:

1.Memastikan kelompok sasaran (1000 HPK)


menerima 5 paket layanan sesuai
kebutuhannya.
2.Memastikan 5 paket layanan tersedia di
Desa dan diselenggarakan memenuhi SPM
(standar pelayanan minimal)

Lima paket layanan prioritas pencegahan


Stunting
PETUNJUK TEKNIS PROGRAM MAHASISWA
PEDULI STUNTING

1
APA TUGAS MAHASISWA PEDULI STUNTING DI
LAPANGAN?
MEKANISME OPERASIONAL
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai