Anda di halaman 1dari 11

LEMBAR KERJA TUGAS RESUME MODUL

PENDALAMAN MATERI PPG DALAM JABATAN TAHUN 2023

Nama : Udin Wahyudin

NIM : ____________________________________________________________________

Modul : Evaluasi Pembelajaran

KB : Asesmen dalam Kurikulum Merdeka

Dosen : Tato Nuryanto, M.Pd.

A. Pemetaan Konsep/Mind Map (Silahkan dibuatkan pemetaan konsep dari materi yang terdapat
dalam KB dari modul yang dikaji)
ASESMEN DALAM KURIKULUM MERDEKA

Konsep Asesmen dalam


Kurikulum Merdeka

Prinsip-Prinsip Asesmen
Asesmen Diagnostik
Pembelajaran
Jenis-Jenis Asesmen
dalam Kurikulum Asesmen Formatif
Merdeka
Merencanakan Asesmen
Asesmen Sumatif
Pembelajaran
ASESMEN DALAM Bentuk-Bentuk Asesmen
KURIKULUM dalam Kurikulum Tes Tertulis
MERDEKA Merdeka
Penyusunan Instrumen
Penilaian Sikap (Afektif)
Penilaian

Penilaian Keterampilan

Refleksi Diri

Refleksi dan Tindak


lanjut Pembelajaran dan Refleksi Pendidik
Asesmen
Refleksi oleh Peserta
Didik
B. Lakukan Analisis mengikuti alur I-CARE berikut:

Komponen Deskripsi
Jelaskan secara ASESMEN DALAM KURIKULUM MERDEKA
keseluruhan
gambaran materi A. Konsep Asesmen dalam Kurikulum Merdeka
yang sudah sudara Dalam Kurikulum Merdeka penilaian menggunakan istilah asesmen
pelajari. yang diartikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan dan
pencapaian hasil belajar peserta didik.
Prinsip-prinsip pembelajaran yang digandengkan dengan prinsip-
prinsip asesmen mengindikasikan pentingnya pengembangan
strategi pembelajaran sesuai dengan tahap capaian belajar peserta
didik atau yang dikenal juga dengan istilah teaching at the right level
(TaRL).
Berikut ini adalah ilustrasi siklus perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran dan asesmen:
1. Pendidik menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran,
termasuk di dalamnya rencana asesmen formatif yang akan
dilakukan di awal pembelajaran dan asesmen di akhir
pembelajaran;
2. Pendidik melakukan asesmen di awal pembelajaran untuk
menilai kesiapan setiap individu peserta didik untuk
mempelajari materi yang telah dirancang;
3. Berdasarkan hasil asesmen, pendidik memodifikasi rencana
yang dibuatnya dan/atau membuat penyesuaian untuk sebagian
peserta didik;
4. Melaksanakan pembelajaran dan menggunakan berbagai
metode asesmen formatif untuk memonitor kemajuan belajar;
5. Melaksanakan asesmen di akhir pembelajaran untuk
mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran. Asesmen ini
dapat digunakan sebagai
Asesmen terbagi kepada tiga jenis, yaitu: asesmen sebagai proses
pembelajaran (Assessment as Learning), asesmen untuk proses
pembelajaran (Assessment for Learning), dan asesmen pada akhir
proses pembelajaran (Assessment of Learning).
Perbedaan assessment as learning dengan assessment for learning
terletak pada pelibatan peserta didiknya. Pada assessment as
learning peserta didik dilibatkan secara aktif dengan diberi
pengalaman untuk belajar menjadi penilai bagi dirinya sendiri (self
assessment) dan temannya (peer assessment).
Sedangkan assessment of learning berfungsi sebagai asesmen
sumatif yang dilakukan pada akhir proses pembelajaran.
Dalam Kurikulum Merdeka, asesmen diagnostik menjadi penting
karena bertujuan untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan,
kelemahan peserta didik. Hasilnya dapat digunakan pendidik
sebagai rujukan dalam merencanakan pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran peserta didik.
B. Prinsip-prinsip Asesmen Pembelajaran
Prinsip asesmen yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Pertama, asesmen merupakan bagian terpadu dari proses
pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan penyediaan
informasi yang holistik sebagai umpan balik untuk pendidik,
peserta didik, dan orang tua/wali agar dapat memandu
mereka dalam menentukan strategi pembelajaran
selanjutnya.
Implikasi yang harus dilakukan oleh guru, yaitu:
a. Pendidik menguatkan asesmen di awal pembelajaran
yang digunakan untuk merancang pembelajaran sesuai
dengan kesiapan peserta didik;
b. Pendidik merencanakan pembelajaran dengan merujuk
pada tujuan yang hendak dicapai dan memberikan
umpan balik agar peserta didik dapat menentukan
langkah untuk perbaikan kedepannya;
c. Pendidik memberikan umpan balik berupa kalimat
dukungan untuk menstimulasi pola pikir bertumbuh;
d. Pendidik melibatkan peserta didik dalam melakukan
asesmen, melalui penilaian diri, penilaian antar teman,
refleksi diri, dan pemberian umpan balik antar teman;
e. Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk berefleksi tentang kemampuan mereka, serta
bagaimana meningkatkan kemampuan tersebut
berdasarkan hasil asesmen;
f. Pendidik merancang asesmen untuk mendorong peserta
didik terus meningkatkan kompetensinya melalui
asesmen dengan tingkat kesulitan yang tepat dan umpan
balik yang membangun;
g. Pada konteks PAUD, yang dipantau tidak hanya berbagai
aspek perkembangan yang ada di CP, namun juga
tumbuh kembang anak secara keseluruhan.
2. Kedua, asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan
fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan untuk
menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar
efektif mencapai tujuan pembelajaran.
Implikasi yang harus dilakukan oleh guru, yaitu:
a. Pendidik memikirkan tujuan pembelajaran pada saat
merencanakan asesmen dan memberikan kejelasan
pada peserta didik mengenai tujuan asesmen di awal
pembelajaran;
b. Pendidik menggunakan teknik asesmen yang beragam
sesuai dengan fungsi dan tujuan asesmen. Hasil dari
asesmen formatif digunakan untuk umpan balik
pembelajaran, sementara hasil dari asesmen sumatif
digunakan untuk pelaporan hasil belajar.
3. Ketiga, asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid,
dan dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan
belajar, menentukan keputusan tentang langkah dan
sebagai dasar untuk menyusun program pembelajaran yang
sesuai selanjutnya.
implikasi yang harus dilakukan oleh guru, yaitu:
a. Pendidik menyediakan waktu dan durasi yang cukup agar
asesmen menjadi sebuah proses pembelajaran dan
bukan hanya untuk kepentingan menguji;
b. Pendidik menentukan kriteria sukses dan
menyampaikannya pada peserta didik, sehingga mereka
memahami ekspektasi yang perlu dicapai;
c. Pendidik berkolaborasi dalam merancang asesmen
sehingga dapat menggunakan kriteria yang serupa dan
sesuai dengan tujuan asesmen;
d. Pendidik menggunakan hasil asesmen untuk
menentukan tindak lanjut pembelajaran.
4. Keempat, laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta
didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan
informasi yang bermanfaat tentang karakter dan
kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak lanjut.
Imlikasi yang harus dilakukan oleh guru, yaitu:
a. Pendidik menyusun laporan kemajuan belajar secara
ringkas, mengutamakan informasi yang paling penting
untuk dipahami oleh peserta didik dan orang tua;
b. Pendidik memberikan umpan balik secara berkala
kepada peserta didik dan mendiskusikan tindak
lanjutnya bersamasama beserta orang tua.
5. Kelima, hasil asesmen digunakan oleh peserta didik,
pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua/wali sebagai
bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
Implikasi yang harus dilakukan oleh guru, yaitu:
a. Pendidik menyediakan waktu bagi guru untuk membaca,
menganalisis, dan melakukan refleksi hasil asesmen;
b. Pendidik menggunakan hasil asesmen sebagai bahan
diskusi untuk menentukan hal-hal yang sudah berjalan
baik dan area yang perlu diperbaiki. Satuan pendidikan
memiliki strategi agar hasil asesmen digunakan sebagai
refleksi oleh peserta didik, pendidik, tenaga
kependidikan, dan orang tua untuk meningkatkan mutu
pembelajaran;
c. Pendidik memberikan umpan balik secara berkala
kepada peserta didik dan mendiskusikan tindak
lanjutnya bersamasama orang tua.

C. Jenis-jenis Asesmen dalam Kurikulum Merdeka


1. Asesmen Diagnostik
Bertujuan untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan,
kelemahan peserta didik. Hasilnya digunakan pendidik
sebagai rujukan dalam merencanakan pembelajaran sesuai
dengan kebutuhan pembelajaran peserta didik.
a. Asesmen diagnostik non kognitif adalah asesmen yang
bertujuan untuk mengetahui kesejahteraan psikologi
dan sosial emosi peserta didik, mengetahui aktivitas
selama belajar di rumah, mengetahui kondisi keluarga
peserta didik, mengetahui latar belakang pergaulan
peserta didik, dan mengetahui gaya, karakter, serta
minat peserta didik.
Tahapan dalam asesmen diagnostik non kognitif terdiri
dari persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut.
1. Persiapan,
2. Pelaksanaan,
3. Tindak Lanjut, Mengidentifikasi, Menentukan
b. Asesmen diagnostik kognitif adalah asesmen yang
bertujuan untuk mendiagnosis kemampuan dasar
pesera didik dalam topiksebuah mata pelajaran.
1. Pada tahap persiapan dan pelaksanaan :
a. Membuat jadwal pelaksanaan asesmen
b. Mengidentifikasi materi asesmen berdasarkan
penyederhanaan kompetensi dasar yang
disediakan oleh Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan
c. Menyusun pertanyaan sederhana dengan pola:
- 2 pertanyaan sesuai kelasnya dengan topik
capaian pembelajaran baru
- 6 pertanyaan dengan topik satu kelas di
bawahnya
- 2 pertanyaan dengan topik dua kelas di
bawahnya
2. Pada tahap tindak lanjut, ada beberapa hal yang
dapat dilakukan oleh guru, yaitu:
a. Melakukan pengolahan hasil asesmen dengan
membuat kategori penilaian paham utuh, paham
sebagian, tidak paham, serta menghitung rata-
rata kelas;
b. Membagi peserta didik menjadi tiga kelompok
dengan kategori:
- Peserta didik dengan nilai rata-rata kelas akan
mengikuti pembelajaran dengan ATP sesuai
fasenya;
- Peserta didik dengan nilai di bawah rata-rata
mengikuti pembelajaran dengan diberikan
pendampingan pada kompetensi yang belum
terpenuhi;
- Siswa dengan nilai di atas rata-rata mengikuti
pembelajaran dengan pengayaan.
c. Melakukan penilaian pembelajaran topik yang
sudah diajarkan sebelum memulai topik
pembelajaran baru, untuk menyesuaikan
pembelajaran sesuai dengan rata-rata
kemampuan peserta didik;
d. Mengulangi proses diagnosis ini dengan
melakukan asesmen formatif (dengan bentuk dan
strategi yang variatif), sampai siswa mencapai
tingkat kompetensi yang diharapkan.
2. Asesmen Formatif
Bertujuan untuk memantau dan memperbaiki proses
pembelajaran, serta mengevaluasi pencapaian tujuan
pembelajaran.
Berikut ini adalah beberapa karakteristik asesmen formatif:
a. Terintegrasi dengan proses pembelajaran yang sedang
berlangsung, sehingga asesmen formatif dan
pembelajaran menjadi satu kesatuan.
b. Melibatkan peserta didik dalam pelaksanaannya,
misalnya melalui penilaian diri, penilaian antarteman,
dan refleksi meta kognitif terhadap proses belajarnya;
c. Memperhatikan kemajuan penguasaan dalam berbagai
ranah yang meliputi sikap, pengetahuan, keterampilan,
motivasi, dan gaya belajar, sehingga dibutuhkan metode
atau strategi pembelajaran serta dan instrumen
penilaian yang tepat;
3. Asesmen Sumatif
Dilakukan pada akhir pembelajaran. Asesmen sumatif pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah bertujuan untuk
menilai pencapaian tujuan pembelajaran dan/atau CP
peserta didik sebagai dasar penentuan kenaikan kelas
dan/atau kelulusan dari satuan pendidikan.
Berikut ini adalah beberapa karakteristik asesmen sumatif:
a. Dilakukan setelah proses pembelajaran berakhir,
misalnya satu lingkup materi, akhir semester, atau akhir
tahun ajaran;
b. Pelaksanaannya bersifat formal, sehingga membutuhkan
perancangan instrument yang tepat sesuai dengan
capaian kompetensi yang diharapkan;
c. Sebagai bentuk pertanggungjawaban sekolah kepada
orag tua dan peserta didik, serta kepada pemanggu
kepentingan (stake holdser);
d. Digunakan oleh sekolah dan pendidik untuk
mengevaluasi efektivitas program pembelajaran.

D. Merencanakan Asesmen Pembelajaran


Tahapan yang dapat dilakukan dalam merencanakan asesmen
adalah merumuskan tujuan asesmen yang berkaitan erat dengan
tujuan pembelajaran.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
memilih/mengembangkan instrumen, antara lain: karakteristik
peserta didik, kesesuaian asesmen dengan rencana/tujuan
pembelajaran dan tujuan asesmen, kemudahan penggunaan
instrument untuk memberikan umpan balik kepada peserta didik
dan pendidik.
Berikut adalah contoh instrumen penilaian atau asesmen yang dapat
menjadi inspirasi bagi pendidik:
1. Rubrik, yaitu pedoman yang dibuat untuk menilai dan
mengevaluasi kualitas capaian kinerja peserta didik sehingga
pendidik dapat menyediakan bantuan yang diperlukan untuk
meningkatkan kinerja.
2. Ceklis, yaitu daftar informasi, data, ciri-ciri, karakteristik, atau
elemen yang dituju;
3. Catatan anecdotal, yaitu catatan singkat hasil observasi yang
difokuskan pada performa dan perilaku yang menonjol, disertai
latar belakang kejadian dan hasil analisis atas observasi yang
dilakukan;
4. Grafik perkembagan, yaitu grafik atau infografik yang
menggambarkan tahap perkembangan belajar.
Contoh teknik asesmen yang dapat diadaptasi, yaitu:
1. Observasi, yaitu penilaian peserta didik yang dilakukan secara
berkesinambungan melalui pengamatan perilaku yang diamati
secara berkala.
2. Kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik untuk
mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuannya ke
dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang
diinginkan.
3. Projek, yaitu kegiatan penilaian terhadap suatu tugas meliputi
kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan, yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu;
4. Tes tertulis, yaitu tes dengan soal dan jawaban disajikan secara
tertulis untuk mengukur atau memperoleh informasi tentang
kemampuan peserta didik.
5. Tes lisan, yaitu pemberian soal/pertanyaan yang menuntut
peserta didik menjawab secara lisan, dan dapat diberikan secara
klasikal Ketika pembelajaran;
6. Penugasan, yaitu pemberian tugas kepada peserta didik untuk
mengukur pengetahuan dan memfasilitasi peserta didik
memperoleh atau meningkatkan pengetahuan;
7. Portofolio, yaitu kumpulan dokumen hasil penilaian,
penghargaan, dan karya peserta didik dalam bidang tertentu
yang mencerminkan perkembangan (reflektif-integratif) dalam
kurun waktu tertentu.
Kriteria yang digunakan untuk menentukan apakah peserta didik
telah mencapai tujuan pembelajaran dapat dikembangkan pendidik
dengan menggunakan beberapa pendekatan, di antaranya:
1. menggunakan deskripsi sehingga apabila peserta didik tidak
mencapai kriteria tersebut maka dianggap belum mencapai
tujuan pembelajaran,
2. menggunakan rubrik yang dapat mengidentifikasi sejauh mana
peserta didik mencapai tujuan pembelajaran,
3. menggunakan skala atau interval nilai, atau pendekatan lainnya
sesuai dengan kebutuhan dan kesiapan pendidik dalam
mengembangkannya. Berikut adalah contohcontoh pendekatan
yang dimaksud.

E. Bentuk-bentuk Asesmen dalam Kurikulum Merdeka


Bentuk asesmen tertulis adalah:
1. Jurnal yang bertujuan untuk melatih kemampuan murid untuk
mengorganisasi dan mengekspresikan ide/pemikiran mereka
dalam bentuk tulisan, memberikan kebebasan berpikir, dan
menjadi alat untuk murid merefleksikan perkembangan mereka
secara berkesinambungan;
2. Essay yang bertujuan untuk mengasah keterampilan peserta
didik dalam menulis akademis, seperti mengembangkan
argumen, menyajikan bukti, mencari sumber terpercaya untuk
mendukung argumen, dan menggunakan referensi dengan
tepat. Essay juga bertujuan untuk mengembangkan cara berpikir
kritis dan daya analisis murid;
3. Poster yang bertujuan untuk mendorong kemampuan murid
untuk mengeksplorasi topik dan mengkomunikasikan
pemahaman mereka dengan cara semenarik mungkin
4. Tes Tertulis yang terdiri dari soal multiple choice, kuis, dan
lainnya
Sedangkan bentuk asesmen tidak tertulis di antaranya adalah:
1. Diskusi kelas yang bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi di depan publik
dan mengemukakan pendapat, serta melatih peserta didik untuk
belajar berdemokrasi, mendengarkan dan menerima pendapat
orang lain yang mungkin berbeda dengannya, juga merespons
pendapat tersebut dengan cara yang sopan dan simpatik;
2. Drama yang bertujuan mengembangkan kemampuan seni peran
dan berkomunikasi murid. Mendorong murid untuk melihat
sebuah masalah dari perspektif yang berbeda sehingga dapat
menumbuhkan jiwa empati dan berpikiran kritis murid;
3. Produk dalam bentuk membuat model miniatur 3 dimensi
(diorama), produk digital, produk seni, dll.
4. Presentasi yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
berkomunikasi dan mendorong peserta didik untuk memahami
topik presentasi dengan mendalam;
5. Tes lisan dalam bentuk kuis tanya jawab secara lisan dengan
tujuan untuk mengonfirmasi pemahaman murid dan
menerapkan umpan balik.

F. Penyusunan Instrumen Penilaian


Dari beberapa bentuk asesmen di atas, berikut ini adalah proses
penyusunan instrumennya.
1. Tes tertulis,
2. Penilaian Sikap (Afektif)
3. Penilaian Keterampilan

G. Refleksi dan Tindak Lanjut Pembelajaran dan Asesmen


Asesmen tanpa umpan balik hanyalah data administratif yang
kurang bermanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran
dan asesmen. Hasil asesmen peserta didik pada periode waktu
tertentu dapat dijadikan sebagai umpan balik bagi pendidik
untuk melakukan refleksi dan evaluasi.
Asesmen terhadap perencanaan pembelajaran dapat dilakukan
dengan cara sebagaimana dalam (Permendikbud Nomor 16
Tahun 2022) sebagai berikut.
1. Refleksi diri terhadap perencanaan dan proses
pembelajaran.
2. Refleksi diri terhadap hasil asesmen yang dilakukan oleh
sesame Pendidik, kepala Satuan Pendidikan, dan/atau
Peserta Didik.
Refleksi Diri
Pendidik perlu melakukan refleksi diri terhadap perencanaan
dan pelaksanaan pembelajaran dan asesmen yang telah
dilakukan. Pendidik yang bersangkutan perlu melakukan refleksi
paling sedikit satu kali dalam satu semester. Dalam melakukan
refleksi diri terhadap proses perencanaan dan proses
pembelajaran, pendidik dapat menggunakan pertanyaan-
pertanyaan berikut untuk membantu melakukan proses
refleksi.
1. Apa tujuan saya mengajar semester/tahun ini?
2. Apa yang saya sukai dari proses belajar mengajar
semester/tahun ini?
3. Aspek/hal apa dalam pengajaran dan asesmen yang
berhasil?
4. Aspek/hal apa dalam pengajaran dan asesmen yang perlu
peningkatan?
5. Apa yang perlu saya lakukan tahun ini untuk hal yang lebih
baik tahun depan?
6. Apa saja tantangan terbesar yang saya hadapi dalam
semester/tahun ini?
7. Bagaimana cara saya mengatasi tantangantantangan
tersebut?
Refleksi Sesama Pendidik
Penilaian oleh sesama pendidik merupakan asesmen oleh
sesama pendidik atas perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik yang bersangkutan.
Hal ini ditujukan untuk membangun budaya saling belajar, kerja
sama dan saling mendukung, dilakukan paling sedikit satu kali
dalam satu semester. Berikut adalah tiga hal yang dapat
dilakukan oleh sesama peserta didik.
1. Berdiskusi mengenai proses perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran (dapat menggunakan/ menyesuaikan
pertanyaan untuk refleksi diri).
2. Mengamati proses pelaksanaan pembelajaran.
3. Melakukan refleksi terhadap perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran.
Refleksi oleh Peserta Didik
Penilaian oleh peserta didik bertujuan sebagai berikut.
1. Membangun kemandirian dan tanggung jawab dalam
proses pembelajaran dan kehidupan sehari-hari;
2. Membangun budaya transparansi, objektivitas, saling
menghargai, dan mengapresiasi keragaman pendapat
dalam menilai proses pembelajaran;
3. Membangun suasana pembelajaran yang partisipatif dan
untuk memberi umpan balik kepada pendidik dan peserta
didik.
4. Melatih peserta didik untuk mampu berpikir kritis.
Jelaskan relevansi Relevansi Materi :
materi dari KB yang Society 5.0 adalah masyarakat yang dapat menyelesaikan berbagai
sudara pelajari tantangan dan permasalahan sosial dengan memanfaatkan berbagai
dalam konteks inovasi yang lahir di era Revolusi industri 4.0 seperti Internet on
pembelajaran Things (internet untuk segala sesuatu), Artificial Intelligence
materi yang saudara (kecerdasan buatan), Big Data (data dalam jumlah besar), dan robot
ampu saat ini? untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Era ini menjadi
peluang sekaligus tantangan baru bagi siswa untuk meningkatkan
Jelaskan rencana soft skill sebagai persiapan di masa yang akan datang. Telah
penerapan (aplikasi) diketahui secara bersama bahwa kurikulum merupakan “nyawa”
dari konsep/ dalam pendidikan. Kurikulum hendaknya perlu dievaluasi secara
pengetahuan yang dinamis dan berkala mengikuti perkembangan zaman terutama
saudara pelajari dari IPTEK. Kurikulum juga disusun dengan memperhatikan kompetensi
KB dalam mata yang dibutuhkan oleh masyarakat dan lulusan. Kurikulum Merdeka
pelajaran yang Belajar merupakan salah satu kebijakan baru Kementerian
saudara ampu. Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia
(Kemendikbud Ristek RI) yang ditujukan untuk mewujudkan proses
pembelajaran yang inovatif dan mengikuti kebutuhan siswa
(student-centered). Era Society 5.0 berlangsung pada Abad 21 yang
dimana merupakan kejayaan dunia digital. Model pembelajaran
abad ke-21 juga menuntut siswa untuk mencapai keterampilan 4C
yaitu critical thinking, communication, colaboration, and creativity.
Rencana Penerapan Konsep :
Memberikan penilaian proyek untuk mendukung pengembangan
karakter sesuai dengan profil pelajar pancasila. Sistem pembelajaran
ini penting guna mengembangkan karakter siswa. Sebab, mereka
akan diberi kesempatan untuk memulai pengalaman (experiential
learning).

Jelaskan pula Tantangan :


tantangan dan Pembelajaran dengan kurikulum merdekan identik dengan pembelajaran
solusinya dalam digital. Sedangkan tidak semua siswa memilki fasilitas gadget. Sehingga
menerapkan kondisi ini cukup menghambat dan menjadi tantangan guru dalam proses
pembelajaran.
konsep/
pengetahuan yang
Solusi :
saudara pelajari dari Guru harus mulai mengambil Langkah tepat, sehingga pembelajaran tetap
KB dalam bisa berlangsung dengan efektif sekalipun tidak semua siswa memiliki
pembelajaran di gadget. Yaitu dengan cara menggunakan fasilitas infocus. Dengan cara ini
kelas. diharapkan semua siswa bisa mengikuti proses pembelajaran tanpa
terkendala fasilitas gadget.
Jelaskan keterkaitan Pendidikan dan moderasi beragama menjadi salah satu jalan yang
materi modul dalam sangat efektif untuk memupuk toleransi untuk persatuan negeri ini.
KB ini dengan Pendidikan dan moderasi beragama ini harus terus disampaikan ke
moderasi beragama masyarakat secara bertahap dan berkelanjutan. Dengan begitu,
toleransi akan bisa tumbuh dengan baik sehingga persatuan itu
otomatis akan semakin erat.

Anda mungkin juga menyukai