Anda di halaman 1dari 5

Pentingnya Asesmen Diagnosis Diawal

Pembelajaran
Oleh : Siti Nurjanah, S.Pd.
Kepala sekolah bertanggung jawab memastikan asesmen diagnosis dilakukan di semua kelas
secara berkala pada awal pembelajaran. Sebaliknya apabila guru menyusun rencana
pembelajaran tanpa mempertimbangkan hal-hal yang disebutkan di atas, maka hasil belajar yang
baik akan sukar didapatkan. Capaian kompetensi siswa secara umum akan menurun, yang pada
giliran berpengaruh pula pada daya saing mereka dalam kehidupan nyata di masyarakat.

Secara ringkas asesmen diagnosis terdiri atas tiga tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan
tindak lanjut. Walaupun terdapat dua jenis asesmen diagnosis, yaitu kognitif dan nonkognitif
namun tahapan-tahapan tadi tetap berlaku pada keduanya. Tidak ada bentuk yang baku untuk
masing-masing tahapan, semuanya sangat bergantung kepada aspek asesmen, jenjang sekolah,
kelas siswa berada, mata pelajarannya, sarana dan prasarana, dan lain sebagainya.

Tahap persiapan sangat ditentukan oleh kreativitas seorang guru untuk menyusun instrumen
asesmen diagnosis baik kognitif maupun nonkognitif. Tahap pelaksanaan membutuhkan
kemampuan bertanya yang baik, terutama pada asesmen diagnosis nonkognitif yang
memungkinkan guru melakukan metode wawancara, atau dengan memberi kesempatan siswa
bercerita mengenai hal apa saja yang menjadi kendala yang dialaminya. Tahap tindak lanjut
perlu kesungguhan seorang guru untuk betul-betul memikirkan langkah terbaik untuk membantu
siswa yang beragam kesulitannya. Dalam hal ini guru bisa berdiskusi dengan kepala sekolah atau
teman sejawat.

Ada dua tahapan penting yang harus dilakukan sebelum Bapak dan Ibu Guru
mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dalam pembelajaran di kelas: pertama, asesmen di
awal pembelajaran. Tujuannya untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, hal apa yang
harus ditingkatkan, sehingga kegiatan pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi
dan kondisi peserta didik. Hasil asesmen ini akan digunakan sekolah dan pendidik sebagai
rujukan dalam merencanakan pembelajaran sesuai tahap capaian dan karakteristik peserta
terlebih di tengah memasuki kegiatan di tahun ajaran barau.

Kedua, pembelajaran terdiferensiasi untuk memastikan pembelajaran yang seusai dengan


kebutuhan murid.

Asesmen di awal pembelajaran


Asesmen di awal pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui kesiapan peserta didik untuk
mempelajari materi ajar dan mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan. Asesmen ini
termasuk dalam kategori asesmen formatif karena ditujukan untuk kebutuhan guru dalam
merancang pembelajaran, tidak untuk keperluan penilaian hasil belajar peserta didik yang
dilaporkan dalam rapor.
Salah satu asesmen berdasarkan waktu asesmen yang dilakukan di awal pembelajaran
adalah asesmen diagnostik. Tujuan asesmen diagnostik adalah mendiagnosis kemampuan dasar
peserta didik dan mengetahui kondisi awal peserta didik. Ada dua asesmen diagnostik, yaitu:
 kognitif
 non-kognitif
Asesmen diagnosis non-kognitif
Asesmen diagnosis non-kognitif adalah mencakup diagnosis dengan latar belakang peserta didik,
seperti aktivitas belajar peserta didik selama belajar di rumah, kondisi keluarga, gaya belajar,
minat hingga kesejahteraan psikologis dan emosional pes
Apa saja yang dilakukan pendidik dalam kegiatan asesmen diagnosis non kognitif?
Persiapan
1. Siapkan alat bantu berupa gambar ekspresi emosi
2. Buat daftar pertanyaan kunci, seperti:
 Apa saja kegiatan yang kamu lakukan selama Belajar dari Rumah?
 Hal apa yang paling menyenangkan dan tidak menyenangkan?
 Apa harapan kamu
Pelaksanaan
1. Berikan gambar emosi ke peserta didik
2. Minta peserta didik mengekspresikan perasaannya selama belajar di rumah, dengan bercerita,
membuat tulisan atau menggambar.
Tindak Lanjut
1. Identifikasi peserta didik dengan ekspresi emosi negatif dan ajak berdiskusi empat mata.
2. Menentukan tindak lanjut dan mengkomunikasikan dengan peserta didik serta orang tua bila
diperlukan.
Asesmen Kognitif
Tujuan asesmen kognitif untuk mengetahui capaian kompetensi peserta didik, menyesuaikan
pembelajaran di kelas dengan kompetensi rata-rata peserta didik, dan memberikan kelas remedial
atau pelajaran tambahan kepada peserta didik yang kompetensinya di bawah rata-rata.
Persiapan
1. Buat jadwal pelaksanaan asesmen
2. Identifikasi materi asesmen berdasarkan penyederhanaan kompetensi dasar yang disediakan
oleh pemeritah.
3. Susun pertanyaan sederhana yang meliputi:
 2 pertanyaan sesuai kelasnya, dengan topik capaian pembelajaran baru
 6 pertanyaan dengan topik satu kelas di bawah
 2 pertanyaan dengan topik dua kelas di bawah
Pelaksanaan
Berikan asesmen untuk semua peserta didik di kelas, baik yang belajar tatap muka di sekolah
maupun yang belajar di rumah.
Tindak Lanjut
1. Lakukan pengolaha hasil asesmen
 Buat penilaian dengan kategori "Paham utuh", "Paham sebagian", dan "Tidak paham"
 Hitung rata-rata kelas
2. Bagi peserta didik menjadi tiga kelompok:
 Peserta didik dengan nilai rata-rata kelas akan mengikuti pembelajaran dengan alur tujuan
pembelajaran sesuai fasenya.
 Peserta didik dengan nilai di bawah rata-rata mengikuti pembelajaran dengan diberikan
pendampingan pada kompetensi yang belum terpenuhi.
 Peserta didik dengan nilai di atas rata-rata mengikuti pembelajaran dengan pengayaan.
3. Lakukan penilaian pembelajaran topik yang sudah diajarkan sebelum memulai topik
pembelajaran baru, untuk menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan rata-rata kemampuan
siswa.
Dokumentasi Aksi Nyata
Umpan Balik

Anda mungkin juga menyukai