Anda di halaman 1dari 111

I.

PENDAHULUAN-DEFINISI PEMULIAAN TANAMAN


ILMU TENTANG PERUBAHAN-
SUATU METODE YANG SECARA SISTEMATIK
PERUBAHAN SUSUNAN GENETIK
. MERAKIT KERAGAMAN GENETIK TANAMAN
SEHINGGA DIPEROLEH TANAMAN
MENJADI SUATU BENTUK YANG
YANG MENGUNTUNGKAN
BERMANFAAT BAGI KEHIDUPAN MANUSIA
MANUSIA.

TUJUAN:
MEMPEROLEH/MENGEMBANGKAN VARIETAS ATAU HIBRIDA AGAR LEBIH EFISIEN DI
DALAM MENGGUNAKAN UNSUR HARA SEHINGGA MEMBERI HASIL PANEN
TERTINGGI PER SATUAN LUAS DAN MENGUNTUNGKAN:
1. Mendapatkan tanaman yang berdaya hasil tinggi dan adaptif
2. Mendapatkan tanaman yang tahan terhadap cekaman biotik (tahan serangan
hama dan penyakit tanaman) dan abiotik (tahan tanah masam, salin dll)
3. Mendapatkan tanaman yang berkualitas baik: rasa, protein, lemak, warna,
ukuran dll. Adalah berhubungan dengan pola makan, adat istiadat dan
modernisasi.
4. Mendapatkan tanaman yang mempunyai nilai estetik.
PEMULIAAN TANAMAN

HASIL OPTIMAL

TEKNIK BERCOCOK TANAM PENINGKATAN SIFAT TANAMAN


USAHA MENCIPTAKAN LINGKUNGAN USAHA MERUBAH SIFAT TANAMAN AGAR
SEKITAR TANAMAN (LINGKUNGAN DIPEROLEH TANAMAN YANG LEBIH
MIKRO) AGAR TUMBUH BAIK UNGGUL DARIPADA YANG SUDAH ADA
.

DIPERLUKAN:
1. Keragaman genetik
2. Sistem logis dalam pemindahan dan fiksasi gen
3. Konsepsi dan tujuan/sasaran yang jelas.
4. Mekanisme penyebarluasan hasilnya kepada masyarakat
SASARAN: PENINGKATAN NILAI EKONOMIS

KUANTITAS: PENINGKATAN JUMLAH PRODUKSI TAN YANG LANGSUNG


DIPASARKAN:TON/HA, JUMLAH BUNGA / TAN.

KUALITAS : SUATU KOMPONEN YANG MEMBERIKAN NILAI TAMBAH


PADA TAN.BUDIDAYA, TERGANTUNG DARI JENIS TAN.
DAN TUJUAN PENGGUNAAN.

CONTOH: - NILAI NUTRISI: BIJI-BIJIAN(PADI, JAGUNG)


- RASA, TEKSTUR (BUAH-BUAHAN)
- KANDUNGAN LISIN, ASAM AMINO (PADI, GANDUM,
SORGUM, KEDELE)
- WAKTU BUNGA MEKAR, WARNA DAUN,
- WARNA BUNGA, KEHARUMAN (TAN. HIAS)
- KETAHANAN DALAM PENYIMPANAN (BUAH, SAYURAN)
- KETAHANAN CEKAMAN LINGKUNGAN (BIOTIK : HAMA , PENYAKIT DAN
ABIOTIK: KEKERINGAN, ASAM, GARAM)
SUMBANGAN PEMULIAAN TERHADAP KEMAJUAN
PERTANIAN
1. Peningkatan produktivitas: High Yielding Varieties
2. Perluasan daerah produksi: mengubah adaptasi, umur
tanaman (genjah).
3. Varietas hibrida: daya hasil tinggi, jagung hibrida
4. Resistensi tan. Terhadap penyakit: Tebu POJ 2878 terhadap
peny. Sereh, mengatasi kerugian besar.
5. Resistensi terhadap hama: padi tahan wereng (IR. 36)
6. Kualitas: dapat memenuhi persyaratan kualitas utk industri
7. Kesesuaian dgn pemanenan secara mesinal
8. Dapat berpengaruh terhadap kemajuan segi pertanian lain:
perbaikan teknik budidaya mengimbangi varietas unggul
yang ada.
VARIETAS UNGGUL HASIL PEMULIAAN
DAFTAR TANAMAN PANGAN YANG DIKONSUMSI
CEREALIA GULA AKAR-AKARAN KACANG2AN POHON
Padi Tebu Cassava Bean Kelapa
Gandum Bit Kentang Kedelai Pisang
Jagung Ketela rambat Kacang tanah
Sorgum

SUMBANGAN HYV PADA PRODUKSI PANGAN DUNIA


-Penemuan / pengembangan HYV dengan paket teknologi:
-pupuk, pengairan, pengendalian hama penyakit tanaman
-mampu menaikkan produksi tanaman serealia.
-REVOLUSI HIJAU diciptakan oleh: CIMMYT, IRRI.
TAHAPAN PROGRAM PEMULIAAN TANAMAN
KOLEKSI PLASMA NUTFAH

SELEKSI

PERLUASAN KERAGAMAN GENETIK:


HIBRIDISASI
MUTASI
TRANSFORMASI GENETIK (TRANSGENIK)

SELEKSI SETELAH PERLUASAN KERAGAMAN

EVALUASI DAN PENGUJIAN

PELEPASAN VARIETAS
• Seleksi dari Koleksi Plasma Nutfah: seleksi sesuai dengan sifat-
sifat yang diinginkan. Hasil seleksi dapat dilepas menjadi
varietas baru setelah pengujian. Varietas yang dihasilkan
merupakan varietas lokal.
Metode seleksinya:seleksi massa dan seleksi galur murni.
• Perluasan Keragaman Genetik: Untuk mengumpulkan sifat-sifat
dari beberapa genotipe diperlukan ragam genetik tinggi.
Perluasan dilakukan dengan hibridisasi (persilangan) dan
mutasi dan transformasi genetik.
• Seleksi setelah perluasan keragaman genetik:
Metode seleksi tergantung dari tipe penyerbukan: pedigree,
single seed descent, dialel selective mating system dan back
cross. Varietas yang dihasilkan dapat berupa galur murni dan
hibrida. Kelompok tanaman menyerbuk silang umumnya
mengggunakan metode: recurrent selection, hibrida dan back
cross. Varietas yang dihasilkan berupa varietas hibrida dan
• Evaluasi dan Pengujian: Pengujian dilakukan untuk
analisis adaptasi dan stabilitas calon varietas. Pengujian
di beberapa lokasi dan musim (uji multilokasi)
dilakukan sebelum calon varietas dilepas sebagai
varietas. Syarat pengujian mengikuti pedoman
Departemen Pertanian.Hasil uji merkomendasikan
kestabilan suatu calon varietas atau lokasi spesifik calon
varietas.
• Pelepasan varietas: Persyaratan pelepasan varietas
menurut DepTan: 1)silsilah jelas, 2) deskripsi lengkap, 3)
unggul, unik, seragam dan stabil DUS (distinct, uniform,
and stable), 4) benih penjenis tersedia dengan proses
produksi sesuai prosedur baku.
LANGKAH-LANGKAH PEMULIAAN TANAMAN

1. MENETAPKAN TUJUAN PROGRAM PEMULIAAN


2. PENYEDIAAN MATERI PEMULIAAN
3. PENILAIAN SIFAT GENOTIPA/POPULASI MELALUI SELEKSI
4. PENGUJIAN(EVALUASI)
Ad. 1.TUJUAN: PERLU MEMPERHATIKAN KEINGINAN KONSUMEN/
PRODUSEN
Ad.2. MATERI PEMULIAAN:
PERLU ADA KERAGAMAN GENETIK
Ad.3.PENILAIAN SIFAT GENOTIPA:
TERGANTUNG SISTEM PEMBIAKAN, TUJUAN, DAN FASILITAS
Ad.4.PENGUJIAN:
UNTUK MEMPEROLEH INFORMASI TENTANG STABILITAS DAN
DAYA ADAPTASI VARIETAS UNGGUL TERHADAP PERBEDAAN
LINGKUNGAN.
PUSTAKA
1. Allard. 1960. Principles of Plant Breeding. John
Wiley & Sons. London.
2. Halloran et.al 1979. A Course Manual in Plant
Breeding. Australian Vice-Chancellors Commite.
3. Chahal G.S. And Gosal, S.S. 2002. Principles and
Procedures of Plant Breeding. Alpha Science
International. Harrow, UK.
4. Lamkey,K.R. And Michael Lee. 2006. Plant
Breeding:The Arnel R HallowerInternational
Symposium. Blackwell. Publ.State Avenue. Iowa.
5. Puspodarsono, S. 1988. Dasar-dasar Ilmu Pemuliaan
Tanaman.
6. JURNAL-JURNAL PEMULIAAN TANAMAN.
II.DASAR GENETIKA DLM PEMULIAAN
• GENETIKA:Ilmu yang mempelajari tentang gen beserta
sifat dan pewarisan dari tetua ke keturunannanya (progeni /
zuriat /anak/filial)
• GEN:unit keturunan yang diwariskan dari generasi ke
generasi berikutnya
• Unit fungsional yang menghasilkan suatu fenotipe
• aspek fungsional yang menyebabkan duplikasi sendiri
(self duplication)
Gen tersusun atas apa dan Bagaimana gen-gen itu mengatur
dan Menampakkan pengaruh yang kita lihat?
BEBERAPA ISTILAH DALAM PEMULIAAN
GEN: segmen DNA spesifik yang tersusun linier pada setiap kromosom
= Suatu unit pewarisan sifat yang secara sebagian atau keseluruhan
bertanggung jawab terhadap pengendalian genetik suatu karakter.
Genotip= susunan genetik suatu individu
Genom= Rangkaian dasar kromosom
Gamet= sel reproduktif (serbuk sari, sel telur)
Alela= variasi gen pada satu lokus
Lokus= tempat kedudukan gen pada kromosom
Kromosom = struktur pewarisan sifat di dalam nukleus
Kromosom homolog= kromosom 2 mempunyai urutan gen yang mirip
Homogen= populasi dari genotip-genotip yang identik
Heterogen= populasi dari genotip-genotip yang berbeda
Homosigot= alela-alela identik dalam suatu lokus
Heterosigot= alela-alela non identik dalam suatu lokus.
1. Gen – Alel – Lokus
 Gen : Faktor genetik pengatur suatu sifat
misal: gen A, gen B, gen C
 Alel : Bentuk alternatif suatu gen
misal: gen A  alel A & alel a
gen B  alel B & alel b
 Lokus : Lokasi gen pd kromosom
misal : lokus gen A, lokus gen B
2. Genotipe - Fenotipe
- Genotipe (G) : susunan genetik organisme
contoh: AA Bb Cc dd ee ff

- Fenotipe (F) : sifat tampak organisme


Fenotipe (F) : Genotipe (G) + Lingkungan (E)
=> F = G + E

• 3. Perbaikan genetik
 Pemuliaan tanaman: memperbaiki sifat-sifat tanaman
melalui perbaikan susunan genetik.
 perbaikan susunan genetik: meningkatkan jumlah/proporsi
gen-gen baik (menguntungkan)
– contoh:
– AA Bb Cc dd ee ff  AA BB CC DD ee FF
• TEORI KROMOSOM TENTANG PEWARISAN
• Secara formal dikemukakan oleh
• - Walter Sutton (mahasiswa PPS AS) seorang pakar genetika
• - Theodore Boveri pakar biologi Jerman
• Tahun 1902 : mengenali tingkah laku partikel Mendel selama menghasilkan gamet pada
ercis paralel dengan tingkah laku kromosom pada meiosis

• FAKTOR MENDEL KROMOSOM


• Gen Berpasangan Kromosom berpasangan
• A
• BERPASANGAN
• a
• Sepasang gen memisah
• menjadi gamet sepasang kromosom homolog
• A juga memisah
• SEGREGASI
• a
• A B A b
• atau
• a b a B
• BERPADU BEBAS
• Pasangan gen yg berpasangan demikian juga pada pasangan kromosom
TEORI MENDEL

• PERCOBAAN MENDEL pada tanaman kacang kapri /ercis (pisum sativum)


• P : Bunga Ungu X Bunga Putih
• (jantan) (betina)

• Penyerbukan silang buatan

• F1: Bunga Ungu (biji ditanam)

• F2:

• 705 : 235 =3:1


• Menurut teori blending warna ungu di F1 adalah ungu muda, padahal pada percobaan
Mendel
• warna Ungu pada F1 sama dengan tetuanya
• Warna Ungu dominan terhadap warna putih
• Warna putih resesif terhadap warna ungu

• PERSILANGAN DGN SATU SIFAT BEDA (satu pasang sifat beda) disebut
MONOHIBRID
• MODEL MENDEL UNTUK PERSILANGAN SATU SIFAT BEDA (MONOHIBRID)
• P : AA X aa (1 & 2)
• Gamet : A a (4)
• F1 Aa (zigot)

• Gamet : Sel Telur (3)


• A a
• Tepung A AA Aa (5)
• sari a Aa aa

• F2 1AA : 2 Aa : 1 aa

• Keterangan
• AA, Aa dan aa disebut genotipe suatu sifat
• Gen A dominan terhadap gen a
• Gen a resesif terhadap gen A
• Gen A disebut alel dari gen a
• Untuk gen dominan biasanya digunakan huruf kapital dari huruf pertama sifat (fenotipe)
• yang dominan, Sedangkan alelnya digunakan huruf kecilnya

• P : Kuning (KK) X Hijau (kk)
• Gamet : K k
• F1 : Kuning (Kk)

• Genotipe KK dan kk disebut Homozigot


• Genotipe Kk disebut Heterozigot
• Genotipe KK dan Kk merupakan fenotipe kuning
• Untuk menguji Model Mendel dan Teori Pewarisan terpisah (partikulat), bukan bercampur
• (blending), maka Mendel melakukan UJI SILANG (“Test-Cross”)
• P : Kuning (Kk) X Hijau (kk)
• Gamet : K dan k k
• k
• F1 K Kk (kuning)
• k kk (hijau)
• Perbandingan Kk : kk = 1 : 1
• Pengujian menunjukkan bahwa gen resesif k yang tidak nampak fenotipnya pada F1, tidak bercampur
• dengan gen K , tetapi tetap terpisah dan pada waktu pembentukkan gamet bersegregasi secara merata (3)
• Hasil Persilangan Monohibrid dikenal sebagai HUKUM MENDEL I (Hukum Segregasi) yaitu ;
• “Pada waktu pembentukan gamet, gen-gen dari sepasang gen suatu sifat bersegregasi”

• Sepasang Gen A
• Heterozigot a Gamet A

• a
4. Hibridisasi: persilangan dua individu berbeda

M m

x
M MM mm m
M
 (M dg m alelik)
 (M dominan
m F1: thd m)
Mm

 F1 : ke turunan pe rtama hs l. pe rs il.


 F2 : ke turunan ke dua hs l pe rs ilang .
(has il s e lfing antara individu F1 )
 Ho mo s ig ot: individu dg . 2 ale l s ama ,
MM / mm
 He te ros ig ot: indv. dg 2 ale l be rbe da ,
Mm
5. VARIETAS / KULTIVAR : ?
• PENGERTIAN VARIETAS dlm PERTANIAN :
sekelompok individu atau populasi tan. yg mempunyai
sifat-2 khusus dan serupa, dan dpt dibedakan scr jelas
thd populasi tan. (varietas) lain dlm spesies yg sama.
• VARIETAS PERTANIAN lazim disebut VARIETAS atau
CULTIVAR.
• Contoh: padi (Oryza sativa)
Famili : Gramineae
Genus : Oryza
Spesies : Oryza sativa (padi)
Varietas/cultivar padi: IR.36; IR.64, Rojolele, dsb
KERAGAMAN(VARIASI) DLM PEMULIAAN
• RAGAM GENETIK: RAGAM YANG DISEBABKAN OLEH
SIFAT-SIFAT YANG DIWARISKAN. CARA MENGUJI
DENGAN MENANAM BEBERAPA VARIETAS PADA
SATULINGKUNGAN YANG SAMA. = VARIASI
DISKONTINU= HERITABLE VARIATION
• RAGAM LINGKUNGAN: RAGAM YANG
DITIMBULKAN OLEH PERBEDAAN
LINGKUNGAN,CARA MENGUJI DENGAN MENANAM
SATU VARIETAS PADA LINGKUNGAN YANG
BERBEDA-BEDA
• = VARIASI KONTINU= NON HERITABLE VARIATION.
PENYEBAB RAGAM GENETIK
1. ADANYA REKOMBINASI GENETIK KARENA
HIBRIDISASI
2. MUTASI
3. POLIPLOIDI
MUTASI: TERJADINYA PERUBAHAN GENETIK SECARA
SPONTAN YANG BUKAN KARENA HIBRIDISASI
(PERSILANGAN)
POLIPLOIDI: PENGGANDAAN KROMOSOM
( JUMLAH/STRUKTUR) MENYEBABKAN
TERJADINYA VARIASIPADA TANAMAN
KARAKTER –KARAKTERISTIK TANAMAN
• KARAKTER: DITENTUKAN OLEH AKSI GEN (SIFAT
GENETIK) DAN PENGARUH LINGKUNGAN,P = G + E
1. Karakter sederhana= karakter yang dikendalikan oleh
1,2 gen dominan atau resesif. Pengaruhlingkungan
sangat kecil atau tidak ada.
• = karakter kualitatif: warna, ketahanan penyakit
2. Karakter yang dikendalikan oleh banyak gen, faktor
lingkungan banyak berperan.
= karakter kuantitatif: daya hasil dipengaruhi oleh
banyak gen pengendali: panjang tongkol, diameter
banyak butir, besar butirpada jagung.
PEWARISAN KARAKTER KUALITATIF DAN KUANTITATIF
KARAKTER KUALITATIF KUANTITATIF

1. Cara membedakan Ada tidaknya gejala: Dapat diukur (cm, gram)


tahan, peka, hitam/putih Perbedan gradual (dapat
di skala)
2. Pengaruh lingkungan Tidak dipengaruhi/sedikit Besar

3. Sebaran Diskrit; diuji dg Chi square Kontinyu, diuji dg statistik


(X2) (varians, simpangan baku

4. Seleksi Dg Observasi Statistik

5. Jumlah gen yg Sederhana: 1,2 gen Komplek: banyak gen


mengendalikan
• Karakter sederhana: dikendalikan oleh 1,2 gen
dominan/resesif: warna bunga, ketahanan terhadap
penyakit
• Karakter kompleks: dikendalikan oleh banyak gen:
• Contoh: tinggi tanaman, panjang tongkol, daya hasil
(produksi? Ton/ha).Gen-gen yang mempengaruhi
terdapat dalam satu kromosom/ lain kromosom.
III. SISTEM PERKEMBANGBIAKAN TANAMAN
Macam perkembangbiakan tanaman menentukan prosedur pemuliaan yang akan digunakan.
Pengetahuan tentang macam perkembangbiakan tanaman sangat penting sebagai dasar
pengertian dari mekanisme sifat-sifat tanaman.

1. SEKSUAL (GENERATIF):
PERKEMBANGBIAKAN MENGGUNAKAN BIJI 2. ASEKSUAL (VEGETATIF):
YANG BERISI EMBRIO DARI PENYATUAN PERKEMBANGBIAKAN
GAMET MENGGUNAKAN BAGIAN VEGETATIF.

1.SPESIES TANAMAN PENYERBUK 2.SPESIES TANAMAN PENYERBUK


SENDIRI: PENYATUAN SEL TELUR DAN SILANG: PENYERBUKAN YANG
SPERMA YANG BERASAL DARISATU TERJADI OLEH PENYATUAN SEL
BUNGA/TANAMAN. CIRI KHAS: SPERMA DAN SEL TELUR DARI
KETURUNAN HOMOZIGOT TANAMAN BERBEDA.
REPRODUKSI TANAMAN

• ALAMI (SPONTAN) BUATAN (CAMPUR TANGAN MANUSIA)

• Reproduksi Seksual Reproduksi Aseksual


• (Amphimiksis) (Apomiksis)

• Agamospermy Vegetatif

• Non recurrent recurrent Organ tanaman Biji


• (rhizom, bulb) (vivipari)
• Apospory Advensious embriony
• (Agamogoni, asal dari (asal dari jaringan sporophyt)
• kantung lembaga)

• Somatic apospory Gonial apospory


• (diploid apospory)
• Diploid partenogenesis Diploid apogamety
• (asal dari sel telur) (asal dari sel kantung embrio)
1. KELOMPOK ASEKSUAL:
• Contoh: tebu, ketela rambat, kentang, manggis, nenas, pisang.
1. Penggunaan biji apomiksis: manggis
2. Penggunaan struktur vegetatif khusus: sulur atau runner
(stroberi); umbi lapis (tulip, lily, bwang); umbi akar (ubi jalar,
dahlia)
3. Akar adventif (cocor bebek, cemara, sukun)
4. Vegetatif buatan: cangkok, okulasi, stek, sambung
5. Kultur jaringan.
Perkembang biakan secara aseksual menghasilkan keturunan
yang mempunyai keseragaman genotipe. Perbedaan dapat
disebabkan oleh mutasi (gen dan kromosom).
2. KELOMPOK SEKSUAL
a. PENYERBUKAN SENDIRI
b. PENYERBUKAN SILANG
TANAMAN MENYERBUK SENDIRI

• Penyerbukan sendiri dalah penyatuan sel telur dan sel sperma yang
berasal dari satu tanaman (Jika persentase penyerbukan sendirinya
lebih dari 95%).
• Penyerbukan sendiri mempertahankan homozigositas tanaman
yang sudah homozigot atau dapat meningkatkan proporsi
homozigot dengan penyerbukan sendiri terus menerus.
• Tujuan akhir pemuliaan tanaman adalah untuk memperoleh
tanaman homozigot yang unggul.
• Penyerbukan sendiri terjadi karena sifat genetik dan susunan
morfologi bunga. Sifat genetik sebagai kemampuan sel kelamin
tanaman untuk dapat bergbung sendiri. Susunan morfologi bunga
dikaitkan dengan susunan bunga tertentu, sehinga dapat
menghalangi masuknya tepungsari tanaman lain ke sel telur.
Mekanisme yang menghalangi tepungsari lain adalah:
• 1. Bunga tidak membuka
• 2. Butir tepungsari luruh sebelum bunga membuka
• 3. Benangsari dan putik ditutup oleh bagian bunga sesudah
• bunga membuka
• 4. Putik memanjang segera setelah tepungsari masak. Contoh
• Pada sorgum, sekam terluar tetap tertutup sampai anthesis
• selesai. Kedelai: mahkota tetap tertutup sampai anthesis
• selesai. Tomat: tangkai putik tersembunyi dan dikelilingi
• benangsari.
Contoh2 tanaman menyerbuk sendiri:
Padi, sorgum, gandum, kacang tanah, kacang panjang, kapri,
buncis, kecipir, kacang merah, kedelai, jeruk aprikot, kapas,
terung, lada, tembakau, cabai, tomat.
TANAMAN MENYERBUK SILANG
• Penyerbukan silang adalah penyerbukan yang terjadi oleh
penyatuan sel sperma tanaman lain dengan sel telur suatu
tanaman. Jika persentase penyerbukan silang lebih dari 95% maka
tanaman dikelompokkkan sebagai tanaman menyerbuk silang.
• Penyerbukan silang terjadi karena terhalangnya tepung sari untuk
dapat membuahi sel telur.
• Ciri-ciri:
• 1. Secara morfologi, bunganya mempunyai struktur tertentu
• 2. Berbeda waktu masak tepungsari dan sel telur.
• 3. Self incompatibility (ketidak serasian sendiri)
• 4. Adanya bunga monoecous atau dioeceous.
• Contoh-contoh: jagung , apel, alpokat, pisang, ceri, anggur,
mangga, pepaya, asparagus, bit, kubis, wortel,seledri, sawi,
bawang, bunga matahari, ketela pohon, ketela rambat, kakao,
mentimun, oyong, melon, dan semangka.
STRUKTUR BUNGA
• Pengetahuan tentang sifat-sifat bunga tanaman yang akan
disilangkan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pembungaan,
penyerbukan dan pembuahan (biologi bunga) penting bagi
pemuliaan tanaman dalam perlakuan penyerbukan silang buatan.
• Bunga = alat perkembangbiakan tanaman tumbuh jadi buah dan
biji. Biji akan jadi tanaman baru.
Macam Bunga:
1. Bunga lengkap (completus):
a. Kelopak (calyx) Perhiasan bunga
b. Tajuk atau mahkota (corolla)
c. Benang sari (stamen)
d. Putik (pistilum)
Bunga lengkap (dengan benang sari dan putik)= bunga berkelamin
dua (hermaprodit). Jika bunga tidak mempunyai salah satu unsur
tersebut disebut bunga tidak lengkap (incompletus).
TIPE SEKS TANAMAN

• Bunga jantan (masculus): mempunyai benang sari dan tidak


membentuk putik., tidak dapat membentuk buah.
• Bunga betina (feminus): mempunyai putik, tidak mempunyai
benang sari. Bunga dapat menjadi buah jika terjadi
penyerbukan dengan serbuk sari daribunga jantan lain jenis.
• Tanaman berumah satu=serumah=Bunga jantan dan bunga
betina terletak pada satu tanaman atau batang yang sama.
• Contoh: Jagung (Zea mays L.), kelapa (Cocos nucifera L.),
mentimun (Cucumis sativus L.)
• Tanaman dua rumah= Jika bunga jantan dan betina terletak
pada tanaman atau batang yang berbeda dari jenis yang
sama. Contoh salak (Salacca zalacca Gaertner (Voss).
LETAK BUNGA JANTAN/BETINA & HERMAPRODIT
a. Andromonocious: Jika pada satu tanaman terdapat bunga jantan
dan bunga hermaprodit bersama-sama.
b. Androdiocious: Jika bunga jantan dan bunga hermaprodit terdapat
terpisah pada dua tanaman dari jenis yang sama, artinya pada
tanaman yang satu hanya terdapat bunga jantan dan pada
tanaman yang kedua hanya terdapat bunga hermaprodit.
c. Gynomonocious: Jika pada satu tanaman terdapat bunga betina
dan bunga hermaprodit bersama-sama.
d. Gynodiocious: Jika bunga betina dan bunga hermaprodit terdapat
terpisah pada dua tanaman dari jenis yang sama, artinya pada
tanaman yang satu hanya terdapat bunga-bunga betina dan pada
tanaman yang kedua hanya terdapat bunga hermaprodit.
e. Trimonocious: Jika dalam satu tanaman terdapat ketiga tipe bunga,
hermaprodit, jantan dan betina bersama-sama.
PENYERBUKAN
Penyerbukan adalah aktivitas meliputi pengangkutan serbuk sari dan benang sari ke
putik dan jatuhnya butir-butir serbuk sari di atas kepala putik.
Jatuhnya serbuk sari di atas kepala putik dapat disebabkan oleh beberapa hal:
a. Di dlm bunga letak kepala putik di bawah serbuk sari, sehingga serbuk sari dapat
jatuh di atas kepala putik dengan mudah.
b. Kepala putiknya menempel pada kepala sari. Jika kepala sari pecah, maka serbuk sari
akan segera kontak langsung dengan kepala putik dan terjadilah penyerbukan.
c. Serbuk sari dapat tertiup angin atau terbawa serangga dan secara kebetulan jatuh di
atas kepala putik.
Kepala putik masak mengandung lendir berisi larutan gula dan zat-zat yang diperlukan
untuk perkecambahan serbuk sari. Penyerapan larutan terus menerus oleh serbuk
sari mengakibatkan serbuk sari mengembung dan pecah sehingga isi serbuk sari
(protoplasma dan 2 inti = inti vegetatif dan inti generatif) keluar melalui tabung
serbuk sari (pollen tube).
Pada waktu mulai berkecambah , inti generatif (inti sperma) membelah diri menjadi dua
buah inti sperma dan inti vegetatif. Pertumbuhan tabung tabung serbuk sari diatur
oleh inti vegetatif, sedangkan tugas inti sperma adalah melakukan pembuahan di
dlm bakal biji.
PEMBUAHAN
• Peleburan diri antara inti sperma dengan inti sel telur dan menjadi sebuah
zigot (fertilization).
• Terjadi di dlm kandung embrio dari bakal biji yang sudah masak
(mengandung 8 buah inti):
• a. Kelompok I, terdiri dari 1 inti sel telur+2 inti sinergid, terletak di
• bagian ujung dekat mikropile.
• b. Kel.II. Terdidri dari 2inti polar terletak di bagian tengah kandung
• embrio.
• c. Kel.III. Terdiri dari 3 intiatipodal, terletak di bag. Lain ujung
• kandung embrio.
• Pembuahan berganda. Di dlm kandung embrio terjadi 2 macam
pembuahan, (inti sperma dg sel telur dan antara inti sperma dg dua inti
polar).
• Tiap butir serbuk sari membuahi satu bakal biji, shg bakal buah yang
memiliki banyak bakal biji perlu banyak butir serbuk sari untuk
pembuahan.
• Pembuahan berjalan lancar jika serbuk sari dan inti sel telur dalam
keadaan sehat dan subur (fertil).
• Dalam kandung embrio terdapat 8 inti dan 3 buah inti yang
aktif dalam pembuahan, sisanya akan mati.
• Hasil pembuahan adalah:
• 1. Inti sel telur menjadi menjadi zigot
• 2. Dua buah inti polar menjadi endosperm
• 3. Inti bakal biji menjadi perisperm
• 4. Selaput dalam dari bakal biji menjadi kulit biji sebelah
dalam (tegmen)
• 5. Selaput luarbakal biji menjadi kulit bakal biji sebelah luar
(testa),
• 6. Bakal biji menjadi biji
• 7. Daun buah menjadi kulit buah
• 8. Bakal buah menjadibuah.
• Zigot akan tumbuh menjadi embrio (calon tanaman yang
masih kecil di dalam biji dan mempunyai bakal akar
=radicula), bakal batang (caucaliculus) dan bakal tunas
• Embrio yang terbentuk dapat mempunyai satu atau dua
keping (cotyledon), tergantung kepada jenis tanaman.
• Pada tumbuhan yang berkeping dua (dicotyledonae), bakal
akar dapat tumbuh menjadi akar tunggang.
• Pada tumbuhan berkeping satu(monocotyledoneae), akarnya
akan mati pada waktu perkecambahan biji dan sebagai
gantinya terbentuklah sejumlah akar serabut yang tumbuh
pada pangkal batang.
• Sebelum tumbuh jadi embrio, zigot akan beristirahat selama 1-
2 minggu dan saat itu belum dapat diketahui pembuahan
berhasil atau gagal. Jika dalam 3-4 minggu belum berkembang
maka bakal buah biasanya akan gugur.
• Endosperm yang terjadi karena penggabungan diri antara inti
sperma dan dua inti polar akan membelah diri berulang-ulang
sehingga membentuk jaringan besar yang berisi zat makanan
untuk pertumbuhan embrio.
PENYERBUKAN DI ALAM
• Penyerbukan sendiri: pada putik yang dilakukan oleh serbuk sari dari bunga-
bunga tetangga pada tanaman yang sama (geitonogamie). Letak bunga
tersebut biasanya di bagian bawah tanaman, sehingga mudah kejatuhan serbuk
sari dari bunga-bunga tetangga yang terletak pada cabang di atasnya.
• Penyerbukan sendiri akan mudah terjadi bila putik dan benang sari masak pada
waktu yang sama (homogamie).
• Jika benang sari dan putik masak pada saat yang sama dalam kuncup bunga
yang belum membuka, bunganya disebut cleistogam. Proses penyerbukannya
disebut penyerbukan tertutup atau kleistogami (cleistogamie).
• Jika penyerbukan terjadi pada bunga yang telah mekar, disebut penyerbukan
terbuka atau atau kasmogami (chasmogamie).
• Pada tanaman kasmogami ada istilah protandri dan protogini. Protandri adalah
bunga yang benang sarinya lebih dulu masak. Maka bunga tidak akan
menyerbuk sendiri. Contoh bunga tanaman seledri (Apium graveolens L.),
wortel (Daucus carota L.),dan bawang bombay (Alium cepa L.).
• Protogini adalah bunga yang putiknya masak lebih dulu daripada benang sari.
Contoh bunga kakao (Theobroma cacao L.), kubis (Brassica oleracea L var.
capitata), bit (Beta vulgaris L.), adpokat (Persea americana Miller).
ASPEK GENETIKA
TANAMAN MENYERBUK SENDIRI
• Populasi tan M-sendiri terdiri atas tanaman-
tanaman homosigot.
• Dg menyerbuk sendiri
• Tan-2. homosigot (AA/aa) tetap homosigot:
• (1) AA x AA  AA; (2) aa x aa  aa
• Tan-2 heterosigot (Aa) bersegregasi
membentuk: 50% Tan. homosigot dan 50%
tan. heterosigot
• Aa x Aa ¼ AA + ½ Aa + ¼ aa
Diagram penyerbukan sendiri
tanaman heterosigot
• S-0 : Aa  selfing : Aa x Aa
• gamet : A/a A/a
• S-1 A
a

A AA
Aa

a Aa aa
• S1 : ¼ AA + ½ Aa + ¼ aa
Proporsi HETEROSIGOT SEMAKIN KECIL
pada generasi selfing lebih lanjut

S-0 : Aa

S-1 : 25% AA 50% Aa 25% aa


S-2 : 25% 12,5% 25% Aa 12,5% 25% aa
AA AA aa
S-3 : 37,5% 6,25% 12,5% 6,25% 37,5%
AA AA Aa aa aa
S-5 : 46,875% 1,562% 3,125 % 1,562% 46,875%
AA AA Aa aa aa
SASARAN PEMULIAAN
TAN. MENYERBUK SENDIRI
SASARAN UTAMA:
Terbentuk tanaman unggul, homosigot, dan seragam
(terbentuk Galur murni yg unggul)
Galur murni : ?
sekelompok tanaman (strain) yang terdiri atas
tanaman-tanaman homosigot dan seragam
sekelompok tanaman (strain) yang berasal dari suatu
genotipe homosigot melalui penyerbukan sendiri.
• AABBCCDD X AABBCCDD
• semua keturunan homosigot & seragam
MACAM VARIETAS
TAN. MENYERBUK SENDIRI:

1. Var. Murni / Galur Murni: terdiri atas satu


galur murni (homosigous dan homogenous).
2. Var. Galur Ganda: campuran dua atau lebih
galur murni isogenik
3. Var. Campuran: dua atau lebih var. murni dg
perbandingan tertentu.
4. Var. Hibrida: F1 hasil persilangan dua atau
lebih galur murni
KELOMPOK TANAMAN MENYERBUK SENDIRI
• TANAMAN YANG SECARA EKONOMI PENTING:
• SEREAL: PADI, GANDUM, BARLEY, OATS, SORGUM
• LEGUME: KEDELE, LOMBOK, KACANG TANAH, BUNCIS, KACANG
HIJAU, KARA, TOMAT, TEMBAKAU, KAPAS DLL.
SASARAN: MENDAPATKAN SIFAT UNGGUL TANAMAN HOMOSIGOT.
DASAR GENETIK:
- TANAMAN MENYERBUK SENDIRI YANG DISILANGKAN MULA-
MULA HETEROSIGOT,SETELAH PENYERBUKAN SENDIRI TERUS
MENERUS , SUSUNAN GENETIKNYA AKAN MEGRAH HOMOSIGOT.
- HUKUM MENDEL: TANAMAN HETEROSIGOT DALAM SATU
PASANGAN ALEL: Aa AKAN MENURUN JUMLAHNYA AKIBAT
PENYERBUKAN SENDIRI, SEBALIKNYA ROPORSI TANAMAN
HOMOSIGOT MAKIN MENINGKAT.
PROSEDUR PEMULIAAN
1. INTRODUKSI TANAMAN
2. SELEKSI
3. HIBRIDISASI DILANJUTKAN DENGAN SELEKSI
Ad 1. INTRODUKSI TANAMAN:
MENDATANGKAN SPESIES/VARIETAS TANAMAN DARI
DAERAH/NEGARA LAIN.
a. Pada Tanaman yang telah dimuliakan
b. Pada Tanaman asli
c. Pada Tanaman liar
Fungsi introduksi:
1. Menambah sumber keragaman
2.Memperbaiki varietas unggul yang telah ada.
Proses perpindahan tanaman melalui cara-cara
1. Pencarian dari daerah lain
2. Perdagangan antar negara
3. Penjajahan (Jaman Belanda): kopi, teh, tembakau, kina,
ketela pohon, coklat dsb.
VARIETAS BARU YANG DIKEMBANGKAN DARI TANAMAN
INTRODUKSI MELALUI CARA-CARA:
4. Introduksi tanpa seleksi
5. Introduksi dan seleksi
6. Hibridisasi dgn vrietas yang telah beradaptasi.
2. SELEKSI
• TANAMAN SAAT INI – HASIL SELEKSI MASA LALU
• SELEKSI: BERDASARKAN INDIVIDU/KELOMPOK DARI
POPULASI CAMPURAN:
1. ALAMI
2. BUATAN
• EFEKTIFITAS SELEKSI: TERGANTUNG ADANYA
KERAGAMAN GENETIK DARI POPULASI CAMPURAN.
• SUMBER KERAGAMAN:
- JENIS LOKAL
- KOLEKSI
- POPULASI BERSEGREGASI DAN
- HASIL PERSILANGAN.
MACAM SELEKSI
1. SELEKSI GALUR MURNI
2. SELEKSI MASSA
Ad. 1. SELEKSI GALUR MURNI
GALUR MURNI= INDIVIDU TANAMAN HASIL SELEKSI
DARI KETURUNAN TANAMAN YANG DISERBUKI
SENDIRI SECARA TERUS MENERUS SELAMA
BEBERAPA GENERASI.
TUJUAN SELEKSI:
UNTUK MEMPEROLEH INDIVIDU HOMOSIGOT.
DASAR GENETIKA:
• Tanaman menyerbuk sendiri yang disilangkan
awalnya heterosigot, setelah penyerbukan
sendiri terus menerus, susunan genetiknya
mengarah pada homosigot.
• Hukum Mendel: Bahwa tanaman heterosigot
dalam satu pasangan alel: Aa, akan menurun
jumlahnya akibat penyerbukan sendiri.
Sebaliknya proporsi tanaman homosigot
akan makin meningkat.
PROPORSI TANAMAN HOMOSIGOT
• (2m – 1)n atau 1 – (1/4)m n
• 2m
Dimana: m = jumlah generasi
n = pasangan gen heterosigot
Contoh: untuk 5 pasangan gen heterosigot dapat dicapai ±
85% setelah 5 generasi.
Untuk 10 pasangan gen heterosigot, dapat dicapai
± 99%, setelah 7 generasi.
SELFING: Aa X Aa

• AA, Aa , aa
1. SELEKSI GALUR MURNI
• Bahan: Populasi campuran yang didalamnya terdapat
individu homosigot.
• seleksi adalah memilih individu-individu homosigot.
• Dasarpemilihan adalah fenotipe(penampilan)
Populasi campuran adalah:
1. Varietas lokal yang telah beradaptasi pada satu daerah,
berupa campuran berbagai galur.
2. Populasi tanaman bersegregasi= keturunan hasil
persilangan.
Hasil Seleksi: Galur Murni
Terdiri dari pasangan homosigot untuk semua lokus
TIGA LANGKAH SELEKSI GALUR MURNI
• LANGKAH I
• POPULASI VVVVVVVVVVV SELEKSI TANAMAN TUNGGAL UTK
• CAMPURAN VVVVVVVVVVV SIFAT-SIFAT KHUSUS: BESAR BIJI,
VVVVVVVVVVV
• UMUR, KADAR PROTEIN dsb.

• GALUR-GALUR LANGKAH II
• TERPILIH HASIL VVVVVVVVVVV MENANAM BARIS KETURUNAN
VVVVVVVVVVV
VVVVVVVVVVV
• DARI INDIVIDU UNTUK TUJUAN
• KETURUNAN OBSERVASI & EVALUASI. JUMLAH
• INDIVIDU GALUR AKAN MAKIN BERKURANG
• V VVV SESUAI TUJUAN SELEKSI
• GALUR YANG AKAN VVVV LANGKAH III
• DIJADIKAN MENETAPKAN GALUR TERPILIH
VARIETAS KOMERSIIL UTK DIJADIKAN VARIETAS
TERPILIH
• VARIETAS BARU YG DIBENTUK DARI KETURUNAN SATU INDIVIDU HOMOSIGOT
DIBUAHI SENDIRI. PELOPOR JOHANNSEN (1903)[ KAPRI DAN BUNCIS).
PROSEDUR SELEKSI GALUR MURNI (PURE LINE SELECTION)
• Populasi Campuran,
• introduksi, cultivar lokal
THI. 1. Menanam populasi campurandlm plot-plot/
barisan yang berjauhan.
Th.2 2. Dipilih 200-1000 individu tanaman, biji
dipanen terpisah.
Keturunan jelek dibuang 3. Menanam keturunan masing-masing dlm
baris
• Plot kontrol
Th.3 plot-plot.

4. Keturunan superior ditanam dicampur (bulk)
kultivar lokal
dlm baris-baris
5. Tanaman terpilih ditanam dalam plot
observasi dg ulangan
6. Menanam nomor-nomor seleksi yg superior
Th4-7
7. Dilanjutkan dg pengujian hasil

Th.8
8. Dipilih lini yang paling baik untuk disebarkan
pada petani dg cara memperbanyak bijinya.
• Perbanyakan benih

VARIETAS CAMPURAN GALUR
KEUNTUNGAN:
1. Lebih beradaptasi dg lingkungan beragam sehingga
produktivitasnya lebih baik
2. Produksi lebih stabil bila lingkungan berubah
3. Ketahanan lebih baik, terutama terhadap penyakit.
KELEMAHAN:
4. Kurang menarik karena perttumbuahn tidak seragam
5. Lebih sulit mengidentifikasi benih untuksertifikasi benih
6. Umumnya produksi dibawah produksi galur terbaik dalam
campuran galur.
2. SELEKSI MASSA
TUJUAN: 1. untuk meningkatkan mutu varietas campuran
Varietas lokal.
2. Pemurnian varietas yang telah ada dengan cara
mencampur biji-biji hasil seleksi
BAHAN SELEKSI:
Populasi yang didalamnya terdapat tanaman
homosigot, varietas lokal (land race)
SELEKSI: Dilakukan pada sekelompok tanaman yang
mempunyai kesamaan fenotipa.
PERBEDAAN DG. SELEKSI GALUR MURNI:
1. Menyangkut jumlah galur yang dipertahankan.Pada seleksi Galur
murni tipe yang dikembangkan merupakan
Galur murni tunggal
2. Pada seleksi massa: sebagian galur yang diseleksi masih tetap
dipertahankan
3. METODE PEDIGREE (SILSILAH)
=METODE HIBRIDISASI DILANJUTNYA SELEKSI

GALUR A
x GALUR B
1. Persilangan sepasang tetua homosigot
berbeda
F1 2. F1, seragam hasilnya, dilakukan
penyerbukan sendiri
F2 3. F2 hasilnya bersegregasi. Mulai F2 seleksi

dilakukan hingga F7
F3 4. Pada F1 dilakukan uji pendahuluan.
F4-F7 5. Uji lanjutan pada keturunan F9
F8 6. Uji multi lokasi menghasilkan galur-galur
harapan untukdilepas menjadi varietas
unggul baru.

F9 VARIETAS BARU
PERSILANGAN ANTARA DUA GALUR

Padi Pandanwangi
(Kab. Cianjur)


• X
Padi Adan Putih
(Kab. Nunukan)
4. METODE BULK (CAMPURAN)
P GALUR A X GALUR B PERSILANGAN ANTARA DUA GALUR

.
F1

PETAK-PETAK BULK
F5

F6 HASIL SELEKSI INDIVIDU

F7 PENANAMAN DALAM BARISAN

F8 UJI PENDAHULUAN

F9 UJI LANJUTAN
KEUNTUNGAN METODE BULK DIBANDING METODE PEDIGREE

1. Tanaman-tanaman pada generasi dini dibiarkan mengalami seleksi


alam (terhadap hama, penyakit, lingkungan ekstrem)
2. Efektif utk sifatyang tidak tergantung kerapatan tanaman: ukuran biji,
kualitas olahan, umur, kepekaan terhadap panjang penyinaran dan
ketahanan penyakit).
KELEMAHAN;
3. Adanya kompetisi dalam populasi yg sedang segregasi dengan akibat
tidak tampaknya keturunan yang berharga (bernilai).
4. Seleksi untuk sifat-sifat yang heritabilitasnya rendah tidak efektif, bila
berdasarkan hanya tanaman tunggal saja.
5. Identitas tanaman F2 yang superior hilang dan tidak dapat diperoleh
kembali.
6. Tidak memungkinkan melakukan seleksi karena hanya diambil sample
genotipa secara random dari F2 dan generasi berikutnya.
5.METODE BACK CROSS (SILANG BALIK)
• SUATU METODE PEMULIAAN DENGAN CARA MENYILANGKAN KEMBALI HIBRIDA
PADA SALAH SATU GENOTIPE PARENTAL UNTUK SATU GENERASI ATAU LEBIH.
KEGUNAAN METODE INI ADALAH
UNTUK MEMASUKKAN SATU ATAU BEBERAPA SIFAT YANG PEWARISANNYA
SEDERHANA KE DALAM SATU VARIETAS YANG DISUKAI.
DALAM UJI SILANG UNTUK MENENTUKAN PERBANDINGAN GENETIK (GENETIK
RATIO), LINKAGE (KAITAN) DAN PERSENTASE PINDAH SILANG (CROSS OVER).
TUJUAN:
UNTUK MENDAPATKAN KEMBALI GENOTIPE SEPERTI TETUA RECURRENTNYA
DENGAN TAMBAHAN GEN-GEN SIFAT YANG DIINGINKAN DARI TETUA DONOR.
TIGA SYARAT POKOK KEBERHASILAN PEMULIAAN BACK CROSS (BRIGS & ALLARD,
1953) :
1. ADANYA RECURRENT PARENT YANG BAIK.
2. KEMAMPUAN MEMPERTAHANKAN SIFAT YANG DIPINDAHKAN MELALUI
BEBERAPA SILANG BALIK.
3. GENOTIPE DARI RECURRENT PARENT HARUS DIPEROLEH KEMBALI DALAM
BEBERAPA KALI SILANG BALIK DENGAN POPULASI KECIL.
PENENTUAN DONOR DAN RECURRENT
• RECURRENT PARENT:
• SATU DARI KEDUA TETUA YANG DIPILIH UNTUK PERSILANGAN
PERMULAAN BIASANYA VARIETAS LOKAL YANG SUDAH
BERADAPTASI DENGAN VARIETAS YANG DISUKAI.
• DONOR: HARUS PUNYA SIFAT YANG AKAN DIPINDAHKAN.
PENGGUNAAN METODE BACK CROSS:
1. VARIETAS UNGGUL YANG ADA KEKURANGAN SATU/LEBIH SIFAT
YANG DIHARAPKAN.
2. TERSEDIA VARIETAS DONOR DENGAN SIFAT YANG DIINGINKAN,
BIASANYA SIFAT KETAHANAN.
3. SIFAT YANG AKAN DIPINDAHKAN MEMPUNYAI NILAI HERITABILITAS
YANG TINGGI.
SUSUNAN GEN PADA KETURUNAN DONOR DAN RECURRENT
• GALUR DONOR
• (D) X VARIETAS RECURRENT
• (R)

• DR
PERSILANGAN I X R D ( 50 % ) R ( 50 % )
F1 (DXR)

BACK CROSS I
B1 (DXR2) x R 25 % 75 %

BACK CROSS II
B2 (DXR3) X R 12,5 % 87,5 %

BACK CROSS III


B3 (DXR4) X R 6,25 % 93,75 %

BACK CROSS IV
B4 (DXR5) X R 3,125 % 96,875 %
I. BACK CROSS – GEN YANG DIPINDAHKAN DOMINAN
• GALUR DONOR ( D ) X CULTIVAR LOKAL ( A )
• RR rr
• F1 Rr
• BACK CROSS I F1 ( Rr ) X A ( rr )

• Hasil back cross I Rr ; rr Diuji ketahanan penyakit ( gen R )
• Tanaman yang rentan dibuang ( rr)

• Back cross II Rr x rr Uji dengan cara yang sama dengan diatas


• .
• .
• Back cross ke VI Rr x rr rr dieliminasi
• Hasil back cross ke VI dilakukan penyerbukan sendiri
• Rr x Rr
• 1RR ; 2Rr ; 1rr rr dieliminasi
II. GEN YANG DIPINDAHKAN RESESIF
• P. GALUR DONOR X KULTIVAR LOKAL (ADAPTED)
• ( D ) rr ( A ) RR
• Back cross I: F1 : Rr x A ( RR )
• RR ; Rr
• Tanaman hasil back cross I (Rr) diserbuki sendiri;
• Selfing Rr x Rr

• RR ; Rr ; rr keturunannya diuji ketahanannya (rr)
• Back Cross ke VI Rr x rr Rr ; rr
• Selfing: Rr x Rr
• RR ; Rr ; rr (RR dan Rr tereliminasi dalam uji ketahanan)


• rr adalah kultivar unggul baru yang sudah
• diperbaiki ketahanannya

6. PERSILANGAN GANDA (COMPOSITE CROSS)
• PERSILANGAN SEJUMLAH TETUA YANG BERBEDA SIFAT DAN SALING
DISILANGKAN BERPASANG-PASANGAN.
MANFAAT:
1. Untuk memindahkan sifat-sifat kuantitatif (spt hasil) dengan
menggabungkan sejumlah galur parental yang genetis berbeda
raam dan meng evaluasi berdasarkan seleksi alami.
2. Untuk mendapatkan populasi yang dapa beradaptasi terhadap
tekanan lingkungan khusus spt penyakit, hama dan toleransi
terhadap cuaca dingin.
TUJUAN POKOK:
Mengembangkan dan mempertahankan plasma nutfah yang
berguna sebagai sumber genetik bagi pemulia tanaman dalam
mengembangkan varietas superior baru.
Menyediakan bahan untuk penelitian genetika dan evolusi di
dalam populasi.
(A X B) ( C X D) (E X F )
AB X CD X EF
7. METODE SINGLE SEED DESCENT
METODE SATU KETURUNAN SATU BIJI:
Menyeleksi tiap tanaman keturunan F2 di dalam populasi
dengan satu biji satu keturunan (single seed descent).
Pada generasi F2 dan generasi selanjutnya hanya satu biji
tiap tanaman yang digunakan sebagai tetua untuk generasi
selanjutnya. Apabila tingkat silang dalam yang diinginkan
telah dicapai, tiap keturunan yang berasal dari F2 yang
berbeda dipertahankan dalam keadaan tercampur (bulk).
Manfaat:
sebagai cara yang efisien dalam menggunakan fasilitas yang
ada di dalam evolusi keturunan yang superior dari hasil
persilangan (kombinasi tetua ).
PROSEDUR SELEKSI SINGLE SEED DESCENT
• Th.I A X B Persilangan dua tetua terpilih .
• .......... F1 bersama tetuanya ditanam, bandingkan keduanya.
• Th.II(F1) .. ...... Tumbuhkan 1000-2000 tan.

• F2 dipanen
• . . . . . . 1 atau 2 biji dari tiap tan, dipelihara secara terpisah
• Th.III(F2) . . . . . . Tumbuhkan 1 atau 2 tan. hasil F2,

• Th IV-VI Panen diambil 1 atau 2 biji utk ditanam pada generasi


• . . . . . . . . berikutnya, Ulangi proses tersebut sampai F5. Total biji
• dipanen dan dipelihara terpisah.
• Tumbuhkan satu tanaman dalam barisan, Tanaman
• yang tidak diingini dibuang. Pilih tanaman yang unggul
• dan seragam secara individu. Panen dicampur (Bulk)
• Th.VII dan dipilih keturunan terbaik.

– Uji pendahuluan dgn membuang galur yang hasil
• rendah. Uji multi lokasi.
• Identifikasi galur-galur terbaik dan dicek ke kontrol.

• Perbanyakan benih utk tujuan rilis.
PENYEBAB RAGAM GENETIK
1. ADANYA REKOMBINASI GENETIK KARENA
HIBRIDISASI
2. MUTASI
3. POLIPLOIDI
MUTASI: TERJADINYA PERUBAHAN GENETIK SECARA
SPONTAN YANG BUKAN KARENA HIBRIDISASI
(PERSILANGAN)
POLIPLOIDI: PENGGANDAAN KROMOSOM
( JUMLAH/STRUKTUR) MENYEBABKAN
TERJADINYA VARIASIPADA TANAMAN
KARAKTER –KARAKTERISTIK TANAMAN
• KARAKTER: DITENTUKAN OLEH AKSI GEN (SIFAT
GENETIK) DAN PENGARUH LINGKUNGAN,P = G + E
1. Karakter sederhana= karakter yang dikendalikan oleh
1,2 gen dominan atau resesif. Pengaruhlingkungan
sangat kecil atau tidak ada.
• = karakter kualitatif: warna, ketahanan penyakit
2. Karakter yang dikendalikan oleh banyak gen, faktor
lingkungan banyak berperan.
= karakter kuantitatif: daya hasil dipengaruhi oleh
banyak gen pengendali: panjang tongkol, diameter
banyak butir, besar butirpada jagung.
PEWARISAN KARAKTER KUALITATIF DAN KUANTITATIF
KARAKTER KUALITATIF KUANTITATIF

1. Cara membedakan Ada tidaknya gejala: Dapat diukur (cm, gram)


tahan, peka, hitam/putih Perbedan gradual (dapat
di skala)
2. Pengaruh lingkungan Tidak dipengaruhi/sedikit Besar

3. Sebaran Diskrit; diuji dg Chi square Kontinyu, diuji dg statistik


(X2) (varians, simpangan baku

4. Seleksi Dg Observasi Statistik

5. Jumlah gen yg Sederhana: 1,2 gen Komplek: banyak gen


mengendalikan
• Karakter sederhana: dikendalikan oleh 1,2 gen
dominan/resesif: warna bunga, ketahanan terhadap
penyakit
• Karakter kompleks: dikendalikan oleh banyak gen:
• Contoh: tinggi tanaman, panjang tongkol, daya hasil
(produksi? Ton/ha).Gen-gen yang mempengaruhi
terdapat dalam satu kromosom/ lain kromosom.
III. SISTEM PERKEMBANGBIAKAN TANAMAN
Macam perkembangbiakan tanaman menentukan prosedur pemuliaan yang akan digunakan.
Pengetahuan tentang macam perkembangbiakan tanaman sangat penting sebagai dasar
pengertian dari mekanisme sifat-sifat tanaman.

1. SEKSUAL (GENERATIF):
PERKEMBANGBIAKAN MENGGUNAKAN BIJI 2. ASEKSUAL (VEGETATIF):
YANG BERISI EMBRIO DARI PENYATUAN PERKEMBANGBIAKAN
GAMET MENGGUNAKAN BAGIAN VEGETATIF.

1.SPESIES TANAMAN PENYERBUK 2.SPESIES TANAMAN PENYERBUK


SENDIRI: PENYATUAN SEL TELUR DAN SILANG: PENYERBUKAN YANG
SPERMA YANG BERASAL DARISATU TERJADI OLEH PENYATUAN SEL
BUNGA/TANAMAN. CIRI KHAS: SPERMA DAN SEL TELUR DARI
KETURUNAN HOMOZIGOT TANAMAN BERBEDA.
REPRODUKSI TANAMAN

• ALAMI (SPONTAN) BUATAN (CAMPUR TANGAN MANUSIA)

• Reproduksi Seksual Reproduksi Aseksual


• (Amphimiksis) (Apomiksis)

• Agamospermy Vegetatif

• Non recurrent recurrent Organ tanaman Biji


• (rhizom, bulb) (vivipari)
• Apospory Advensious embriony
• (Agamogoni, asal dari (asal dari jaringan sporophyt)
• kantung lembaga)

• Somatic apospory Gonial apospory


• (diploid apospory)
• Diploid partenogenesis Diploid apogamety
• (asal dari sel telur) (asal dari sel kantung embrio)
1. KELOMPOK ASEKSUAL:
• Contoh: tebu, ketela rambat, kentang, manggis, nenas, pisang.
1. Penggunaan biji apomiksis: manggis
2. Penggunaan struktur vegetatif khusus: sulur atau runner
(stroberi); umbi lapis (tulip, lily, bwang); umbi akar (ubi jalar,
dahlia)
3. Akar adventif (cocor bebek, cemara, sukun)
4. Vegetatif buatan: cangkok, okulasi, stek, sambung
5. Kultur jaringan.
Perkembang biakan secara aseksual menghasilkan keturunan
yang mempunyai keseragaman genotipe. Perbedaan dapat
disebabkan oleh mutasi (gen dan kromosom).
2. KELOMPOK SEKSUAL
a. PENYERBUKAN SENDIRI
b. PENYERBUKAN SILANG
TANAMAN MENYERBUK SENDIRI

• Penyerbukan sendiri dalah penyatuan sel telur dan sel sperma yang
berasal dari satu tanaman (Jika persentase penyerbukan sendirinya
lebih dari 95%).
• Penyerbukan sendiri mempertahankan homozigositas tanaman
yang sudah homozigot atau dapat meningkatkan proporsi
homozigot dengan penyerbukan sendiri terus menerus.
• Tujuan akhir pemuliaan tanaman adalah untuk memperoleh
tanaman homozigot yang unggul.
• Penyerbukan sendiri terjadi karena sifat genetik dan susunan
morfologi bunga. Sifat genetik sebagai kemampuan sel kelamin
tanaman untuk dapat bergbung sendiri. Susunan morfologi bunga
dikaitkan dengan susunan bunga tertentu, sehinga dapat
menghalangi masuknya tepungsari tanaman lain ke sel telur.
Mekanisme yang menghalangi tepungsari lain adalah:
• 1. Bunga tidak membuka
• 2. Butir tepungsari luruh sebelum bunga membuka
• 3. Benangsari dan putik ditutup oleh bagian bunga sesudah
• bunga membuka
• 4. Putik memanjang segera setelah tepungsari masak. Contoh
• Pada sorgum, sekam terluar tetap tertutup sampai anthesis
• selesai. Kedelai: mahkota tetap tertutup sampai anthesis
• selesai. Tomat: tangkai putik tersembunyi dan dikelilingi
• benangsari.
Contoh2 tanaman menyerbuk sendiri:
Padi, sorgum, gandum, kacang tanah, kacang panjang, kapri,
buncis, kecipir, kacang merah, kedelai, jeruk aprikot, kapas,
terung, lada, tembakau, cabai, tomat.
TANAMAN MENYERBUK SILANG
• Penyerbukan silang adalah penyerbukan yang terjadi oleh
penyatuan sel sperma tanaman lain dengan sel telur suatu
tanaman. Jika persentase penyerbukan silang lebih dari 95% maka
tanaman dikelompokkkan sebagai tanaman menyerbuk silang.
• Penyerbukan silang terjadi karena terhalangnya tepung sari untuk
dapat membuahi sel telur.
• Ciri-ciri:
• 1. Secara morfologi, bunganya mempunyai struktur tertentu
• 2. Berbeda waktu masak tepungsari dan sel telur.
• 3. Self incompatibility (ketidak serasian sendiri)
• 4. Adanya bunga monoecous atau dioeceous.
• Contoh-contoh: jagung , apel, alpokat, pisang, ceri, anggur,
mangga, pepaya, asparagus, bit, kubis, wortel,seledri, sawi,
bawang, bunga matahari, ketela pohon, ketela rambat, kakao,
mentimun, oyong, melon, dan semangka.
STRUKTUR BUNGA
• Pengetahuan tentang sifat-sifat bunga tanaman yang akan
disilangkan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pembungaan,
penyerbukan dan pembuahan (biologi bunga) penting bagi
pemuliaan tanaman dalam perlakuan penyerbukan silang buatan.
• Bunga = alat perkembangbiakan tanaman tumbuh jadi buah dan
biji. Biji akan jadi tanaman baru.
Macam Bunga:
1. Bunga lengkap (completus):
a. Kelopak (calyx) Perhiasan bunga
b. Tajuk atau mahkota (corolla)
c. Benang sari (stamen)
d. Putik (pistilum)
Bunga lengkap (dengan benang sari dan putik)= bunga berkelamin
dua (hermaprodit). Jika bunga tidak mempunyai salah satu unsur
tersebut disebut bunga tidak lengkap (incompletus).
TIPE SEKS TANAMAN

• Bunga jantan (masculus): mempunyai benang sari dan tidak


membentuk putik., tidak dapat membentuk buah.
• Bunga betina (feminus): mempunyai putik, tidak mempunyai
benang sari. Bunga dapat menjadi buah jika terjadi
penyerbukan dengan serbuk sari daribunga jantan lain jenis.
• Tanaman berumah satu=serumah=Bunga jantan dan bunga
betina terletak pada satu tanaman atau batang yang sama.
• Contoh: Jagung (Zea mays L.), kelapa (Cocos nucifera L.),
mentimun (Cucumis sativus L.)
• Tanaman dua rumah= Jika bunga jantan dan betina terletak
pada tanaman atau batang yang berbeda dari jenis yang
sama. Contoh salak (Salacca zalacca Gaertner (Voss).
LETAK BUNGA JANTAN/BETINA & HERMAPRODIT
a. Andromonocious: Jika pada satu tanaman terdapat bunga jantan
dan bunga hermaprodit bersama-sama.
b. Androdiocious: Jika bunga jantan dan bunga hermaprodit terdapat
terpisah pada dua tanaman dari jenis yang sama, artinya pada
tanaman yang satu hanya terdapat bunga jantan dan pada
tanaman yang kedua hanya terdapat bunga hermaprodit.
c. Gynomonocious: Jika pada satu tanaman terdapat bunga betina
dan bunga hermaprodit bersama-sama.
d. Gynodiocious: Jika bunga betina dan bunga hermaprodit terdapat
terpisah pada dua tanaman dari jenis yang sama, artinya pada
tanaman yang satu hanya terdapat bunga-bunga betina dan pada
tanaman yang kedua hanya terdapat bunga hermaprodit.
e. Trimonocious: Jika dalam satu tanaman terdapat ketiga tipe bunga,
hermaprodit, jantan dan betina bersama-sama.
PENYERBUKAN
Penyerbukan adalah aktivitas meliputi pengangkutan serbuk sari dan benang sari ke
putik dan jatuhnya butir-butir serbuk sari di atas kepala putik.
Jatuhnya serbuk sari di atas kepala putik dapat disebabkan oleh beberapa hal:
a. Di dlm bunga letak kepala putik di bawah serbuk sari, sehingga serbuk sari dapat
jatuh di atas kepala putik dengan mudah.
b. Kepala putiknya menempel pada kepala sari. Jika kepala sari pecah, maka serbuk sari
akan segera kontak langsung dengan kepala putik dan terjadilah penyerbukan.
c. Serbuk sari dapat tertiup angin atau terbawa serangga dan secara kebetulan jatuh di
atas kepala putik.
Kepala putik masak mengandung lendir berisi larutan gula dan zat-zat yang diperlukan
untuk perkecambahan serbuk sari. Penyerapan larutan terus menerus oleh serbuk
sari mengakibatkan serbuk sari mengembung dan pecah sehingga isi serbuk sari
(protoplasma dan 2 inti = inti vegetatif dan inti generatif) keluar melalui tabung
serbuk sari (pollen tube).
Pada waktu mulai berkecambah , inti generatif (inti sperma) membelah diri menjadi dua
buah inti sperma dan inti vegetatif. Pertumbuhan tabung tabung serbuk sari diatur
oleh inti vegetatif, sedangkan tugas inti sperma adalah melakukan pembuahan di
dlm bakal biji.
PEMBUAHAN
• Peleburan diri antara inti sperma dengan inti sel telur dan menjadi sebuah
zigot (fertilization).
• Terjadi di dlm kandung embrio dari bakal biji yang sudah masak
(mengandung 8 buah inti):
• a. Kelompok I, terdiri dari 1 inti sel telur+2 inti sinergid, terletak di
• bagian ujung dekat mikropile.
• b. Kel.II. Terdidri dari 2inti polar terletak di bagian tengah kandung
• embrio.
• c. Kel.III. Terdiri dari 3 intiatipodal, terletak di bag. Lain ujung
• kandung embrio.
• Pembuahan berganda. Di dlm kandung embrio terjadi 2 macam
pembuahan, (inti sperma dg sel telur dan antara inti sperma dg dua inti
polar).
• Tiap butir serbuk sari membuahi satu bakal biji, shg bakal buah yang
memiliki banyak bakal biji perlu banyak butir serbuk sari untuk
pembuahan.
• Pembuahan berjalan lancar jika serbuk sari dan inti sel telur dalam
keadaan sehat dan subur (fertil).
• Dalam kandung embrio terdapat 8 inti dan 3 buah inti yang
aktif dalam pembuahan, sisanya akan mati.
• Hasil pembuahan adalah:
• 1. Inti sel telur menjadi menjadi zigot
• 2. Dua buah inti polar menjadi endosperm
• 3. Inti bakal biji menjadi perisperm
• 4. Selaput dalam dari bakal biji menjadi kulit biji sebelah
dalam (tegmen)
• 5. Selaput luarbakal biji menjadi kulit bakal biji sebelah luar
(testa),
• 6. Bakal biji menjadi biji
• 7. Daun buah menjadi kulit buah
• 8. Bakal buah menjadibuah.
• Zigot akan tumbuh menjadi embrio (calon tanaman yang
masih kecil di dalam biji dan mempunyai bakal akar
=radicula), bakal batang (caucaliculus) dan bakal tunas
• Embrio yang terbentuk dapat mempunyai satu atau dua
keping (cotyledon), tergantung kepada jenis tanaman.
• Pada tumbuhan yang berkeping dua (dicotyledonae), bakal
akar dapat tumbuh menjadi akar tunggang.
• Pada tumbuhan berkeping satu(monocotyledoneae), akarnya
akan mati pada waktu perkecambahan biji dan sebagai
gantinya terbentuklah sejumlah akar serabut yang tumbuh
pada pangkal batang.
• Sebelum tumbuh jadi embrio, zigot akan beristirahat selama 1-
2 minggu dan saat itu belum dapat diketahui pembuahan
berhasil atau gagal. Jika dalam 3-4 minggu belum berkembang
maka bakal buah biasanya akan gugur.
• Endosperm yang terjadi karena penggabungan diri antara inti
sperma dan dua inti polar akan membelah diri berulang-ulang
sehingga membentuk jaringan besar yang berisi zat makanan
untuk pertumbuhan embrio.
PENYERBUKAN DI ALAM
• Penyerbukan sendiri: pada putik yang dilakukan oleh serbuk sari dari bunga-
bunga tetangga pada tanaman yang sama (geitonogamie). Letak bunga
tersebut biasanya di bagian bawah tanaman, sehingga mudah kejatuhan serbuk
sari dari bunga-bunga tetangga yang terletak pada cabang di atasnya.
• Penyerbukan sendiri akan mudah terjadi bila putik dan benang sari masak pada
waktu yang sama (homogamie).
• Jika benang sari dan putik masak pada saat yang sama dalam kuncup bunga
yang belum membuka, bunganya disebut cleistogam. Proses penyerbukannya
disebut penyerbukan tertutup atau kleistogami (cleistogamie).
• Jika penyerbukan terjadi pada bunga yang telah mekar, disebut penyerbukan
terbuka atau atau kasmogami (chasmogamie).
• Pada tanaman kasmogami ada istilah protandri dan protogini. Protandri adalah
bunga yang benang sarinya lebih dulu masak. Maka bunga tidak akan
menyerbuk sendiri. Contoh bunga tanaman seledri (Apium graveolens L.),
wortel (Daucus carota L.),dan bawang bombay (Alium cepa L.).
• Protogini adalah bunga yang putiknya masak lebih dulu daripada benang sari.
Contoh bunga kakao (Theobroma cacao L.), kubis (Brassica oleracea L var.
capitata), bit (Beta vulgaris L.), adpokat (Persea americana Miller).
• METODE PEMULIAAN TANAMAN UNTUK
KELOMPOK TANAMAN MENYERBUK SILANG
TUJUAN PEMULIAAN TANAMAN PENYERBUK SILANG:

• MENCIPTAKAN POPULASI DENGAN FREKWENSI GEN YANG BARU


DAN UNIK.
• CIRI: POPULASI TANAMAN HETEROZIGOT, HETEROGEN (MASING2
• TANAMAN DAPAT TIDAK SAMA GENOTIPENYA, NAMUN FENOTIPE
NAMPAK SAMA)
MASALAH POKOK PADA TANAMAN YANG BERKEMBANG DG BIJI:
1. PEMBENTUKAN POPULASI DASAR, SBG SUMBER KERAGAMAN
UNTUK DI SELEKSI
2. METODE SELEKSI, BERKAITAN DG VARIETAS YANG AKAN DIBENTUK.
PROSEDUR UMUM PEMULIAAN TANAMAN :
3. INTRODUKSI
4. SELEKSI
5. HIBRIDISASI
SIFAT GENETIK TIPE PENYERBUK SILANG
Contoh tanaman: alfalfa, alpukat, pisang, bit, bloom kol, wortel, seleri,
jagung,ketimun, korma, anggur, bawang merah, labu, lobak, bayam,
straberi, melon dsb.
Tanaman penyerbuk sendiri: barley, oats, padi, sorgum, gandum,
legume : kacang tanah, kedelai, buncis, kacang hijau, cabe,
tembakau, tomat.
DASAR GENETIK TANAMAN PENYERBUK SILANG:
Varietas tanaman menyerbuk silang = varietas terdiri dari populasi
yang mempunyai genotipa tertentu terdiri dari tanaman
heterosigot, masing-masing tanaman berbeda genotipenya
(heterogenous), dengan fenotipe nampak sama. Persilangan secara
acak dapat mempertahankan keragaman genetik sehingga
frekwensi gen dan genotipa konstan (sama pada generasi
keturunannya).
Persilangan sendiri akan menurunkan daya hasil.
FREKWENSI GEN DAN GENOTIPE-HK HARDY-WEINBERG

• gen A a
• frekwensi p q
• Gen frekwensi
• A p AA Aa
• p2 pq
• a q Aa aa
• pq q2
• Frekwensi genotipe:
• AA Aa aa
• p2AA 2pqAa q2aa
FREKWENSI GENOTIPE SETIAP GENERASI DITENTUKAN OLEH
FREKWENSI ALEL
• Populasi (P) terdiri dari N individu, dengan alel A dan a.
• IndividuD= homosigot dominan, H = heterosigot, R = homosigot
resesif.
• Proporsi (frekwensi alel A :P = D + ½ H atau 2D + H
N 2N
• Frekwensi alel a : q = R + ½ H atau 2R + H
• N 2N
• Persilangan acak menghasilkan keturunan F1:
• P’ = p2 ( D’ ) + 2pq ( H’ ) + q2 ( R’ )
• Dimana D’, H’ dan R’ adalah proporsi homosigot dominan,
heterosigot dan homosigot resesif pada generasi yang baru (F1).
• Equilibrium = keseimbangan dicapai pada saat :
• D = D’ , H = H’ R = R’
Populasi : 1000 individu, terdiri dari 350 AA + 500 Aa + 150 aa.
Frekwensi gen A, p = (35 + 25)/100 = 0,60
a, q = (25 + 15)/100 = 0,40
Populasi baru hasil random mating (persilangan acak):
AA D’ = (O,6)2 = 0,36
Aa H’ = 2 x 0,6 x 0,4 = 0,48
aa R’ = (0,4) 2 = 0,16
Dimana 0,36 + 0,48 + 0,16 = 1
Genotipe POPULASI ASAL 1 SIKLUS RM 2 SIKLUS RM
AA D 35 D’ 36 D’’ 36
Aa H 50 H’ 48 H’‘ 48
aa R 15 R’ 16 R’’ 16
Status Disequilibrium Equilibrium Equilibrium
p 0,60 0,60 0,60
q 0,40 0,40 0,40
Efek 1 generasi random mating pada populasi
Tipe frekwensi Frekwensi keturunan setelah RandomMating
persilangan AA Aa aa

AA XAA (0,35 X0,35)=0,1225 0,1225 0 0

AA X Aa 2(0,35 x 0,50)= 0,3500 0,1750 0,1750 0

AA X aa 2(0,35 x 0,15)= 0,1050 0 0,1050 0

Aa x Aa (0,50 X 0,50) = 0,2500 0,0625 0,1250 0,0625

Aa x aa 2(0,50 x 0,15) = 0,1500 0 0,0750 0,0750

aa x aa (0,15 x 0,15) = 0,0225 0 0 0,0225

TOTAL 1,0 0,36 0,48 0,16


Genotipe P P’
AA 0,35 0,36
Aa 0,50 0,48
aa 0,15 0,16
METODE SELEKSI
1. SELEKSI MASA
a. Individu2 tanaman dipilih berdasarkan fenotipnya dari populasi
yang kawin secara acak. Setelah panen sejumlah biji yang sama dari
tanaman terpilih dicampur tanpa uji keturunan untuk seleksi pada
generasi berikutnya.
b. Seleksi berdasarkan atas induk betina, dianggap tetua betina
bersilang secara acak (random) dengan gamet jantan dari seluruh
populasi tanpa pengawasan penyerbukan.
Tujuan: menaikkan proporsi genotipe superior dalam populasi.
Keuntungan:
1. Cara yang sederhana dan murah
2. Taraf silang dalam rendah
3. Populasi yang dihasilkan setelah satu siklus seleksi dapat
digunakan sebagai varietas bersari bebas (open pollinated variety)
BAGAN SELEKSI MASA
• Pemilihan berdasar
• Parent(P) X X X X X X X X X X Fenotipe, biji terbaik
X X X X X X XX X X X
• X X XXX X X X X X X dicampur (Bulk)

• Hasil seleksi pada


X X X X X X X
X X X X X X XX generasi parental
X X XXX X X X
• Filial1(F1)

X X X X X X X
• X X X X X X X X Varietas yang sudah
X X X X X X X X seragam secara
fenotipe
• Filial 2(F2) ...dst
SELEKSI MASSA
2. MODIFIKASI SELEKSI MASA (SELEKSI MASA BERLAPIS)
• Prosedur (Gardner): Membuat batasan seleksi hanya pada hasil biji,
dengan petak penanaman
lebih kecil, terdiri dari 40 tan (4 baris a 10 tan).
X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
P,40 X X X X X X X X X X
Generasi parental
X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X 40 tanaman

F1- X X X X X X X Hasil seleksi dari


X X X X X X X
X X X X X X X generasi parental
X X X X X X X

F2 ..... Dst
X X X X
X X X X
Varietas yang sudah
diperbaiki
3. SELEKSI TONGKOL KE BARIS (EAR-TO-ROW, HEAD-TO-ROW)
• Modifikasi seleksi masa dengan menggunakan uji keturunan dari
tanaman terpilih(progeny test).

• F1
X X X X X X
• TH 1 X X X X X X Pilih tanaman superior dan hasilnya
X X X X X X berdasarkan fenotipe

• F2
X X X X X X
• Th 2 X X X X X X Baris-baris tanaman dari sebagian biji
• dari tongkol terpilih, sisanya dicampur
• untuk intercrossing.
• F3 X X X X X X
• X X X X X X
Th 3 Petak perbanyakan biji sisa tongkol
X X X X X X
terpilih untuk siklus seleksi pada
4. MODIFIKASI SELEKSI TONGKOL KE BARIS
• Lokasi: A B C
Th1 200 tan. Dlm
• XXXX
famili
XXXX
XXXX
• XXXX XXXX
XXXX
40 famili
XXXX XXXX
• XXXX 5 tongkol
• superior

• Th2 Bulk, intercrossing


X X X X X X
X X X X X X
X X X X X X

• Th3
Seleksi lanjutan
PROSEDUR
1. Menanam 200 famili tanaman pada tiap lokasi
2. Dipilih 40 famili terbaik berdasar fenotipe
3. Dilakukan uji keturunan
4. Dipilih 5 tongkol terbaik dari tiap lokasi
5. Dilakukan seleksi lanjutan
VARIETAS SINTETIS (SYNTETIC VARIETY)
Varietas yang dihasilkan oleh kombinasi galur atau
tanaman terseleksi dan dilanjutkan persilangan acak
secara normal. Diperkenalkan I oleh Hayes dan Galbert
th 1910 pada tanaman jagung.
Genotipa-genotipa pembentuk varietas sintetis dapat
berupa galur silang dalam,klon, populasi hasil seleksi
massa atau populasi lain.
Perbedaan dengan varietas silang-terbuka adalah
genotipa-genotipa pembentuk varietas sintetis telah
diuji kemampuan daya gabungnya.
Tujuan menguji genotipa adalah untuk memperoleh
genotipa yang mempunyai kemampuan baik apabila
dikombinasikan dalam membentuk varietas sintetis.
KEUNTUNGAN VARIETAS SINTETIS
a. Benih varietas ini dapat dihasilkan oleh petani sendiri
untuk generasi shingga lebih cocok dibanding varietas
hibrida bagi petani kurang mampu.
b. Keragaman yang lebih besar dalam varietas sintetis
memungkinkan lebih tahan menghadapi tekanan
lingkungan dibanding varietas hibrida.
c. Biasanya lebih unggul dibanding varietas silang terbuka,
karena varietas sintetis merupakankombinasi galur
terpilih dan teruji.
d. Pengembangan atau peningkatan varietas sintetis dapat
diusahakan melalui seleksi berulang beberapa daur. Juga
dapat digunakan sebagai sumber penghasil galur-galur
silang-dalam yang baru.
VARIETAS KOMPOSIT (COMPOSITE VARIETY)
• Varietas komposit adalah campuran berbagai macam bahan pemuliaan
yang telah diketahui potensi produksi, umur, ketahanan atau sifat lain,
sehingga bahan pembentuknya lebih beraneka daripada bahan untuk
varietas sintetis.
• Dalam pembentukannya,biji dari berbagai galur dan hibrida dicampur jadi
satu dan ditanam beberapa generasi agar penyerbukan silang dapat terjadi
dengan baik.
• Setelah 4-5 generasi seleksi dapat dilakukan untuk peningkatan sifat
populasi tersebut yang disebabkan oleh peningkatan frekwensi gen yang
dikehendaki.
• Di Indonesia pada th. 1967 telah dilepas varietas jagung Bogor composite-
2(BC-2). Dibentuk dari beberapa varietas bersari bebas dan hibrida
introduksi.
• Oleh karena terdiri dari campuran galur, varietas bersari bebas dan hibrida,
maka melalui kawin acak akan terjadi banyak kombinasi baru sehingga
varietas ini bertindak sebagai kumpulan gen (gene pool).
• Genepool bermanfaat bagi penyimpanan plasma nutfahyang diperlukan
METODE PEMULIAAN TANAMAN MEMBIAK VEGETATIF
• PERMASALAHAN DLM PEMBENTUKAN BIJI:
1. Sterilitas tinggi-kegagalan pembentukan biji
2. Heterosigositas tinggi-segregasi gen besar dan depresi
inbreeding pada keturunan selfingnya
3. Tingkat ploidi tinggi – membuka peluang terjadi gangguan
proses meiosis
4. Viabilitas benih rendah – mempengaruhi ketersediaan benih
5. Kondisi klimat dan kultur teknis yang tidak memungkinkan –
kegagalan pembentukan bunga dan biji.
6. Lama waktu mencapai satu siklus pertumbuhan.
KLON: keturunan dari satu tanaman tunggal atau sekelompok
tanaman hasil perbanyakan vegetatif.
KARAKTERISTIK KLON

1. Klon mempunyai susunan genetik identik, - klon bagian


tanaman tunggal yang berdiferensiasi secara mitosis-genetik
tidak berubah. Dalam satu klon tidak terjadi variasi.
Variasi yang ada – variasi oleh lingkungan-tidak diwariskan.
2. Klon-susunan genetik heterosigot.

Anda mungkin juga menyukai