Anda di halaman 1dari 14

1.

Pedahuluan Tengah pada tahun 2015


Penyakit kencing manis atau menempati urutan ke -2 setelah
Diabetes Mellitus (DM) penyakit hipertensi dengan
merupakan penyakit menahun persentase 18,33% atau sebanyak
yang ditandai dengan kadar gula 110.702 orang, diabetes melitus
darah melebihi nilai normal tipe 1 sebanyak 8.611 orang dan
(hiperglikemia). Kondisi ini diabetes melitus tipe 2 sebanyak
timbul disebabkan adanya 102.091 orang. Sedangkan angka
gangguan metabolisme karbo- kejadian diabetes melitus di
hidrat (gula), lipid dan protein Wilayah Kabupaten Pekalongan
sebagai akibat insufiensi atau pada tahun 2015 hingga tahun
defisiensi insulin sel beta kelenjar 2016 mengalami peningkatan.
prankeas. Dampak negatifnya Berdasarkan data Dinas
yaitu penurunan kualitas sumber Kesehatan Kabupaten Pekalongan
daya manusia, akibat penyulit tahun 2016 ada sebanyak 1.490
menahun yang ditimbulkannya. orang dengan diabetes melitus.
Prevalensi menurut WHO Hal tersebut jauh lebih tinggi
(World Health Organization) pada dibandingkan pada tahun 2015
tahun 2015 sebanyak 9,1 juta yang hanya mencapai 1.408 orang
orang di dunia yang menderita dengan diabetes melitus dan
penyakit diabetes mellitus. Di terjadi pada pasien dengan usia
Asia akan naik sampai 80% dalam >40 tahun. Menurut
20 tahun kedepannya, Indonesia Azrimaidaliza, dalam Jumal
menempati kedudukan ke-4 angka Kesehatan Masyarakat, (2011) h.
kesakitan diabetes mellitus setelah 37. Menyatakan bahwa :
India, Cina, dan Amerika Serikat. Klasifikasi Diabetes Mellitus
Di Indonesia yang termasuk yaitu tipe 1, tipe 2, spesifik dan
daerah tropis yang terhitung tinggi gestasional. Pada tipe 1 (IDDM),
penyakit diabetes mellitus yaitu ditandai kegagalan produksi
pada tahun 2015 sekitar 8% atau insulin yang parsial atau total oleh
sekitar 205 juta dengan mayoritas sel-sel B pankreas. Pada Tipe 2
wanita. Diabetes melitus di Jawa (NIDDM), ditandai resistensi

1
2

insulin ketika hormon insulin Diabetes melitus dapat


diproduksi dengan jumlah yang menimbulkan keluhan yang
tidak efektif. Tipe spesifik, berupa didasarkan pada karakteristik
defek genetik pada fungsi sel-B, individu meliputi jenis kelamin,
defek genetik pada kerja insulin, umur, tingkat pendidikan, jenis
penyakit pada kelenjar eksokrin pekerjaan, pendapatan, jumlah
pankreas, endokrinopati, ditimbul- anggota keluarga, riwayat
kan oleh obat-obatan atau zat penyakit dan dapat dipengaruhi
kimia, infeksi, bentuk immune- dengan faktor penanganan yang
mediated diabetes yang langka. meliputi diet, aktivitas fisik, terapi
Serta adanya Diabetes gestasional obat, dan pemantauan glukosa
yaitu bentuk diabetes yang terjadi darah Trisnawati (2013)
selama kehamilan. Yang tidak komplikasi kronik dapat terjadi
semuanya, akan sembuh setelah khususnya pada penderita
melahirkan. Berdasarkan klasifi- Diabetes Mellitus tipe 2 Waspadji
kasi di atas, saya memilih kasus (2009). Diabetes Mellitus yang
diabetes mellitus tipe 2 tidak terkendali menyebabkan
dikarenakan kasus ini yang sering komplikasi metabolik atau
ditemukan akibat faktor gaya vaskular jangka panjang.
hidup/diet pada usia menengah Komplikasi pada penderita
dan manula dan MODY mengakibatkan angka kematian
(maturity-onset diabetes of the dan angka kesakitan Pernama
young), suatu kondisi yang (2013). Penderita Diabetes
dihubungkan dengan defek Mellitus juga rentan terhadap
genetik suatu sifat yang infeksi kaki luka yang kemudian
diwariskan. Menurut Kartika, berkembang menjadi gangren,
Ronald W (dalam Jurnal yang dapat meningkatkan kasus
Continuing Medical Education amputasi. Menurut Arisanty, Irma
Pengelolaan Gangren Kaki Puspita (dalam buku konsep dasar
Diabetik, 2017:18) mengemuka - manajemen perawatan luka,
kan bahwa : 2016:75) mengemukakan bahwa :
3

Pada luka yang terinfeksi akan moist wound healing (metode


mengalami perluasan yang modern dressing) untuk proses
menyebabkan rasa tidak nyaman penyembuhan luka bila di-
atau nyeri, dan terjadi hipotermia bandingkan cara yang
hingga demam tinggi. Oleh karena konvensional (Sotani, 2009)
itu perlu dilakukan perawatan Metode tersebut belum begitu
luka. Beberapa jenis metode dikenal bagi perawat di Indonesia.
perawatan luka yang digunakan (Goffar, Mohammad, 2012 h. 1).
oleh beberapa dokter dan perawat Fokus perawatan luka pada
masih cenderung menggunakan pasien Diabetes Mellitus Tipe II
perawatan tradisional seperti yaitu akibat luka yang tidak
penggunaan povidone iodine dirawat dengan baik maka akan

maupun alkohol 70 %. Perawatan lama proses penyembuhannya,


kemudian akan mengakibatkan
luka dengan metode konvensional
infeksi seperti halnya gangren
yang menggunakan kasa basah
hingga akhirnya harus diamputasi
menutupi luka dan membiar-
terutama luka gangren pada kaki
kannya kering dan setelah kering
(Profil Kesehatan Jawa Tengah,
bekas luka atau jaringan matinya
2012) Sekitar 50-75 % angka
bisa dikupas. Hal ini kejadian amputasi dapat dicegah
mengakibatkan tidak hanya dengan penatalaksanaan yang
pertumbuhan jaringan sehat yang panjang dengan pendekatan
terganggu, tetapi juga multidisiplin. Amputasi dapat
menimbulkan rasa nyeri yang dikurangi 40-85 % dengan
berlebihan (Kohr, 2011) Saat ini, pendekatan pengobatan multi-
perkembangan wound care spesialis yang berfokus pada
(moisture balance / advance) pencegahan (Kusumaningrum,

sangat pesat di dunia kesehatan, 2016 h.59).


Berdasarkan hasil kumpulan
dengan menggunakan prinsip
data yang saya kaji di rumah sakit,
moisture balance (mempertahan -
metode perawatan luka di salah
kan luka dalam kondisi lembab).
satu rumah sakit yang saya
Berdasarkan penelitian, lebih
tempati sebagai lahan praktik
efektif moisture balance atau
menggunakan metode perawatan
4

luka konvensional dan basah pasien diabetes mellitus tipe II


kering. yang dilakukan selama 3x24 jam.
Berdasarkan uraian di atas
3. Hasil dan pembahasan
penulis tertarik untuk menyusun
Hasil
sebuah karya tulis ilmiah yang
a. Pengkajian
berjudul “Pengelolaan Keperawa -
Pengkajian Tn.B dilakukan
tan Luka Gangren Kaki Diabetik
14-16 April 2019
Pada Pasien Diabetes Mellitus
Klien 1
Tipe II di Ruang Jlamprang
Pasien mengatakan adanya
RSUD Bendan Pekalongan”.
luka di punggung kaki kiri
Karena disamping saya belum
akibat garukan, terasa gatal,
pernah melakukan tindakan
terasa berat, terasa kaku,
keperawatan medikal bedah
jarang memakai alas kaki,
dengan perawatan luka gangren di
luka terjadi sejak ± 6 tahun
sana, saya juga ingin tahu jenis
yang lalu, luka jarang di
metode perawatan luka yang
bersihkan hanya jika mandi,
digunakan di rumah sakit tersebut.
pasien tidak merasa demam
Apakah masih dengan
atau mual, sering merasa
konvensional woundcare atau
haus, sering kencing, dan
sudah menggunakan metode
sering makan Pengkajian
modern woundcare.
Ny.S dilakukan 16-18 April
2019
2. Metode
Metode yang digunakan dalam
studi kasus ini adalah metode Klien 2

deskriptif dengan pemaparan Pasien mengatakan adanya

kasus dan menggunakan pendeka- luka di tumit bawah kaki kiri,

tan proses keperawatan dengan tidak terasa gatal, terasa

memfokuskan salah satu masalah berat, selalu memakai jarang

penting dalam kasus yang dipilih memakai alas kaki, luka

yaitu pengelolaan keperawatan terjadi sejak 4 April 2019

luka gangren kaki diabetik pada luka dibersihkan dengan air


mengalir dan diberi betadine
5

saat di rumah, pasien tidak diberikan pada kedua klien


merasa demam atau mual, yaitu:
sering merasa haus, sering 1) Lakukan penelitian luka
kencing, dan sering makan. (kaji keadaan, lokasi,
b. Diagnosa keperawatan kedalaman luka), beri
Diagnosa keperawatan yang tindakan perawatan luka.
dapat diambil pada Tn.B dan 2) Intruksikan kepada pasien
Ny.S setelah dilakukan dan keluarga serta
pengkajian dapat dirumuskan pengunjung untuk mencuci
fokus diagnosa keperawatan tangan sebelum dan
yaitu resiko perluasan infeksi setelah kontak dengan
berhubungan dengan proses pasien.
penyakit. 3) Ajarkan pasien dan
c. Intervensi keperawatan keluarga penyebab, tanda
Rencana keperawatan yang dan gejala infeksi.
dilakukan pada Tn.B dan 4) Ajarkan faktor-faktor yang
Ny.S memiliki tujuan setelah dapat meningkatkan aliran
dilakukan tindakan darah.
keperawatan selama 3x24 5) Kolaborasi dengan dokter
jam diharapkan pasien bebas dan perawat ruang untuk
dari tanda-tanda infeksi mengukur tanda-tanda
dengan kriteria hasil : tanda- vital, pemberian insulin,
tanda infeksi berkurang, pemeriksaan gula darah
pasien dapat mengetahui dan pemberiaan antibiotik.
(penyebab, tanda dan gejala) d. Implementasi keperawatan
luka infeksi, menunjukkan Tindakan keperawatan pada
kemampuan mencegah Tn.B dan Ny.S dilakukan
infeksi, pus berkurang, dan selama 3x24 jam berturut-
penatalaksanaan perawatan turut.
luka mandiri di rumah.
Rencana tindakan yang
6

Klien 1 Hari 3
Hari 1 DS : Pasien mengatakan
DS : Pasien mengatakan bersedia dilakukan tindakan
bersedia dilakukan tindakan perawatan luka, gatal sedikit
perawatan luka, luka terasa hilang dan luka tidak terlalu
gatal dan kaki terasa sedikit perih .
perih . DO : terlihat kooperatif, luka
DO : terlihat kooperatif, luka daerah sekitar luka berwarna
daerah sekitar luka berwarna hitam dan lembab, berbau,
hitam dan kering, berbau, nanah sudah dibersihkan dan
nanah sudah dibersihkan dan berbekas lubang selebar
berbekas lubang merah lensa mata merah serta
kekuningan, teraba hangat, mengandung sedikit air dan
keadaan umum baik, dan lengket, teraba hangat,
composmentis. keadaan umum baik, dan
Hari 2 composmentis.
DS : Pasien mengatakan
Klien 2
bersedia dilakukan tindakan
Hari 1
perawatan luka, luka terasa
DS : Pasien mengatakan
gatal dan luka terasa sedikit
bersedia dilakukan tindakan
perih .
perawatan luka, luka di tumit
DO : terlihat kooperatif, luka
bawah kaki kiri, tidak terasa
daerah sekitar luka berwarna
gatal, terasa berat.
hitam dan kering, berbau,
DO : terlihat kooperatif,
nanah sudah dibersihkan dan
Keadaan luka Ny.S daerah
berbekas lubang selebar uang
sekitar luka berwarna hitam
logam merah kekuningan
merah kekuningan, tidak
serta mengandung sedikit air
berbau, terdapat sedikit
dan lengket, teraba hangat,
nanah, lembab, teraba hangat
keadaan umum baik, dan
keadaan umum baik, dan
composmentis.
composmentis.
7

Hari 2 abses. Daerah sekitar luka


DS : Pasien mengatakan berwarna merah namun masih
bersedia dilakukan tindakan ada bercak hitam dan
perawatan luka, luka di tumit konsdisi luka bersih keadaan
bawah kaki kiri, tidak terasa umum baik, dan
gatal, terasa berat dan pecah composmentis
saat ke kamar mandi serta e. Evaluasi keperawatan
mengeluarkan cairan dan Evaluasi keperawatan Tn.B
nanah. dilakukan pada 16 April 2019
DO : Pasien terlihat S : Pasien mengatakan
kooperatif, Keadaan luka bersedia dilakukan tindakan
Ny.S daerah sekitar luka perawatan luka, gatal sedikit
berwarna hitam merah hilang dan luka tidak terlalu
kekuningan, tidak berbau, perih
terdapat sedikit nanah dan O : Kooperatif, luka daerah
sedikit lubang, lembab, teraba sekitar luka berwarna hitam
hangat keadaan umum baik, dan lembab, berbau, nanah
dan composmentis sudah dibersihkan dan
Hari 3 berbekas lubang selebar
DS : Pasien mengatakan lensa mata merah serta
bersedia dilakukan tindakan mengandung sedikit air dan
perawatan luka, tidak gatal lengket, teraba hangat,
dan luka tidak ada rasa keadaan umum baik, dan
menjaga kebersihan lukanya composmentis
dan mengundang perawat A : Masalah pengelolaan
untuk tindakan homecare di keperawatan luka gangren
rumah. kaki diabetik pada pasien
DO : Pasien terlihat diabetes mellitus tipe ii belum
kooperatif, daerah sekitar teratasi.
tumit kaki kiri lembab, tidak P: lanjutkan intervensi
teraba hangat, terdapat lubang 1) Lakukan penelitian luka
bekas operasi pengeluaran (kaji keadaan, lokasi,
8

kedalaman luka), beri teraba hangat, lubang bekas


tindakan perawatan luka operasi pengeluaran abses.
2) Intruksikan kepada Daerah sekitar luka berwarna
pasien dan keluarga serta merah namun masih ada
pengunjung untuk bercak hitam dan konsdisi
mencuci tangan sebelum luka bersih, keadaan umum
dan setelah kontak baik, dan composmentis
dengan pasien A : Pengelolaan keperawatan
3) Ajarkan pasien dan luka gangren kaki diabetik
keluarga penyebab, tanda pada pasien diabetes mellitus
dan gejala infeksi tipe ii belum teratasi.
4) Ajarkan faktor-faktor P : Lanjutkan intervensi
yang dapat meningkatkan 1) Lakukan penelitian luka
aliran darah. (kaji keadaan, lokasi,
5) Kolaborasi dengan dokter kedalaman luka), beri
dan perawat ruang untuk tindakan perawatan luka
mengukur tanda-tanda 2) Intruksikan kepada
vital, pemberian insulin, pasien dan keluarga serta
pemeriksaan gula darah pengunjung untuk
dan pemberiaan mencuci tangan sebelum
antibiotik. dan setelah kontak
Evaluasi keperawatan Ny.S dengan pasien
dilakukan pada 16 April 2019 3) Ajarkan pasien dan
S : Pasien mengatakan keluarga penyebab, tanda
bersedia dilakukan tindakan dan gejala infeksi
perawatan luka, tidak gatal 4) Ajarkan faktor-faktor
dan luka tidak ada rasa yang dapat meningkatkan
O : Pasien post operasi pada aliran darah.
tanggal 17 April 2019 pukul 5) Kolaborasi dengan dokter
13.00 WIB. terlihat dan perawat ruang untuk
kooperatif, daerah sekitar mengukur tanda-tanda
tumit kaki kiri lembab, tidak vital, pemberian insulin,
9

pemeriksaan gula darah Daerah sekitar luka berwarna


dan pemberiaan hitam dan kering, berbau,
antibiotik. terdapat sedikit nanah, teraba
hangat, ulkus/gangren grade 2,
4. Simpulan dan saran keadaan umum baik, dan
Simpulan composmentis
Berdasarkan hasil Pengkajian pasien II
pembahasan dan tujuan dilakukan pada tanggal 16 April
penulisan laporan kasus pukul 08.15 WIB, mengatakan
“pengelolaan keperawatan luka adanya luka di tumit bawah kaki
gangren kaki diabetik pada Tn.B kiri, tidak terasa gatal, terasa
dan Ny.S diabetes mellitus tipe berat, selalu memakai jarang
ii di Ruang Jlamprang RSUD memakai alas kaki, luka terjadi
Bendan Kota Pekalongan”, sejak 4 April 2019 luka
maka dapat disimpulkan sebagai dibersihkan dengan air mengalir
berikut: dan diberi betadine saat di
Pengkajian pasien I rumah, pasien tidak merasa
dilakukan pada tanggal 14 demam atau mual, sering merasa
April 2019 pukul 09.00 WIB, haus, sering kencing, dan sering
didapatkan data pasien makan
mengatakan adanya luka di luka berwarna hitam merah
punggung kaki kiri akibat kekuningan, tidak berbau,
garukan, terasa gatal, terasa terdapat sedikit nanah, teraba
berat, terasa kaku, jarang hangat, lembab, ulkus/gangren
memakai alas kaki, luka terjadi grade 3, keadaan umum baik,
sejak ± 6 tahun yang lalu, luka dan composmentis
jarang di bersihkan hanya jika Diagnosa keperawatan
mandi, pasien tidak merasa dibuat sesuai dengan kondisi
demam atau mual, sering merasa dan keluhan yang dirasakan
haus, sering kencing, dan sering oleh pasien secara nyata, yang
makan. dapat menimbulkan
permasalahan pada pasien.
10

Diagnosa keperawatan yang yang telah disusun dan adanya


muncul pada Tn.B dan Ny.S partisipasi perawat ruangan
adalah resiko perluasan infeksi dalam pemberian terapi
berhubungan dengan proses farmakologi .
penyakit Evaluasi yang telah
Rencana tindakan diterapkan dalam teori tidak
keperawa-tan disusun semua dapat dicapai dengan
mengacu pada masalah yang batasan waktu yang telah
dialami pasien dengan tujuan ditentukan. resiko perluasan
dan kriteria hasil yang sesuai infeksi berhubungan dengan
dengan teori yang ada, yang proses penyakit belum teratasi
dilakukan untuk mengatasi luka pada hari ketiga, dikarenakan
gangren diantaranya dengan proses penyembu-han luka
lakukan penelitian luka (kaji gangren yang lama
keadaan, lokasi, kedalaman membutuhkan perawatn yang
luka), beri tindakan perawatan intensif, teratur serta terjaga
luka, Intruksikan kepada pasien kesterilan alat.
dan keluarga serta pengunjung Saran
untuk mencuci tangan sebelum Berdasarkan “Pengelolaan
dan setelah kontak dengan Keperawatan Luka Gangren
pasien., ajarkan pasien dan Kaki Diabetik Pasien Diabetes
keluarga penyebab, tanda dan Mellitus Tipe II di Ruang
gejala infeksi, ajarkan faktor- Jlamprang RSUD Bendan
faktor yang dapat meningkatkan
Pekalongan” penulis memberi-
aliran darah, dan kolaborasi
kan saran perawat yang mem-
dengan dokter dan perawat
berikan asuhan keperawatan
ruang untuk mengukur tanda-
kepada pasien sesuai dengan
tanda vital, pemberian insulin,
masalah yang dialami pasien
pemeriksaan gula darah dan
dan melaksanakan perencanaan
pemberiaan antibiotik.
yang telah dibuat. Hal ini
Pelaksanaan dilakukan
dilakukan agar tercapainya
berdasarkan pada perencanaan
tujuan asuhan keperawatan
11

yang telah ditetapkan. Dinkes, (2012) Buku Profil


Motivasi yang besar dalam Kesehatan Provinsi Jawa
diri pasien untuk sembuh dan Tengah Tahun 2012
kooperatifnya pasien serta (online). (htpp://dinkes

keluarga dalam proses asuhan jateng prov. go.id) diakses


tanggal 17 Desember 2018
keperawatan mempengaruhi
pukul 13.05 WIB).
proses pelaksanaan asuhan
Dinkes, (2015) Buku Saku
keperawatan ataupun pe-
Kesehatan Triwulan 3
nyembuhan pasien. Perawatan
Tahun 2015 (htpp://dinkes
lanjutan penting bagi pasien
jatengprov.go.id diakses
dengan luka gangren agar tanggal 17 Desember 2018
terhindar dari tanda-tanda pukul 13.00 WIB).
perluasan infeksi. Fitri, (2015) Data Pravelensi
Penderita Diabetes di
5. Daftar Pustaka Indonesia (http://www.
Arisanty, Irma Puspita (dalam Sehat .link . Diakses tanggal
buku konsep dasar 17 Desember 2016 pukul
manajemen perawatan luka) 11.00 WIB)
2016:75 Goffar, Mohammad (2012)
Azrimaidaliza, dalam Jumal Olahraga Ampuh untuk
Kesehatan Masyarakat, Diabetes Mellitus.
(2011) (jurnal .fkm. unand .ac Yogyakarta : Graha Ilmu
.id/ index.php/ jkma/article/ Kartika, Ronald W dalam Jurnal
view /86/ 92) h. 37. Diakses Continuing Medical
pada tanggal 19 Desember Education Pengelolaan
2018, pukul 09.00 WIB Gangren Kaki Diabetik,
Chan, Margaret (2016) Global 2017:18 (http:// kalbemed.
Report on Diabetes. WHO com/ Portals/ 6/07_ 248
Press (https:// www.who. CME. Pengelolaan% 20
int/dg/speeches/2016/world- Gangren%20Kaki%20Diabe
health-day/en/. Diakses tik.pdf) Diakses pada
tanggal 18 Desember 2018, tanggal 22 November 2018,
pukul 09.00 WIB) pukul 20.00 WIB
12

Kusumaningrum Niken S., Sotani (2009) dalam (http://


Asriningsih Rizky (2016) repository.usu.ac.id/bitstrea
Identifikasi Risiko Diabetic m/handle /123456789/
Foot Ulcer (DFU) pada 46421 /Chapter% 20I.pdf?
pasien dengan Diabetes sequence=5&isAllowed=y)
Mellitus. Jurnal Luka Diakses pada tanggal 18
Indonesia 2016, 2(1):58-63. Desember 2018, pukul
Naralia, Widya (2015) Kohr 13.00 WIB
(2011) dalam (http : // Trisnawati (2013) dalam Jurnal
www.academia.edu/ 2719 Berkala Epidemiologi V No
9391 / PENGETAHUAN_ 2 oleh Nur Lailatul Lathifah
PERAWAT_TENTANG_PE h.232, 2017 (https://e-
RAWATAN_LUKA_DENGA journal.unair.ac .id/ JBE/article
N_METODE_MOIST_WOU /download/ 4781 /3893)
ND_HEALING) Diakses diakses pada tanggal 22
pada tanggal 18 Desember November 2018, pukul
2018, pukul 11.00 WIB 21.00 WIB
Nizmah Fajriyah, Nuniek (2018) Waspadji (2009) dalam Jurnal
(http://repository. Urecol Berkala Epidemiologi V
.org /index.php/ proceeding oleh Nur Lailatul Lathifah
/ article /view /255) di h.232, 2013 (https://e-
publikasikan pada 2018-02- journal.unair.ac.id/JBE/article/
21, diakses pada tanggal 10 download/4781/3893)
Januari 2018, pukul 20.00 diakses pada tanggal 22
WIB
November 2018, pukul
Pernama (2013) dalam Jurnal
21.10 WIB
Berkala Epidemiologi V No
2 oleh Nur Lailatul Lathifah
h.232, 2017 (https://e-
journal.unair.ac.id/ JBE /article
/download / 4781 /3893)
diakses pada tanggal 22
November 2018, pukul
21.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai