TUJUAN:
MEMPEROLEH/MENGEMBANGKAN VARIETAS ATAU HIBRIDA AGAR LEBIH EFISIEN DI
DALAM MENGGUNAKAN UNSUR HARA SEHINGGA MEMBERI HASIL PANEN
TERTINGGI PER SATUAN LUAS DAN MENGUNTUNGKAN:
1. Mendapatkan tanaman yang berdaya hasil tinggi dan adaptif
2. Mendapatkan tanaman yang tahan terhadap cekaman biotik (tahan serangan
hama dan penyakit tanaman) dan abiotik (tahan tanah masam, salin dll)
3. Mendapatkan tanaman yang berkualitas baik: rasa, protein, lemak, warna,
ukuran dll. Adalah berhubungan dengan pola makan, adat istiadat dan
modernisasi.
4. Mendapatkan tanaman yang mempunyai nilai estetik.
PEMULIAAN TANAMAN
HASIL OPTIMAL
DIPERLUKAN:
1. Keragaman genetik
2. Sistem logis dalam pemindahan dan fiksasi gen
3. Konsepsi dan tujuan/sasaran yang jelas.
4. Mekanisme penyebarluasan hasilnya kepada masyarakat
SASARAN: PENINGKATAN NILAI EKONOMIS
SELEKSI
PELEPASAN VARIETAS
• Seleksi dari Koleksi Plasma Nutfah: seleksi sesuai dengan sifat-
sifat yang diinginkan. Hasil seleksi dapat dilepas menjadi
varietas baru setelah pengujian. Varietas yang dihasilkan
merupakan varietas lokal.
Metode seleksinya:seleksi massa dan seleksi galur murni.
• Perluasan Keragaman Genetik: Untuk mengumpulkan sifat-sifat
dari beberapa genotipe diperlukan ragam genetik tinggi.
Perluasan dilakukan dengan hibridisasi (persilangan) dan
mutasi dan transformasi genetik.
• Seleksi setelah perluasan keragaman genetik:
Metode seleksi tergantung dari tipe penyerbukan: pedigree,
single seed descent, dialel selective mating system dan back
cross. Varietas yang dihasilkan dapat berupa galur murni dan
hibrida. Kelompok tanaman menyerbuk silang umumnya
mengggunakan metode: recurrent selection, hibrida dan back
cross. Varietas yang dihasilkan berupa varietas hibrida dan
• Evaluasi dan Pengujian: Pengujian dilakukan untuk
analisis adaptasi dan stabilitas calon varietas. Pengujian
di beberapa lokasi dan musim (uji multilokasi)
dilakukan sebelum calon varietas dilepas sebagai
varietas. Syarat pengujian mengikuti pedoman
Departemen Pertanian.Hasil uji merkomendasikan
kestabilan suatu calon varietas atau lokasi spesifik calon
varietas.
• Pelepasan varietas: Persyaratan pelepasan varietas
menurut DepTan: 1)silsilah jelas, 2) deskripsi lengkap, 3)
unggul, unik, seragam dan stabil DUS (distinct, uniform,
and stable), 4) benih penjenis tersedia dengan proses
produksi sesuai prosedur baku.
LANGKAH-LANGKAH PEMULIAAN TANAMAN
• 3. Perbaikan genetik
Pemuliaan tanaman: memperbaiki sifat-sifat tanaman
melalui perbaikan susunan genetik.
perbaikan susunan genetik: meningkatkan jumlah/proporsi
gen-gen baik (menguntungkan)
– contoh:
– AA Bb Cc dd ee ff AA BB CC DD ee FF
• TEORI KROMOSOM TENTANG PEWARISAN
• Secara formal dikemukakan oleh
• - Walter Sutton (mahasiswa PPS AS) seorang pakar genetika
• - Theodore Boveri pakar biologi Jerman
• Tahun 1902 : mengenali tingkah laku partikel Mendel selama menghasilkan gamet pada
ercis paralel dengan tingkah laku kromosom pada meiosis
• F2:
• PERSILANGAN DGN SATU SIFAT BEDA (satu pasang sifat beda) disebut
MONOHIBRID
• MODEL MENDEL UNTUK PERSILANGAN SATU SIFAT BEDA (MONOHIBRID)
• P : AA X aa (1 & 2)
• Gamet : A a (4)
• F1 Aa (zigot)
• F2 1AA : 2 Aa : 1 aa
• Keterangan
• AA, Aa dan aa disebut genotipe suatu sifat
• Gen A dominan terhadap gen a
• Gen a resesif terhadap gen A
• Gen A disebut alel dari gen a
• Untuk gen dominan biasanya digunakan huruf kapital dari huruf pertama sifat (fenotipe)
• yang dominan, Sedangkan alelnya digunakan huruf kecilnya
•
• P : Kuning (KK) X Hijau (kk)
• Gamet : K k
• F1 : Kuning (Kk)
• Sepasang Gen A
• Heterozigot a Gamet A
• a
4. Hibridisasi: persilangan dua individu berbeda
M m
x
M MM mm m
M
(M dg m alelik)
(M dominan
m F1: thd m)
Mm
1. SEKSUAL (GENERATIF):
PERKEMBANGBIAKAN MENGGUNAKAN BIJI 2. ASEKSUAL (VEGETATIF):
YANG BERISI EMBRIO DARI PENYATUAN PERKEMBANGBIAKAN
GAMET MENGGUNAKAN BAGIAN VEGETATIF.
• Agamospermy Vegetatif
• Penyerbukan sendiri dalah penyatuan sel telur dan sel sperma yang
berasal dari satu tanaman (Jika persentase penyerbukan sendirinya
lebih dari 95%).
• Penyerbukan sendiri mempertahankan homozigositas tanaman
yang sudah homozigot atau dapat meningkatkan proporsi
homozigot dengan penyerbukan sendiri terus menerus.
• Tujuan akhir pemuliaan tanaman adalah untuk memperoleh
tanaman homozigot yang unggul.
• Penyerbukan sendiri terjadi karena sifat genetik dan susunan
morfologi bunga. Sifat genetik sebagai kemampuan sel kelamin
tanaman untuk dapat bergbung sendiri. Susunan morfologi bunga
dikaitkan dengan susunan bunga tertentu, sehinga dapat
menghalangi masuknya tepungsari tanaman lain ke sel telur.
Mekanisme yang menghalangi tepungsari lain adalah:
• 1. Bunga tidak membuka
• 2. Butir tepungsari luruh sebelum bunga membuka
• 3. Benangsari dan putik ditutup oleh bagian bunga sesudah
• bunga membuka
• 4. Putik memanjang segera setelah tepungsari masak. Contoh
• Pada sorgum, sekam terluar tetap tertutup sampai anthesis
• selesai. Kedelai: mahkota tetap tertutup sampai anthesis
• selesai. Tomat: tangkai putik tersembunyi dan dikelilingi
• benangsari.
Contoh2 tanaman menyerbuk sendiri:
Padi, sorgum, gandum, kacang tanah, kacang panjang, kapri,
buncis, kecipir, kacang merah, kedelai, jeruk aprikot, kapas,
terung, lada, tembakau, cabai, tomat.
TANAMAN MENYERBUK SILANG
• Penyerbukan silang adalah penyerbukan yang terjadi oleh
penyatuan sel sperma tanaman lain dengan sel telur suatu
tanaman. Jika persentase penyerbukan silang lebih dari 95% maka
tanaman dikelompokkkan sebagai tanaman menyerbuk silang.
• Penyerbukan silang terjadi karena terhalangnya tepung sari untuk
dapat membuahi sel telur.
• Ciri-ciri:
• 1. Secara morfologi, bunganya mempunyai struktur tertentu
• 2. Berbeda waktu masak tepungsari dan sel telur.
• 3. Self incompatibility (ketidak serasian sendiri)
• 4. Adanya bunga monoecous atau dioeceous.
• Contoh-contoh: jagung , apel, alpokat, pisang, ceri, anggur,
mangga, pepaya, asparagus, bit, kubis, wortel,seledri, sawi,
bawang, bunga matahari, ketela pohon, ketela rambat, kakao,
mentimun, oyong, melon, dan semangka.
STRUKTUR BUNGA
• Pengetahuan tentang sifat-sifat bunga tanaman yang akan
disilangkan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pembungaan,
penyerbukan dan pembuahan (biologi bunga) penting bagi
pemuliaan tanaman dalam perlakuan penyerbukan silang buatan.
• Bunga = alat perkembangbiakan tanaman tumbuh jadi buah dan
biji. Biji akan jadi tanaman baru.
Macam Bunga:
1. Bunga lengkap (completus):
a. Kelopak (calyx) Perhiasan bunga
b. Tajuk atau mahkota (corolla)
c. Benang sari (stamen)
d. Putik (pistilum)
Bunga lengkap (dengan benang sari dan putik)= bunga berkelamin
dua (hermaprodit). Jika bunga tidak mempunyai salah satu unsur
tersebut disebut bunga tidak lengkap (incompletus).
TIPE SEKS TANAMAN
a Aa aa
• S1 : ¼ AA + ½ Aa + ¼ aa
Proporsi HETEROSIGOT SEMAKIN KECIL
pada generasi selfing lebih lanjut
S-0 : Aa
• AA, Aa , aa
1. SELEKSI GALUR MURNI
• Bahan: Populasi campuran yang didalamnya terdapat
individu homosigot.
• seleksi adalah memilih individu-individu homosigot.
• Dasarpemilihan adalah fenotipe(penampilan)
Populasi campuran adalah:
1. Varietas lokal yang telah beradaptasi pada satu daerah,
berupa campuran berbagai galur.
2. Populasi tanaman bersegregasi= keturunan hasil
persilangan.
Hasil Seleksi: Galur Murni
Terdiri dari pasangan homosigot untuk semua lokus
TIGA LANGKAH SELEKSI GALUR MURNI
• LANGKAH I
• POPULASI VVVVVVVVVVV SELEKSI TANAMAN TUNGGAL UTK
• CAMPURAN VVVVVVVVVVV SIFAT-SIFAT KHUSUS: BESAR BIJI,
VVVVVVVVVVV
• UMUR, KADAR PROTEIN dsb.
• GALUR-GALUR LANGKAH II
• TERPILIH HASIL VVVVVVVVVVV MENANAM BARIS KETURUNAN
VVVVVVVVVVV
VVVVVVVVVVV
• DARI INDIVIDU UNTUK TUJUAN
• KETURUNAN OBSERVASI & EVALUASI. JUMLAH
• INDIVIDU GALUR AKAN MAKIN BERKURANG
• V VVV SESUAI TUJUAN SELEKSI
• GALUR YANG AKAN VVVV LANGKAH III
• DIJADIKAN MENETAPKAN GALUR TERPILIH
VARIETAS KOMERSIIL UTK DIJADIKAN VARIETAS
TERPILIH
• VARIETAS BARU YG DIBENTUK DARI KETURUNAN SATU INDIVIDU HOMOSIGOT
DIBUAHI SENDIRI. PELOPOR JOHANNSEN (1903)[ KAPRI DAN BUNCIS).
PROSEDUR SELEKSI GALUR MURNI (PURE LINE SELECTION)
• Populasi Campuran,
• introduksi, cultivar lokal
THI. 1. Menanam populasi campurandlm plot-plot/
barisan yang berjauhan.
Th.2 2. Dipilih 200-1000 individu tanaman, biji
dipanen terpisah.
Keturunan jelek dibuang 3. Menanam keturunan masing-masing dlm
baris
• Plot kontrol
Th.3 plot-plot.
•
4. Keturunan superior ditanam dicampur (bulk)
kultivar lokal
dlm baris-baris
5. Tanaman terpilih ditanam dalam plot
observasi dg ulangan
6. Menanam nomor-nomor seleksi yg superior
Th4-7
7. Dilanjutkan dg pengujian hasil
Th.8
8. Dipilih lini yang paling baik untuk disebarkan
pada petani dg cara memperbanyak bijinya.
• Perbanyakan benih
•
VARIETAS CAMPURAN GALUR
KEUNTUNGAN:
1. Lebih beradaptasi dg lingkungan beragam sehingga
produktivitasnya lebih baik
2. Produksi lebih stabil bila lingkungan berubah
3. Ketahanan lebih baik, terutama terhadap penyakit.
KELEMAHAN:
4. Kurang menarik karena perttumbuahn tidak seragam
5. Lebih sulit mengidentifikasi benih untuksertifikasi benih
6. Umumnya produksi dibawah produksi galur terbaik dalam
campuran galur.
2. SELEKSI MASSA
TUJUAN: 1. untuk meningkatkan mutu varietas campuran
Varietas lokal.
2. Pemurnian varietas yang telah ada dengan cara
mencampur biji-biji hasil seleksi
BAHAN SELEKSI:
Populasi yang didalamnya terdapat tanaman
homosigot, varietas lokal (land race)
SELEKSI: Dilakukan pada sekelompok tanaman yang
mempunyai kesamaan fenotipa.
PERBEDAAN DG. SELEKSI GALUR MURNI:
1. Menyangkut jumlah galur yang dipertahankan.Pada seleksi Galur
murni tipe yang dikembangkan merupakan
Galur murni tunggal
2. Pada seleksi massa: sebagian galur yang diseleksi masih tetap
dipertahankan
3. METODE PEDIGREE (SILSILAH)
=METODE HIBRIDISASI DILANJUTNYA SELEKSI
GALUR A
x GALUR B
1. Persilangan sepasang tetua homosigot
berbeda
F1 2. F1, seragam hasilnya, dilakukan
penyerbukan sendiri
F2 3. F2 hasilnya bersegregasi. Mulai F2 seleksi
dilakukan hingga F7
F3 4. Pada F1 dilakukan uji pendahuluan.
F4-F7 5. Uji lanjutan pada keturunan F9
F8 6. Uji multi lokasi menghasilkan galur-galur
harapan untukdilepas menjadi varietas
unggul baru.
F9 VARIETAS BARU
PERSILANGAN ANTARA DUA GALUR
•
Padi Pandanwangi
(Kab. Cianjur)
•
• X
Padi Adan Putih
(Kab. Nunukan)
4. METODE BULK (CAMPURAN)
P GALUR A X GALUR B PERSILANGAN ANTARA DUA GALUR
.
F1
PETAK-PETAK BULK
F5
F8 UJI PENDAHULUAN
F9 UJI LANJUTAN
KEUNTUNGAN METODE BULK DIBANDING METODE PEDIGREE
• DR
PERSILANGAN I X R D ( 50 % ) R ( 50 % )
F1 (DXR)
BACK CROSS I
B1 (DXR2) x R 25 % 75 %
BACK CROSS II
B2 (DXR3) X R 12,5 % 87,5 %
BACK CROSS IV
B4 (DXR5) X R 3,125 % 96,875 %
I. BACK CROSS – GEN YANG DIPINDAHKAN DOMINAN
• GALUR DONOR ( D ) X CULTIVAR LOKAL ( A )
• RR rr
• F1 Rr
• BACK CROSS I F1 ( Rr ) X A ( rr )
•
• Hasil back cross I Rr ; rr Diuji ketahanan penyakit ( gen R )
• Tanaman yang rentan dibuang ( rr)
• F2 dipanen
• . . . . . . 1 atau 2 biji dari tiap tan, dipelihara secara terpisah
• Th.III(F2) . . . . . . Tumbuhkan 1 atau 2 tan. hasil F2,
1. SEKSUAL (GENERATIF):
PERKEMBANGBIAKAN MENGGUNAKAN BIJI 2. ASEKSUAL (VEGETATIF):
YANG BERISI EMBRIO DARI PENYATUAN PERKEMBANGBIAKAN
GAMET MENGGUNAKAN BAGIAN VEGETATIF.
• Agamospermy Vegetatif
• Penyerbukan sendiri dalah penyatuan sel telur dan sel sperma yang
berasal dari satu tanaman (Jika persentase penyerbukan sendirinya
lebih dari 95%).
• Penyerbukan sendiri mempertahankan homozigositas tanaman
yang sudah homozigot atau dapat meningkatkan proporsi
homozigot dengan penyerbukan sendiri terus menerus.
• Tujuan akhir pemuliaan tanaman adalah untuk memperoleh
tanaman homozigot yang unggul.
• Penyerbukan sendiri terjadi karena sifat genetik dan susunan
morfologi bunga. Sifat genetik sebagai kemampuan sel kelamin
tanaman untuk dapat bergbung sendiri. Susunan morfologi bunga
dikaitkan dengan susunan bunga tertentu, sehinga dapat
menghalangi masuknya tepungsari tanaman lain ke sel telur.
Mekanisme yang menghalangi tepungsari lain adalah:
• 1. Bunga tidak membuka
• 2. Butir tepungsari luruh sebelum bunga membuka
• 3. Benangsari dan putik ditutup oleh bagian bunga sesudah
• bunga membuka
• 4. Putik memanjang segera setelah tepungsari masak. Contoh
• Pada sorgum, sekam terluar tetap tertutup sampai anthesis
• selesai. Kedelai: mahkota tetap tertutup sampai anthesis
• selesai. Tomat: tangkai putik tersembunyi dan dikelilingi
• benangsari.
Contoh2 tanaman menyerbuk sendiri:
Padi, sorgum, gandum, kacang tanah, kacang panjang, kapri,
buncis, kecipir, kacang merah, kedelai, jeruk aprikot, kapas,
terung, lada, tembakau, cabai, tomat.
TANAMAN MENYERBUK SILANG
• Penyerbukan silang adalah penyerbukan yang terjadi oleh
penyatuan sel sperma tanaman lain dengan sel telur suatu
tanaman. Jika persentase penyerbukan silang lebih dari 95% maka
tanaman dikelompokkkan sebagai tanaman menyerbuk silang.
• Penyerbukan silang terjadi karena terhalangnya tepung sari untuk
dapat membuahi sel telur.
• Ciri-ciri:
• 1. Secara morfologi, bunganya mempunyai struktur tertentu
• 2. Berbeda waktu masak tepungsari dan sel telur.
• 3. Self incompatibility (ketidak serasian sendiri)
• 4. Adanya bunga monoecous atau dioeceous.
• Contoh-contoh: jagung , apel, alpokat, pisang, ceri, anggur,
mangga, pepaya, asparagus, bit, kubis, wortel,seledri, sawi,
bawang, bunga matahari, ketela pohon, ketela rambat, kakao,
mentimun, oyong, melon, dan semangka.
STRUKTUR BUNGA
• Pengetahuan tentang sifat-sifat bunga tanaman yang akan
disilangkan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pembungaan,
penyerbukan dan pembuahan (biologi bunga) penting bagi
pemuliaan tanaman dalam perlakuan penyerbukan silang buatan.
• Bunga = alat perkembangbiakan tanaman tumbuh jadi buah dan
biji. Biji akan jadi tanaman baru.
Macam Bunga:
1. Bunga lengkap (completus):
a. Kelopak (calyx) Perhiasan bunga
b. Tajuk atau mahkota (corolla)
c. Benang sari (stamen)
d. Putik (pistilum)
Bunga lengkap (dengan benang sari dan putik)= bunga berkelamin
dua (hermaprodit). Jika bunga tidak mempunyai salah satu unsur
tersebut disebut bunga tidak lengkap (incompletus).
TIPE SEKS TANAMAN
• gen A a
• frekwensi p q
• Gen frekwensi
• A p AA Aa
• p2 pq
• a q Aa aa
• pq q2
• Frekwensi genotipe:
• AA Aa aa
• p2AA 2pqAa q2aa
FREKWENSI GENOTIPE SETIAP GENERASI DITENTUKAN OLEH
FREKWENSI ALEL
• Populasi (P) terdiri dari N individu, dengan alel A dan a.
• IndividuD= homosigot dominan, H = heterosigot, R = homosigot
resesif.
• Proporsi (frekwensi alel A :P = D + ½ H atau 2D + H
N 2N
• Frekwensi alel a : q = R + ½ H atau 2R + H
• N 2N
• Persilangan acak menghasilkan keturunan F1:
• P’ = p2 ( D’ ) + 2pq ( H’ ) + q2 ( R’ )
• Dimana D’, H’ dan R’ adalah proporsi homosigot dominan,
heterosigot dan homosigot resesif pada generasi yang baru (F1).
• Equilibrium = keseimbangan dicapai pada saat :
• D = D’ , H = H’ R = R’
Populasi : 1000 individu, terdiri dari 350 AA + 500 Aa + 150 aa.
Frekwensi gen A, p = (35 + 25)/100 = 0,60
a, q = (25 + 15)/100 = 0,40
Populasi baru hasil random mating (persilangan acak):
AA D’ = (O,6)2 = 0,36
Aa H’ = 2 x 0,6 x 0,4 = 0,48
aa R’ = (0,4) 2 = 0,16
Dimana 0,36 + 0,48 + 0,16 = 1
Genotipe POPULASI ASAL 1 SIKLUS RM 2 SIKLUS RM
AA D 35 D’ 36 D’’ 36
Aa H 50 H’ 48 H’‘ 48
aa R 15 R’ 16 R’’ 16
Status Disequilibrium Equilibrium Equilibrium
p 0,60 0,60 0,60
q 0,40 0,40 0,40
Efek 1 generasi random mating pada populasi
Tipe frekwensi Frekwensi keturunan setelah RandomMating
persilangan AA Aa aa
X X X X X X X
• X X X X X X X X Varietas yang sudah
X X X X X X X X seragam secara
fenotipe
• Filial 2(F2) ...dst
SELEKSI MASSA
2. MODIFIKASI SELEKSI MASA (SELEKSI MASA BERLAPIS)
• Prosedur (Gardner): Membuat batasan seleksi hanya pada hasil biji,
dengan petak penanaman
lebih kecil, terdiri dari 40 tan (4 baris a 10 tan).
X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
P,40 X X X X X X X X X X
Generasi parental
X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X 40 tanaman
F2 ..... Dst
X X X X
X X X X
Varietas yang sudah
diperbaiki
3. SELEKSI TONGKOL KE BARIS (EAR-TO-ROW, HEAD-TO-ROW)
• Modifikasi seleksi masa dengan menggunakan uji keturunan dari
tanaman terpilih(progeny test).
• F1
X X X X X X
• TH 1 X X X X X X Pilih tanaman superior dan hasilnya
X X X X X X berdasarkan fenotipe
• F2
X X X X X X
• Th 2 X X X X X X Baris-baris tanaman dari sebagian biji
• dari tongkol terpilih, sisanya dicampur
• untuk intercrossing.
• F3 X X X X X X
• X X X X X X
Th 3 Petak perbanyakan biji sisa tongkol
X X X X X X
terpilih untuk siklus seleksi pada
4. MODIFIKASI SELEKSI TONGKOL KE BARIS
• Lokasi: A B C
Th1 200 tan. Dlm
• XXXX
famili
XXXX
XXXX
• XXXX XXXX
XXXX
40 famili
XXXX XXXX
• XXXX 5 tongkol
• superior
• Th3
Seleksi lanjutan
PROSEDUR
1. Menanam 200 famili tanaman pada tiap lokasi
2. Dipilih 40 famili terbaik berdasar fenotipe
3. Dilakukan uji keturunan
4. Dipilih 5 tongkol terbaik dari tiap lokasi
5. Dilakukan seleksi lanjutan
VARIETAS SINTETIS (SYNTETIC VARIETY)
Varietas yang dihasilkan oleh kombinasi galur atau
tanaman terseleksi dan dilanjutkan persilangan acak
secara normal. Diperkenalkan I oleh Hayes dan Galbert
th 1910 pada tanaman jagung.
Genotipa-genotipa pembentuk varietas sintetis dapat
berupa galur silang dalam,klon, populasi hasil seleksi
massa atau populasi lain.
Perbedaan dengan varietas silang-terbuka adalah
genotipa-genotipa pembentuk varietas sintetis telah
diuji kemampuan daya gabungnya.
Tujuan menguji genotipa adalah untuk memperoleh
genotipa yang mempunyai kemampuan baik apabila
dikombinasikan dalam membentuk varietas sintetis.
KEUNTUNGAN VARIETAS SINTETIS
a. Benih varietas ini dapat dihasilkan oleh petani sendiri
untuk generasi shingga lebih cocok dibanding varietas
hibrida bagi petani kurang mampu.
b. Keragaman yang lebih besar dalam varietas sintetis
memungkinkan lebih tahan menghadapi tekanan
lingkungan dibanding varietas hibrida.
c. Biasanya lebih unggul dibanding varietas silang terbuka,
karena varietas sintetis merupakankombinasi galur
terpilih dan teruji.
d. Pengembangan atau peningkatan varietas sintetis dapat
diusahakan melalui seleksi berulang beberapa daur. Juga
dapat digunakan sebagai sumber penghasil galur-galur
silang-dalam yang baru.
VARIETAS KOMPOSIT (COMPOSITE VARIETY)
• Varietas komposit adalah campuran berbagai macam bahan pemuliaan
yang telah diketahui potensi produksi, umur, ketahanan atau sifat lain,
sehingga bahan pembentuknya lebih beraneka daripada bahan untuk
varietas sintetis.
• Dalam pembentukannya,biji dari berbagai galur dan hibrida dicampur jadi
satu dan ditanam beberapa generasi agar penyerbukan silang dapat terjadi
dengan baik.
• Setelah 4-5 generasi seleksi dapat dilakukan untuk peningkatan sifat
populasi tersebut yang disebabkan oleh peningkatan frekwensi gen yang
dikehendaki.
• Di Indonesia pada th. 1967 telah dilepas varietas jagung Bogor composite-
2(BC-2). Dibentuk dari beberapa varietas bersari bebas dan hibrida
introduksi.
• Oleh karena terdiri dari campuran galur, varietas bersari bebas dan hibrida,
maka melalui kawin acak akan terjadi banyak kombinasi baru sehingga
varietas ini bertindak sebagai kumpulan gen (gene pool).
• Genepool bermanfaat bagi penyimpanan plasma nutfahyang diperlukan
METODE PEMULIAAN TANAMAN MEMBIAK VEGETATIF
• PERMASALAHAN DLM PEMBENTUKAN BIJI:
1. Sterilitas tinggi-kegagalan pembentukan biji
2. Heterosigositas tinggi-segregasi gen besar dan depresi
inbreeding pada keturunan selfingnya
3. Tingkat ploidi tinggi – membuka peluang terjadi gangguan
proses meiosis
4. Viabilitas benih rendah – mempengaruhi ketersediaan benih
5. Kondisi klimat dan kultur teknis yang tidak memungkinkan –
kegagalan pembentukan bunga dan biji.
6. Lama waktu mencapai satu siklus pertumbuhan.
KLON: keturunan dari satu tanaman tunggal atau sekelompok
tanaman hasil perbanyakan vegetatif.
KARAKTERISTIK KLON