Anda di halaman 1dari 33

KESALAHAN PERESEPAN DAN PENYALINAN

&
UPAYA PENCEGAHANNYA

Dra. Yulia Trisna, Apt, M.Pharm, FISQua

Disampaikan pada Kelas Online Medication Safety


Komisi Akreditasi Rumah Sakit, 14 April 2023
Resep adalah permintaan tertulis
dari dokter atau dokter gigi, kepada
apoteker, baik dalam bentuk kertas
maupun elektronik untuk
menyediakan dan menyerahkan obat
bagi pasien sesuai peraturan yang
berlaku.

(PMK 72 tahun 2016)


Definisi Medication Error

"A medication error is any preventable event that may cause or lead
to inappropriate medication use or patient harm while the
medication is in the control of the health care professional,
patient, or consumer. Such events may be related to professional
practice, health care products, procedures, and systems, including
prescribing; order communication; product labeling, packaging, and
nomenclature; compounding; dispensing; distribution;
administration; education; monitoring; and use."
National Coordinating Council for Medication Error Reporting and Prevention (NCCMERP)
Definisi Medication Safety

• Freedom from preventable harm with medication use


• Activities to avoid, prevent, or correct adverse drug event
which may result from the use of medications

(Institute of Safe Medication Practices Canada, 2007)


MEDICATION USE PROCESS  MEDICATION SAFETY

PRESCRIBING
DISPENSING

ADMINISTRATION MONITORING

 Efek terapeutik
 Efek samping/
tidak diharapkan
MEDICATION ERROR
Bates et al: JAMA; 274:29-34

PRESCRIBING ERROR

DISPENSING ERROR

ADMINISTRATION ERROR MONITORING ERROR

49% 11%
14%

KNC 26%

“Near Miss” KTC, KTD


MEDICATION USE PROCESS  MEDICATION SAFETY
• Pengkajian Resep
• Telaah Obat

• Rekonsiliasi Obat
• Resep terbaca, • Verifikasi: 5 BENAR
lengkap, jelas PRESCRIBING
DISPENSING

ADMINISTRATION MONITORING

 Efek terapeutik
 Efek samping/
tidak diharapkan

KNC

“Near Miss”
PRESCRIBING ERROR

TULISAN TIDAK DAPAT DIBACA RESEP TIDAK LENGKAP


Tidak ditulis: identitas pasien,
riwayat alergi, kekuatan obat,
bentuk sediaan, dosis, frekuensi,
rute pemberian, satuan, kuantitas,
durasi

SALAH PENYALINAN
(TRANSCRIBING ERROR)

Identitas pasien, nama obat,


MENGGUNAKAN ISTILAH/SINGKATAN YANG TIDAK STANDAR kekuatan obat, bentuk sediaan,
dosis, frekuensi, rute pemberian,
satuan, kuantitas, durasi
ADA KONTRAINDIKASI
SALAH TULIS/
ENTRY
INSTRUKSI LISAN TIDAK JELAS
www.ismp.org
PRESCRIBING ERROR PADA ELECTRONIC PRESCRIBING

⚫ Administrative error :
kesalahan dalam proses penulisan
instruksi secara administratif, misalnya:
duplikasi instruksi, salah “klik” saat
memilih pasien, obat, dosis, dll

⚫ Clinical error :
kesalahan dalam pengambilan
keputusan klinis, misalnya: salah
menetapkan dosis yang dibutuhkan
pasien, ada interaksi obat,
kontraindikasi, dll
STRATEGI
MENURUNKAN HIGH Fail-safes and constraints

KEJADIAN Mengandalkan sistem IT Forcing functions


KESALAHAN OBAT
Automation and computerization

Standardization
P Redundancies
O
Reminder and checklists

W Rules and policies


E
Education and Information
R
Suggestions to be more careful
or vigilant
LOW
Mengandalkan memori
ISMP
PERAN DOKTER DALAM MENCEGAH PRESCRIBING ERROR

Menerapkan
good prescribing
dan
safe prescribing
PERESEPAN YANG BAIK Langkah 1:
(GOOD PRESCRIBING) Menetapkan masalah/
Diagnosis

Langkah 6:
Langkah 2:
Melakukan
pemantauan dan Menentukan tujuan
evaluasi terapi

PATIENT
ENGAGEMENT

Langkah 5: Memberi
penjelasan Langkah 3:
aturan pakai dan
Memilih pengobatan
kewaspadaan

Langkah 4:
Penulisan resep
SAFE PRESCRIBING
WHO Guide to Good Prescribing, 1994
PRIORITAS

2017
POLIFARMASI

FAKTOR PASIEN FAKTOR SISTEM

MULTI
PRESCRIBER
PENYAKIT KRONIS PSIKOSOSIAL

PRESCRIBING
CASCADE

TERAPI OBAT
KOMPLEKS POLIFARMASI
PRESCRIBING CASCADE

Peresepan yang dilakukan ketika suatu reaksi


tidak diharapkan dari suatu obat ditafsirkan
sebagi kondisi medis baru yang memerlukan
terapi obat berikutnya.

• Metoklopramid Parkinsonism 

• OA Diuretik L-dopa
• Hipo- • Nifedipin  edema  furosemid
• HT kalemia • NSAID  ulkus peptikum 
• edema H2 blocker  delirium  haloperidol
NSAID KSR • HCT  gout  NSAID  HT
• Dekongestan  retensi urin 
alpha-blocker
POLIFARMASI DAPAT MENINGKATKAN

REAKSI OBAT
KETIDAKPATUHAN
TIDAK DIHARAPKAN (ADR)

INTERAKSI OBAT RE-ADMISSIONS

MORTALITAS
Adakah obat lain
Apa efek samping yang lebih manjur Apa yang harus
obat ini? dan tidak saya lakukan jika
menimbulkan efek lupa minum obat?
samping?
Mengapa harus
minum obat ini?
Berapa lama? Bagaimana cara
menggunakan
obat ini dengan
benar?

Apa yang harus


saya lakukan jika
gejala tidak
membaik?
SAFE PRESCRIBING

TULISAN DAPAT DIBACA

RESEP LENGKAP

Identitas pasien, riwayat alergi,


kekuatan obat, bentuk sediaan,
dosis, frekuensi, rute pemberian,
satuan, kuantitas, durasi
KELENGKAPAN RESEP

Semua resep/permintaan obat/instruksi pengobatan harus mencantumkan identitas


pasien (lihat SKP 1), nama obat, dosis, frekuensi pemberian, rute pemberian,
nama dan tanda tangan dokter.

Persyaratan kelengkapan lain ditambahkan disesuaikan dengan jenis resep/permintaan


obat/instruksi pengobatan, misalnya:

 Penulisan nama dagang atau nama generik pada sediaan dengan zat aktif tunggal.
 Penulisan indikasi dan dosis maksimal sehari pada obat PRN (pro renata atau “jika
perlu”).
 Penulisan berat badan dan/atau tinggi badan untuk pasien anak-anak, lansia,
pasien yang
mendapatkan kemoterapi, dan populasi khusus lainnya.
 Penulisan kecepatan pemberian infus di instruksi pengobatan.
 Penulisan instruksi khusus seperti: titrasi, tapering, rentang dosis.
RESEP
SAFE PRESCRIBING (…lanjutan)

MINIMALKAN PENYALINAN KLARIFIKASI RESEP/INSTRUKSI PENGOBATAN KETIKA


DOKTER MASIH BERADA DI RUANG RAWAT
Identitas pasien, nama obat,
kekuatan obat, bentuk sediaan,
dosis, frekuensi, rute pemberian, MENGGUNAKAN
satuan, kuantitas, durasi ISTILAH/SINGKATAN YANG
PERIKSA KEMBALI
TERSTANDAR
PENULISAN

PERIKSA ADA/TIDAK KONTRAINDIKASI Riwayat penyakit, komorbid, status klinis, penurunan fungsi ginjal, hati

INSTRUKSI LISAN  Hanya dilakukan apabila penulisan resep tidak memungkinkan


(situasi emergensi, kamar operasi/tindakan)
 Instruksi harus diberikan perlahan, jelas, artikulasi jelas
Instruksi TUNDA harus jelas batas  Penerima instruksi harus menerapkan prosedur TBAK: Tulis, Baca
penundaannya kembali (untuk nama obat dieja, angka disebutkan dalam satuan,
Contoh: clopidogrel tab 75 mg tunda contoh: 15 mg : “satu lima”), Konfirmasi
sampai 7 hari post op
ELECTRONIC PRESCRIBING
Manfaat:
• Meningkatkan keselamatan pasien
• Mempercepat pelayanan
• Mempercepat proses adminkeu

Drug-Related
Decision Support

Setiap dokter harus mendapatkan pelatihan dan


pendampingan yang memadai untuk meresepkan
melalui sistem peresepan elektronik
UPAYA PENCEGAHAN PRESCRIBING ERROR
PADA ELECTRONIC PRESCRIBING

Administrative error :
Kesalahan dalam proses penulisan  Ada tahap konfirmasi identitas
instruksi secara administratif, pasien (nama, NRM, tanggal lahir)
misalnya: duplikasi instruksi, salah  Ada tahap konfirmasi nama ruang
“klik” saat memilih pasien, obat, rawat/poliklinik
dosis, dll  Daftar Terapi Obat Pasien dapat
diakses oleh dokter saat akan
menulis resep
 Display daftar pilihan di layar:
pemberian kode, warna, alert
untuk nama obat LASA, kekuatan
obat bervariasi
UPAYA PENCEGAHAN PRESCRIBING ERROR
PADA ELECTRONIC PRESCRIBING

Clinical error :
Kesalahan dalam pengambilan
keputusan klinis, misalnya: salah  Akses terhadap informasi hasil lab,
menetapkan dosis yang diagnostik
dibutuhkan pasien, ada interaksi  Tersedia Drug Related Decision
obat, kontraindikasi, dll Support Software yang terintegrasi
dengan sistem peresepan
elektronik, atau akses terhadap
referensi informasi obat yang
reliable dan up-to-date
 Akses terhadap Panduan Praktik
Klinis, guidelines, Protokol, Alur
pengobatan, dll
DRUG RELATED DECISION SUPPORT

Dasar: Advanced:
• Panduan obat formularium • Panduan dosis pada gangguan
• Interaksi Obat fungsi ginjal, pasien geriatri
• Cek alergi obat • Panduan monitoring terapi obat
• Panduan dosis lazim dengan uji laboratorium
• Cek adanya duplikasi • Cek keamanan obat pada
• Panduan terapi (co: Antibiotik) wanita
• Kompatibiltas hamil
• Kontraindikasi (DM, gagal fungsi
organ)
INSTRUKSI KHUSUS

INSTRUKSI TITRASI

Instruksi pengobatan dimana dosis obat dinaikkan/diturunkan secara bertahap tergantung status klinis
pasien.

Instruksi harus terdiri dari: dosis awal, dosis titrasi, parameter penilaian, dan titik akhir
penggunaan.

Contoh:
infus nitrogliserin, dosis awal 5 mcg/menit. Naikkan dosis 5 mcg/menit setiap 5 menit jika nyeri dada menetap,
jaga tekanan darah 110-140 mmHg.

Infus dopamine 5 mcg/kg/menit. Naikkan dosis setiap 15 menit untuk menjaga MAP 60-80 mmHg



Infus dopamine 5 mcg/kg/menit. Naikkan dosis setiap 15 menit

Infus norepinefrin, titrasi sampai MAP > 65 mmHg


INSTRUKSI KHUSUS

INSTRUKSI TAPERING DOWN/ TAPERING OFF

Instruksi pengobatan dimana dosis obat diturunkan secara bertahap


sampai akhirnya dihentikan.
Cara ini dimaksudkan agar tidak terjadi efek yang tidak diharapkan akibat
penghentian mendadak.
Contoh obat yang harus dilakukan tapering down/off: pemakaian jangka
panjang kortikosteroid, psikotropika.

Instruksi harus rinci dituliskan tahapan penurunan dosis dan waktunya.


Contoh: Prednison 5 mg tapering down
H1: Pagi 10 mg, siang 5 mg, malam 5 mg, sebelum tidur 10 mg H2:
Pagi 5 mg, siang 5 mg, malam 5 mg, sebelum tidur 10 mg H3: Pagi 5
mg, siang 5 mg, malam 5 mg, sebelum tidur 5 mg H4: Pagi 5 mg, Dexamethason 3 X 4 mg tapering


siang 5 mg, sebelum tidur 5 mg down selama 1 bulan
H5: Pagi 5 mg, sebelum tidur 5 mg
H6: Pagi 5 mg
H7: stop
INSTRUKSI KHUSUS

INSTRUKSI RENTANG DOSIS

Instruksi pengobatan dimana dosis obat dinyatakan dalam rentang.


Instruksi interval waktu pemberian harus fixed.
Penting: monitoring kondisi klinis pasien dan dosis disesuaikan berdasarkan kebutuhan pasien

Contoh: morfin inj 2-4 mg IV tiap 3 jam jika nyeri.

Parasetamol 1-2 tablet tiap 8 jam jika nyeri



Morfin inj 2-4 mg IV tiap 3-4 jam

Parasetamol 1-2 tablet tiap 6-8 jam


AUTOMATIC STOP ORDER (ASO)

Instruksi pengobatan yang dihentikan secara otomatis apabila telah melewati durasi
penggunaan yang telah ditetapkan dalam suatu kebijakan dan durasi penggunaan tidak disebutkan
secara spesifik oleh dokter.

ASO dapat diterapkan untuk penggunaan obat dengan tujuan mencegah penggunaan obat
berkepanjangan tanpa asesmen ulang dan memastikan dilakukannya asesmen ulang tepat
waktu pada terapi obat tertentu

Contoh: peresepan ASO antibiotik untuk indikasi CAP (community acquired pneumonia) ditetapkan
7 (tujuh) hari jika tidak disebutkan lain oleh dokter penulis resep. Dalam penerapannya: jika
seorang pasien dengan CAP diresepkan antibiotik tanpa dituliskan durasinya secara spesifik oleh
dokter, maka dalam waktu 24-48 jam sebelum pemberian antibiotik tersebut dihentikan, apoteker
akan mengingatkan dokter penulis resep bahwa pemberian antibiotik untuk pasien terkait akan
dihentikan setelah pemberian di hari ke-7 kecuali dokter menuliskan resep baru untuk terapi
lanjutan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai