Anda di halaman 1dari 21

BAB 7

PELAKSANAAN DAN
PENGENDALIAN OPERASI

OLEH :
G R A C I A D W I S E P S I O N I TA
M
NIMA201911054
R PA U N G
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO

UAS OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK (E)


1. Persiapan-persiapan sebelum
pelaksanaan operasi
1. 2. 3. 4.
Mempelajari pekerjaan-
Mengecek kesiapan
Mempelajari Mempelajari pekerjaan pemeliharaan
dan perbaikan yang fasilitas untuk operasi
Rencana Operasi penyimpangan-
dilakukan dalam sistem, seperti alat-alat
Harian penyimpangan yang khususnya yang telekomunikasi
telah terjadi memerlukan manuver telemetering dan
jaringan
telecontrol
2. Pelaksanaan
Operasi
3. Pengendalian Operasi
Beban yang sesungguhnya terjadi dalamsistem tidak sama dengan yang perkirakan
1. dalamRencana Operasi Harian, bisa lebih kecil tapi bisa juga lebih besar

Unit pembangkit yang diperhitungkan siap operasidalam Rencana Operasi Harian


2. temyata mengalami gangguan atau kerusakan sehingga tidak siap operasi.

Ada peralatan penyaluran seperti Saiuran Udara atau Transformator yang dalam
3. Rencana Operasi Harian dianggap siap operasi temyata mengalami gangguan
atau kerusakan sehinggati.dale siap operasi.

Ada gangguan temperer misalnya karena petir yang menyebabkan sebagian dari
4 sistem padam bahkan padam total yang diakibatkan misskoordinasi antar relay
Urutan prioritas unit pembangkit yang harus dijalankan atau
dihentikan (merit order).

4. Pedoman-pedoman Beban maksimum dan minimum yang diperbolehkan bagi setiap unit
pembangkit

Konfigurasi jaringan dalam keadaan normal.

Operasi atas batas kewenangan operasi antar kesatuan PLN P2B maupun dengan kesatuan
PLN diluar PLN P2B.
Hal hal yang harus dilakukan pada waktu mengatasi gangguan

Prosedur memberi laporan dan perintah operasi baik dalam keadaan sistem nor­mal
maupun sistem terganggu.
Prosedur membebaskan tegangan untuk pelaksanaan suatu pekerjaan dalam instalasi,

Penggunaan fasilitas telekomunikasi, telemetering clan tele control

Tata cara berkomunikasi baik dalam lingkungan PLN P2B maupun dengan satuan
satuan PLN diluar PLN P2B dan juga dengan pihak diluar PLN.
5. Konfigurasi
Jaringan
6. Pedoman
untuk
mengatasi
gangguan
Mempelajari keadaan sistem

Melakukan langkah penyelamatan

6. Pedoman Pemasukan beban secara bertahap


untuk
mengatasi Pengecekan kembali sistem
gangguan
7. Identifikasi Peralatan
Dalam sistem tenaga listrik yang besar dimana
jurnlah peralatan mencapai ribuan dan dipakai
komputer untuk keperluan operasi, diperlukan
cara penomoran dan pemberian kode peralatan
dalam sistem yangmenuruti suatu peraturan
tertentu. Setiap Perusahaan Listrik mempunyai
peraturan mengenai cara penomoran dan
pemberian kode peralatan ini. PLN mengatur
cara penomoran dan pemberian kode ini dengan
Surat Edaran no. 04 I/PST/80 tanggal 28 Juni
'80
10
8. Pengoperasian Instalasi Baru
Pengoperasian instalasi baru pada umumnya mempunyai masalah masalah sebagai berikut:

Masalah yang menyangkut kontrak pembangunan dan


pengoperasian instalasi baru yang akan dioperasikan

Masalah kelayakan operasi dari Instalasi Baru

dipelajari terlebih dahulu masalah yang akan timbul pada


Instalasi Lama serta bagaimana mengatasinya

pasang peralatan telekomuni­kasi dan telemetering (bagi sistem


yang sudah memakai sistem telemetering)
Kondisi Normal
9. Kondisi
Operasi Kondisi Rawan
Sistem
Kondisi Darurat

Kondisi Gangguan
10. Kesalahan-kesalahan Operasi
Membuka PMS sementara PMT yang bersangkutan
1. dengan PMS yang dibuka belum dibuka
10. Kesalahan-kesalahan Operasi
Memindahkan beban (feeder) dari rel 1 ke rel 2 dalam
2. GI seperti ditunjukkan oleh gambar
11. Kecelakaan-kecelakaan
dalam operasi
1. 2. 3. 4.
Pekerjaan Adanya salah Pekerjaan pemeliharaan
pcmeliharaan atau Pekerjaan perbaikan pengertian atau ataupun, perbaikan pada
perbaikan yang kabel tanah salah satu sirkit dari SUIT
kekeliruan dalam
memerlukan pembebasan sirkit ganda, dengan sirkit
tegang an pada SUTM pemasukan tegangan
lainnya yang bersebelahan
dan SUTI dengan sirkit tetap beroperasi
ganda
11. Kecelakaan-kecelakaan
dalam operasi
5. Pekerjaan pemeliharaan atau
perbaikan pada instalasi
tegangan tinggi atau
tegangan menengah di mana
hanya sebagian saja dari
instalasi yang dibebaskan dari
tegangan untuk keperluan
pekerjaan tersebut
12. Langkah-langkah Keselamatan Kerja
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan, maka dilakukan langkah langkah keselamatan kerja sebagai berikut:

Pemberian tanda Bagian dari instalasi yang tidak terisolir dan


letaknya kemungkinan besar dapat tersentuh manusia, harus diberi
tanda "Awas Tegangan Listrik",

Daerah instalasi yang bertegangan menengah dan bertegangan


tinggi harus merupakan daerah terlarang

Prosedur kerja dalam instalasi tegangan tinggi dan tegangan


menengah harus menggambarkan langkah langkah pekerjaan yang
akan dilakukan secara jelas
12. Langkah-langkah Keselamatan Kerja
pekerjaan pemeliharaan, perbaikan serta perluasan instalasi tegangan tinggi dan tegangan menengah yang memerlu­ kan pembebasan
tegangan pada umumnya meliputi empat masalah yang memerlukan pertanggungjawaban yang jelas, yaitu:

Kapan suatu,instalasi dapat dibebaskan dari tegangan,


keluar dari operasi, tanpa mengganggu operasi sistem.

Apakah bagian dari instalasi yang akan dikerjakan dalam arti


akan disentuh orang telah betul betul bebas tegangan.

Harus ada pengawas yang mengawasi agar selama bagian


instalasi yang dibebaskan dari tegangan sedang dikerjakan/disentuh

pengawas pekerjaan harus memeriksa


instalasiyang selesai
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai