Anda di halaman 1dari 27

Sistem Pengendalian Manajemen

Program Studi Akuntansi

Sesi 7– Pusat Investasi

Nurhayati Siregar,S.E,M.Ak
Capaian Pembelajaran

Mahasiswa Mampu

Menjelaskan Apa itu Pusat investasi dalam mengukur kinerja


perusahaan
Pengantar
Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban
yang kinerja manajernya dinilai atas laba yang
diperoleh dihubungkan dengan investasinya.
Tujuan Penilaian Pusat Investasi
1. Menyediakan alat evaluasi untuk proyek investasi.
2. Menyediakan informasi untuk membuat
keputusan investasi.
3. Memotivasi manajer divisi agar selalu memonitor
aktiva, utang, dan modal divisi yang digunakan
sebagai dasar penentuan besarnya investasi.
4. Mengukur kinerja manajer pusat investasi.
5. Sebagai dasar pemberian insentif pada manajer
pusat investasi atas kinerjanya.
Berikan komentar saudara terkait kinerja dari tiga
Devisi berikut!

Keterangan Divisi A Devisi B Divisi C

Laba Divisi Rp. 10.000.000,- Rp. 10.000.000,- Rp. 5.000.000,-

Investasi Rp. 100.000.000,- Rp. 50.000.000,- Rp. 20.000.000,-

Rasio Laba atas


10% 20% 25%
Investasi
KAS
Kas dimasukkan sebagai elemen investasi, pedoman
penentuan besarnya kas adalah:
a) Kas dibatasi sebesar kas yang terkendali oleh
manajer divisi.
b) Kas yang diperlukan oleh divisi sebagai kesatuan
ekonomi yang berdiri sendiri.
 Kas yang tidak dimasukkan sebagai elemen investasi,
karena jumlah kas tersebut mendekati hutang lancar
(current liabilities), sehingga elemen investasi
ditentukan sebesar modal kerja bersih ditambah
aktiva tetap.
Penentu Elemen Aktiva sebagai Dasar
Investasi
1. Kas
2. Piutang
3. Persediaan
4. Modal kerja secara umum
5. Aktiva Tetap
Piutang
Piutang yang diperhitungkan sebagai elemen
investasi adalah piutang yang dapat dikendalikan
divisi.
Manajer divisi dapat mengendalikan piutang, jika
diberi wewenang untuk menentukan syarat
penjualan kredit, kebijakan piutang dan penagihan
piutang.
Penentuan piutang dapat didasarkan atas piutang
netto  piutang bruto dikurangi cadangan kerugian
piutang.
Saldo piutang yang digunakan untuk menentukan
investasi dapat didasarkan pada, saldo piutang pada
akhir periode atau saldo piutang rata-rata.
Persediaan

Persediaan yang diperhitungkan sebagai elemen investasi


adalah persediaan yang terkendalikan divisi.

Manajer divisi dapat mengendalikan persediaan, jika


diberi wewenang untuk menentukan syarat pembelian
bahan, kebijakan persediaan, kebijakan produksi dan
penjualan.

Penentuan persediaan dapat didasarkan atas persediaan


netto  persediaan bruto dikurangi cadangan kerugian
penilaian persediaan.
Modal Kerja secara umum
Perusahaan dapat memasukkan seluruh aktiva
lancar ke dalam dasar investasi dengan tidak
mengeliminasi kewajiban lancar. Metode ini
menyatakan terlalu tinggi jumlah modal korporat
yang diperlukan untuk mendanai unit usaha, karena
kewajiban lancar merupakan sumber modal.
Di lain pihak, seluruh kewajiban lancar dapat
dikurangkan dari aktiva lancar. Metode ini dapat
menyediakan ukuran yang baik atas modal yang
disediakan oleh perusahaan, dimana perusahaan
mengharapkan agar unit usaha memperoleh
pengembalian.
Aktiva Tetap

Aktiva tetap yang diperhitungkan sebagai elemen


divisi adalah aktiva tetap yang terkendalikan divisi.

Manajer divisi dapat mengendalikan aktiva tetap


divisinya jika, diberi wewenang untuk menentapkan
keputusan pengadaan aktiva tetap, syarat-syarat
pengadaan aktiva tetap dan kebijakan aktiva tetap.
Dasar Penilaian dalam Pengukuran Aktiva Tetap
1/7
1. Nilai Buku Bruto (Akuisisi Peralatan Baru)
 Merupakan nilai yang diperoleh sebesar biaya perolehan
aktiva sampai aktiva tersebut siap digunakan.
 Keunggulan cara penilaian ini:
a) Merupakan nilai yang objektif untuk menentukan
besarnya investasi.
b) Jumlah investasi divisi tidak berfluktuasi dari periode
ke periode.
c) Dapat membandingkan kinerja antar divisi dalam
menghasilkan return.
d) Mendorong manajer divisi untuk mengganti aktiva
tetap lama dengan aktiva tetap baru.
Dasar Penilaian dalam Pengukuran Aktiva Tetap
2/7
 Kelemahan Nilai buku bruto
a) Divisi dibebani investasi dalam jumlah yang terlalu besar.
b) Manajer divisi terdorong untuk mengganti aktiva tetap
lama yang sebenarnya masih dapat memberikan
kontribusi terhadap laba.
c) Pengukuran menggunakan harga perolehan historis.

2. Nilai Buku
Sebesar nilai perolehan mula-mula aktiva dikurangi rekening
penilaian aktiva, misal: cadangan kerugian piutang, cadangan
penurunan nilai persediaan, akumulasi depresiasi aktiva
tetap.
Aktiva tetap yang digunakan sebagai dasar investasi adalah
Harga perolehan dikurangi akumulasi depresiasi.
Dasar Penilaian dalam Pengukuran Aktiva Tetap
3/7
 Keunggulan Metode Nilai Buku
a) Nilai buku lebih mencerminkan manfaat ekonomis aktiva tetap
b) Nilai buku aktiva tetap sebagai dasar pengukuran investasi sesuai
dengan prinsip akuntansi yang lazim.
c) Adanya penggantian aktiva tetap berakibat menaikkan investasi
sebesar harga perolehan aktiva tetap baru dikurangi nilai buku aktiva
tetap lama sehingga investasi dapat diukur lebih realistis
 Kelemahan Metode Nilai Buku
a) Penentuan akumulasi depresiasi sifatnya subyektif
b) Tidak dapat diperbandingkan kinerja antar divisi yang menggunakan aktiva
tetap baru dengan aktiva tetap lama
c) Tidak mendorong divisi untuk menambah investasi melalui pembelian aktiva
tetap baru, karena akan menaikkan investasi yang besar sehingga pada
tahun-tahun awal dapat mengakibatkan penurunan ROI dan EVA
d) Jika tingkat inflasi tajam, pengukuran ini tidak dapat mencerminkan nilai
investasi saat ini dan masa yang akan datang
e) Pemilihan metode depresiasi yang berbeda mengakibatkan besanya ROI dan
EVA pada tahun yang sama besarnya berbeda.
Dasar Penilaian dalam Pengukuran Aktiva Tetap
4/7
3. Nilai Pengganti
 Merupakan ukuran nilai aktiva sebesar biaya pengganti atau nilai pasar
aktiva yang sama pada saat ini
 Keunggulan:
a) Jika tingkat inflasi tajam, nilai pengganti dapat mencerminkan nilai
investasi saat ini.
b) Dapat digunakan untuk menilai kinerja antar divisi yang memiliki
aktiva tetap baru dengan aktiva tetap lama.
 Kelemahan:
a) Informasi nilai pengganti tidak dapat diperoleh dari catatan
akuntansi sehingga perlu dirancang sistem yang khusus untuk
memperoleh informasi tersebut
b) Tidak semua aktiva diketahui nilai penggantinya
c) Belum dapat digunakan dengan tepat untuk pembuatan keputusan
d) Penentuan besarnya nilai pengganti bersifat subjektif.
Dasar Penilaian dalam Pengukuran Aktiva Tetap
5/7
4. Nilai Masa Depan
 Merupakan nilai yang akan direalisasikan jika suatu
keputusan investasi diambil. Maka aktiva tetap
sebagai elemen investasi dinilai atas dasar nilai masa
depan jika alternatif investasi dipilih.
 Kelemahan:
a) Penentuan nilai masa depan sifatnya subyektif
b) Penentuan nilai masa depan mengahadapi
ketidakpastian, sehingga penaksirannya
memerlukan teknik statistik, keahlian, fasilitas dan
biaya yang besar.
Dasar Penilaian dalam Pengukuran Aktiva Tetap
6/7
5. Aktiva tetap menganggur
Beberapa perlakuan aktiva tetap yang menganggur:
a) Aktiva tetap menganggur dalam suatu divisi tidak
dapat digunakan oleh divisi lain  tanggung
jawab aktiva tersebut tetap berada pada manajer
divisi dan dimasukkan sebagai elemen investasi
divisi yang bersangkutan.
b) Aktiva tetap yang menganggur dalam suatu divisi
dapat digunakan oleh divisi lain  tanggung
jawab aktiva dapat dipindahkan pada manajer
divisi yang memanfaatkannya.
Dasar Penilaian dalam Pengukuran Aktiva Tetap
7/7

6. Aktiva tetap yang Disewa

a) Aktiva tetap yang dibeli  besarnya investasi


divisi yang bersangkutan akan bertambah.

b) Aktiva tetap yang disewa  besarnya investasi


divisi yang bersangkutan tidak bertambah.
Tujuan pengukuran kinerja pusat
investasi
a) Manajer divisi dapat menghasilkan laba yang
memuaskan atas investasi

b) Manajer divisi hanya melakukan investasi tambahan


jika investasi tersebut dapat menghasilkan laba yang
memuaskan dibandingkan dengan investasinya
ROI (Return On Investment)

Pengukur kinerja pusat investasi dengan menentukan


besarnya rasio laba dengan investasinya.

Misalkan: Capaian ROI yang diharapkan dari divisi


besarnya 20% per tahun,  kinerja divisi dinilai baik jika
ROI sesungguhnya tercapai minimal sebesar 20%,  jika
tidak tercapai maka kinerja divisi dinilai tidak baik.
ROI
ROI = Rasio laba terhadap penjualan x Perputaran investasi

Laba x Penjualan x 100%


Penjualan Investasi
Laba (EAT) x 100%
Investasi

Usaha meningkatkan ROI


Mengurangi biaya sehingga laba dapat ditingkatkan
Meningkatkan penjualan yang dapat meningkatkan laba
Meningkatkan rasio laba terhadap penjualan
Menurunkan investasi divisi
Keuntungan ROI
Merupakan metode pengukuran yang obyektif  didasarkan
pada data akuntansi yang tersedia
ROI merupakan pengukuran yang komprehensif dimana semua
mempengaruhi laporan keuangan tercermin dari rasio ROI
Memungkinkan pembandingan kinerja antar divisi meskipun
skala kegiatan usaha divisi dan bidang bisnisnya berbeda
Pengukuran kinerja dengan ROI mendorong terciptanya
keselaran tujuan divisi dengan tujuan perusahaan
ROI dapat digunakan sebagai pembanding dengan persentase
biaya modal yang ada di pasar modal
Sebagai alat untuk mendeteksi kemungkinan aktiva yang terlalu
besar atau menganggur
ROI mudah dihitung, dipahami dan sangat berarti, dalam
pengertian absolut
Kelemahan ROI
Metode ROI terlalu menyederhanakan masalah
pengukuran, karena hanya menggunakan rasio tunggal.
ROI yang diharapkan dapat berbeda untuk divisi yang
menggunakan investasi yang sebanding
Terlalu mendasarkan pada laba akuntansi, padahal
pengukuran kinerja divisi terutama untuk pihak dalam
organisasi
Mudah menimbulkan konflik antara tujuan divisi
dengan tujuan divisi lain
ROI hanya mengukur salah satu keberhasilan
pencapaian tujuan, yaitu tujuan yang bersifat keuangan
Residual Income (RI) atau
Economic Value Added (EVA)
Merupakan laba yang dihitung dari selisih antara laba
bersih dikurangi dengan biaya modal yang diperhitungkan
atas investasi
Keuntungan EVA:
a) Divisi yang investasinya sebanding mempunyai sasaran
laba yang sama
b) Aktiva yang berbeda dapat dibebani persentase biaya
modal yang berbeda
c) Mendorong manajer divisi untuk melakukan investasi
yang dapat menghasilkan RI sebesar mungkin
d) EVA memiliki korelasi positif yang lebih kuat terhadap
perubahan nilai pasar perusahaan
Kelemahan EVA

Sulit menentukan biaya modal secara obyektif

EVA jarang dipakai dalam pratik

EVA hanya mengukur salah satu keberhasilan tujuan bisnis

Rumusan EVA
EVA = Laba bersih – Beban modal

Beban modal = Biaya modal x Modal yang digunakan

EVA = Modal yang digunakan (ROI-Biaya Modal)


Tindakan untuk meningkatkan EVA
Peningkatan ROI melalui business process
reengineering dan productivity gains, tanpa
meningkatkan basis investasi.
Divestasi asset, produk, dan atau bisnis yang ROI nya
kurang dari besarnya biaya modal.
Investasi agresif yang baru dalam asset, produk, dan
atau bisnis yang ROI-nya melebihi biaya modal.
Peningkatan penjualan, margin laba atau efisiensi
modal (rasio penjualan terhadap modal yang
digunakan).
Empat alasan yang membuat EVA lebih unggul
dari ROI yaitu:

• Dengan EVA seluruh unit usaha memiliki sasaran laba


yang sama, sedangkan, pendekatan ROI memberikan
insentif yang berbeda dengan investasi diantara unit-
unit usaha.
• Keputusan untuk meningkatkan ROI suatu pusat
investasi dapat menurunkan keseluruhan labanya.
• EVA berlawanan dengan ROI, memiliki korelasi positif
yang lebih kuat terhadap perubahan nilai pasar
perusahaan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai