Anda di halaman 1dari 29

CRSS

Oral Lesi ( Smoker Melanosis)

Presentan : Rieza Hafiz Wicaksono


NIPP : 20184020006

Perceptor : drg. Dwi Suhartiningtyas., MDSc


Pendahuluan
 Smoker’s melanosis adalah pigmentasi pada
mukosa mulut yang disebabkan karena
merokok. Smoker’s melanosis dapat
mempengaruhi permukaan mukosa manapun
namun pada umumnya terjadi pada gingiva
anterior labial mandibula, mukosa bukal,
lateral lidah, dan palatum.
Identitas Pasien
 Nama :DDF
 Usia :29 tahun
 Jenis Kelamin: Laki-Laki
 Alamat : Yogyakarta
 Nomor RM : 52211
Pemeriksaan Subyektif
Kunjungan 1 ( 12 Maret 2021)
 Pasien datang dengan keluhan gusinya
berwarna kehitaman pada rahang atas dan
rahang bawah. Keluhan tersebut dirasakan
sejak beberapa tahun yang lalu. Pasien
merupakan perokok aktif sejak 7 tahun dengan
menggunakan rokok jenis filter. Pasien rata-
rata mengkonsumsi rokok 1 bungkus perhari
Pemeriksaan Obyektif
 Terdapat lesi pigmentasi pada mukosa gingiva
anterior dan papila interdental bagian labial
rahang atas dan rahang bawah berwarna
kecoklatan berbatas diffus, multiple dan tekstur
halus.
 Dx : Smoker Melanosis
Gambaran Klinis
Penatalaksanaan
 KIE : memberi penjelasan menyeluruh pada
pasien bahwa warna kehitaman pada gusinya
disebabkan karena kebiasaan merokok, kondisi
tersebut merupakan varian normal dan tidak
berbahaya. Juga perlu dilakukan penjelasan pada
pasien bahwa kondisi varian normal ini sering
terjadi dan tidak mengarah pada keganasan
 Observasi
 Kontrol
Pemeriksaan Subjektif
Kunjungan 2 ( 6 Desember 2023)
 Pasien datang atas motivasi operator untuk
melakukan kontrol smoker melanosis. Pasien
mengaku sudah mengurangi intensitas
merokok dengan 1 bungkus habis dalam 2 hari.
saat ini pasien tidak ada keluhan.
Pemeriksaan Objektif
 Terdapat warna
kehitaman pada gingiva
anterior rahang atas dana
bawah multiple ireguler,
berbatas di, tekstur
halus.
 dx : Smoker Melanosis
Jurnal Pendukung

PENGARUH JENIS, LAMA, DAN JUMLAH


ROKOK YANG DIKONSUMSI TERHADAP
NILAI INDEKS SMOKER’S MELANOSIS
PEROKOK DEWASA
Analisis Jurnal
 Merokok merupakan kebiasaan umum dalam masyarakat yang terus
meningkat meskipun diketahui membawa risiko kesehatan. Prevalensi
perokok di Indonesia, khususnya Kalimantan Utara, mencapai tingkat
yang mengkhawatirkan. Kabupaten Nunukan mencatat tingginya
angka perokok pada berbagai kelompok usia. Rokok salah satu
kebutuhan utama di Nunukan, berpotensi menyebabkan berbagai
masalah kesehatan, termasuk dampak pada rongga mulut seperti
smoker's melanosis. Studi ini dilakukan untuk menyelidiki dampak
lama paparan, jenis, dan jumlah konsumsi rokok terhadap indeks
smoker's melanosis pada perokok dewasa di Kelurahan Nunukan
Barat, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengevaluasi perubahan histopatologis gingivaepitel
dan jaringan ikat pada perokok
Analisis Jurnal
 Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan
desain cross-sectional dan telah mendapat persetujuan etik.
Populasi studi ini adalah perokok di Kelurahan Nunukan Barat,
dengan penelitian berlangsung pada Februari-April 2022. Sampel
sebanyak 97 orang dipilih menggunakan rumus Lemeshow dengan
teknik purposive sampling, dengan kriteria inklusi melibatkan
perokok laki-laki usia 25-64 tahun yang telah merokok minimal 1
tahun, komunikatif, dan menyetujui lembar inform consent. Kriteria
eksklusi melibatkan penyakit sistemik, konsumsi obat penyebab
pigmentasi gingiva, kelainan rongga mulut penyebab pigmentasi
gingiva, sakit, dan ketidaksetujuan melanjutkan penelitian.
 Smoker’s melanosis dinilai berdasarkan jenis
rokok, lama merokok, dan jumlah rokok yang
dikonsumsi. Indeks pigmentasi diukur dengan
skor menurut klasifikasi Hedin. Metode
penelitian melibatkan penjelasan dan persetujuan,
pengisian data responden, pengambilan gambar
gingiva, dan pengumpulan serta analisis data
menggunakan uji chi-square. Tingkat
kepercayaan yang digunakan adalah 95%.
Hasil Penelitian
Usia (n) (%)
(Tahun)
25-34 52 53,6
35-44 33 34,0
45-55 8 8,2
56-64 4 4,1
Total 97 100

Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan


usia
Gambar 1. Diagram berdasarkan jenis rokok yang
dikonsumsi di Kelurahan Nunukan Barat
Gambar 2. Diagram berdasarkan lama merokok responden di
Kelurahan Nunukan Barat
Gambar 3. Diagram berdasarkan jumlah rokok responden di Kelurahan
Nunukan Barat
Gambar 4. Diagram berdasarkan Nilai Indeks smoker’s melanosis responden di
Kelurahan Nunukan Barat
Jenis Nilai Indeks
Rokok Smoker’s Melanosis n
0 1 2 3 4
Putih 0 5 15 12 9 41
Kretek 0 8 8 11 29 56
Total 0 13 23 23 38 97

Tabel 2. Pengaruh Jenis Rokok Terhadap Nilai Indeks


Smoker’s Melanosis
Berdasarkan tabel 2, menunjukkan bahwa nilai
indeks smoker’s melanosis dengan presentase
tertinggi sebesar 29,9% yaitu pada nilai 4 dengan
jenis rokok kretek. Hasil analisis uji chi-square
didapatkan nilai signifikan p=0,01 (p<0,05) yang
berarti terdapat pengaruh antara jenis rokok yang
dikonsumsi terhadap nilai indeks smoker’s
melanosis.
Lama Nilai Indeks
Merokok Smoker’s Melanosis n
(tahun) 0 1 2 3 4
1-5 0 10 7 0 1 18
6-10 0 2 10 7 6 25
>10 0 1 6 16 31 54
Total 0 13 23 23 38 97

Tabel 3. Pengaruh Lama Merokok Terhadap Nilai Indeks


Smoker’s Melanosis
 Berdasarkan tabel 3, menunjukkan bahwa nilai
indeks smoker’s melanosis dengan presentase
tertinggi sebesar 31,9% yaitu pada nilai 4
dengan lama merokok >10 tahun. Hasil
analisis uji chi-square didapatkan nilai
signifikan p=0,000 (p<0,05) yang berarti
bahwa terdapat pengaruh antara lama merokok
terhadap nilai indeks smoker’s melanosis.
Jumlah Nilai Indeks
Rokok Smoker’s Melanosis n
(/hari) 0 1 2 3 4
1-10 0 7 8 1 3 19
10-20 0 4 11 11 15 41
>20 0 2 4 11 20 37
Total 0 13 23 23 38 97

Tabel 4. Pengaruh Jumlah Rokok Terhadap Nilai Indeks


Smoker’s Melanosis
Berdasarkan tabel 4, menunjukkan bahwa nilai
indeks smoker’s melanosis dengan presentase
tertinggi sebesar 20,6% yaitu pada nilai 4 dengan
jumlah rokok yang dikonsumsi >20 batang/hari.
Hasil analisis uji chi- square didapatkan nilai
signifikan p=0,001 (p<0,05) yang berarti
terdapat pengaruh antara jumlah rokok yang
dikonsumsi terhadap nilai indeks smoker’s
melanosis.
Kesimpulan
 Penelitian di Kelurahan Nunukan Barat menunjukkan bahwa
jenis rokok berpengaruh terhadap indeks smoker’s melanosis.
Rokok kretek, yang mengandung tembakau dan cengkeh,
memiliki kandungan nikotin, tar, dan zat toksik lain yang
lebih tinggi dibanding rokok putih. Cengkeh meningkatkan
suhu pembakaran rokok, menghasilkan kadar CO dan nikotin
yang lebih tinggi, meningkatkan toksisitas pada rongga mulut,
dan berisiko meningkatkan perubahan sel epitel. Nikotin dan
benzopiren, senyawa dalam asap tembakau, utamanya
penyebab smoker’s melanosis, merangsang melanosit untuk
produksi melanin lebih banyak karena afinitasnya yang tinggi
terhadap senyawa tersebut.
 Hasil penelitian yang dilakukan di Kelurahan
Nunukan Barat secara statistik menunjukkan
terdapat pengaruh antara lama merokok
terhadap nilai indeks smoker’s melanosis,
bahwa prevalensi smoker’s melanosis paling
banyak pada responden yang telah merokok
>10 tahun.
 Penelitian di Kelurahan Nunukan Barat
menunjukkan pengaruh jumlah rokok terhadap
indeks smoker’s melanosis. Hedin et al
menyatakan bahwa jumlah rokok yang dikonsumsi
per hari berkaitan dengan pigmentasi melanin
pada gingiva. Kandungan tinggi nikotin dapat
mengganggu stabilitas pigmen melanin,
meningkatkan kecepatan sintesis melanin dalam
melanosit, dan menyebabkan pigmentasi
meningkat.
Oleh karena itu, penelitian ini menyimpulkan
bahwa jenis, lama, dan jumlah rokok yang
dikonsumsi berpengaruh pada nilai indeks
smoker’s melanosis.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai