Anda di halaman 1dari 47

PBL 2

Blok Endokrin & Metabolisme

Copyright © 2023 by Heparen


LI 1
Komplikasi Akut DM (Hipoglikemia, Krisis Hiperglikemia)
Komplikasi Akut DM
• Krisis Hiperglikemia
– Ketoasidosis Diabetik (KAD) adalah komplikasi akut diabetes yang ditandai
dengan peningkatan kadar glukosa darah yang tinggi (300-600 mg/dl), disertai
tanda dan gejala asidosis dan plasma keton (+) kuat.
– Status Hiperglikemi Hiperosmolar (SHH) adalah suatu keadaan dimana terjadi
peningkatan glukosa darah sangat tinggi (600-1200 mg/dl), tanpa tanda dan
gejala asidosis, osmolaritas plasma sangat meningkat (330-380 mOs/ml), plasma
keton (+/-), anion gap normal atau sedikit meningkat.

Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia. Perkeni. 2015
Klasifikasi KAD & HHS

PAPDI Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI


PAPDI Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI
Hipoglikemia
• Hipoglikemia
– Ditandai dengan kadar glukosa
menurunya darah < 70 mg/dl.
– Definisi  penurunan konsentrasi glukosa
serum dengan atau tanpa adanya gejala-gejala
sistem otonom seperti adanya whipple’s triad:
• Terdapat gejala-gejala hipoglikemia
• Kadar glukosa darah yang rendah
• Gejala berkurang dengan pengobatan

PAPDI Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI


Harrison’s Principles of Internal Medicine 19th Edition. 2015.
Hipoglikemia

Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia. Perkeni. 2015
Diagnosis Hipoglikemia
• Whipple’s triad:
- Adanya gejala klinis hipoglikemi,
berdasarkan anamnesis dan peneriksaan
jasmani.
- Kadar glukosa dalam plasma yang rendah
pada saat yang bersaman, berdasarkan
pemeriksan penunjang/ laboratorium.
- Keadaan membaik
klinis segera segera
setelahkadar
normal setelahglukosa plasma menjadi
diberi pengobatan dengan
pemberian glukosa.

PAPDI Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI


Harrison’s Principles of Internal Medicine 19th Edition. 2015.
Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia. Perkeni. 2015
Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia. Perkeni. 2015
LI 2
Komplikasi Kronik DM (Mikroangiopati, Makroangiopati)
Komplikasi Kronik DM

Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia. Perkeni. 2015
Komplikasi Kronik DM

Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia. Perkeni. 2015
Nefropati Diabetikum
• Definisi  ditandai dengan adanya microalbuminuria (30 mg/hari) tanpa adanya gangguan
ginjal disertai dengan peningkatan tekanan darah sehingga mengakibatkan menurunnya
filtrasi glomerulus dan menyebabkan gagal ginjal tahap akhir
• Tanda & Gejala  berdasarkan pemeriksaan albuminuria

PAPDI Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI


Nefropati Diabetikum
• Pemeriksaan penunjang (Skrining)
• Untuk mengetahui adanya mikroalbuminuria pada
pasien DM tipe 2 saat menegakkan diagnosis DM tipe
2.
• Sedangkan pada pasien DM tipe 1, mikroalbuminuria
jarang terjadi sehingga harus dilakukan skrining yang
dimulai setelah 5 tahun diagnosis.

Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia. Perkeni. 2015

PAPDI Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI


Terapi Nefropati Diabetikum

PAPDI Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI


Neuropati Diabetikum
• Definisi  adanya gangguan baik klinis maupun subklinis yang terjadi pada penderita DM tanpa
penyebab neuropati perifer yang lain. Merupakan gangguan dengan manifestasi somatic dan/ otonom
dari sistem saraf perifer
• Klasifikasi :
1. Menurut perjalanan penyakit
• Neuropati fungsional → gejala muncul akibat perubahan biokimiawi (belum ada kelainan patologik
masih reversibel)
• Neuropati struktural → gejala mulai timbul akibat kerusakan struktur serabut saraf dan pada tahap
ini masih ada komponen yang reversibel
• Kematian neuron → penurunan kepadatan serabut saraf akibat kematian neuron dan biasanya
ireversibel
• Kerusakan saraf dimulai dari distal ke proksimal shg kerusakan paling banyak di bagian distal
2. Menurut jenis serabut saraf yang terkena lesi :
• Neuropati difus (polineuropati sensori motor simetris distal, neuropati otonom, neuropati lower limb
motor simetris proksimal)
• Neuropati vokal (neuropati kranial, radikulopati, entrapment neuropathy)
PAPDI Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI
Terapi Neuropati Diabetikum
• Golongan aldose reductase inhibitor, • Gangliosides, merupakan komponen
yang berfungsi menghambat utama membrane sel
penimbunan sorbitol dan fruktosa • Gamma linoleic acid (GLA), suatu
• PenghambatACE prekursor membrane fosfolipid
• Neurotropin • Aminoguanidin, berfungsi menghambat
‒ Nerve growth factor pembentukan AGES
‒ Brain-derived neurotrophic factor • Human intravenous immunoglobulin,
memperbaiki gangguan neurologik
• Alpha Lipoic Acid, suatu antioksidan kuat maupun non neurologik akibat penyakit
yang dapat membersihkan radikal autoimun.
hidroksil, superoksida dan peroksil serta
membentuk kembali glutation.
• Penghambat Protein Kinase C
PAPDI Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI
Terapi Neuropati Diabetikum
• Pedoman pengelolaan ND dengan nyeri, yang dianjurkan ialah:
– NSAlD (ibuprofen 600mg 4x/hari, sulindac 200mg 2x/hari)
– Antidepresan trisiklik (amitriptilin 50-150mg malam hari, imipramin 100ng/hari,
nortriptilin 50-150mg malam hari, paroxetine 40mg/hari)
– Antikonvulsan (gabapentin 900mg 3x/hari, karbamazepin 200mg 4x/hari)
– Antiaritmia (mexilletin 150-450mg/hari)
– Topikal: capsaicin 0,075% 4x/hari, fluphenazine 1mg 3x/hari,
transcutaneous electrical nerve stimulation.

PAPDI Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI


Retinopati Diabetikum
• Definisi  kelainan mata pada pasien diabetes yang disebabkan karena kerusakan
kapiler retina dalam berbagai tingkatan, sehingga menimbulkan gangguan
penglihatan mulai dari yang ringan sampai yang berat, bahkan sampai terjadi
kebutaan total dan permanen
• Klasifikasi :
‒ Retinopati diabetik non-proliferatif
‒ Retinopati diabetik proliferatif
‒ Makulopati diabetik

PAPDI Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI


Klasifikasi Retinopati DM

PAPDI Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI


Penyakit Jantung Koroner
• Definisi  merupakan penyulit makrovaskular dari penderita DM.
• Manifestasi klinis
‒ Angina pektori  rasa nyeri dada dan sesak napas yang disebabkan karena
gangguan suplai oksigen yang tidak mencukupi kebutuhan otot jantung. Keadaan
ini terutama terjadi pada saat latihan fisik atau adanya stres.
‒ Angina pektroris tidak stabil  nyeri timbul untuk pertama kali atau bila angina
pektoris sudah ada sebelumnya namun menjadi lebih berat. Dan biasanya
dicetuskan oleh faktor yang lebih ringan dibanding sebelumnya. Keadaan ini bisa
membuat terjadinya infark miokard.
‒ Infark miokard  kerusakan otot jantung akibat blockade arteri koroner yang
terjadi secara total dan mendadak. Terjadi akibat ruptur plak aterosklerosis
didalam arteri coroner.

PAPDI Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI


Penyakit Jantung Koroner

PAPDI Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI


LI 3
Ulkus Diabetikum
Ulkus Diabetikum
• Definisi : kelainan tungkai kaki bawah akibat DM yang tidak terkendali

https://www.uspharmacist.com/article/diabetic-foot-ulcer-assessment-and-treatment-a-pharmacists-guide
Klasifikasi Ulkus Diabetikum

PAPDI Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI


LI 4
Jenis Insulin
Insulin

Konsensus Nasional Pengelolaan DM Tipe 1. UKK Endrokinologi Anak & Remaja, IDAI, World Diabetes Foundation. 2015.
Insulin

Konsensus Nasional Pengelolaan DM Tipe 1. UKK Endrokinologi Anak & Remaja, IDAI, World
Diabetes Foundation. 2015.
LI 5
Pencegahan DM
Pencegahan Primer

Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia. Perkeni. 2015
Pencegahan Sekunder & Tersier

Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia. Perkeni. 2015
LI 6
Perawatan Luka DM
Edukasi Perawatan Kaki DM

Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia. Perkeni. 2015
Tatalaksana Kaki DM
• Penatalaksanaan kaki diabetik dengan ulkus harus dilakukan sesegera mungkin. Komponen
penting dalam manajemen kaki diabetik dengan ulkus adalah :
– Kendali metabolik (metabolic control): pengendalian keadaan metabolik sebaik
mungkin seperti pengendalian kadar glukosa darah, lipid, albumin, hemoglobin dan
sebagainya.
– Kendali vaskular (vascular control): perbaikan asupan vaskular (dengan operasi atau
angioplasti) biasanya dibutuhkan pada keadaan ulkus iskemik.
– Kendali infeksi (infection control): jika terlihat tanda-tanda klinis infeksi harus diberikan
pengobatan infeksi secara agresif (adanya kolonisasi pertumbuhan organisme pada hasil
usap namun tidak terdapat tanda klinis, bukan merupakan infeksi).

Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia. Perkeni. 2015
Tatalaksana Kaki DM
• Penatalaksanaan kaki diabetik dengan ulkus harus dilakukan sesegera mungkin. Komponen
penting dalam manajemen kaki diabetik dengan ulkus adalah :
– Kendali luka (wound control): pembuangan jaringan terinfeksi dan nekrosis secara teratur.
Perawatan lokal pada luka, termasuk kontrol infeksi, dengan konsep TIME:
• Tissue debridement (membersihkan luka dari jaringan mati)
• Inflammation and Infection Control (kontrol inflamasi dan infeksi)
• Moisture Balance (menjaga kelembaban)
• Epithelial edge advancement (mendekatkan tepi epitel)
– Kendali tekanan (pressure control): mengurangi tekanan pada kaki, karena tekanan yang
berulang dapat menyebabkan ulkus, sehingga harus dihindari. Mengurangi tekanan
merupakan hal sangat penting dilakukan pada ulkus neuropatik. Pembuangan kalus dan
memakai sepatu dengan ukuran yang sesuai diperlukan untuk mengurangi tekanan.

Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia. Perkeni. 2015
“ IT ’ SGOING TO
TAKE TIME.
IT’ S A
LEARNI N G
PROCESS"

Anda mungkin juga menyukai