Infeksi Jamur-2
Infeksi Jamur-2
Profunda Superfisialis
Kelainan akibat jamur yang Mengenai jaringan mati pada
melibatkan jaringan bawah kulit kulit, kuku dan rambut
• Dermatofitosis:
- Tinea
• Sporotrikosis • Nondermatofitosis:
- Ptiriasis Versikolor
• Aktinomikosis
- Piedra
• Kromomikosis - Folikulitis Malassezia
- Tinea nigra
• Kandidiasis
DERMATOMIKOSIS
PROFUNDA
• Ditemukan di daerah luar Jawa 1. Sporotrikosis
• Banyak di daerah perkebunan 2. Aktinomikosis
• Laki laki > perempuan 3. Kromomikosis
• Usia produktif
• Berawal dari luka tusuk di tungkai bawah
Sporotrikosis
• Infeksi kronik jamur subkutan yang
disebabkan oleh Sporothrix schenckii
• Bekerja di perkebunan
• Spora masuk melalui luka pada kulit
• Lokasi khas: daerah terbuka lengan dan
tungkai bawah
• Bagian tubuh yang terbuka, terutama
ekstremitas
• Mula-mula berbentuk papula/nodula
eritematosa, kemudian papula/nodula pecah
membentuk ulkus, dinding meninggi,
indurasi, dasar terdiri dari jaringan
granulasi.
• Penyebaran dari limfogen ke proksimal
Sporotrikosis
Pemeriksaan Penunjang
• Dengan KOH 10%: tampak hifa bercabang Penatalaksanaan
dan bersepta • Saturated solution of potassium
• Biakan pada media Sabouraud: koloni iodide (SSKI) dimulai 5 tetes/hari
campuran .Pada temperatur 37ºC: bentuk dan dinaikkan perlahan hingga 30-40
koloni ragi. Pada temperatur kamar: koloni tetes/hari
filamen • Itrakonazole 2x100-200mg/hari
selama 5-7 hari
• Infeksi sekunder -> antibiotik gram
negatif
Aktinomikosis
• Penyakit infeksi jamur profunda kronik
• Actinomyces israelii (bacterilike
fungii)
• Semua umur
• Pria:wanita = 2:1
• Higiene yang kurang
Gambaran Klinis
• Leher sampai wajah, dinding
perut dinding dada, dan tungkai
bawah.
• Nodula-nodula keras warna
merah kehitaman disertai sinus-
sinus dengan eksudat purulen
Aktinomikosis
Pemeriksaan Penunjang
• Pada sediaan apus eksudat/jaringan tepi Penatalaksanaan
dapat ditemukan granula sulfur Menjaga higiene terutama mulut
berwarna kuning dengan diameter 1-5 Sistemik
mm, yang banyak mengandung elemen- • Ampicilin
elemen jamur. • Amoxicilin
• Pewarnaan Gram pada granula sulfur Belum ada fistel -> dieksisi
yang dihancurkan, didapat miselium
yang bersifat Gram positif
Kromomikosis
• Mikosis profunda yang biasanya menyerang kulit dengan gambaran
nodular dan verukosa
• Phialophora pedrosoi, Phialophora verrucosa, Phialophora compacta
dan Cladosporium ctrionil
• Biasanya menyerang orang dewasa
• Lebih banyak pada daerah tropis dan subtropis dengan iklim panas.
• Higiene yang kurang, pertanian dan peternakan mempermudah
perkembangan penyakit
• Predileksi : tungkai bawah terutama telapak kaki, punggung kaki dan
bokong.
Kromomikosis
Gambaran Klinis
• Jamur masuk dari tanah melalui abrasi kulit,
membentuk nodula-nodula selanjutnya menjadi
lesi verukosa (vegetasi)
• Tungkai bawah terutama telapak kaki, punggung
kaki dan bokong.
• Nodula-nodula lentikular sampai numular dengan
permukaan kasar menyerupai kembang kol dan
berbatas tegas.
Kromomikosis
Pemeriksaan Penunjang
• Preparat langsung dari kerokan kulit Penatalaksanaan
dengan KOH 10%: hifa (+) • Larutan kalium iodida jenuh 30-50
• Biakan jaringan kulit pada agar tetes sehari selama 1-2 bulan.
sabouroud. sesudah 2-3 minggu tampak • Suntikan amfoterisin B intralesi
pertumbuhan koloni jamur. • Tindakan operatif dengan eksisi luas
dan pencangkokan merupakan
alternatif lain.
• Itrakonazole 2 x 200 mg, dengan
dosis denyut. Selama 3-6 bulan.
• Berikan antibiotik gram negatif
DERMATOMIKOSIS
SUPERFISIALIS
1. Dermatofitosis
2. Tinea Kapitis
3. Tinea Barbae
4. Tinea Korporis
5. Tinea Kruris
6. Tinea Pedis
7. Tinea Manus
8. Tinea Unguium
Dermatofitosis
Penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk, misalnya stratum
korneum pada epidermis, rambut, dan kuku, yang disebabkan oleh golongan
jamur dermatofita.
Famili : Gymnoascaceae, Jamur yang sifatnya keratinofilik (mencerna
keratin).
Sinonim : tinea, ringworm, kurap, teigne, herpes sirsinata
2. Griseofulvin:
Anak : 10 – 25 mg/kgBB/hari
Dewasa : 0.5 – 1 gram / hari
Diberikan selama 1 bulan
Tinea Barbae
• Daerah dagu/jenggot
• Trichophyton dan Microsporum.
• Selalu pada orang dewasa, tak pernah
pada anak-anak.
• Dapat mengenai semua bangsa, tapi
lebih sering pada kulit putih.
• Daerah tropis dengan kelembapan
tinggi.
• Berkaitan dengan higiene
Tinea Barbae
Gejala Klinis: Pemeriksaan Penunjang
• Biasanya pada daerah dagu/jenggot,
• Kerokan kulit atau rambut jenggot yang
tapi dapat menyebar ke wajah dan
terkena (terputus-putus, tidak mengkilap)
leher.
dengan larutan KOH 10-20%, dilihat
• Rambut daerah yang terkena menjadi
rapuh dan tidak mengkilat, tampak langsung di bawah mikroskop untuk
reaksi radang pada folikel berupa mencari hifa atau infeksi
kemerahan, edema, kadang-kadang ada endotriks/eksotriks.
pustula. • Biakan pada media agar Sabouraud.
• Sinar Wood: fluoresensi kehijauan
Tinea Barbae
Penatalaksanaan
Rambut daerah jenggot dicukur bersih, jaga kebersihan umum.
Sistemik
• Griseofulvin 500 mg-1 gram/hari selama 2-4 minggu.
• Itrakonazol 100 mg/hari selama 2 minggu atau
• Ketokonazol 200 mg/hari selama 3 minggu.
Topikal
• Kompres NaCl 0,9% 25 ml paling lama selama 15-30 menit
• Antifungi: ketokonazol krim 2% selama 5-7 hari
• Antibiotik jika ada infeksi sekunder
Tinea Korporis
• Disebut juga tinea sirsinata, tinea glabrosa, scherende flechte, kurap,
herpes sircine trichophytique
• Menyerang daerah kulit tak berambut pada wajah, badan, lengan, dan
tungkai (kulit glabrosa)
• Golongan jamur dermatofita, yang tersering adalah Epidermophyton
floccosum atau Trichophyton rubrum.
• Semua umur, tetapi lebih sering menyerang orang dewasa.
• Menyerang pria dan wanita.
• Tersebar di seluruh dunia terutama pada daerah tropis.
• Insiden meningkat pada kelembapan udara yang tinggi.
Tinea Korporis
• Wajah, anggota gerak atas dan bawah, dada, punggung.
• Lesi berbentuk (bulat/lonjong) makula / plak yang
merah/hiperpigmentasi dengan tepi aktif dan penyembuhan sentral.
Pada tepi lesi dijumpai papula-papula eritematosa atau vesikel.
• Pada perjalanan penyakit yang kronik dapat dijumpai likenifikasi.
• Gambaran lesi dapat polisiklik, anular atau geografis.
• Penderita merasa gatal.
Tinea Korporis
Sistemik:
• Antihistamin
• Griseofulvin:
• anak-anak: 15-20 mg/kg BB/hari.
• dewasa : 500-1000 mg per hari.
• Itrakonazol 100 mg/hari selama 2 minggu
Hifa panjang dan bercabang • Ketokonazol 200 mg/hari dalam 3 minggu
Tinea Kruris
• Disebut juga eczema marginatum, dhobie itch, jockey itch, ringworm of the
groin
• Daerah kruris (lipat paha), sekitar anus, bokong, perut bagian bawah
• Epidermopyhton floccosum, namun dapat pula oleh Trichophyton rubrum dan
Trichophyton mentagrophytes, yang ditularkan secara langsung atau tak
langsung.
• Kebanyakan pada dewasa.
• Pria lebih sering daripada wanita.
• Seluruh dunia, paling banyak di daerah tropis.
• Musim panas, banyak berkeringat.
Tinea Kruris
Gambaran Klinis
• Regio inguinalis bilateral, simetris.
Meluas ke perineum, sekitar anus,
intergluteal sampai ke gluteus. Dapat
pula meluas ke suprapubis dan
abdomen bagian bawah.
• Makula eritematosa numular sampai
geografis, berbatas tegas dengan tepi
lebih aktif terdiri dari papula atau
pustula. Jika kronik makula menjadi
hiperpigmentasi dengan skuama di
atasnya
Tinea Kruris
Pemeriksaan Penunjang Penatalaksanaan
Kerokan kulit daerah lesi dengan Topikal: salep atau krim antimikotik.
KOH 10%: tampak elemen jamur Lokasi ini sangat peka nyeri, jadi
seperti hifa, spora dan miselium. konsentrasi obat harus lebih rendah
dibandingkan lokasi lain, misalnya asam
salisilat, asam benzoal, sulfur dan
sebagainya.
Tipe 3 Subakut
• Terlihat vesikel, vesiko-pustul / bula.
• Vesikopustula miliar sampai lentikular pada telapak
kaki dan sela jari.
• Vesikula miliar dan dalam.
• Keluhan mulai dari sela jari ke punggung / telapak kaki
Tinea Pedis
Pemeriksaan Penunjang
• Kerokan kulit + KOH 10%: hifa positif.
• Biakan agar Saboraud: tumbuh koloni-
koloni jamur.
• Sinar Wood: fluoresensi positif.
Tinea Manus
• Pada tangan Gejala Klinis
• Trichophyton mentagrophytes dan • Mulai pergelangan tangan sampai ke ujung
Trichophyton rubrum. jari.
• Daerah tropis mempertinggi • Makula eritematosa dengan tepi aktif, berbatas
infeksi. tegas.
• Panas dan lembap mempermudah • Hiperkeratosis dan penebalan lipat
jamur masuk ke kulit. • Terdapat vesikel atau skuama di atasnya
Tinea Manus
Penatalaksanaan
Topikal:
• Asam salisilat
• Preparat triazole baik dalam krim
• Klotrimazole
• Mikonazole
• Ekonazole
• Tiokonazole
• Ketokonazole
• Preparat Terbinafine
Sistemik:
• Griseofulvin 500-1.000 mg selama 2-3 minggu
atau ketokonazol 200 mg/hari selama 1 bulan
Tinea Unguium
• Disebut juga dermatophytic onychomycosis, ringworm of the nail
• Pada kuku jari tangan dan kaki
• Golongan dermatofita yang sama dengan penyebab tinea pedis dan manus,
misalnya Trichophyton mentagrophytes dan Trichophyton rubrum.
• Lebih sering pada orang dewasa, bersamaan dengan tinea pedis et manus
• Menyerang pria dan wanita.
• Daerah tropis
• Pada orang yang banyak bekerja dengan air kotor
Tinea Unguium
Gejala Klinis
Ada 3 macam
• Tinea Unguium Distalis
• Tinea Unguium Proksimalis
• Leukonikia Trikofita
Tinea Unguium
Tinea unguium:
- Psoriasis pada kuku: terdapat lekukan pada kuku
- Paronikia: infeksi kulit sekitar kuku, bisa terdapat kuku distrofik
- Akrodermatitis: benjol dan gatal sekujur tubuh, biasa terjadi pada
anak 3 bulan hingga 15 tahun, bisa terdapat kuku distrofik
Akrodermatitis
Diagnosis Banding
Tinea korporis:
- Dermatitis seboroik: skuama kuning berminyak
- Psoriasis: lebih merah, skuama lebih banyak, ada lekukan kuku
- Pitirasis rosea: ada lesi pertama herald patch (bulat oval, bersisik dan
Herald patch
sedikit menonjol)
Tinea kruris:
- Psoriasis pada paha: lebih merah, skuama lebih banyak, lamellar,
ada lesi di tempat lain
- Eritrasma: lesi sama eritema dan skuama, lampu wood: merah
coral
- Kandidosis pada lipat paha: konfigurasi hen and chicken, basah
berkrusta.
Eritrasma di paha
Diagnosis Banding
Tinea barbae:
- Sikosis barbae: folikulitis di area jenggot disebabkan oleh
piokokus, dibedakan dengan pemeriksaan sediaan langsung
Sikosis barbae
Tinea kapitis:
- Dermatitis seboroik: lesi kulit simetris, skuama kuning
berminyak
- Psoriasis: biasanya disertai dengan kelainan kulit di tempat
lain
- Impetigo yang menyertai pediculosis kapitis: kotor Pediculosis kapitis
Piedra hitam
Piedra putih
Benjolan-benjolan terpisah yang terdiri atas
Benjolan cenderung menyatu, terdiri atas anyaman
anyaman padat hifa berwarna coklat hitam,
hifa yang tersusun kurang regular, membentuk
tersusun regular dalam substansi seperti semen.
massa seperti gelatin menyelubungi rambut.
Dibagian tepi dapat ditemukan artrokonidia dan di
Benjolan piedra putih kadang memberikan
tengah dapat ditemukan askus yang berisi
floresensi pada pemeriksaan lampu wood
arkospora berbentuk fusiformis
Penatalaksanaan
• Memotong rambut yang terkena infeksi
• Larutan sublimat 1/2000 setiap hari atau sediaan azol topikal
Tinea Nigra Palmaris
• Disebut juga keratomikosis nigrikan Gambaran Klinis
palmaris, pitiriasis nigra, kladosporiosis • Makula coklat hitam berbatas tegas,
tidak bersisik
epidemika, mikrosporosis nigra
• Infeksi jamur superfisial yang
asimptomatik pd stratum korneum. Pemeriksaan Penunjang
• Biasa pada telapak tangan • Pemeriksaan KOH : hifa bercabang,
• Usia muda (<19 tahun) bersekat ukuran sampai 5μ, warna coklat
• Faktor predisposisi : hiperhidrosis muda sampai hijau tua.
• Biakan agar sabouroud : koloni yang
menyerupai ragi dan koloni filament
berwarna hijau tua atau hitam
Penatalaksanaan
• Salep salisil sulphur, whitfield dan tinctura
jodii
• Antijamur topical golongan azol
Folikulitis Malassezia
• Disebut juga folikulitis pitirosporum
• Penyakit kronis pada folikel pilosebasea Gambaran Klinis
disebabkan jamur Malassezia spp. (Malassezia • Keluhan gatal di batang tubuh, leher, dan lengan
globosa dan Malassezia sympodialis)
bagian atas, jarang di wajah
Faktor predisposisi: • Papul dan pustule perifolikular ukuran 2-3mm
• Suhu/kelembaban udara yg tinggi
• Hiperhidrosis dengan peradangan minimal.
• Pakaian oklusif
• Penggunaan antibiotik dan kortikosteroid
lokal/sistemik
• Penyakit tertentu (DM, keganasan,
kehamilan, AIDS & sindrom down)
Folikulitis Malassezia
: kelompokan sel ragi dan spora bulat • Ketokonazol 200g/hari slm 4 minggu
• Itrakonazol 200g/hari slm 2 minggu
(blastospora Mallassezia)
• Flukonazol 150g seminggu slm 4 minggu
• Dianggap FM jika jumlah organisme
• Antimikotik topical (kurang efektif)
≥3+ (lebih dari 2-6 spora dlm kelompok)
• Sampo ketokonazol / selenium sulfid
Diagnosis Banding
Folikulitis Malassezia Akne Vulgaris Erupsi Akneiformis
Faktor Predisposisi
• Penyakit kulit akut atau subakut
• Perubahan fisiologis
• Candida albicans.
• Faktor mekanis
• Menyerang segala umur.
• Faktor nutrisi
• Kontak langsung dan fomit
• Penyakit sistemik
• Lebih banyak pada daerah tropis
• Iatrogenik
Kandidiasis Oral
Thrush Perleche (angular cheilitis)
• Bayi, pasien terinfeksi HIV • Lesi berupa fisur pada sudut
• dan AIDS mulut
• pseudomembran putih coklat muda • Lesi ini mengalami maserasi,
kelabu yang menutupi lidah, palatum erosi, basah, dan dasarnya
mole, pipi dalam dan permukaan rongga eritematosa
mulut
Kandidiasis Intertriginosa
• Lesi di daerah lipatan kulit ketiak, genitokrural, intergluteal, lipat payudara,
interdigital, dan umbilikus serta lipatan kulit dinding perut berupa bercak yang
berbatas tegas, bersisik, basah dan eritematosa
• Lesi dikelilingi oleh satelit berupa vesikel-vesikel dan pustul-pustul atau bula
yang bila pecah meninggalkan daerah erosif dengan pinggiran kasar dan
berkembang seperti lesi primer
Vulvovaginitis Kandida