Anda di halaman 1dari 67

DRAINASE

PERKOTAAN
Water Resources Specialist
+6281238101101
Copyright®arta2022 mtsugiarta@gmail.com
LATAR BELAKANG
Pengelolaan drainase perkotaan harus
dilaksanakan secara menyeluruh, mengacu pada
SIDLACOM dimulai dari tahap Survey, Investigation
(investigasi), Design (perencanaan), Land
Acquisation (pembebasan lahan), Construction
(konstruksi), Operation (operasi) dan Maintenance
(pemeliharaan), serta ditunjang dengan
peningkatan kelembagaan, pembiayaan serta
partisipasi masyarakat.
MAKSUD & TUJUAN
• Maksud:
Para pengelola sistem drainase perkotaan diharapkan
menjadi paham terhadap fungsi drainase dan faktor-
faktor yang berpengaruh dalam pembangunan drainase
perkotaan.

• Tujuan:
mewujudkan penanganan sistem drainase perkotaan
yang berwawasan lingkungan yang dapat dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
KAWASAN RESAPAN AIR
Hujan

Lereng Tidak Stabil

Peresapan 75% Evapotranspirasi

Limpasan 25%

Airtanah
(Bebas) Evaporasi
Mata Air
Infiltrasi
Muka Airtanah
(Bebas) Airtanah
(Bertekan) Dataran Banjir

Lapisan Kedap Air


PENGEMBANGAN DAS (TIDAK TERKENDALI)

Peresapan 25%
• Erosi tinggi Pada musim kemarau
• Longsor air sungai nyaris kering

Limpasan 75%

• Banjir bandang
• Pendangkalan sungai dan muara
• Daerah banjir meluas
• Peresapan air berkurang
• Muka air tanah turun,
• Mata Air kering
• Terjadi intrusi air laut
DAMPAK URBANISASI
Peningkatan debit puncak dan penurunan waktu konsentrasi
Q

Rural
t
Q

Semi-urban
t
Q

City t
KONDISI
KONDISIALAM
ALAM(STATIS)
(STATIS) KEGIATAN
KEGIATANMANUSIA
MANUSIA(DINAMIS)
(DINAMIS)
•• Geografi
Geografi **PEMBUDI
•• Topografi
Topografi PEMBUDIDAYAAN
DAYAAN DATARAN
DATARANBANJIR
BANJIR
•• Geometri alur **tata
tataruang/peruntukan
ruang/peruntukan
Geometri alur
sungai:
sungai: dataran
dataranbanjir
banjiryg
ygtdk
tdksesuai
sesuai
kemiringan
kemiringandasar **tata
dasar tataruang/peruntukan
ruang/peruntukandidi DASDAS
meandering •permukiman
meandering •permukimandidibantaran
bantaransungai
sungai
“bottle-neck”
“bottle-neck” **pembangunan
pembangunandrainase
drainase
sedimentasi
sedimentasi
ambal **bangunan
bangunansungai/silang
sungai/silang
ambalalam
alam MASALAH **sampah
sampahpadat
padat
BANJIR **prasarana
prasaranapengendali
pengendali
PERISTIWA
PERISTIWAALAM banjir
(DINAMIS)
ALAM banjiryang
yangterbatas
terbatas
(DINAMIS) **amblesan
amblesanpermukaan
permukaantanahtanah
**persepsi
persepsimasyarakat
masyarakatyang
yang
**curah
curahhujan
hujantinggi
tinggi keliru
keliruthd
thdbanjir
banjir
**pembendungan:
pembendungan: **kenaikan
kenaikanmuka
mukaairairlaut
laut
dari
darilaut/pasang
laut/pasang
dari akibat
akibat“global
“globalwarming”
dari sungaiinduk
sungai induk warming”
**amblesan
amblesantanah
tanah
**pendangkalan
pendangkalan
Geografi
• Apabila kota dibangun • Apabila kota di bangun di
di daerah pegunungan tepi pantai, pengaruh
akan menyebabkan pasang laut akan
lahan resapan air akan menyebabakan sebagian
aliran tidak dapat mengalir
tertutup oleh secara gravitasi, yang akan
bangunan dan menyebabkan genangan.
infrastruktur kota dan Aliran air dalam sungai akan
akan eningkatkan mengalami kenaikan akibat
debit banjir yang akan back water yang dapat
mengancam kota yang menyebabakan over toping
dan dapat menyebabakan
ada di bagian hilir
banjir di dalam kota.
Topografi
Kondisi topografi yang bergelobang,
maka untuk kota yang berada di bagian
rendah akan rawan terkena banjir dan
genangan
GEOMETRI ALIRAN SUNGAI

Kemiringan dasar sungai Meandering umumnya


yang terlalu besar akan terjadi pada alur sungai
menimbulkan gerusan sebagai sungai tua dimana
dasar sungai. Hal semacam ini kemiringan alur sungai
akan menyebabkan sudah berkurang.,
sedimentasi pada bagian kecepatan berkurang,
hilir yang datar yang dapat terjadi pengendapan yang
menyebabkan saluran/ membelokkan aliran
sungai cepat menjadi Sungai.
dangkal.
KONDISI ALAM (DINAMIS)

Curah Hujan Tingginya Pasang


Intensitas hujan Surut air laut
yang tinggi Faktor penyebab
merupakan faktor Banjir untuk kota
penyebab terjadinya pantai
Banjir dan genangan
KEGIATAN MANUSIA
(DINAMIS)
• Penyimpangan RUTR • Pembuangan sampah
pada bantaran banjir oleh masyarakat ke
yang tidak sesuai dalam saluran drainase.
dengan • Bangunan persilangan
peruntukan ,dan di yang tidak terencana
Daerah Aliran Sungai. dengan baik seperti
• Permukiman di adanya pipa PDAM,
bantaran sungai dan di Telpon dan listrik yang
atas saluran drainase melintang di penampang
• Pengambilan air tanah saluran
yang berlebihan • Pemeliharaan rutin yang
menyebabkan terabaikan
penurunan tanah
FAKTOR YANG BERPENGARUH
DALAM SISTEM DRAINASE
PERKOTAAN
Intensitas Hujan
Definisi Data curah hujan
Intensitas hujan adalah Dikumpulkan di stasiun-
derasnya hujan yang stasiun hujan Lembaga
jatuh pada luas daerah Meteorologi dan Geofisika
tertentu (BMG) Kementrian
Perhubungan.
Ukurannya: akumulasi
Data hujan diperlukan untuk:
tinggi hujan (mm) dalam
• Perhitungan dimensi
angka waktu tertentu saluran
(menit) • Perhitungan dimensi
i (mm/menit) bangunan-bangunan
drainase
• Air hujan sebagian meresap ke dalam tanah,
menguap dan sebagian lagi dialirkan ke
permukaan yang lebih rendah. Hal ini
tergantung dari porositas tanah tadah hujannya
(kondisi geologi setempat), disamping kerapatan
vegetasi/tanaman. Besarnya aliran dinyatakan
dalam istilah debit air (Q) dalam satuan volume
tiap satuan waktu (m3/det)
Catchment Area

Catchment area atau daerah tangkapan air


(daerah pematusan) adalah area dimana air
permukaanya mengalir ke badan air yang
sama baik berupa sungai atau danau,
mengikuti arah contour topografi area
tersebut.
PERTUMBUHAN DAERAH PERKOTAAN
a. Pertumbuhan fisik kota
- Urbanisasi vs Ketersediaan lahan
- Meningkatnya runoff
[ tata ruang kota]
b. Keseimbangan pembangunan antar kota dan dalam
kota
[Pengembangan daerah pendukung/daerah belakang]
c. Faktor sosial ekonomi dan budaya
[Kesadaran Masyarakat]
Faktor Medan dan Lingkungan

a. Topografi
• Elevasi, keberadaan jaringan saluran drainase,
jalan, sawah, perkampungan, badan air.
• Kemungkinan pengendapan dan pencemaran
b. Kestabilan Tanah
• masalah longsor yang disebabkan kandungan air tanah
c. Pengempangan
• Pengaruh pasang surut laut atau waduk, fluktuasi
permukaan air di saluran penerima alirannya(backwater)
Ilustrasi implementasi manajemen
struktural, a.l.:
Ilustrasi implementasi manajemen
struktural, a.l.:

Hindari
permukiman ilegal Menjaga ruang
sepanjang sungai terbuka hijau

Hindari permukiman
ilegal sekeliling
bozem
PENGARUH PASANG PADA
PERILAKU BANJIR DAN
DRAINASE

Pengaruh pasang di dalam sungai bisa cukup


jauh. Pola pasang itu ketika bergerak, masuk
sungai atau saluran akan ditahan dan akhirnya
mengecil dan hilang. Penetrasi pasang ini
dibarengi dengan penggagasan air laut asin.
PENGARUH PASANG PADA
PERILAKU BANJIR DAN
DRAINASE
Besar dan jauhnya penggerusan pasang dan air asin
terutama tergantung pada aliran sungai.
Penggerusan tersebut akan selalu lebih besar pada
sungai dengan aliran yang mempunyai debit rendah
daripada yang debitnya tinggi. Morfologi sungai juga
mempunyai pengaruh. Di beberapa sungai buaian
pasang dan penggogosan air asin masih bisa dilihat
sampai 100 - 200 km masuk ke daratan.
PENGARUH PASANG PADA
PERILAKU BANJIR DAN
DRAINASE
Keragaman pasang pada arus air di pantai biasanya bisa
diramalkan dengan tingkat kepercayaan cukup baik, bila
digunakan suatu program pengukuran dan atau tebal pasang
yang ada. Namun peramalan tersebut akan lebih sukar
untuk sungai-sungai pasang. Metode komputasi banyak
tersedia untuk menghitung aras air pada jarak yang
berlainan, yang masuk semakin ke hulu sungai, dan untuk
berbagai kondisi luahnya.
DRAINASE
mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air

serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi


dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau
lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal

usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya


dengan salinitas

suatu cara pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan


pada suatu daerah, serta cara-cara penangggulangan akibat
yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut
JENIS DRAINASE
• Drainase alamiah (natural
drainage), yaitu sistem drainase
yang terbentuk secara alami dan
tidak ada unsur campur tangan
MENURUT manusia.
SEJARAH • Drainase buatan , yaitu sistem
TERBENTUKNYA
drainase yang dibentuk berdasarkan
analisis ilmu drainase, untuk
menentukan debit akibat hujan, dan
dimensi saluran.
JENIS DRAINASE
• Drainase permukaan tanah (Surface Drainage),
yaitu saluran drainase yang berada di atas
permukaan tanah yang berfungsi mengalirkan air
limpasan permukaan. Analisa alirannya
merupakan analisa open channel flow.
• Drainase bawah tanah (Sub Surface Drainage),
yaitu saluran drainase yang bertujuan
MENURUT LETAK
mengalirkan air limpasan permukaan melalui
SALURAN
media di bawah permukaan tanah (pipa-pipa),
dikarenakan alasan-alasan tertentu. Alasan
tersebut antara lain tuntutan artistik, tuntutan
fungsi permukaan tanah yang tidak
membolehkan adanya saluran di permukaan
tanah seperti lapangan sepak bola, lapangan
terbang, taman, dan lain-lain.
JENIS DRAINASE
• Saluran terbuka, yaitu sistem saluran yang
biasanya direncanakan hanya untuk
menampung dan mengalirkan air hujan (sistem
terpisah), namun kebanyakan sistem saluran ini
berfungsi sebagai saluran campuran. Pada
pinggiran kota, saluran terbuka ini biasanya tidak
diberi lining (lapisan pelindung). Akan tetapi
MENURUT saluran terbuka di dalam kota harus diberi lining
KONSTRUKSI dengan beton, pasangan batu (masonry)
ataupun dengan pasangan bata.
• Saluran tertutup, yaitu saluran untuk air kotor
yang mengganggu kesehatan lingkungan. Sistem
ini cukup bagus digunakan di daerah perkotaan
terutama dengan tingkat kepadatan penduduk
yang tinggi seperti kota Metropolitan dan kota-
kota besar lainnya.
JENIS DRAINASE
• Single Purpose, yaitu saluran
yang berfungsi mengalirkan
satu jenis air buangan saja.
• Multy Purpose, yaitu saluran
MENURUT FUNGSI yang berfungsi mengalirkan
beberapa jenis buangan, baik
secara bercampur maupun
bergantian.
DRAINASE PERKOTAAN…..????
ilmu drainase yang
mengkhususkan pengkajian pada
kawasan perkotaan yang erat
kaitannya dengan kondisi
lingkungan sosial-budaya yang
ada di kawasan kota
KEGUNAAN DRAINAE PERKOTAAN
Drainase perkotaan merupakan sistem pengeringan
dan pengaliran air dari wilayah perkotaan yang meliputi
:
a. Permukiman.
b. Kawasan industri dan perdagangan.
c. Kampus dan sekolah.
d. Rumah sakit dan fasilitas umum.
e. Lapangan olahraga.
f. Lapangan parkir.
g. Instalasi militer, listrik, telekomunikasi.
h. Pelabuhan udara.
STANDAR & SISTEM PENYEDIAAN
DRAINASE PERKOTAAN

Sistem Penyediaan Jaringan Drainase Terdiri Dari Empat Macam, Yaitu :


a) Sistem Drainase Utama
Sistem Drainase Perkotaan Yang Melayani Kepentingan Sebagian
Besar Warga Masyarakat Kota.
b) Sistem Drainase Lokal
Sistem Drainase Perkotaan Yang Melayani Kepentingan Sebagian
Kecil Warga Masyarakat Kota.
c) Sistem Drainase Terpisah
Sistem Drainase Yang Mempunyai Jaringan Saluran Pembuangan
Terpisah Untuk Air Permukaan Atau Air Limpasan.
d) Sistem Gabungan
Sistem Drainase Yang Mempunyai Jaringan Saluran Pembuangan
Yang Sama, Baik Untuk Air Genangan Atau Air Limpasan Yang Telah
Diolah.
SASARAN PENYEDIAAN
SISTEM DRAINASE PERKOTAAN

1. Penataan sistem jaringan drainase primer, sekunder, dan


tersier melalui normalisasi maupun rehabilitasi saluran guna
menciptakan lingkungan yang aman dan baik terhadap
genangan, luapan sungai, banjir kiriman, maupun hujan lokal.
Dari masing-masing jaringan dapat didefinisikan sebagai
berikut :
a. Jaringan Primer : saluran yang memanfaatkan sungai dan
anak sungai.
b. Jaringan Sekunder : saluran yang menghubungkan saluran
tersier dengan saluran primer (dibangun dengan beton/
plesteran semen).
c. Jaringan Tersier : saluran untuk mengalirkan limbah rumah
tangga ke saluran sekunder, berupa plesteran, pipa dan
tanah.
SASARAN PENYEDIAAN
SISTEM DRAINASE PERKOTAAN

2. Memenuhi kebutuhan dasar (basic need)


drainase bagi kawasan hunian dan kota.

3. Menunjang kebutuhan pembangunan


(development need) dalam menunjang
terciptanya skenario pengembangan kota
untuk kawasan andalan dan menunjang
sektor unggulan yang berpedoman pada
Rancana Umum Tata Ruang Kota.
SISTEM JARINGAN DRAINASE PERKOTAAN

Sistem drainase mayor yaitu sistem saluran/badan air yang


menampung dan mengalirkan air dari suatu daerah
tangkapan air hujan (Catchment Area). Pada umumnya
sistem drainase mayor ini disebut juga sebagai sistem
saluran pembuangan utama (major system) atau drainase
primer. Sistem jaringan ini menampung aliran yang berskala
besar dan luas seperti saluran drainase primer, kanal-kanal
atau sungai-sungai. Perencanaan drainase makro ini
umumnya dipakai dengan periode ulang antara 5 sampai
10 tahun dan pengukuran topografi yang detail mutlak
diperlukan dalam perencanaan sistem drainase ini.
SISTEM JARINGAN DRAINASE PERKOTAAN

Sistem drainase mikro yaitu sistem saluran dan


bangunan pelengkap drainase yang menampung
dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan.
Secara keseluruhan yang termasuk dalam sistem
drainase mikro adalah saluran di sepanjang sisi
jalan, saluran/selokan air hujan di sekitar bangunan,
gorong-gorong, saluran drainase kota dan lain
sebagainya dimana debit air yang dapat
ditampungnya tidak terlalu besar.
Arahan Dalam Pelaksanaan
Penyediaan Sistem Drainase

a. Harus dapat diatasi dengan biaya ekonomis.


b. Pelaksanaannya tidak menimbulkan dampak sosial
yang berat.
c. Dapat dilaksanakan dengan teknologi sederhana.
d. Memanfaatkan semaksimal mungkin saluran yang
ada.
e. Jaringan drainase harus mudah pengoperasian dan
pemeliharannya.
f. Mengalirkan air hujan ke badan sungai yang terdekat.
KLASIFIKASI SALURAN DRAINASE

Saluran Tertutup
a) Drainase Bawah Tanah Tertutup, yaitu saluran yang
menerima air limpasan dari daerah yang diperkeras maupun
yang tidak diperkeras dan membawanya ke sebuah pipa
keluar di sisi tapak (saluran permukaan atau sungai), ke
sistem drainase kota.
b) Drainase Bawah Tanah Tertutup dengan tempat
penampungan pada tapak, dimana drainase ini mampu
menampung air limpasan dengan volume dan kecepatan yang
meningkat tanpa menyebabkan erosi dan kerusakan pada
tapak.
KLASIFIKASI SALURAN DRAINASE

Saluran Terbuka
Merupakan saluran yang mengalirkan air dengan
suatu permukaan bebas. Pada saluran air
terbuka ini jika ada sampah yang menyumbat
dapat dengan mudah untuk dibersihkan, namun
bau yang ditimbulkan dapat mengurangi
kenyamanan.
KLASIFIKASI SALURAN DRAINASE

Menurut asalnya, saluran dibedakan menjadi :


a)Saluran Alam (natural), meliputi selokan kecil, kali,
sungai kecil dan sungai besar sampai saluran terbuka
alamiah.
b)Saluran Buatan (artificial), seperti saluran pelayaran,
irigasi, parit pembuangan, dan lain-lain. Saluran terbuka
buatan mempunyai istilah yang berbeda-beda antara lain :
Saluran (canal) : biasanya panjang dan merupakan
selokan landai yang dibuat di tanah, dapat dilapisi
pasangan batu/tidak atau beton, semen, kayu maupu
aspal.
KLASIFIKASI SALURAN DRAINASE

 Talang (flume) : merupakan selokan dari kayu, logam,


beton/pasangan batu, biasanya disangga/terletak di atas
permukaan tanah, untuk mengalirkan air berdasarkan
perbedaan tinggi tekan.
 Got miring (chute) : selokan yang curam.
 Terjunan (drop) : seperti got miring dimana perubahan tinggi
air terjadi dalam jangka pendek.
 Gorong-gorong (culvert) : saluran tertutup (pendek) yang
mengalirkan air melewati jalan raya, jalan kereta api, atau
timbunan lainnya.
 Terowongan Air Terbuka (open-flow tunnel) : selokan
tertutup yang cukup panjang, dipakai untuk mengalirkan air
menembus bukit/gundukan tanah.
KLASIFIKASI SALURAN DRAINASE

c) Saluran Air Kombinasi, dimana


limpasan air terbuka dikumpulkan
pada saluran drainase permukaan,
sementara limpasan dari daerah
yang diperkeras dikumpulkan pada
saluran drainase tertutup.
POLA JARINGAN DRAINASE

1. Siku
Digunakan pada daerah yang mempunyai topografi
sedikit lebih tinggi daripada sungai. Sungai sebagai
saluran pembuangan akhir berada di tengah kota.
Saluran Cabang

Saluran Utama

Saluran Cabang
POLA JARINGAN DRAINASE

2. Paralel
Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang.
Apabila terjadi perkembangan kota, saluran-saluran
akan dapat menyesuaikan diri.
POLA JARINGAN DRAINASE

3. Grid iron
Digunakan untuk daerah dengan sungai yang terletak di
pinggir kota, sehingga saluran-saluran cabang
dikumpulkan dahulu pada saluran pengumpul.
POLA JARINGAN DRAINASE

4. Alamiah
Sama seperti pola siku, hanya beban sungai
pada pola alamiah lebih besar.
POLA JARINGAN DRAINASE

5. Radial
Digunakan untuk daerah berbukit, sehingga
pola saluan memencar ke segala arah.
POLA JARINGAN DRAINASE

4. Jaring-jaring
Mepunyai saluran-saluran pembuangan yang
mengikuti arah jalan raya dan cocok untuk
daerah dengan topografi datar.
SISTEM PENGENDALI BANJIR
SISTEM PENGENDALI BANJIR
SISTEM PENGENDALI BANJIR
SISTEM PENGENDALI BANJIR
PERENCANAAN SISTEM DRAINASE

Landasan Perencanaan
Perencanaan drainase perkotaan perlu memperhatikan
fungsi drainase perkotaan sebagai parasarana kota yang
dilandaskan pada konsep pembangunan yang berwawasan
lingkungan.
Konsep ini antara lain berkaitan dengan sumberdaya air,
yang ada prinsipnya adalah mengendalikan air hujan
supaya banyak meresap dalam tanah dan tidak banyak
terbuang sebagai aliran, antara lain membuat : bagunan
resapan buatan, kolam tandon, penataan landscape dan
sempadan.
PERENCANAAN SISTEM DRAINASE

Tahapan Perencanaan
Tahap perencanaan drainase perkotaan meliputi :
a) Tahapan dilakukan melalui pembuatan rencana induk,
studi kelayakan dan perencanaan detail dengan
penjelasan :
• Studi kelayakan dapat dibuat sebagai kelanjutan dari
pembuatan rencana induk.
• Perencanaan detail perlu dibuat sebelum pekerjaan
konstruksi drainase dilaksanakan.
PERENCANAAN SISTEM DRAINASE

Data dan Persyaratan

Sistem drainase perkotaan data dan persyaratan untuk


perencanaannya sebagai berikut :
a) Data primer merupakan data dasar yang dibutuhkan
dalam perencanaan yang diperoleh baik dari lapangan
maupun dari pustaka, mencakup :
• Data permasalahan dan data kuantitatif pada setiap
lokasi genangan atau banjir yang meliputi luas, lama,
kedalaman rata-rata dan frekuensi genangan.
PERENCANAAN SISTEM DRAINASE

Data dan Persyaratan

• Data keadaan fungsi, sistem, geometri dan dimensi


saluran
• Data daerah pengaliran sungai atau saluran meliputi
topografi, hidrologi, morfologi sungai, sifat tanah, tata
guna tanah dan sebagainya. Data prasarana dan
fasilitas kota yang telah ada dan yang direncanakan.
PERENCANAAN SISTEM DRAINASE

Data dan Persyaratan


b) Data sekunder merupakan data tambahan yang
digunakan dalam perencanaan drainase perkotaan yang
sifatnya menunjang dan melengkapi data primer, terdiri
atas :
• Rencana Pengembangan Kota
• Geoteknik
• Pembiayaan
• Kependudukan
• Institusi/kelembagaan
• Sosial ekonomi
• Peran serta masyarakat
• Keadaan kesehatan lingkungan permukiman
PERENCANAAN SISTEM DRAINASE

Periode Kala Ulang Banjir


Saluran
No. Jenis Kawasan
Primer Sekunder Tersier
1 Permukiman
- Kota Sedang 5 - 10 tahun 2 - 5 tahun 2 - 5 tahun

- Kota Kecil 10 - 20 tahun 2 - 5 tahun 2 - 5 tahun

2 Industri 2 - 5 tahun 2 - 5 tahun 2 - 5 tahun


3 Perumahan 5 - 20 tahun 2 - 5 tahun 2 - 5 tahun
PERENCANAAN SISTEM DRAINASE

Masalah dalam Sistem Drainase

• Terjadi Endapan
• Terdapat timbunan Sampah
• Tumbuhnya tanaman liar
• Penyumbatan, kerusakan, penyalah-gunaan
saluran dan bangunan
• Peningkatan debit akibat perubahan tata guna
lahan
Bangunan di atas saluran
10 APRIL 2004
Pelanggaran penggunaan lahan
sampah

29 April 2004
sampah
Pemeliharaan yg tidak baik
SISTEM FLUVIAL IDEAL

Zo n e 1 ( Pro d uks i )
Zo n e 1 ( Tra n s fe r ) Zo n e 3 ( De p o s itio n )
Dra in a g e Ba s in

Pe n g e n d a lia n Hulu Pe n g e n d a lia n Hilir


( Up s tre a m Co n tro l ) ( Do wn s tre a m Co n tro l )

( Clim a te , La n d us e ) ( Ba s e Le ve l )
LAYOUT DRAINASE PERKOTAAN

LEGENDA

Catchment Area Sistem Minor

Catchment Area Sistem Major

Saluran Drainase Major

Saluran Drainase Minor


Sekian
Terima kasih

Disusun dari berbagai Sumber

Anda mungkin juga menyukai