Anda di halaman 1dari 10

PEMERIKSAAN PLASENTA

Nama : Ni Nyoman Sri Sukmadewi


Nim : 2215371005
Kelas : STR TK 2 Reg 1

Dosen Pengampu : Yoga Triwijayanti,


SKM., MKM
1. Pengertian Plasenta

Plasenta merupakan organ yang penting untuk pertumbuhan, perkembangan, dan


ketahanan hidup janin. Jika plasenta mengalami gangguan baik dalam proses
pembentukan maupun pertumbuhannya akan mempengaruhi fungsinya secara
normal, yang pada akhirnya akan berdampak pada janin. Salah satu dampak yang
paling sering dilihat dari terganggunya mekanisme utero plasenta adalah
gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan janin
2. Fungsi Plasenta

Selama kehamilan, plasenta memiliki 6 peran penting, yaitu fungsi


respirasi, nutrisi, ekskresi, proteksi, endokrin, imunitas. Sebagai fungsi
endokrin, plasenta memproduksi hormon yang diproduksi di sinsisium,
yaitu hormon protein, human chorionic gonadotropin (hCG), human
plasental laktogen (hPL), estriol dan esterogen.
3. Ciri Ciri Plasenta

Normalnya, plasenta terletak di sisi rahim bagian atas, kanan, kiri, depan,
atau belakang. Adapun karakteristik plasenta yang normal bisa bervariasi
tergantung usia kehamilannya. Secara umum, saat hamil at term (siap
dilahirkan), diameter plasenta ialah berkisar 22 cm, ketebalannya berkisar
antara 2 hingga 2,5 cm, dan beratnya berkisar 470 gram. Permukaan plasenta
yang melekat pada ibu akan berwarna marun dan terbagi menjadi lobus-
lobus atau kotiledon. Sedangkan, permukaan plasenta yang menghadap ke
janin akan lebih mengkilat, berwarna keabuan, dan nyaris transparan hingga
vili-vilinya yang berwarna marun akan tampak cukup jelas.
4. Faktor resiko retensi plasenta

Retensi plasenta lebih berisiko dialami oleh ibu dengan beberapa faktor berikut:
1. Hamil di usia 30 tahun ke atas
2. Melahirkan sebelum usia kehamilan mencapai 34 minggu (kelahiran prematur
).
3. Mengalami proses persalinan yang terlalu lama
4. Melahirkan bayi yang mati di dalam kandungan
4. Gejala Retensi Plasenta

Tanda utama retensi plasenta adalah tertahannya sebagian atau seluruh plasenta
di dalam tubuh lebih dari 30 menit setelah bayi dilahirkan. Keluhan lain yang
dapat dialami adalah:
1. Demam
2. Menggigil
3. Nyeri yang berlangsung lama
4. Perdarahan hebat
5. Keluar cairan dan jaringan berbau tidak sedap dari vagina
5. Komplikasi Retensi Plasenta

Retensi plasenta menyebabkan pembuluh darah yang melekat pada plasenta


terus terbuka dan mengeluarkan darah. Kondisi ini menyebabkan perdarahan
pascamelahirkan yang dapat mengancam nyawa pasien. Komplikasi lain yang
dapat terjadi adalah:
1. Infeksi rahim atau endometritis
2. Subinvolusi uteri, yaitu kondisi ketika rahim tidak kembali ke ukuran normal
setelah melahirkan
3. Polip plasenta atau tumbuhnya jaringan tidak normal pada plasenta
6. Pengobatan Retensi Plasenta

Penanganan retensi plasenta bertujuan untuk mengeluarkan plasenta atau


sisa jaringan plasenta dari dalam rahim. Tindakan yang dilakukan dokter
antara lain:
1. Mengeluarkan plasenta dari rahim secara manual (menggunakan
tangan)
2. Memberikan obat-obatan untuk merangsang rahim berkontraksi dan
mengeluarkan plasenta, misalnya oksitosin atau methylergometrine.
7. Pencegahan Retensi Plasenta

Untuk mencegah retensi plasenta, dapat melakukan langkah antisipasi selama


proses persalinan, seperti:
1. Memberikan obat-obatan, seperti oksitosin, segera setelah bayi lahir untuk
merangsang kontraksi rahim agar seluruh plasenta keluar
2. Menjalankan prosedur controlled cord traction (CCT), yaitu dengan menjepit
dan menarik tali pusar bayi sambil melakukan pijatan ringan pada perut ibu
untuk merangsang kontraksi rahim
THANK YOU !!!

Anda mungkin juga menyukai