Anda di halaman 1dari 22

PERSIAPAN GURU

MENYAMBUT
SEMESTER BARU
TAHUN AJARAN 2023
MENYUSUN INSTRUMEN
ANALISIS AWAL (DIAGNOSTIK)
PEMBELAJARAN
Asesmen diagnostik adalah asesmen yang dilakukan secara spesifik untuk
mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, kelemahan peserta didik, sehingga
pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi peserta
didik

FUNGSI ASESMEN DIAGNOSTIK


Untuk mengidentifikasi tingkat kesulitan peserta didik
dalam kegiatan pembelajaran. Jika ditinjau dari sisi
pendidik, asesmen ini berfungsi untuk membantu guru
dalam mengembangkan rancangan pembelajaran yang
efektif dan efisien.
FUNGSI ASESMEN DIAGNOSTIK
1. Peserta didik akan mendapatkan pembelajaran yang
sesuai dengan kompetensi dan kondisinya.

2. Peserta didik bisa lebih aktif selama kegiatan


pembelajaran berlangsung.

3. Pencapaian peserta didik bisa meningkat.

4. Guru lebih mudah membuat rancangan pembelajaran


yang mengakomodir kompetensi dan kondisi peserta
didiknya.

5. Guru bisa mendapatkan umpan balik dari peserta


didik di setiap pembelajaran.
PERSIAPAN GURU
MENYAMBUT SEMESTER BARU
TAHUN 2023

JENIS-JENIS ASESMEN
DIAGNOSTIK

1. Asesmen Diagnostik Kognitif


Asesmen diagnostik kognitif adalah asesmen yang dilakukan di awal dan akhir
pembelajaran untuk memantau sejauh mana peserta didik bisa memahami materi
pembelajaran. Kegiatan asesmen semacam ini harus dilakukan secara rutin sebelum
Bapak/Ibu memulai dan setelah mengakhiri pembelajaran atau biasa disebut
asesmen formatif. Tidak hanya itu, asesmen kognitif juga bisa dilakukan di
pertengahan atau akhir semester dalam bentuk ujian atau biasa disebut asesmen
sumatif.

2. Asesmen Diagnostik Non Kognitif


Asesmen diagnostik non-kognitif adalah asesmen yang dilakukan untuk mengetahui
kondisi psikologi, emosi, dan sosial peserta didik. Artinya, asesmen ini lebih
mengarah pada kondisi personal peserta didik. Tentu Bapak/Ibu memahami betul
bahwa kondisi personal peserta didik akan mempengaruhi pencapaiannya di
sekolah. Misal, peserta didik yang tidak merasa nyaman di rumah karena masalah
keluarga, pasti ia juga sulit untuk fokus saat di sekolah.

PREPARED BY
Diklat.co
TUJUAN ASESMEN
DIAGNOSTIK
Tujuan Asesmen Diagnostik Kognitif
1. Mengidentifikasi pencapaian kompetensi peserta didik.
2. Merancang pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi rata-rata peserta didik.
3. Membentuk kelas remedial yang mampu mengakomodir peserta didik dengan
kemampuan di bawah rata-rata

Tujuan Asesmen Diagnostik Non Kognitif


1. Memahami tingkat kesejahteraan psikologi, emosi, dan sosial peserta didik.
2. Mengetahui aktivitas peserta didik saat belajar di rumah.
3. Memahami kondisi keluarga peserta didik.
4. Memahami latar belakang pergaulan peserta didik.
5. Mengidentifikasi karakter, minat, serta gaya belajar peserta didik.
TAHAP ASESMEN
DIAGNOSTIK
Tahap Asesmen Diagnostik Kognitif
1. Tahap Persiapan
1) Membuat jadwal pelaksanaan asesmen.
2) Mengidentifikasi materi asesmen sesuai dengan KD yang telah disediakan oleh
Kemendikbudristek.
3) Menyusun pertanyaan sederhana, yang mencakup 2 pertanyaan sesuai capaian
pembelajaran baru, 6 soal kelas satu tingkat di bawahnya, dan 2 soal dua tingkat di
bawahnya. Misalnya, saat ini Bapak/Ibu mengampu IPA Kelas 6, maka pertanyaannya
memuat 2 soal kelas 6 semester 1, 6 soal kelas 5 (semester 1 dan 2), dan 2 soal kelas
4 semester 2.

2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan meliputi kegiatan pengerjaan soal-soal asesmen oleh peserta
didik. Soal diberikan untuk semua siswa, baik siswa tatap muka atau siswa daring
(jika menerapkan hybrid learning).

3. Tahap Diagonstik dan Tindak Lanjut


Di tahap ini, Bapak/Ibu akan membuat semacam kebijakan terkaiat hasil perolehan
rata-rata kompetensi peserta didik.
Langkah-langkah di tahap ini meliputi:
1) Mengolah hasil asesmen
Untuk mengolah hasil asesmen, Bapak/Ibu bisa membuat skor misal 1 – 5 atau
berupa pernyataan misal “Paham utuh”, “Paham sebagian”, atau “Tidak paham”.
2) Hitung rata-rata peroleh kompetensi peserta didik.
3) Berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh, Bapak/Ibu bisa membagi peserta
didik ke dalam tiga kelompok.
a. Jika perolehan peserta didik sama dengan rata-rata kelas, peserta didik akan diajar
oleh guru kelas yang bersangkutan sesuai dengan fasenya.
b. Jika perolehan peserta didik di bawah rata-rata guru yang bersangkutan akan
memberikan pendampingan berupa materi tambahan.
c. Jika perolehan peserta didik di atas rata-rata, peserta didik tersebut bisa mengikuti
pengayaan.
TAHAP ASESMEN
DIAGNOSTIK
Tahap Asesmen Diagnostik Non Kognitif
1. Tahap persiapan
Adapun tahap persiapan asesmen diagnostik non kognitif SMA, SMP, maupun SD
adalah sebagai berikut.
1) Siapkan instrumen asesmen yang meliputi gambar atau emoji yang mendukung
suasana hati seseorang.
2) Membuat tabel atau pernyataan atau pertanyaan sejenis kuesioner yang
dihubungkan dengan gambar atau emoji di poin sebelumnya. Contoh pertanyaan
asesmen diagnostik non kognitif adalah “Apa yang sedang kamu rasakan saat ini?”,
“Apa kamu merasa nyaman saat belajar”, “Apa kegiatanmu setelah pulang sekolah?”,
“Pengalaman apa yang paling berkesan buatmu?”, dan masih banyak lainnya.

2. Tahap pelaksanaan
Di tahap ini, peserta didik harus mengisi instrumen asesmen yang telah Bapak/Ibu
buat. Pengisian dilakukan secara jujur tanpa ada tekanan atau paksaan. Agar
pengisian bisa berjalan sesuai harapan, berikan waktu bagi peserta didik untuk
berpikir.

3. Tahap diagnosis atau tindak lanjut


Di tahap ini, Bapak/Ibu harus bisa menganalisis kondisi psikologi dan emosional
peserta didik melalui hasil asesmen. Lalu, lakukan pendekatan dan libatkan orang
tua jika diperlukan.
Jadi sudah ada gambaran tentang Asesmen Diagnostik? Atau masih bingung. Bagi
Bapak/Ibu yang ingin belajar lebih lanjut bagaimana menerapkan asesmen diagnostik
serta menyusun instrumen soalnya, bapak/ibu bisa bergabung di kegiatan diklat yang
akan panitia adakan bulan Januari 2023 ini.
Informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di 081325116124 (Admin Nurha)
MENYUSUN
PERANGKAT AJAR
Perangkat ajar merupakan berbagai materi pengajaran yang dapat
digunakan guru untuk mendukung kegiatan belajar mengajarnya. Perangkat
ajar dilengkapi dengan alur dan capaian pembelajaran, yang disusun sesuai
domain dan fase tertentu. Perangkat ajar dalam Kurikulum Merdeka
merupakan berbagai bahan ajar yang digunakan oleh pendidik dalam upaya
mencapai Profil Pelajar Pancasila dan Capaian Pembelajaran (CP). Perangkat
ajar meliputi modul ajar, buku teks pelajaran, video pembelajaran serta
bentuk lainnya.

Pada modul yang diterbitkan oleh kementrian dan kebudayaan


terdapat 2 langkah besar dalam penyusunan perangkat untuk suatu
mata pelajaran sebagai komponen utama, yaitu:

1. Penyusunan Alur & Tujuan Pembelajaran. Beberapa pathways menuju


CP disediakan pemerintah untuk digunakan sekolah. Alur pembelajaran
adalah rangkaian tujuan pembelajaran yang disusun secara logis
menurut urutan pembelajaran sejak awal hingga akhir suatu fase. Alur
ini disusun secara linear sebagaimana urutan kegiatan pembelajaran
yang dilakukan dari hari ke hari.
2. Pengembangan Modul Ajar. Seperti RPP, namun dilengkapi dengan
berbagai materi pembelajaran, lembar aktivitas siswa, dan asesmen
untuk mengecek apakah tujuan pembelajaran dicapai siswa. Perangkat
ini diharapkan membantu guru mengajar menggunakan metode
terdiferensiasi
MENYUSUN
PERANGKAT AJAR
Modul ajar sebagai salah satu komponen penting perangkat ajar
sebagai RPP. Apabila pendidik menggunakan modul ajar, maka ia tidak
perlu membuat RPP karena komponen-komponen dalam modul ajar
meliputi komponen-komponen dalam RPP atau lebih lengkap daripada
RPP. Berikut langkah praktis pada penyusunan modul ajar:

1) Analisis kondisi dan kebutuhan guru, peserta didik, serta satuan


pendidikan
Guru perlu mengetahui kondisi dan kebutuhan peserta didik berdasarkan
latar belakang serta sarana dan prasarana sekolah. Pengembangan modul
ajar disesuaikan dengan kemampuan dan kreativitas guru.

2) Identifikasi dan tentukan dimensi profil pelajar pancasila


Guru memilih dimensi profil pelajar pancasila yang paling memunkinkan
untuk dikembangkan dalam proses pembelajaran

3) Tentukan alur tujuan pembelajaran yang akan menjadi


dikembangkan menjadi modul ajar
Guru dapat memilih ATP hasil pengembangan sekolah atau mengacu pada
ATP yang ada

4) Susun modul ajar berdasarkan komponen yang tersedia


Selain komponen inti, guru dapat memilih komponen sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran

5) Pelakasanaan Pembelajaran
Guru melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan modul ajar yang
telah disusun

6) Evaluasi dan tindak lanjut


Setelah melakukan pembelajaran, guru mengevaluasi efektivitas modul ajar
dan tindak lanjut pembelajaran berikutnya
MENENTUKAN MODEL
PEMBELAJARAN YANG SESUAI
DENGAN PESERTA DIDIK
Untuk menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan peserta didik,
pertama-tama perlu diidentifikasi kebutuhan dan kemampuan peserta didik
terlebih dahulu. Hal ini bisa dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi
tentang latar belakang, kemampuan, dan minat peserta didik. Selain itu, perlu
dipertimbangkan juga karakteristik materi pelajaran yang akan diajarkan, serta
tujuan dan sasaran pembelajaran.

KEBUTUHAN PESERTA DIDIK


Untuk mengidentifikasi kebutuhan dan kemampuan
peserta didik dalam kurikulum merdeka, ada beberapa
cara yang dapat dilakukan dengan asesmen diagnostik,
Tujuan asesmen diagnostik adalah untuk mengetahui
kekuatan dan kelemahan peserta didik dalam belajar,
serta memberikan informasi yang berguna bagi guru
dan orang tua untuk membantu peserta didik
mencapai potensi terbaik mereka.
CARA YANG DAPAT DIGUNAKAN UNTUK
MENGIDENTIFIKASI KEMAMPUAN PESERTA
DIDIK MELALUI ASESMEN DIAGNOSTIK:

1. Tes merupakan cara yang efektif untuk mengukur kemampuan peserta


Monday
didik. Tes dapat berupa tes tertulis atau tes lisan.

1. Observasi adalah cara untuk mengamati peserta didik saat sedang belajar.
Guru dapat mencatat kemampuan peserta didik dalam mengikuti instruksi,
bekerja sama dengan teman, dan menyelesaikan tugas.

1. Portofolio adalah koleksi pekerjaan yang telah dikerjakan peserta didik


selama periode waktu tertentu. Portofolio dapat memberikan gambaran
yang baik tentang kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan tugas
dan proyek.

1. Diskusi kelompok adalah cara untuk mengetahui kemampuan peserta


didik dalam bekerja sama dengan teman dan mengekspresikan
pendapatnya.

1. Wawancara adalah cara untuk mengetahui lebih dalam tentang


kemampuan peserta didik dan bagaimana dia belajar dengan
menggunakan pertanyaan yang diajukan oleh guru.

Setelah mengumpulkan informasi tersebut, maka dapat dipilih model


pembelajaran yang sesuai dengan peserta didik. Ada beberapa model
pembelajaran yang dapat dipertimbangkan, di antaranya:

1. Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning)


2. Model pembelajaran konstruktivistik (constructivist learning)
3. Model pembelajaran inkuiri (inquiry-based learning)
4. Model pembelajaran problem-based learning (PBL)
5. Model pembelajaran proyek (project-based learning)
MODEL PEMBELAJARAN
Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing,
sehingga perlu dipertimbangkan dengan seksama apakah model tersebut sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Pada ebook ini akan dibahas
sedikit salah satu model pembelajaran yang bisa diterapkan pada semester baru,
yaitu model pembelajaran problem based learning (PBL).

Model pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) adalah metode


pembelajaran yang menempatkan peserta didik di pusat proses belajar dan
memfokuskan pada pemecahan masalah sebagai cara untuk mengajarkan konsep-
konsep yang diperlukan.

karakteristik utama dari model pembelajaran PBL


1) Masalah sebagai pendorong belajar: PBL menggunakan masalah nyata atau
masalah yang dibuat sebagai dasar pembelajaran. Peserta didik diharapkan untuk
memecahkan masalah tersebut dengan menggunakan pengetahuan yang telah
dipelajari.

2) Kolaborasi: PBL menekankan pada belajar secara kelompok dan berfokus pada
proses belajar bersama-sama. Peserta didik diharapkan untuk bekerja sama dengan
teman-teman dan guru dalam memecahkan masalah. Keterampilan pemecahan
masalah: PBL menekankan pada pengembangan keterampilan pemecahan masalah
yang dapat diterapkan dalam situasi nyata.

3) Pendekatan yang terstruktur: PBL menggunakan pendekatan yang terstruktur


yang disebut "tahap-tahap PBL" yang terdiri dari empat tahap utama: pengenalan
masalah, pengumpulan informasi, sintesis informasi, dan aplikasi.

4) Guru sebagai fasilitator: Guru tidak lagi sebagai sumber utama pengetahuan, tapi
lebih sebagai fasilitator yang membantu peserta didik menemukan jawabannya
sendiri melalui proses pemecahan masalah.
MODEL PEMBELAJARAN PBL

YANG HARUS DIPERHATIKAN


DALAM PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN PBL:
1. Masalah yang relevan: Masalah yang digunakan dalam PBL harus
relevan dengan kehidupan peserta didik dan memberikan konteks
yang dapat memotivasi mereka untuk belajar.
2. Penyiapan peserta didik: Peserta didik harus dipersiapkan dengan
baik sebelum memulai proses PBL, terutama dalam hal kemampuan
pemecahan masalah dan kerja kelompok.
3. Fasilitator yang kompeten: Fasilitator harus memiliki kemampuan
yang baik dalam mengelola kelompok dan memfasilitasi proses
belajar peserta didik.
4. Sumber daya yang tersedia: Fasilitator harus memastikan bahwa
peserta didik memiliki akses yang cukup terhadap sumber daya yang
dibutuhkan untuk memecahkan masalah, seperti buku teks, internet,
dan sumber lainnya.
5. Penilaian yang tepat: Penilaian harus mencakup seluruh proses
belajar peserta didik, bukan hanya hasil akhir. Penilaian juga harus
mengukur keterampilan pemecahan masalah dan kerja kelompok
peserta didik.

Bapak/ibu yang masih penasaran dan ingin tau bagaimana cara lebih
lanjut dalam menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan
peserta didik, terlebih dalam merancang model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran berdiferensiasi
dan dirancang dengan strategi A.S.I.K (Adaptif, Stimulatif, Inovatif,
dan Kolaboratif) bisa gabung dalam diklat yang akan kami
selenggarakan pada bulan ini.

Informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di 089518626889 (Admin Diklat)


MEDIA PEMBELAJARAN
MENARIK UNTUK
SEMESTER BARU
Media adalah sarana penyampaian informasi pembelajaran atau
penyampaian pesan. Media merupakan salah satu alat
komunikasi untuk menyampaikan pesan, tentunya akan sangat
bermanfaat jika dilakukan dalam proses pembelajaran, media
yang digunakan dalam proses pembelajaran disebut media
pembelajaran.

Sehingga media pembelajaran juga memiliki pengaruh


membangkitkan minat siswa sehingga siswa dapat mengikuti
proses pembelajaran dengan baik. Namun, dengan banyaknya
bahan ajar, tidak dapat digunakan secara optimal. Hal ini disebabkan
banyak hal, salah satunya adalah kurangnya pengetahuan pendidik
dalam penggunaan media pembelajaran yang berbeda.

Berikut beberapa contoh ragam materi pembelajaran yang


menyenangkan dan kreatif, antara lain papan atau buku interaktif,
video pembelajaran, aplikasi berbasis teknologi seperti kuis dan
classpoint, kemudian juga media poster, gambar, powerpoint
interaktif, dan lainnya

PENGGUNAAN MEDIA BELAJAR MENJADI


PEMBELAJARAN SEMAKIN MENARIK
BERIKUT CONTOH
MEDIA PEMBELAJARAN
1. Papan atau buku interaktif
Papan tulis interaktif membantu siswa meningkatkan pemikiran logis dan
pengembangan konseptual, termasuk menyediakan video dan tampilan
visual selama proses pembelajaran untuk merangsang siswa berpikir kritis
tentang program yang ditawarkan, kepada siswa dapat memberikan
pendapat mereka tentang bahan ajar tentang penggunaan alat berkebun
seperti cangkul digunakan untuk menggali lubang di tanah, memudahkan
pekerjaan manusia dll. Dengan demikian, pemahaman siswa terhadap
konsep dapat langsung dijelaskan.

2. Video pembelajaran
Penggunaan video pembelajaran interaktif dalam kegiatan belajar mengajar
juga ditemukan lebih efektif untuk keberhasilan akademik siswa.
Keunggulan video interaktif sebagai media pembelajaran adalah dapat
menyisipkan beberapa fitur, seperti pertanyaan dalam video. Dengan
demikian, setelah melihat materi dalam video, siswa dapat sekaligus
menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan materi tersebut. Dengan ini,
Anda dapat menghemat waktu dalam penelitian Anda. Video interaktif
adalah media pembelajaran yang memadukan unsur audio, gerak, gambar,
teks atau grafis yang bersifat interaktif untuk menghubungkan media
pembelajaran dengan pengguna.

3. Aplikasi berbasis teknologi


Aplikasi berbasis teknologi menjadi salah satu media pembelajaran yang
menarik untuk membuat peserta didik lebih aktif dan lebih memahami
materi yang disampaikan oleh pendididk, media ini cocok untuk
pembelajaran di era digital seperti ini, salah satunya dengan memanfaatkan
penggunaan aplikasi seperti classpoint dan juga quizizz.
BERIKUT CONTOH
MEDIA PEMBELAJARAN
4. Poster
Poster dapat diartikan sebagai media yang menyampaikan kesan tertentu
dan juga memiliki kemampuan untuk mempengaruhi dan memotivasi
perilaku orang yang melihatnya. Misalnya, mempengaruhi masyarakat untuk
menjaga kebersihan lingkungan, menyelesaikan program wajib sekolah 12
tahun, atau membeli suatu produk. Penulisan poster dapat dilakukan di atas
kanvas, kertas, tongkat, seng, dll. Poster sering dipasang di tempat-tempat
yang mudah dijangkau masyarakat, seperti di pohon, papan pengumuman,
majalah, koran, tiang, atau dinding pinggir jalan.

5. Media pembelajaran gambar bergerak atau animasi


Secara umum, animasi adalah kegiatan menghidupkan, menggerakkan
benda mati. Benda mati yang menerima dorongan, kekuatan, semangat, dan
emosi untuk menjadi hidup atau hanya tampak hidup. Animasi adalah
gambar bergerak yang terbentuk dari sekumpulan objek (gambar) yang
disusun secara teratur sepanjang lintasan gerak yang telah ditentukan
dengan setiap pertambahan durasi yang terjadi.

6. PPT Interaktif
Media presentasi PowerPoint selain memiliki banyak kelebihan, juga
memiliki kekurangan, terutama media slideshow yang dapat menambahkan
berbagai multimedia ke dalam slide, seperti: clipart, gambar animasi (GIF
dan FLASH), latar belakang, suara, musik, narasi, film atau video, dengan
animasi kustom yang membuat presentasi bergerak, menarik, hidup dan
interaktif, dapat disalin sesuai kebutuhan dan dapat digunakan berkali-kali,
guru tidak perlu menjelaskan banyak bahan ajar yang disajikan, dapat
disimpan dalam bentuk energi optik (CD, floppy disk, Flashdisk), nyaman
untuk dibawa kemana saja. Begitu dengan kelemahannya yakni media
PowerPoint tidak sepenuhnya cocok untuk semua genre dan tujuan
pembelajaran.
MEDIA PEMBELAJARAN
Dunia pendidikan orang dewasa memasuki era dunia media, dimana kegiatan
pembelajaran memerlukan pengurangan metode pengajaran dan
penggantiannya dengan penggunaan berbagai media. Apalagi dalam kegiatan
pembelajaran dewasa ini yang menekankan pada keterampilan proses dan
pembelajaran aktif, peran media pembelajaran (yang dalam uraian berikut
sering disebut media) menjadi semakin penting.

MENGEFEKTIFKAN PEMBELAJARAN
Berkenaan dengan fungsi bahan ajar, beberapa hal berikut
dapat digarisbawahi adalah alat untuk mengefektifkan
pembelajaran, mempercepat proses pembelajaran,
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar, dan
mengkonkretkan abstraksi untuk mengurangi omong
kosong.

Perencanaan pembuatan media meliputi: Identifikasi


kebutuhan dan karakteristik siswa, kembangkan tujuan,
pilih, modifikasi dan rancang bahan ajar, kembangkan
bahan, serta libatkan dan evaluasi siswa (Assessment).
MEDIA PEMBELAJARAN

VIDEO EDUKASI POSTER EDU PPT

PAPAN TULIS GAMBAR ANIMASI BUKU

Demikian beberapa media pembelajaran menarik yang dapat bapak


ibu hebat gunakan, sebagai referensi mengajar dalam rangka
menyambut semester baru di tahun 2023. Sehubung dengan hal
tersebut, kami memfasilitasi bapak ibu hebat untuk mempelajari lebih
lanjut terkait dengan penggunaan media pembelajaran menarik.
TIPS DAN TRIK SAMBUT
SEMESTER BARU
Libur semester telah usai kini waktunya kita bersiap kembali ke sekolah , tidak
hanya para peserta didik saja yang harus mempersiapkan diri, tetapi Bapak/Ibu
Guru juga harus menyiapkan dirinya agar proses belajar mengajar di
semester baru ini bisa lebih baik dari semester sebelumnya.

MENGAPA SEORANG GURU PERLU MENYIAPKAN


PEMBELAJARAN DALAM MENGHADAPI SEMESTER BARU?.
Sebab, kalau Bapak/Ibu Guru juga tidak
mempersiapkan diri dengan baik, pembelajaran di
kelas juga tidak akan bisa maksimal dan tidak menarik.
Karena Dengan persiapan yang dilakukan oleh guru
membuat pembelajaran akan lebih berkesan.
PERSIAPAN GURU
MENYAMBUT SEMESTER BARU
TAHUN 2023

LAKUHKAN HAL INI


DI SEMESTER BARU
1. Membuat Rencana Pembelajaran
Rencana pembelajaran adalah hal penting pertama yang harus dipersiapkan oleh
guru dalam menyambut semester baru. Rencana pembelajaran nantinya akan
bermanfaat sebagai pemandu pembelajaran di kelas. Pembuatan rencana
pembelajaran harus menitikberatkan pada metode pengajaran tiap pertemuan, agar
nantinya Bapak/Ibu Guru bisa mengembangkan kegiatan apa yang seharusnya
dilakukan di kelas. Untuk membuat rencana pembelajaran, Bapak/Ibu Guru juga
harus mempelajari kurikulum dan silabus terlebih dahulu agar rencana
pembelajarannya searah dan sesuai dengan tujuan kurikulum.

2. Mempersiapkan Diktat/Bahan Ajar


Apa yang ingin diajarkan kepada peserta didik di hari-hari pertama semester baru?.
Mempersiapkan diktat/bahan ajar adalah hal penting kedua yang perlu dilakukan
oleh Bapak/Ibu Guru. Setiap bahan ajar biasanya terdiri dari materi pembelajaran,
latihan, kuis, hingga konsep PR bagi para peserta didik. Diktat merupakan catatan
tertulis suatu mata pelajaran atau bidang studi yang dipersiapkan guru untuk
mempermudah / memperkaya materi pada mata pelajaran / bidang studi yang
disampaikan oleh guru dalam proses kegiatan belajar mengajar.

PREPARED BY
Diklat.co
PERSIAPAN GURU
MENYAMBUT SEMESTER BARU
TAHUN 2023

LAKUHKAN HAL INI


DI SEMESTER BARU
3. Merancang Media Pembelajaran
Media Pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan untuk
memperlancar proses belajar/ mengajar agar materi yang diajarkan lebih mudah
sampai dan dimengerti. Ada beragam media pembelajaran, mulai dari menggunakan
alat peraga seperti boneka atau tulang buatan, sampai menggunakan proyektor
dengan transparansinya, pengeras suara, komputer. Untuk menentukan media
pembelajaran yang tepat, para guru bisa menyesuaikan dengan materi dan kondisi
fasilitas yang ada di sekolah. Misalnya, jika punya bahan ajar matematika dalam versi
digital namun tidak ada proyektor di sekolah, maka ada baiknya mempersiapkan
media pembelajaran dalam bentuk yang lain.

4. Kenali lebih dekat peserta didik


Enam bulan yang telah dilewati pada semester ganji. Mungkin sebagian guru masih
belum kenal dengan seluruh peserta didiknya, terutama bagi guru yang mengajar di
sejumlah kelas berbeda-beda.

Nah, di semester genap ini, sebelum Bapak/Ibu Guru bertemu dengan para peserta
didik untuk memulai kelas belajar mengajar pertama, Bapak/Ibu Guru perlu
mengenal setiap peserta didik dalam kelas secara individu. Memang, proses
mengenal para peserta didik akan berjalan terus hingga akhir tahun ajaran, tapi akan
lebih baik lagi jika Bapak/Ibu bisa mengenalinya secara dekat, tidak hanya kenal
nama saja namun juga mengenali mereka secara pisik dan psichis. Karena mereka
berasal dari berbagai latar belakang, status sosial dan budaya yang berbeda-beda.
Nah di sinilah dibutuhkan kepiawaian seorang guru sehingga dia bisa merangkul
para peserta didik yang heterogen tadi.

Pada dasarnya, guru memang harus mengenali seluruh peserta didiknya agar tidak
dinilai “pilih kasih”. Jangan sampai sebagai guru hanya mengenal beberapa peserta
didiknya saja, sehingga ketika sedang mengajar di dalam kelas, guru selalu
memeriksa ke meja murid yang itu-itu saja.
Jangan Lupa Buat Kesan Pertama yang Menyenangkan
INOVASI BELAJAR MASA KINI

@DIKLATDOTCO

@DIKLATDOTCO

Anda mungkin juga menyukai