Anda di halaman 1dari 67

Infeksi Jamur

Pembimbing : dr. Maria Dwikarya, Sp.KK, FINSDV

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN RS HUSADA


PERIODE 03 JANUARI 2021 – 05 FEBRUARI 2021
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
JAKARTA
DERMATOMIKOSIS

Profunda Superfisialis
Kelainan akibat jamur yang Mengenai jaringan mati pada
melibatkan jaringan bawah kulit kulit, kuku dan rambut

• Dermatofitosis:
- Tinea
• Sporotrikosis • Nondermatofitosis:
- Ptiriasis Versikolor
• Aktinomikosis
- Piedra
• Kromomikosis - Folikulitis Malassezia
- Tinea nigra
• Kandidiasis
DERMATOMIKOSIS
PROFUNDA
• Ditemukan di daerah luar Jawa 1. Sporotrikosis
• Banyak di daerah perkebunan 2. Aktinomikosis
• Laki laki > perempuan 3. Kromomikosis
• Usia produktif
• Berawal dari luka tusuk di tungkai bawah
Sporotrikosis
• Infeksi kronik jamur subkutan yang
disebabkan oleh Sporothrix schenckii
• Bekerja di perkebunan
• Spora masuk melalui luka pada kulit
• Lokasi khas: daerah terbuka lengan dan
tungkai bawah
• Bagian tubuh yang terbuka, terutama
ekstremitas
• Mula-mula berbentuk papula/nodula
eritematosa, kemudian papula/nodula pecah
membentuk ulkus, dinding meninggi,
indurasi, dasar terdiri dari jaringan
granulasi.
• Penyebaran dari limfogen ke proksimal
Sporotrikosis
Pemeriksaan Penunjang
• Dengan KOH 10%: tampak hifa bercabang Penatalaksanaan
dan bersepta • Saturated solution of potassium
• Biakan pada media Sabouraud: koloni iodide (SSKI) dimulai 5 tetes/hari
campuran .Pada temperatur 37ºC: bentuk dan dinaikkan perlahan hingga 30-40
koloni ragi. Pada temperatur kamar: koloni tetes/hari
filamen • Itrakonazole 2x100-200mg/hari
selama 5-7 hari
• Infeksi sekunder -> antibiotik gram
negatif
Aktinomikosis
• Penyakit infeksi jamur profunda kronik
• Actinomyces israelii (bacterilike
fungii)
• Semua umur
• Pria:wanita = 2:1
• Higiene yang kurang

Gambaran Klinis
• Leher sampai wajah, dinding
perut dinding dada, dan tungkai
bawah.
• Nodula-nodula keras warna
merah kehitaman disertai sinus-
sinus dengan eksudat purulen
Aktinomikosis
Pemeriksaan Penunjang
• Pada sediaan apus eksudat/jaringan tepi Penatalaksanaan
dapat ditemukan granula sulfur Menjaga higiene terutama mulut
berwarna kuning dengan diameter 1-5 Sistemik
mm, yang banyak mengandung elemen- • Ampicilin
elemen jamur. • Amoxicilin
• Pewarnaan Gram pada granula sulfur Belum ada fistel -> dieksisi
yang dihancurkan, didapat miselium
yang bersifat Gram positif
Kromomikosis
• Mikosis profunda yang biasanya menyerang kulit dengan gambaran
nodular dan verukosa
• Phialophora pedrosoi, Phialophora verrucosa, Phialophora compacta
dan Cladosporium ctrionil
• Biasanya menyerang orang dewasa
• Lebih banyak pada daerah tropis dan subtropis dengan iklim panas.
• Higiene yang kurang, pertanian dan peternakan mempermudah
perkembangan penyakit
• Predileksi : tungkai bawah terutama telapak kaki, punggung kaki dan
bokong.
Kromomikosis
Gambaran Klinis
• Jamur masuk dari tanah melalui abrasi kulit,
membentuk nodula-nodula selanjutnya menjadi
lesi verukosa (vegetasi)
• Tungkai bawah terutama telapak kaki, punggung
kaki dan bokong.
• Nodula-nodula lentikular sampai numular dengan
permukaan kasar menyerupai kembang kol dan
berbatas tegas.
Kromomikosis
Pemeriksaan Penunjang
• Preparat langsung dari kerokan kulit Penatalaksanaan
dengan KOH 10%: hifa (+) • Larutan kalium iodida jenuh 30-50
• Biakan jaringan kulit pada agar tetes sehari selama 1-2 bulan.
sabouroud. sesudah 2-3 minggu tampak • Suntikan amfoterisin B intralesi
pertumbuhan koloni jamur. • Tindakan operatif dengan eksisi luas
dan pencangkokan merupakan
alternatif lain.
• Itrakonazole 2 x 200 mg, dengan
dosis denyut. Selama 3-6 bulan.
• Berikan antibiotik gram negatif
DERMATOMIKOSIS
SUPERFISIALIS
1. Dermatofitosis
2. Tinea Kapitis
3. Tinea Barbae
4. Tinea Korporis
5. Tinea Kruris
6. Tinea Pedis
7. Tinea Manus
8. Tinea Unguium
Dermatofitosis
Penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk, misalnya stratum
korneum pada epidermis, rambut, dan kuku, yang disebabkan oleh golongan
jamur dermatofita.
Famili : Gymnoascaceae, Jamur yang sifatnya keratinofilik (mencerna
keratin).
Sinonim : tinea, ringworm, kurap, teigne, herpes sirsinata

Dermatofita memiliki 3 genus: Dermatofita mempunyai 3 habitat:


- Microsporum • Geofilik (tanah) : Microsporum gypseum
- Trichophyton • Zoofilik (hewan) : Microsporum canis
- Epifermophyton • Antropofilik (manusia) : Trichophyton rubrum
Tinea Kapitis
• Disebut juga Ringworm of the scalp
• Kulit dan rambut kepala
• Kelainan ditandai dengan lesi bersisik, kemerah-merahan,
alopesia.
• 3 bentuk : Gray patch ringworm, Blackdot ringworm, Kerion
Grey Patch Ringworm
• Disebabkan oleh Genus Microsporum
• Sering ditemukan pada anak anak
• Papul merah yang kecil di sekitar rambut,
melebar dan membentuk bercak yang
menjadi pucat dan bersisik.
• Disertai rasa gatal
• Rambut berwarna abu abu, tidak berkilat,
mudah patah dan mudah dicabut (tidak
nyeri).
• Terbentuk alopesia setempat (grey patch)
• Pemeriksaan lampu wood : fluoresensi
hijau kekuning-kuningan pd rambut yang
sakit melampaui batas grey patch.
Black Dot Ringworm

• Disebabkan Trichophyton tonsurans


dan Trichophyton violaceum
• Rambut yang terinfeksi patah, tepat
pada muara folikel, dan yang
tertinggal adalah ujung rambut yang
penuh spora
• Ujung rambut yang hitam didalam
folikel rambut memberikan
gambaran khas yaitu black dot
Kerion
• Reaksi peradangan berat
• Berupa pembengkakan yang
menyerupai sarang lebah dengan
serbukan sel radang yang padat
disekitarnya.
• Bila penyebabnya Microsporum
caniis dan Microsporum gypseum,
pembentukan kerion ini lebih sering
dilihat, agak kurang bila penyebabnya
Trichophyton tonsurans dan lebih
sedikit sekali bila penyebabnya adalah
Trichophyton violaceum.
• Dapat menimbulkan jaringan parut
dan berakibat alopesia yang menetap
Favus
• Biasanya disebabkan oleh Trichophyton
schoenleinii
• Bentuk yang berat dan kronis berupa plak
eritematosa perifolikular dengan skuama
• Awalnya berbentuk papul kuning kemerahan
yang kemudian membentuk krusta tebal
berwarna kekuningan (skutula)
• Skutula dapat berkonfluensi menjadi plak
besar dengan mousy odor.
Penatalaksanaan

1. Mencuci kepala dan rambut dengan shampoo antimikotik,


seperti larutan asam salisilat, asam benzoate, dan sulfur
presipitatum. ketokonazol krim, atau larutan 2 %.

2. Griseofulvin:
Anak : 10 – 25 mg/kgBB/hari
Dewasa : 0.5 – 1 gram / hari
Diberikan selama 1 bulan
Tinea Barbae
• Daerah dagu/jenggot
• Trichophyton dan Microsporum.
• Selalu pada orang dewasa, tak pernah
pada anak-anak.
• Dapat mengenai semua bangsa, tapi
lebih sering pada kulit putih.
• Daerah tropis dengan kelembapan
tinggi.
• Berkaitan dengan higiene
Tinea Barbae
Gejala Klinis: Pemeriksaan Penunjang
• Biasanya pada daerah dagu/jenggot,
• Kerokan kulit atau rambut jenggot yang
tapi dapat menyebar ke wajah dan
terkena (terputus-putus, tidak mengkilap)
leher.
dengan larutan KOH 10-20%, dilihat
• Rambut daerah yang terkena menjadi
rapuh dan tidak mengkilat, tampak langsung di bawah mikroskop untuk
reaksi radang pada folikel berupa mencari hifa atau infeksi
kemerahan, edema, kadang-kadang ada endotriks/eksotriks.
pustula. • Biakan pada media agar Sabouraud.
• Sinar Wood: fluoresensi kehijauan
Tinea Barbae
Penatalaksanaan
Rambut daerah jenggot dicukur bersih, jaga kebersihan umum.

Sistemik
• Griseofulvin 500 mg-1 gram/hari selama 2-4 minggu.
• Itrakonazol 100 mg/hari selama 2 minggu atau
• Ketokonazol 200 mg/hari selama 3 minggu.

Topikal
• Kompres NaCl 0,9% 25 ml paling lama selama 15-30 menit
• Antifungi: ketokonazol krim 2% selama 5-7 hari
• Antibiotik jika ada infeksi sekunder
Tinea Korporis
• Disebut juga tinea sirsinata, tinea glabrosa, scherende flechte, kurap,
herpes sircine trichophytique
• Menyerang daerah kulit tak berambut pada wajah, badan, lengan, dan
tungkai (kulit glabrosa)
• Golongan jamur dermatofita, yang tersering adalah Epidermophyton
floccosum atau Trichophyton rubrum.
• Semua umur, tetapi lebih sering menyerang orang dewasa.
• Menyerang pria dan wanita.
• Tersebar di seluruh dunia terutama pada daerah tropis.
• Insiden meningkat pada kelembapan udara yang tinggi.
Tinea Korporis
• Wajah, anggota gerak atas dan bawah, dada, punggung.
• Lesi berbentuk (bulat/lonjong) makula / plak yang
merah/hiperpigmentasi dengan tepi aktif dan penyembuhan sentral.
Pada tepi lesi dijumpai papula-papula eritematosa atau vesikel.
• Pada perjalanan penyakit yang kronik dapat dijumpai likenifikasi.
• Gambaran lesi dapat polisiklik, anular atau geografis.
• Penderita merasa gatal.
Tinea Korporis

Pemeriksaan Penunjang Penatalaksanaan


Kerokan kulit dengan KOH 10% Meningkatkan kebersihan badan.
Mengganti dan membawa baju ganti

Sistemik:
• Antihistamin
• Griseofulvin:
• anak-anak: 15-20 mg/kg BB/hari.
• dewasa : 500-1000 mg per hari.
• Itrakonazol 100 mg/hari selama 2 minggu
Hifa panjang dan bercabang • Ketokonazol 200 mg/hari dalam 3 minggu
Tinea Kruris
• Disebut juga eczema marginatum, dhobie itch, jockey itch, ringworm of the
groin
• Daerah kruris (lipat paha), sekitar anus, bokong, perut bagian bawah
• Epidermopyhton floccosum, namun dapat pula oleh Trichophyton rubrum dan
Trichophyton mentagrophytes, yang ditularkan secara langsung atau tak
langsung.
• Kebanyakan pada dewasa.
• Pria lebih sering daripada wanita.
• Seluruh dunia, paling banyak di daerah tropis.
• Musim panas, banyak berkeringat.
Tinea Kruris
Gambaran Klinis
• Regio inguinalis bilateral, simetris.
Meluas ke perineum, sekitar anus,
intergluteal sampai ke gluteus. Dapat
pula meluas ke suprapubis dan
abdomen bagian bawah.
• Makula eritematosa numular sampai
geografis, berbatas tegas dengan tepi
lebih aktif terdiri dari papula atau
pustula. Jika kronik makula menjadi
hiperpigmentasi dengan skuama di
atasnya
Tinea Kruris
Pemeriksaan Penunjang Penatalaksanaan
Kerokan kulit daerah lesi dengan Topikal: salep atau krim antimikotik.
KOH 10%: tampak elemen jamur Lokasi ini sangat peka nyeri, jadi
seperti hifa, spora dan miselium. konsentrasi obat harus lebih rendah
dibandingkan lokasi lain, misalnya asam
salisilat, asam benzoal, sulfur dan
sebagainya.

Sistemik: diberikan jika lesi meluas dan


kronik; griseofulvin 500-1.000 mg selama
2-3 minggu atau ketokonazol 200 mg/hari
selama 1 bulan
Tinea Pedis
• Disebut juga athlete’s foot, ringworm of the foot,
kutu air.
• Pergelangan kaki, telapak dan sela-sela jari kaki
• Epidermophyton, Trichophyton, Microsporum
dan Candida albicans, yang ditularkan secara
kontak langsung atau tidak langsung
• Semua umur
• Lebih banyak di daerah tropis.
• Iklim panas memperburuk penyakit.
• Panas dan udara lembap, sepatu yang sempit &
tertutup, perawatan kaki buruk & pekerja dgn
kaki selalu basah sering mempermudah infeksi.
Tinea Pedis
Tipe 1 Interdigitalis
Tipe 2 Mocassin Foot
• Interdigitalis, antara jari-jari ke-3,4 dan 5;
• Hiperkeratotik (kulit tebal & bersisik)
• Terlihat fisura dilingkari sisik halus dan
pada seluruh kaki.
tipis.
• Fisura pada sisi kaki, beberapa milimeter
• Maserasi (daerah lembab), kulit putih &
sampai 0,5 cm
rapuh
• Tepi lesi terlihat eritema, papul / vesikel
• Menimbulkan sedikit atau tanpa keluhan
sama sekali

Tipe 3 Subakut
• Terlihat vesikel, vesiko-pustul / bula.
• Vesikopustula miliar sampai lentikular pada telapak
kaki dan sela jari.
• Vesikula miliar dan dalam.
• Keluhan mulai dari sela jari ke punggung / telapak kaki
Tinea Pedis

Pemeriksaan Penunjang
• Kerokan kulit + KOH 10%: hifa positif.
• Biakan agar Saboraud: tumbuh koloni-
koloni jamur.
• Sinar Wood: fluoresensi positif.
Tinea Manus
• Pada tangan Gejala Klinis
• Trichophyton mentagrophytes dan • Mulai pergelangan tangan sampai ke ujung
Trichophyton rubrum. jari.
• Daerah tropis mempertinggi • Makula eritematosa dengan tepi aktif, berbatas
infeksi. tegas.
• Panas dan lembap mempermudah • Hiperkeratosis dan penebalan lipat
jamur masuk ke kulit. • Terdapat vesikel atau skuama di atasnya
Tinea Manus
Penatalaksanaan
Topikal:
• Asam salisilat
• Preparat triazole baik dalam krim
• Klotrimazole
• Mikonazole
• Ekonazole
• Tiokonazole
• Ketokonazole
• Preparat Terbinafine

Sistemik:
• Griseofulvin 500-1.000 mg selama 2-3 minggu
atau ketokonazol 200 mg/hari selama 1 bulan
Tinea Unguium
• Disebut juga dermatophytic onychomycosis, ringworm of the nail
• Pada kuku jari tangan dan kaki
• Golongan dermatofita yang sama dengan penyebab tinea pedis dan manus,
misalnya Trichophyton mentagrophytes dan Trichophyton rubrum.
• Lebih sering pada orang dewasa, bersamaan dengan tinea pedis et manus
• Menyerang pria dan wanita.
• Daerah tropis
• Pada orang yang banyak bekerja dengan air kotor
Tinea Unguium
Gejala Klinis

Semua kuku jari tangan dan kaki.


Kuku menjadi rusak dan rapuh serta suram warnanya/ permukaan kuku
menebal, di bawah kuku tampak detritus yang mengandung elemen-elemen
jamur. Pada infeksi ringan hanya dijumpai bercak-bercak putih dan kasar di
permukaan kuku (leukonikia).

Ada 3 macam
• Tinea Unguium Distalis
• Tinea Unguium Proksimalis
• Leukonikia Trikofita
Tinea Unguium

Mulai dari tepi Mulai dari pangkal kuku Keputihan di permukaan


distal/distolateral kuku bagian proksimal kuku yang dapat
menjalar ke proksimal & Terlihat kuku bagian dikerok.
di bawah kuku terbentuk distal masih utuh, sedang
sisa kuku yang rapuh bagian proksimal rusak. Penyebab : Tricophyton
mentagrophytes
Tinea Unguium
Penatalaksanaan
Meningkatkan kebersihan/higiene penderita

Pemeriksaan Penunjang Sistemik


• Griseofulvin; dosis anak 15-20 mg/kg
Kerokan kuku + KOH 20%. BB/hari, dosis dewasa 500-1.000 mg/hari
Biakan kerokan skuama di selama 2-4 minggu.
• Itrakonazol dengan dosis denyut
bawah/di atas kuku menghasilkan
koloni jamur. Topikal
• Oleskan asam salisilat + asam laktat 15
% di atas kuku (callusol)
• Tolnaftat dalam bentuk cairan.
• Imidazol dalam bentuk cairan.
• Ciklopiroksolamin dalam bentuk cairan
Diagnosis Banding
Tinea pedis, manus:
- Dermatitis: batas tidak tegas, tepi tidak aktif
- Reaksi Id: vesikel steril pada jari kaki dan tangan akibat
hipersensitivitas Lekukan kuku psoriasis
- Kandidosis: sering menyertai tinea pedis, dibutuhkan pemeriksaan
lab dan interpretasi untuk membedakan
- Sifilis stadium II: kulit merah dan basah, disertai tanda lain sifilis
(pembesaran KGB)

Tinea unguium:
- Psoriasis pada kuku: terdapat lekukan pada kuku
- Paronikia: infeksi kulit sekitar kuku, bisa terdapat kuku distrofik
- Akrodermatitis: benjol dan gatal sekujur tubuh, biasa terjadi pada
anak 3 bulan hingga 15 tahun, bisa terdapat kuku distrofik

Akrodermatitis
Diagnosis Banding
Tinea korporis:
- Dermatitis seboroik: skuama kuning berminyak
- Psoriasis: lebih merah, skuama lebih banyak, ada lekukan kuku
- Pitirasis rosea: ada lesi pertama herald patch (bulat oval, bersisik dan
Herald patch
sedikit menonjol)

Tinea kruris:
- Psoriasis pada paha: lebih merah, skuama lebih banyak, lamellar,
ada lesi di tempat lain
- Eritrasma: lesi sama eritema dan skuama, lampu wood: merah
coral
- Kandidosis pada lipat paha: konfigurasi hen and chicken, basah
berkrusta.
Eritrasma di paha
Diagnosis Banding
Tinea barbae:
- Sikosis barbae: folikulitis di area jenggot disebabkan oleh
piokokus, dibedakan dengan pemeriksaan sediaan langsung

Sikosis barbae
Tinea kapitis:
- Dermatitis seboroik: lesi kulit simetris, skuama kuning
berminyak
- Psoriasis: biasanya disertai dengan kelainan kulit di tempat
lain
- Impetigo yang menyertai pediculosis kapitis: kotor Pediculosis kapitis

berkrusta, tidak ada rambut yang putus


- Alopecia areata: tidak terdapat skuama
NON – DERMATOFITOSIS
1. Pitiriasis Versikolor
2. Piedra
3. Tines Nigra Palmaris
4. Folikulitis Malassezia
Pitiriasis Versikolor
• Panu/panau, tinea versikolor
• Infeksi kulit superfisialis kronik
Faktor predisposisi:
disebabkan oleh ragi genus • Suhu
Malassezia (lipofilik) • Kelembaban linkungan yang tinggi
• Sifat lipofilik menyebabkan ragi • Tegangan CO2 tinggi permukaan kulit
banyak di area yang kaya akibat oklusi
sekresi kelenjar sebasea • Genetik
• Ditandai oleh daerah • Hiperhidrosis
• Imunosupresif
depigmentasi
• malnutrisi
• Terutama pada daerah tropis
• Lebih banyak pada remaja dan
dewasa muda
Pitiriasis Versikolor
Gambaran Klinis

• Bagian atas leher, perut, ekstremitas sisi


proksimal. Kadang pada wajah dan kulit
kepala, dapat juga ditemukan pada aksila, lipat
paha dan genital

• Makula berbatas tegas, dapat hipopigmentasi,


hiperpigmentasi dan kadang eritematosa,
terdiri atas berbagai ukuran, tersebar diskret
atau konfluen dan berskuama halus
(pitiriasiformis)
Pitiriasis Versikolor
Penatalaksanaan
Pemeriksaan Penunjang
Topikal
• Pemeriksaan Lampu Wood : floresensi kuning
• Shampoo Selenium Sulfide 1.8% atau bentuk lotio
keemasan (akibat metabolit asam
2,5% yang dioleskan setiap hari selama 15-30 menit
dikarboksilat) dan kemudian dibilas
• Pemeriksaan KOH 20% : hifa pendek dan sel • Ketokonazol sampo 2%
ragi bulat (spaghetti and meatballs atau • Alternatif lain: solusio natrium hiposulfit 20%,
bananas and grapes) solusio propilen glikol 50%

Obat sistemik: untuk lesi luas, rekuren dan gagal terapi


topikal
• Ketokonazol 200 mg/hari selama 5-10 hari
• Itrakonazol 200 mg/hari selama 5-7 hari
Ptiriasis Versikolor Pitiriasis Alba Vitiligo MH tipe tuberculoid Tinea Korporis

Lesi berbentuk bulat, oval, atau Lesi bulat atau lonjong,


Lesi berbentuk macula
Lesi berupa macula berbatas plakat yang tidak teratur. Depigmentasi kronik yang berbatas tegas, terdiri atas
hipopigmentasi dengan atau
tegas, putih, kemerahan, Warna merah muda atau sesuai ditandai dengan macula eritema, skuama kasar, kadang
tanpa dibatasi infiltrat.
sampai berwarna hitam, warna kulit yang disertai putih susu homogen diserati vesikel dan papul.
Permukaan kering bersisik,
berskuama halus skuama halus. Setelah eritema 🡪 berbatas tegas. Daerah tengah biasa lebih
anestesia
depigmentasi. terang.

Badan bagian atas, leher, Paling sering sekitar mulut,


Lesi generalisata, distribusi Bisa mengenai permukaan
perut. Kadang wajah dan dagu, pipi, dahi.
simetris, bertambah luas kulit dan saraf perifer seluruh Kulit tubuh tidak berambut
scalp, aksila, lipat paha, Bisa juga di ekstremitas dan
seiring waktu tubuh.
genitalia badan

Lampu wood: fluoresensi Tes Lepromin: positif


KOH positif
kuning keemasan kuat (3+)
Pitiriasis Vitilig
Pitiriasis Versikolor Alba o

Dermatitis seboroik MH tipe tuberkuloid


Tinea korporis
Piedra
Infeksi pada helai rambut, yang ditandai dengan benjolan
(nodul) di rambut

Piedra Hitam (tinea nodosa, trikomikosis Gambaran Klinis Piedra Hitam


nodularis) • Asimptomatik
• Jamur Piedrai hortae • Benjolan atau nodul hitam lonjong,
• Terutama menyerang rambut kepala keras, multiple, yang melekat erat
• Daerah tropis (Amerika Selatan, pada rambut
kepulauan Pasifik, Asia dan Afrika • Bila rambut disisir akan terdengar
jarang) suara bergelitik
• Ditemukan di tanah dan air tergenang • Rambut sering patah
Piedra
Piedra Putih (trikosporosis nodosa) Gambaran Klinis Piedra Putih
• Spesies Trichosporon antara lain • Benjolan lunak, multiple berwarna
Trichosporon ovoides, Trichosporon putih sampai coklat muda, dan tidak
inkin, Trichosporon asahii terlalu merekat pada rambut
• Menyerang rambut aksila, genital dan • Kadang benjolan menyatu
jenggot
membentuk selubung mengelilingi
• Daerah iklim sedang atau subtropis
rambut
• Ditemukan ditanah, udara, air,
• Rambut lebih jarang patah
tumbuhan dan permukaan kulit
Piedra
Pemeriksaan Mikroskopis dengan KOH

Piedra hitam
Piedra putih
Benjolan-benjolan terpisah yang terdiri atas
Benjolan cenderung menyatu, terdiri atas anyaman
anyaman padat hifa berwarna coklat hitam,
hifa yang tersusun kurang regular, membentuk
tersusun regular dalam substansi seperti semen.
massa seperti gelatin menyelubungi rambut.
Dibagian tepi dapat ditemukan artrokonidia dan di
Benjolan piedra putih kadang memberikan
tengah dapat ditemukan askus yang berisi
floresensi pada pemeriksaan lampu wood
arkospora berbentuk fusiformis

Penatalaksanaan
• Memotong rambut yang terkena infeksi
• Larutan sublimat 1/2000 setiap hari atau sediaan azol topikal
Tinea Nigra Palmaris
• Disebut juga keratomikosis nigrikan Gambaran Klinis
palmaris, pitiriasis nigra, kladosporiosis • Makula coklat hitam berbatas tegas,
tidak bersisik
epidemika, mikrosporosis nigra
• Infeksi jamur superfisial yang
asimptomatik pd stratum korneum. Pemeriksaan Penunjang
• Biasa pada telapak tangan • Pemeriksaan KOH : hifa bercabang,
• Usia muda (<19 tahun) bersekat ukuran sampai 5μ, warna coklat
• Faktor predisposisi : hiperhidrosis muda sampai hijau tua.
• Biakan agar sabouroud : koloni yang
menyerupai ragi dan koloni filament
berwarna hijau tua atau hitam

Penatalaksanaan
• Salep salisil sulphur, whitfield dan tinctura
jodii
• Antijamur topical golongan azol
Folikulitis Malassezia
• Disebut juga folikulitis pitirosporum
• Penyakit kronis pada folikel pilosebasea Gambaran Klinis
disebabkan jamur Malassezia spp. (Malassezia • Keluhan gatal di batang tubuh, leher, dan lengan
globosa dan Malassezia sympodialis)
bagian atas, jarang di wajah
Faktor predisposisi: • Papul dan pustule perifolikular ukuran 2-3mm
• Suhu/kelembaban udara yg tinggi
• Hiperhidrosis dengan peradangan minimal.
• Pakaian oklusif
• Penggunaan antibiotik dan kortikosteroid
lokal/sistemik
• Penyakit tertentu (DM, keganasan,
kehamilan, AIDS & sindrom down)
Folikulitis Malassezia

Pemeriksaan Penunjang Penatalaksanaan


• Larutan KOH dan tinta Parker biru hitam • Antimikotik oral

: kelompokan sel ragi dan spora bulat • Ketokonazol 200g/hari slm 4 minggu
• Itrakonazol 200g/hari slm 2 minggu
(blastospora Mallassezia)
• Flukonazol 150g seminggu slm 4 minggu
• Dianggap FM jika jumlah organisme
• Antimikotik topical (kurang efektif)
≥3+ (lebih dari 2-6 spora dlm kelompok)
• Sampo ketokonazol / selenium sulfid
Diagnosis Banding
Folikulitis Malassezia Akne Vulgaris Erupsi Akneiformis

Kadang mengeluh gatal dan


nyeri, kulit cenderung Menyerupai akne vulgaris,
Gatal pada tempat predileksi,
berminyak, efloresensi timbul secara akut atau
papul pustule perifolikular
berupa komedo hitam dan subakut, berupa papul,
ukuran 2-3 mm, peradangan
putih, papul, pustule, nodus, pustule, monomorfik atau
minimal
kista, jaringan parut, oligomorfik, tanpa komedo
perubahan pigmentasi

Tempat predileksi: Tempat predileksi:


Tempat predileksi:
dada, punggung, lengan atas, Wajah dan leher (99%),
Semua bagian tubuh yang
kadang di leher, jarang di punggung (60%), dada
memiliki folikel pilosebasea
wajah (15%), baju dan lengan atas

Pemeriksaan isi folikel


dengan larutan KOH dan
tinta Parker biru hitam
Folikulitis malassezia Acne vulgaris
Kandidiasis

Faktor Predisposisi
• Penyakit kulit akut atau subakut
• Perubahan fisiologis
• Candida albicans.
• Faktor mekanis
• Menyerang segala umur.
• Faktor nutrisi
• Kontak langsung dan fomit
• Penyakit sistemik
• Lebih banyak pada daerah tropis
• Iatrogenik
Kandidiasis Oral
Thrush Perleche (angular cheilitis)
• Bayi, pasien terinfeksi HIV • Lesi berupa fisur pada sudut
• dan AIDS mulut
• pseudomembran putih coklat muda • Lesi ini mengalami maserasi,
kelabu yang menutupi lidah, palatum erosi, basah, dan dasarnya
mole, pipi dalam dan permukaan rongga eritematosa
mulut
Kandidiasis Intertriginosa
• Lesi di daerah lipatan kulit ketiak, genitokrural, intergluteal, lipat payudara,
interdigital, dan umbilikus serta lipatan kulit dinding perut berupa bercak yang
berbatas tegas, bersisik, basah dan eritematosa
• Lesi dikelilingi oleh satelit berupa vesikel-vesikel dan pustul-pustul atau bula
yang bila pecah meninggalkan daerah erosif dengan pinggiran kasar dan
berkembang seperti lesi primer
Vulvovaginitis Kandida

• Gatal pada didaerah vulva


• Kasus berat 🡪 panas, nyeri miksi, dispareunia
• Vulvovagina eritema, edema dan fisura
perineal atau pada lipatan labia minora
• Fluor albus berwarna kekuningan, berbau asam
• Tanda khas 🡪 gumpalan-gumpalan berwarna
putih kekuningan
Balanitis

• Lesi berupa eritema edema pada glans dengan


erosi, pustula (milier) dengan dinding yang
tipis, terdapat pada glans penis dan sulkus
koronarium glandis
• Balanopostitis 🡪 bisa ditemukan fisur yang
melingkar atau radier pada preputium
Kandidiasis Popok

• Kelainan dipicu oleh adanya kolonisasi ragi di


traktus gastrointestinal
• Dapat terjadi karena oklusi kronik area popok
oleh popok yang basah
• Lesi berawal dari area perianal meluas ke
perineum dan lipat inguinal berupa eritema cerah
Paronikia Kandida dan Onikomikosis

• Sering pada orang yang pekerjaannya berhubungan


dengan air
• Lesi berupa kemerahan, pembengkakan yang tidak
nyeri dan tidak bernanah di area paronikia disertai
retraksi kutikula ke arah lipat kuku proksimal
• Kelainan kuku berupa onikolisis, terdapat lekukan
transversal dan berwarna kecoklatan
Kandidiasis Kongenital

• Ditemukan kelainan pada kulit dan selaput


lendir bayi baru lahir
• Lesi khas berupa vesikel atau pustule dengan
dasar eritematosa pada wajah dan dada yang
meluas generalisata.
Reaksi ID (Kandidid)

• Reaksi terjadi karena reaksi alergi terhadap


jamur atau antigen lain yang terbentuk
selama proses inflamasi
• Klinisnya berupa vesikel eritematosa yang
bergerombol, terdapat pada lateral jari dan
telapak tangan (pompholix/dishidrosis)
• Bila infeksi diobati, kelainan akan sembuh
Pemeriksaan Penunjang
• Kerokan kulit dengan KOH 10% , 40%: ditemukan sel-sel ragi dan sel hifa
• Media Sabouroud: koloni coklat mengkilat, permukaan basah (koloni ragi)
• Fermentasi gula: fruktosa(+), glukosa(+)
Penatalaksanaan
• Menghindari atau menghilangkan faktor pencetus dan presdisposisinya
• Pengobatan topikal
• Selaput lendir
• larutan ungu gentian 0,5-1% untuk selaput lendir, 1-2% untuk kulit, dioleskan 2x sehari
selama 3 hari
• Kandidiasis vaginalis -> kotrimazol 500 mg pervaginam dosis tunggal, sistemik bila perlu
dapat diberikan ketokonazol 1x200 mg atau itrakonazol 2x200 mg dosis tunggal atau
flukonazol 150 mg dosis tunggal
• Kelainan kulit
• Mikonazol 2% berupa krim atau bedak
• Klotrimazol 1% berupa bedak, larutan dan krim
• Siklopiroksolamin 1% berupa larutan atau krim
• Pengobatan sistemik
• Diberikan pada kasus refrakter
• Flukonazol 100-400 mg/hari
• Itrakonazol 2x200 mg
Diagnosis Banding
Kandidosis Kandidosis Kutis Dermatitis Dermatofitosis
Eritrasma
Intertriginosa Granulomatosa Intertriginosa (Tinea Korporis)
Eritrasma
Lesi berupa papul Lesi macula Lesi bulat atau
Lesi dikelilingi
kemerahan tertutup eritematosa dengan lonjong, berbatas
satelit berupa Lesi warna merah
krusta tebal batas tegas, terdapat tegas, terdiri atas
vesikel dan pustule maroon, macula
berwarna kuning papul dan skuama. eritema, skuama
kecil atau bula yang eritematosa batas
kecoklatan dan Dapat menjadi erosi, kasar, kadang
bila pecah tegas, kering,
meninggalkan
melekat erat pada
skuama halus, tidak
fisura, maserasi, diserati vesikel Kandidosis intertriginosa
dasarnya. Krusta krusta. dan papul.
daerah erosif dan ada satelit
menimbul seperti Dapat disertai gatal Daerah tengah
pinggir kasar
tanduk. dan nyeri biasa lebih terang.

Lesi di lipatan kulit Tinea Korporis


ketiak, genitocrural, Lesi di lipatan
Sering pada anak,
intergluteal, lipat tertutup, inguinal, Kulit tubuh tidak
lokasinya di muka,
payudara, aksila, intergluteal, Lesi di lipatan kulit berambut
kepala, kuku,
interdigital, inframamae,
tungkai, laring
umbilicus, lipatan umbilicus, sela jari
dinding perut

Kerokan kulit + Kerokan kulit +


Dapat dilakukan
larutan KOH 20% larutan KOH 20%
pewarnaan gram, tes
atau pewarnaan atau pewarnaan
dengan KOH, dan
gram : blastospora, gram : blastospora,
Lampu wood: kultur untuk
hifa semu hifa semu KOH Positif
positif, merah coral menemukan Dermatitis intertriginosa
Kultur agar Kultur agar
penyebab dan
Sabouraud: Sabouraud:
mengidentifikasi
Koloni mucoid Koloni mucoid
infeksi sekunder
putih putih
Diagnosis Banding
Kandidosis Trikomonas Vaginalis Gonore Akut Bacterial Vaginosis
Vulvovaginitis
Sekret seropurulent
hingga mukopurulen
Gatal di daerah vulva,
berwarna kekuningan
rasa panas, nyeri
hingga kehijauan, bau Warna sekret putih
sesudah miksi, Infeksi umumnya
tidak enak, berbusa, kotor tidak ada
dyspareunia, hiperemis mengenai serviks uteri,
dinding vagina kekuningan ataupun
pada labia minora dan secret mukopurulen
hiperemis, kadang warna hijau, berbusa
vagina, fluor albus disertai darah, bisa
terbentuk abses tidak memiliki
kekuningan disertai disertai uretritis
sebagai jaringan keluhan.
gumpalan berwarna
granulasi (strawberry
putih kekuningan
appearance),
dyspareunia
THANK YOU ☺

Anda mungkin juga menyukai