Anda di halaman 1dari 68

PENGUATAN

ASESMEN DAN PENILAIAN


SUKU DINAS PENDIDIKAN WILAYAH 2
KOTA ADMINISTRASI
JAKARTA PUSAT
PENGUATAN
IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA

ASESMEN DAN PENILAIAN


OLEH:
FAJAR SUBIJAKTO
Siklus Pembelajaran menggambarkan hubungan tiga komponen penting Pembelajaran
yaitu kurikulum, asesmen dan pembelajaran. Keselarasan antar tiga komponen
tersebut akan menggerakkan pembelajaran untuk memastikan pencapaian kompetensi
oleh peserta didik.
Kurikulum sebagai seperangkat Tujuan pembelajaran
menjadi acuan dalam menetapkan proses asesmen dan
proses belajar.

Proses asesmen dan proses belajar


berinteraksi timbal balik. Tujuan dan
jenis asesmen menjadi dasar dalam
merancang kegiatan pembelajaran.

Hasil belajar akan dinilai dalam proses asesmen. Hasil asesmen digunakan untuk
menyesuaikan pembelajaran. Pada ujung akhirnya, pembelajaran dan asesmen akan menjadi
umpan balik untuk pengembangan kurikulum.
ASESMEN
Vs
PENILAIAN
KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

ASESMEN
NOMOR 719/ P / 2020
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN KURIKULUM SATUAN PEDIDIKAN PADA KONDISI KHUSUS

LANDASAN HUKUM

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI

PENILAIAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 21 TAHUN 2022
TENTANG
STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, JENJANG
PENDIDIKAN DASAR, DAN JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH
PENGERTIAN
Asesmen adalah proses sistematis dalam pengumpulan, pengolahan, dan
penggunaan data aspek kognitif dan non-kognitif untuk meningkatkan kualitas
ASESMEN belajar peserta didik.

Asesmen Diagnostik adalah asesmen yang dilakukan secara spesifik untuk


mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, keiemahan peserta didik, sehingga
pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi peserta
didik.

Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria minimal mengenai mekanisme


penilaian hasil belajar peserta didik.

PENILAIAN Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk


mengetahui kebutuhan belajar dan capaian perkembangan atau hasil belajar
peserta didik.
ASESMEN/PENILAIAN
1. NON KOGNITIF

1. ASESMEN DIAGNOSTIK
2. KOGNITIF
2. ASESMEN FORMATIF

3. ASESMEN SUMATIF
ASESMEN
DIAGNOSTIK
Asesmen Diagnostik adalah asesmen yang
dilakukan secara spesifik untuk mengidentifikasi
kompetensi, kekuatan, kelemahan peserta didik,
sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai
dengan kompetensi dan kondisi peserta didik.

asesmen diagnostik bertujuan untuk mendiagnosis


kemampuan dasar siswa dan mengetahui kondisi
awal siswa.
Peserta Didik yang perkembangan atau hasil
belajarnya paling tertinggal berdasarkan hasil
Asesmen Diagnostik, diberikan pendampingan
belajar secara afirmatif.
ASESMEN DIAGNOSTIK
NON KOGNITIF

ASESMEN DIAGNOSTIK
KOGNITIF
ASESMEN DIAGNOSTIK
NON KOGNITIF
EN
M
S ST IK
S E
A GNO
IA
D

NO
NK
OG
NIT
IF
TINDAK LANJUT
ASESMEN DIAGNOSTIK
KOGNITIF
Asesmen diagnostik kognitif bertuju-
an mendiagnosis kemampuan dasar
siswa dalam topik sebuah mata
pelajaran.

Asesmen Diagnostik
Asesmen diagnostik kognitif dapat bisa berupa Asesmen
dilaksanakan secara rutin yang disebut Formatif maupun
asesmen diagnostik kognitif berkala, Asesmen Sumatif.
pada awal pembelajaran, akhir setelah
guru selesai menjelaskan dan
membahas topik, dan waktu lain
ASESMEN DIAGNOSTIK
KOGNITIF
ASESMEN
FORMATIF DAN SUMATIF
Permendikbudristek No. 21 tahun 2022
Permendikbudristek No. 21 tahun 2022

Pasal 1

1. Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria minimal


PENILAIAN mengenai mekanisme penilaian hasil belajar peserta didik.

2. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan


informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar dan
capaian perkembangan atau hasil belajar peserta didik.
Pasal 2
Penilaian hasil belajar Peserta Didik dilakukan sesuai
dengan tujuan Penilaian secara berkeadilan, objektif,
dan edukatif

 Berkeadilan merupakan Penilaian yang tidak bias oleh


latar belakang, identitas, atau kebutuhan khusus Peserta
Didik.
 Objektif merupakan Penilaian yang didasarkan pada
informasi faktual atas pencapaian perkembangan atau
hasil belajar Peserta Didik.
 Edukatif merupakan Penilaian yang hasilnya digunakan
sebagai umpan balik bagi Pendidik, Peserta Didik, dan
orang tua untuk meningkatkan proses pembelajaran dan
hasil belajar.
PROSEDUR PENILAIAN
Pasal 3
(1) Prosedur Penilaian hasil belajar Peserta Didik
meliputi:
a. perumusan tujuan Penilaian;
b. pemilihan dan/atau pengembangan
instrumen Penilaian;
c. pelaksanaan Penilaian;
d. pengolahan hasil Penilaian; dan
e. pelaporan hasil Penilaian.

(2) Prosedur Penilaian hasil belajar disesuaikan


dengan karakteristik jalur, jenjang, dan jenis
Satuan Pendidikan.
TUJUAN PENILIAN

Pasal 4
Perumusan tujuan Penilaian:
(1) Memperhatikan keselarasan dengan tujuan
pembelajaran yang merujuk pada kurikulum
yang digunakan Satuan Pendidikan.

(2) Hasil perumusan tujuan Penilaian dimuat


dalam perencanaan pembelajaran
Pasal 5
Pemilihan dan/atau pengembangan instrumen
Penilaian dilaksanakan oleh Pendidik dengan:
a. mempertimbangkan karakteristik kebutuhan
Peserta Didik;
b. berdasarkan rencana Penilaian yang termuat
dalam perencanaan pembelajaran

Pasal 6
Pelaksanaan Penilaian dapat dilakukan sebelum,
pada saat, dan/atau setelah pembelajaran.
Pasal 7

Pengolahan hasil Penilaian dilakukan dengan


menganalisis secara kuantitatif dan/atau
kualitatif terhadap data hasil pelaksanaan
Penilaian yang berupa angka dan/atau deskripsi.
Pasal 8

(1) Pelaporan hasil Penilaian dituangkan dalam bentuk


laporan kemajuan belajar.
(2) Laporan kemajuan belajar berupa laporan hasil
belajar yang disusun berdasarkan pengolahan hasil
Penilaian.
(3) Laporan hasil belajar paling sedikit memuat informasi
mengenai pencapaian hasil belajar Peserta Didik.
(4) Selain memuat informasi laporan hasil belajar untuk
pendidikan anak usia dini juga memuat informasi
mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak.
(5) Laporan hasil belajar tertuang dalam rapor atau
bentuk laporan hasil Penilaian lainnya.
Pasal 9

(1) Penilaian hasil belajar Peserta Didik dengan prosedur


berbentuk:
a. Penilaian formatif; dan
b. Penilaian sumatif.
(2) Penilaian formatif dilaksanakan pada pendidikan anak
usia dini, jenjang pendidikan dasar, dan jenjang
pendidikan menengah.
(3) Penilaian sumatif dilaksanakan pada jenjang pendidikan
dasar dan jenjang pendidikan menengah.
(4). Penilaian formatif bertujuan untuk memantau dan
memperbaiki proses pembelajaran serta mengevaluasi
Pencapaian tujuan pembelajaran.
Pasal 9

(5) Penilaian formatif dilakukan dengan mengumpulkan


informasi mengenai:
a. Peserta Didik yang mengalami hambatan atau
kesulitan belajar; dan
b. perkembangan belajar Peserta Didik.

(6) Informasi digunakan sebagai umpan balik bagi :


a. Peserta Didik untuk mengembangkan kemampuan dalam
memonitor proses dan kemajuan belajar sebagai bagian
dari keterampilan belajar sepanjang hayat; dan
b. Pendidik untuk merefleksikan dan meningkatkan efektivitas
pembelajaran.
Pasal 9
(7). Penilaian sumatif pada jenjang pendidikan dasar dan jenjang

pendidikan menengah bertujuan untuk menilai pencapaian


hasil belajar Peserta Didik sebagai dasar penentuan:
a. kenaikan kelas; dan
b. kelulusan dari Satuan Pendidikan.

(8). Penilaian pencapaian hasil belajar Peserta Didik dilakukan


dengan membandingkan pencapaian hasil belajar Peserta
Didik dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.
Pasal 10

(1) Penentuan kenaikan kelas dilakukan dengan mempertimbang-


kan laporan kemajuan belajar yang mencerminkan pencapaian
Peserta Didik pada semua mata pelajaran dan ekstrakurikuler
serta prestasi lain selama 1 (satu) tahun ajaran.

(2) Penentuan kelulusan dari Satuan Pendidikan dilakukan dengan


mempertimbangkan laporan kemajuan belajar yang mencermin
kan pencapaian Peserta Didik pada semua mata pelajaran dan
ekstrakurikuler serta prestasi lain.
Pasal 11

Satuan Pendidikan menetapkan mekanisme penentuan


kenaikan kelas dan kelulusan dari Satuan Pendidikan
berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh kepala
unit utama yang membidangi kurikulum dan asesmen.
KONSEP ASESMEN
FORMATIF DAN SUMATIF
BENTUK ASESMEN
BENTUK TERTULIS
BENTUK TIDAK TERTULIS
FORMAT PENILAIAN
Formatif
FORMAT PENILAIAN
Sumatif
7

Anda mungkin juga menyukai