Sidang Fix
Sidang Fix
Metodologi Penelitian
n = 55: ( 1 + 55 x
Design penelitian Populasi 55 (10%2)
n = 55 : ( 1 + 55 x
Kuantitatif cross minimal (0.12 )
sectional study sampel 35 n = 55: ( 1 + 55 ( 0.01)
n = 55: ( 1 + 0.55)
n = 55 : 1.55
n = 35 sampel
Jenis kelamin
BAB 5
Laki – laki 17 43,6 %
Hasil penelitian
Perempuan 22 56,4 %
Usia
Dewasa 35-59 21 53,8 %
Lansia 60-70 18 46,2 %
Dan pembahasan
Pendidikan
Tidak sekolah
2 5,1 %
SD
9 23,1 %
SMP
5 12,8 %
SMA
Perguruan tinggi
16 41,0 % Gambaran Karakteristik Pasien
7 17,0 %
Diabetes Mellitus Di Wilayah Kerja
Pekerjaan Puskesmas Rawa Buntu (N=39)
Tidak bekerja 26 66,7 %
Bekerja 13 33,3 %
Penghasilan perbulan
>4.230.792 3 7,7 %
2.115.296 – 4.230.792 12 30,8 %
< 2.115.396 24 61, 5 %
Penelitian ini di lakukan di wilayah
Status perkawinan
kerja puskesmas rawa buntu mulai
Menikah 28 71,8 % tanggal 21 juni -1 agustus
Janda/ duda 11 28,2 %
Lama menderita
< 5 tahun 24 61,5 %
>5 tahun 15 38,5 %
Distribusi Frekuensi Efikasi Diri Responden Di Wilayah Kerja
Puskesmas Rawa Buntu (N=39)
Variable Frekuensi %
Efikasi diri
22 56,4 %
Sangat percaya diri
17 43,6 %
Kurang percaya diri
Pasien yang
menderita lebih
Variable frekuensi % lama akan
merasa jenuh
Lama
Lama dalam
Kepatuhan menderita
melakukan
menderita
perawatan kaki pasien rata –
mempengaruhi
kepatuhan
kepatuhan
rata < 5 tahun dalam
Sangat patuh 30 76,9 % pada
( 61,5%) melakukan
responden
perawatan kaki
Kurang 9 23,1 % DM
dibandingkan
patuh dengan pasien
yang baru
Total 39 100% menderita DM
Hubungan Efikasi Diri Terhadap Kepatuhan Perawatan Kaki
Pasien Diabetes Mellitus Responden Di Wilayah Kerja Puskesmas
Rawa Buntu (N=39)
Pengalaman Kepatuhan perawatan kaki Total P. Persuasi Kepatuhan perawatan kaki Tota P.
menguasai sosial l Valu
Value Sangat Kurang
perawatan kaki Sangat patuh Kurang patuh e
patuh patuh
N % N %
N % N %
2. BAGI PUSKESMAS
Konsultasi secara online dapat di lakukan untuk menggantikan penyuluhan yang di adakan setiap bulan yang terhambat dikarenakan
pandemi. Pasien yang kurang memiliki efikasi diri dan kepatuhan yang kurang perlu pendampingan pihak keluarga untuk di berikan jadwal
konsultasi dan kontrol pengobatan, bagi pasien yang sudah baik dalam efikasi diri serta kepatuhannya harus slalu di berikan dukungan
oleh pihak keluarga maupun tenaga kesehatan dan juga di berikan pujian atas efikasi diri pasien dan kepatuhannya dalam pengelolaan
penyakit agar pasien tidak merasa bosan dalam menjalani perawatan dan terus termotivasi untuk menjaga kesehatan agar dalam tetap
keadaan yang optimal
3. BAGI PASIEN
Pasien dengan efikasi diri yang baik maupun kurang baik harus terus slalu meningkatkan efikasi diri dengan membuat tujuan yang akan di
capai sehingga pasien akan terus berusaha dan semangat dalam menjalani perawatan di karenakan lama menderita membuat pasien
jenuh dalam melakukan perawatan dan juga pasien dapat berkumpul dan berdiskusi bersama dengan sesama pasien yang menderita
penyakit yang sama untuk saling berbagi pengalaman serta dapat mendapatkan informasi yang baik dalam perawatan diabetes mellitus
khususnya perawatan kaki
Rahman, H. F, Yulia, & Sukarmini, L. (2017). Efikasi Diri, Kepatuhan, Dan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus
Tipe 2 ( Self Efficacy, Adherence, And Quality Of Life Of Patients With Type 2 Diabetes ). E-jurnal Pustaka
Kesehatan, 5, 108–113. Https://Jurnal.Unej.Ac.Id/Index.Php/Jpk/Article/View/4059/3172
Sa’adah, N. (2016). Keyakinan Kemampuan Diri (Self-efficacy) Terhadap Perilaku Perawatan Kaki Pada Pasien
Diabetes Melitus.
Sulistyowati, D., & Suyanto. (2019). Meningkatkan Motivasi Dan Efikasi Diri Penderita Diabetes Tipe 2 Dalam
Pencegahan Kaki Diabetik Menggunakan Dukungan Kelompok. 13(4), 292–300.
Herlina, S., & Sitorus, S. (2018). Determinan Efikasi Diri Pada Pasien Diabetes Mellitus. 0195.
Gonzalez, J. S. (2018). Psychosocial Factors In Medication Adherence And Diabetes Self-management: Implications
For Research And Practice. 71(7), 539–551. Https://Doi.Org/10.1037/A0040388.Psychosocial
Dokumentasi
TERIMA KASIH
110