Anda di halaman 1dari 33

DEFINISI :

Asuhan yang diberikan pada


bayi umur 0-28 hari tanpa
memperhatikan umur
kehamilan/bbl dengan
kegawatan yang bervariasi
yang kemungkinan mengalami
kematian/sakit dan
membutuhkan perawatan yang
spesifik
TUJUAN :
 Memberikan asuhan yang adekuat dan
profesional
Memberikan asuhan yang terstadart
pada neonatus resti dengan
memperhatikan riwayat selama
kehamilan, persalinan dan bayi setelah
lahir.
HASIL YANG
DIHARAPKAN :
 Terlaksananya asuhan kebidanan
pada neonatus resti, termasuk :
pengkajian, diagnosa,
mengidentifikasi masalah,
kebutuhan neonatus,
mengidentifikasi diagnosa dan
masalah potensial, tindakan
segera serta merencanakan
asuhan.
Komplikasi pada 2 minggu pertama
setelah kelahiran
 Bayi tidak buang air besar dalam
24 jam setelah lahir tanda
obstruksi usus.
 Bayi tidak buang air kecil dalam
24 jam pertama obstruksi sal
kencing
 Ikterus (kuning) fisiologis: 2-5
hari,pathologis : 24 jam pertama.
Komplikasi pada 2 minggu pertama
setelah kelahiran.
 Muntah menyembur
 Berat badan tidak bertambah kurang minum,
infeksi, kelainan lain
 Bayi mempunyai tanda-tanda dehidrasi 
diare, panas: mulut kering, mata cekung, air
seni sedikit, mata tanap air, kehilangan BB
secara mendadak, denyut nadi cepat,
elastisitas kulit hilang.
 Bayi mempunyai tanda-tanda infeksi: berhenti
menyusu, tidak aktif, cenderung tidur, panas
atau dingin
Pengenalan BBL yang sakit
Tanda fisik abnormal kemungkinan
etiologi
-Takhikardia (>170 kali) panas berlebih, infeksi,
anemia, syok, cacat jantung
- Takhipnea panas berlebih, penyakit
paru, asidosis metabolik,
penyakit jantung, kelainan
kongenital pada iga, saluran
napas.
-Kulit pucat stress dingin, syok, anemia.
-Ikterus infeksi, penyakit hemolitik,
cacat kongenital hati,
saluran empedu, obstruksi
abdomen
-Tangis abnormal SSP abnormal, cacat
kongenital saluran napas
atas
Pengenalan BBL yang sakit

Tanda fisik abnormal kemungkinan


etiologi
-Kejang Hyperglikaemia, hypoglikemia,
putus obat
-Kesulitan makan Gangguan neuro muskular,
infeksi, penyakit jantung,
penyakit saluran napas
Hyperbilirubin
Definisi:
 Kadar bilirubin dalam darah yang melebihi batas normal
 Ikterus : kulit, mucosa, sklera mata, urine.
Batas normal bilirubin fisiologik:
 Aterm  bil : 10 mg/dl
 Preterm  bil : 12,5 mg/dl
Fisiologis:
 Umur eritrosit yang pendek (70-90 hari)
 Kekurangan/penurunan aktifitas enzym glukoronil transferase
 Reabsorbsi enterohepatik  bilirubin indirek diserap kembali melalui
usus karena tertahannya meconium atau makanan/ cairan dalam
usus.
 Hyperalimentasi/pemberian intralipid pada bayi premature
Hyperbilirubin
Patologi
- RH/ABO inkompatibility, eritroblastosis berat.
- Obat-obatan (Vit K)
- Kelainan bawaan: galacocemia, gangguan enzym hemoglobinopathies.
- Perdarahan otak, cephal hematoma.
- Polycythemia.
- Sirkulasi enterohepatik, obstruksi usus, peristaltik menurun, obstruksi biliaris
karena tumor, penyakit hati, atresia biliaris.
- Menurunnya fungsi hati untuk mengikat bilirubin karena penurunan protein
atau obat-obatan yang mengikat albumin.
- Penurunan kemapuan bilirubin konyugasi penurunan aktifitas enzym,
obat (sulfa salisilat, corticosteroid, chloramphenicol)
- Infeksi prenatal, neonatal TORCH, hepatitis.
- Premeturitas dengan tanpa penyakit yang serius.
- Ibu DM, PEB.
- Asphyxia, hypoxia/sindrom gangguan pernapasan
IKTERUS PADA BAYI YANG MINUM ASI
ASI meningkat kasus ikterus
Ada 2 jenis:
-Dini : hari ke 2 – 4
-Lambat : hari ke 4 – 5 atau minggu ke 3 setelah lahir
Ikterus Dini:
Timbul pada hari ke 2 -4
10 – 25 % minum ASI
Penyebabnya:
Kekuranagan cairan( produksi ASI belum banyak)
Puasa menyebabkan penurunan fungsi
Peningkatana UW saturated fatty acid yang menghambat konyugasi
bilirubin
Ikterus yang terlambat
 Timbul hari ke 4 – 5
 Penyebabnya:
 Adanya beta glukoronidase memecah
bilirubin diabsorbsi kembali usus
 Defekasi jarang memberi waktu banyak
reabsorbsi dan faeces.
 Pemberian AS dini menurunkan kasus ikterus
(Osbor et all, 1988)
Asuhan kebidanan pada neonatus
dgn hyperbilirubin
I. Pengkajian
( Pengumpulan Data Dasar )
Melakukan pengkajian
dengan mengumpulkan semua data yang dibutuhkan
untuk mengevaluasi keadaan bayi a.l:
1. Prenatal
paritas, kelainan ibu, obat- obat yang dikonsumsi ibu
2. Intranatal:
Riwayat persalinan: KPD, FIP,Infuspitocin dsb
3. Bayi saat lahir:
Gestasi, NA, talipusat, trauma persalinan, kelainan lain,
tanda-tanda infeksi/sepsis
4. Riwayat keluarga:
OT, saudara kandung, neonatal jaundice, penyakit hati, ibu
DM.
5. Laporan dari ibu: bayi rewel, malas minum.
6. Pemeriksaan Fisik:
- Penampilan umum
- TTV: P,Suhu, HR
- BB,PB, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar perut.
- Warna kulit
- Neurologis:lethargi, hypotonia, tangis melengking,
refleks isap & moro tdka ada, tremor
gelisah, persendian kaku, kejang
- Pulmonary :Apnoe, cyanotis, dyspnoe, asphyxia,
pleura effusion
- Renal : Urine  kuning tua/pekat.
7. Data laboratorium:
Ibu gol drh O  bayi A/B, Ibu Rh –
Bilirubin meningkat > 5 mg/dl perjam  Kern Ikterus.
Hb < 14 mg/dl, Ht < 42 mg/dl hemolisis
Eritrosit  imature/abnormal
Retikulosit  meningkat.
Coomb test
Urine  urobilinogen
II. DIAGNOSA, MASALAH, DAN
KEBUTUHAN NEONATUS
D / N.C.B. S.M.K dengan hyperbilirubinemia.
Masalah :
1. Hambatan OT & By.
2. Ibu kurang informasi.

Kebutuhan:
1. Tercapainya hub. yg optimal antara OT dan by

2. OT mengetahui tentang kondisi dan kebutuhan

bayi
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN
MASALAH POTENSIAL
D / Potensial :
1. Peningkatan kadar bilirubin  fisio / pato kern Ikterus
2. Foto Terapi  hypertermi.
3. Foto Terapi  keseimbangan cairan.
4. Foto Terapi  bronze ikterus.
Masalah potensial :
Potensial timbul masalah ekonomi bagi ot yg tdk
mampu karena bayi hyperbillinemia, memerlukan
perawatan yg lama dan intensif
IV. IDENTIFIKASI
TINDAKAN SEGERA
 Terapi sinar
 Infus Pengenceran

 Transfusi tukar
V. RENCANA ASUHAN :
 Penyuluhan ke OT  pengetahuan orang tua
 Pendekatan  perasaan kebutuhan orang tua.
 Sebab perawatan, penatalaksanaan medik dan
komplikasi hyperbilirubinemia.
 Jelaskan dan berikan informasi tentang keadaan
bayi
 Libatkan OT, kesempatan netek
 Beri kesempatan OT diskusi
 OBS ervasi faktor resiko terjadinya
hyperbilirubinemia.
 Beri foto terapi  S.O.P.
 Observasi kadar bilirubin secara berkala, potensial
Kern Ikterus (4 jam).
 Kaji tanda Kern Ikterus/komplikasi  foto terapi.
 Observasi tanda vital (2 – 3 jam).
 Perhatikan pola minum bayi, OBS tanda
kekurangan cairan.
 Timbang BB bayi paling sedikit 1 x sehari.
 Perhatikan jumlah dan warna urine & b.a.b.
 Kolaborasi dokter  perubahan kondisi bayi :
 Peningkatan kadar bilirubin > 5 mg.dl / 24 jam
 Suhu bayi meningkat.
 Tanda Kern Ikterus.
 Komplikasi sinar.
 Potensi untuk dilakukannya transfusi tukar
VI. IMPLEMENTASI ASUHAN :
 Menanyakan pd orang tua apa yg diketahui tentang kondisi
bayinya.
 Menjelaskan pd orang tua ttg sebab & komplikasi
hyperbilirubinemia serta pemberian terapi sinar, manfaat dari
sinar matahari pagi.
 Memberi informasi kepada orang tua tentang keadaan bayi dan
hasil pemeriksaan bilirubin.
 Menjelaskan pd orang tua ttg tanda dan gejala hyperbilirubinemia.
 Melibatan orang tua dalam perawatan bayi dan memberi
kesempatan pada bayi untuk menetek.
 Memberi kesempatan pada orang tua untuk berdiskusi.
 Memasukkan bayi kedalam Blue Light Incubator dan menjemur
bayi setiap pagi antara jam 07.30 – 08.00.
 Mengobservasi kadar billirubin secara berkala sesuai kebutuhan /
kondisi bayi.
 Mengobservasi tanda-tanda terjadinya Kern Ikterus dan
komplikasi pemberian foto terapi.
 Mengobservasi tanda-tanda vital setiap 2 – 3 jam.
 Memantau / mencatat setiap bayi ke ibu untuk
menyusui atau pemberian tambahan.
 Mengkaji turgor bayi.
 Menimbang bayi setiap pagi.
 Mencatat jumlah dan warna urine dan b.a.b.
 Melakukan kolaborasi dengan dokter bila terjadi
perubahan kondisi bayi.
 Memberikan penyuluhan pada orang tua bayi.
Materi penyuluhan yang
diberikan
1. Menganjurkan ibu untuk meneteki bayi sesering mungkin.
2. Mengajarkan cara memeriksa perubahan warna kulit pada
bayi hiperbilirubin.
3. Jelaskan pada ibu bila sedang foto terapi mata bayi harus
ditutup dan memakai celana khusus.
Pada waktu menyusui penutup mata bayi dibuka agar bayi
bisa mengadakan kontak dengan ibunya.
4. Jelaskan pada orang tua kadar bilirubin bayi akan
diperiksa secara berkala 1 atau 2 x sehari.
5. Jelaskan pada orang tua tentang perawatan bayi dirumah.
VII. EVALUASI
Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan,
ulangi kembali proses manajemen dengan benar terhadap setiap
aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tetapi beleum efektif.
Didalam pendokumentasian / catatan asuhan dapat diterapkan
dalam bentuk SOAP.
S : Data Subyektif.
Data dari pasien didapat dari anamnesa atau allo anamnese.
O : Obyektif.
Hasil pemeriksaan fisik beserta pemeriksaan diagnostik dan
pendukung lain, juga catatan medik lain.
A : Analisis dan Interpretasi berdasarkan data
yang terkumpul dibuat kesimpulan.
1. Diagnosa.
2. Antisipasi Diagnosa/Masalah Potensial.
3. Perlunya tindakan segera.
P : Planning / Perencanaan
Merupakan gambaran pendokumentasian dari
tindakan (Implementasi).
Evaluasi rencana didalamnya termasuk :
 Asuhan mandiri.
 Kolaborasi.
 Tes Diagnostik / Lab.
 Konseling.
 Follow up.
UPAYA PENCEGAHAN
INFEKSI NOSOKOMIAL
A. Petugas : I. Perawat/Bidan/Dokter
II. Petugas khusus
B. Pasien dan Orang tua Bayi
C. Peralatan
D. Lingkungan
E. Penanganan sampah / limbah
A. Petugas
I & II
 Sehat
 Personal Hygiene  kuku, rambut, perhiasan
 Baju dinas
 Alas kaki/sandal ruangan
 Cuci tangan  hibiscrub/microshield sesuai SOP
 Lap tangan
 Bekerja sesuai SOP
 Laporan Khusus Infeksi Nosokomial 1 x 1 bl  pandalin
 Medical Check up  petugas
 Pengetahuan Antiseptik & Desinfektan
 Tanggap atas resiko infeksi
II : + mengepel, menghitung linen kotor, cuci alat  pakai sarung
tangan khusus
B. PASIEN DAN ORANG TUA BAYI

 Pakaian / linen  disediakan RS


 Kasus infeksius  isolasi
 Personal hygiene pasien
 Pakaian / linen kotor / basah  diganti
 Ortu – skort & alas kaki yang disediakan
 Cuci tangan
 Lap tangan
 Hanya ibu / ayah bayi  masuk
 Keluarga / tamu  dari luar (lewat jendela kaca)
 Motivasi ASI  eksklusif
C. PERALATAN
 Box, kasur, perlak  lap  desinfektan (Precept 0,5 gr
 5 lt air)  tiap hari, pasien pulang/ pindah
 Linen, pakaian pasien, perawat  kamar cuci
 Linen, pakaian perawat kotor  masuk ember tertutup
 Peralatan minum bayi  dekontaminasi  precept 0,5 gr
dlm 2 lt air  1 jam  cuci tepol bilas air mengalir
rebus  mendidih  5 menit diangkat  simpan
 Penghisap lendir bayi  sendiri, tempat khusus 
direndam air panas dalam cangkir tertutup masing –
masing (3 jm 1 x  diganti)
 Setiap pagi penghisap lendir dicuci dg sabun & bilas air
mengalir & direndam air panas
 Slang & botol suction  setiap siang jam 14.00
direndam Precept 0,5 gr  2 lt air  60 menit 
keringkan
 Botol suction  air precept 0,5 gr  2 lt ari  ¼
bagian botol
 Slang O2  rendam precept 0,5 gr + 2 lt air  bilas
dibawah air mengalir  keringkan
 Tiap bayi punya termometer sendiri  cuci keringkan
habis pakai
 Fountain  bersihkan 1 x sehari
 Meja bayi, kursi perawat, timbangan  lap  precept
0,5 gr dlm 5 lt air
 Sandal  dicuci 2 x seminggu
 Kulkas ASI / susu  bersihkan 1 x seminggu
 Skort ortu bayi  1 x sehari  ganti
 Skort memandikan bayi setiap selesi dipakai  lap
Precet 0,5 gr  5 lt air  cuci 1 x seminggu
D. LINGKUNGAN
 Lantai disapu, pel  larutan Precetp 0,5 
5 lt air  2x sehari
 Ruangan dibongkar, disterilkan & di Foging
formalin selama 4 jam  2 bulan 1 x
 K.M. / W.C.  1 x sehari dibersihkan
 Penghawaan  jam 5.00 pagi  A.C. mati
jendela dibuka 1 – 1,5 jam
 Dapur susu  bongkar 1 x seminggu
 Lemari linen  bongkar 1 x seminggu
 Kaca, kusen, jendela, pintu – dilap tiap hari
 precept 0,5 gr  5 lt air
E. PENANGANAN SAMPAH / LIMBAH
 Spuit, jarum suntik, vacinostel  jerigen plastik
penuh  tutup  kirim amdal  musnahkan
 Sampah kering (kertas, bungkus obat)  keranjang
sampah tertutup
 Sampah set infus, playboth  ember tertutup
 Meja bayi  tempat sampah tertutup  kapas kotor
 dikosongkan 3 x sehari  dicuci tiap pagi
 Sekitar ruangan, tempat sampah tertutup –
menampung sampah dalam ruangan

Anda mungkin juga menyukai