Anda di halaman 1dari 66

WEBINAR 2024

“KUPAS TUNTAS PP
58 TAHUN 2023 DAN
PMK 168 TAHUN 2023”
LATAR 2
BELAKANG

Pemotongan PPh Pasal 21 saat ini memiliki berbagai skema perhitungan yang dapat membingungkan
Wajib Pajak dan secara administrasi perpajakan memberatkan bagi Wajib Pajak yang berusaha
untuk melakukan kewajiban perpajakannya dengan benar.

DASAR HUKUM

Pasal 21 ayat (5) Undang-Undang Pajak Penghasilan:


“Tarif Pemotongan atas penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tarif pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf a, kecuali ditetapkan lain dengan
Peraturan Pemerintah”.

www.pajak.go.id
TUJUAN 3

1
Memberikan kemudahan dan kesederhanaan bagi Wajib Pajak untuk
menghitung pemotongan PPh Pasal 21 di setiap Masa Pajak

2
Meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan
kewajiban perpajakannya

3
Memberikan kemudahan dalam membangun sistem
administrasi
perpajakan yang mampu melakukan validasi atas perhitungan Wajib Pajak.

Dengan demikian, diharapkan proses bisnis yang efektif, efisien, dan


akuntabel dapat terwujud.

www.pajak.go.id
DAMPA 4
K

Tidak ada tambahan beban pajak baru sehubungan dengan penerapan tarif efektif. Penerapan tarif
efektif bulanan bagi Pegawai Tetap hanya digunakan dalam melakukan penghitungan PPh Pasal 21
untuk masa pajak selain Masa Pajak Terakhir, sedangkan penghitungan PPh Pasal 21 setahun di Masa
Pajak Terakhir tetap menggunakan tarif Pasal 17ayat (1) huruf a UU PPh seperti ketentuan saat ini.

www.pajak.go.id
LANDASAN ATURAN 2024, TERKAIT
PPH PASAL 21/26 & NATURA-KENIKMATAN:
1.Pasal 20-21 UU PPh (Konsep)
2. Pasal 15 PP-94 Tahun2010 (SaatTerutang);
3. PP-58 Tahun2023 (PengaturanPPh21);
4.PMK-168 Tahun2023
(PengaturanPPh21); 5.
PMK-101/PMK.03/2016 (PTKP);
6. PP-80 Tahun2010
7. PMK-262/PMK.03/2010
8. Pasal 23-31 PP-55 Tahun 2023
(Natura-Kenikmatan);
9. PMK 66 Tahun 2023 (Natura-
LANDASAN ATURAN 2024, TERKAIT
PPH PASAL 21/26 & NATURA-KENIKMATAN:
10. Pasal 10 PMK-09/PMK.03/2018 jo. PMK-18/PMK.03/2021 (SPT)
11.PMK-254/PMK.03/2010 (Zakat & Sumbangan Keagamaan);
12.PER-03/PJ./2023 (Lembaga Pengelola Zakat & Sumbangan
Keagamaan);
13.PP 68 Tahun 2009 (PPh 21 Final Pesangon/ Manfaat/Tebusan
Pensiun);
14.PMK-16/PMK.03/2010 (PPh 21 Final Pesangon/ Manfaat/Tebusan
Pensiun);
15.PER-14/PJ./2013 = BENTUK/FORM SPT MASA PPh PASAL 21;
OVERVIEW
KONSEP PPh PASAL
21
Pemotongan PPh 21 Dapat Terjadi
Jika:
• Ada Subjek Pemotong;
• Ada Subjek Yg Dipotong; dan
• Ada Objek Penghasilan Yg Dipotong.

S YA R AT Selain itu, juga penting


adanya:
4. Dasar Pengenaan Pajak (DPP);
5. Tarif Pajak; serta
6 Saat Terutang-nya Kapan?
SU BJ E K DIPOTONG
Subjek Penerima Yang Dipotong PPh Pasal
21:
a. Pegawai Tetap; P asal 3 Ayat 1 P M K-168/2023
b. Pensiunan;
c.Anggota De-Kom/De-Was yg menerima imbalan secara Tidak
Teratur;
d. Pegawai Tidak Tetap;
e. Bukan Pegawai;
f. Peserta Kegiatan;
g. Peserta Program Pensiun yg masih ber-status Pegawai; dan
h. Mantan Pegawai.
O B J E K DIPOTONG
b. Penghasilan yg diterima/diperoleh PENSIUNAN secara
teratur berupa uang Pensiun/Penghasilan Sejenisnya
c. Imbalan Kepada Anggota DE-KOM/DE-WAS
yg diterima/diperoleh secara Tidak Teratur
d. Penghasilan PEGAWAI TIDAK TETAP, yg dapat
berupa:
Penghasilan Yg 1.Upah Harian;
Dipotong PPh 2. Upah Mingguan;
21: 3. Upah Satuan;
(Pasal 5 Ayat 1, 4. Upah Borongan; dan
2, 5. Upah yg diterima/diperoleh secara bulanan.
dan 3 e. Imbalan Kepada BUKAN PEGAWAI sbg imbalan sehub.
PMK- dg Pek-Beb atau Jasa yg dilakukan, yg dpt berupa:
168/2023) 6.Honorarium;
7. Komisi;
8. Fee ; dan
9. Imbalan Sejenis.
OBJ E K DIPOTONG
a. Penghasilan yg diterima/diperoleh PEGAWAI TETAP
Baik Bersifat Teratur/Tidak Teratur, dpt berupa:
1. Seluruh Gaji
Segala Jenis Tunjangan & Penghasilan Teratur Lainnya, Termasuk
Penghasilan Yg Uang Lembur (Overtime) & Penghasilan Sejenisnya.
Dipotong PPh 2. Bonus, THR, JAS-PROD, TANTIEM, GRATIFIKASI, Premi, dan Penghasilan
21: Lain yg sifatnya Tidak Teratur.
(Pasal 5 Ayat 1,
3. Imbalan sehub. Dg kegiatan yg diselenggarakan oleh Pemberi Kerja
2,
dan 3 4. Pembayaran Iuran JKK & JKM kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
PMK- Ketenaga-kerjaan, yg dibayarkan oleh Pemberi Kerja.
168/2023) 5. Pembayaran Iuran JPK kepada Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Kesehatan yg dibayarkan oleh Pemberi Kerja.
6. Pembayaran Premi Asuransi Kesehatan, Asuransi Kecelakaan Kerja, Asuransi Jiwa,
Asuransi Dwiguna, dan Asuransi Beasiswa yg dibayarkan oleh Pemberi
Kerja
OBJ E K DIPOTONG
f. Imbalan Kepada PESERTA KEGIATAN, yg dpt berupa:
1.Uang Saku;
2. Uang Representasi;
3. Uang Rapat;
4. Honorarium;
5. Hadiah & Penghargaan; dan
6. Imbalan Sejenis.
g. Uang Manfaat Pensiun/Penghasilan Sejenisnya yg diambil
sebagian PESERTA PROGRAM PENSIUN yg masih ber- status
Penghasilan Yg Pegawai; dan
Dipotong PPh h. Penghasilan/Imbalan yg diterima/diperoleh MANTAN PEGAWAI, yg
21: dpt berupa:
(Pasal 5 Ayat 1, 7.Jasa Produksi;
2, 8. Tantiem;
9. Gratifikasi;
dan 3 10.Bonus; dan
PMK- 11.Imbalan Lain yg bersifat tdk teratur.
168/2023) Termasuk: NATURA-KENIKMATAN
BUKAN O B J E K
DIPOTONG
a. Pembayaran Manfaat/Santunan Asuransi dari Perush. Asuransi Sehub.
dg Asuransi Kesehatan, Asuransi Kecelakaan, Asuransi Jiwa, Asuransi
dwiguna, dan Asuransi Beasiswa.
b. Penggantian/Imbalan dalam bentuk NATURA-KENIKMATAN yg
dikecualikan dari Objek Pajak.
Penghasilan Yg c. Iuran terkait Program Pensiun & Hari Tua yg dibayarkan kepada Dana
Tidak Dipotong Pensiun yg pendiriannya telah disahkan oleh Menteri/ mendapat izin
dari OJK, atau kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga
PPh 21:
Kerja, atau Badan Penyelenggara THT
(Pasal 7 d. Bantuan, Sumbangan, ZIS, dan Sumbangan Keagamaan yg sifat-nya
PMK- wajib bagi Pemeluk Agama yg diterima oleh OP yg berhak.
168/2023) e. Harta Hibahan yg diterima keluarga sedarah dlm garis keturunan lurus
1 derajat atau OP yg menjalankan usaha mikro & kecil, sepanjang
tidak ada hub. Dg usaha/pekerjaan diantara Pihak2x yg bersangkutan
f. Beasiswa (sesuai Pasal 13 PP 55/2022 jo. Pasal 2 & 3 PMK-68/2020)
g. Bagian Laba Anggota CV, Firma, atau CV yg modalnya tidak terbagi
atas saham
h. PPh Yg DT-Pemerintah.
PENGURANG PENGHASILAN
Ingat……!!
Hanya utk kepentingan Penghitungan Ulang Bagi Peg.
Tetap di posisi Masa Pajak Terakhir saja,,, !!
PENGURANG PPh. dalam menentukan Ph. Neto Setahun :
(Pasal 10 PMK- 168/2023)
a. Biaya Jabatan;
b. Iuran terkait Program Pensiun dan Hari Tua, yg terkait dg gaji, yg dibayar oleh Pegawai
melalui pemberi kerja kepada:
1.Dana Pensiun yg pendiriannya telah disahkan oleh Menteri atau telah mendapatkan izin dari
OJK; Iuran terkait Program Pensiun dan Hari Tua, yg terkait dg gaji, yg dibayar oleh Pegawai
melalui
pemberi kerja kepada:
2. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan; dan
3. Badan Penyelenggara THT yg pendiriannya ses. dg ket. peraturan perundang-undangan; dan
c. Zakat/Sumbangan Keagamaan yg sifatnya wajib bagi pemeluk agama yg diakui di
Indonesia, yang dibayarkan melalui pemberi kerja kepada badan amil zakat, lembaga amil
zakat, dan lembaga keagamaan yg dibentuk atau disahkan oleh pemerintah
KAPAN SAAT TERUTANG?
Pasal 15 PP 94/2010

Pemotongan Pajak Penghasilan oleh pihak sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) UU PPh dilakukan
pada akhir bulan:

a. terjadinya pembayaran; atau


b. terutangnya penghasilan yang bersangkutan,
tergantung peristiwa yang terjadi terlebih dahulu.
MEKANISME
PENGHITUNGAN
BARU TARIF TER
“TAHUN 2024”
TARIF PPh Pasal 21 “Tidak
Final” Pasal 2 PP-58/2023
1.Tarif Pasal 17 Ayat 1 Huruf a;
dan
2. Tarif Efektif Rata-Rata “TER”
TER ada 2:
• TER BULANAN
• TER HARIAN
Tarif Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21
01 Tarif Pasal 17 Ayat (1) huruf a Undang-Undang Pajak Penghasilan
TARIF PEMOTONGAN PAJAK
PENGHASILAN PASAL 21

02 Tarif Efektif Bulanan 03 Tarif Efektif Harian

TER A=PTKP: TK/0 (54 Juta): TK/ 1 Penghasilan


& TER Harian
Bruto
K/0 (58,5 Juta)
Harian

TER B=PTKP: TK/2 & K/1 (63 Juta): 0% x Ph Bruto


<= Rp450ribu
TK/3 & K/2 (67,5 Juta) Harian

> Rp450ribu – 0,5% x Ph


TER C= PTKP: K/3 (72 Juta)
Rp2,5 juta Bruto Harian
TER A = PTKP : TK/0 (54 juta); TK/1 & K/0 (58,5
juta)
TER B: PTKP: TK/2 & K/1 (63 Juta); TK/3 & K/2 (67,5
Juta)
TER C = PTKP : K/3 (72
Juta)
TER BULANAN SESUAI PTKP
(Pasal
: 7 UU HPP LINGKUP PPh)
PTKP per tahun diberikan paling sedikit:
a. Rp 54.000.000 utk diri WP OP;
b. Rp 4.500.000 tambahan utk WP yg kawin;
c. Rp 54.000.000 tambahan utk seorang istri yg penghasilannya
digabung dengan penghasilan suami; dan
d. Rp 4.500.000 tambahan utk setiap anggota keluarga sedarah
& keluarga semenda dlm garis keturunan lurus serta anak
angkat, yg mjd tanggungan sepenuhnya, max. 3 orang utk
setiap keluarga.
Penerapan Status PTKP ditentukan oleh keadaan pada awal tahun pajak atau
awal bagian tahun pajak.
MANAJEMEN (Perlu Melakukan)
UP-DATE setiap awal Th. Pajak
status
PTKP
CONTOH PERBANDINGAN
PERHITUNGAN PPH21
SAAT INI VS TARIF
EFEKTIF
TUAN R PADA BEKERJA PADA PERUSAHAAN PT ABC DAN MEMPEROLEH GAJI SEBULAN RP10.000.000,00 SERTA membayar
iuran pensiun sebesar Rp100.000,00 per bulan. Tuan R menikah dan tidak memiliki tanggungan (PTKP K/0).

PERHITUNGAN BULANAN SAAT INI


Gaji Rp
10 . 0 0 Jabatan
Biaya 0 . 0 0 0 ,00
6%xRp 10.000.000,00 Rp 500. 000, 00
Iuran Pensiun Rp 100.000,00
Penghasilan Neto Sebulan Rp 9.400.00 0 ,00

Penghasilan Neto Setahun


12xRp 9.400.00 0 ,00 Rp 112.800. 000, 00 PERHITUNGAN BULANAN DENGAN TARIF EFEKTIF
PTKP Setahun Rp
Ph Kena Pajak 58.500.000,00 Jan- Nov: 2%xRp 10.000.0 0 0 , 0 0 = Rp 20 0 .000,00
Setahun PPh Pasal 21 Rp 54.300.000,00 Desember: Rp 2.715.000,000-(11xRp200.000)= Rp 515.000,00
Terutang 5%xRp
54.300.000,00 Rp 2.715.000,00
PPh Pasal 21 per Bulan (Jan-
Des) Rp 2.175.000,00:12 Rp 226.250,00
KESIMPULAN: UNTUK HASIL PERHITUNGAN PPH 21 TUAN R SENILAI RP
2.715.000 BAIK CARA YANG SAAT INI MAUPUN DENGAN TARIF
TER DIGUNAKAN Terkait 4
HAL:(A/B/C/) UTK PEG. TETAP JAN-NOV (Selain
1. TER BULANAN
Masa Pajak Terakhir)
2. TER BULANAN (A/B/C) UTK DEKOM/DEWAS YG
MENERIMA PPh. TIDAK TERATUR (Selama JAN- DES)
3. TER BULANAN (A/B/C) UTK PEG. TDK TETAP YG
DIBAYARKAN BULANAN
4. TER HARIAN UTK PEG. TDK TETAP YG DIBAYARKAN NON
BULANAN
YG UPAH SEH. <= 450.0 0 0 “0 %” atau
YG UPAH SEH. > 450.0 0 0 NAMUN <= 2.5 0 0 .0 0 0 “0 ,5%”
DI LUAR 4 HAL tsb,,TER TIDAK DI-
GUNAKAN.
DIGUNAKAN = =Tarif Pasal 17 Ayat 1 huruf a
4 HAL MENGGUNAKAN
Tarif Pasal 17 Ayat 1 Huruf a. :
1.Peg. Tetap di Masa Pajak Terakhir (Masa Desember)
2.Peg. Tdk Tetap yg Dibayarkan Non Bulanan dg Upah SEH.
> 2.500.000
3. BU-PEG
4. Peserta Kegiatan (Hadiah/Honor Kegiatan)
5. Peserta Program Pensiun (Status Masih Peg.) Yg
Melakukan Penarikan Dana Pensiun (“Dipotong o/ Dana
Pensiun); dan
6. Mantan Pegawai
MEKANISME
PENGHITUNGAN
BARU “TAHUN 2024”
PEGAWAI TETAP
CONTOH PEGAWAI TETAP
Tuan A bekerja pada PT Z. Tuan A berstatus menikah dan tidak memiliki tanggungan (K/0). Premi JKK dan JKM per
bulan yang dibayar oleh PT Z untuk Tuan A adalah masing-masing sebesar 0,50% dan 0,30% dari komponen gaji Tuan
A. Iuran pensiun yang dibayarkan oleh PT Z untuk Tuan A adalah sebesar Rp200.000,00 per bulan sedangkan iuran
pensiun yang dibayar sendiri oleh Tuan A melalui PT Z adalah sebesar Rp100.000,00 per bulan. Tuan A melakukan
pembayaran zakat sebesar Rp200.000,00 per bulan melalui PT Z kepada Badan Amil zakat yang disahkan oleh
pemerintah. Selama tahun 2024, Tuan A menerima atau memperoleh penghasilan dan dipotong PPh Pasal 21
mennggunakan tarif efektif bulanan kategori A dengan penghitungan sebagai berikut:
Mari Kita Lihat Kertas Kerja Penghitungan =
EXCEL :
PEGAWAI TIDAK TETAP
CONTOH PEGAWAI TIDAK TETAP
PENGHASILAN TIDAK DIBAYAR BULANAN DENGAN JUMLAH ≤ RP2.500.000,00 SEHARI

Tuan L bekerja pada PT O. Pada bulan Juni 2024, Tuan L melakukan pekerjaan perakitan bingkai foto
selama, 10 (sepuluh) hari. Atas penyelesaian pekerjaan tersebut, Tuan L menerima atau memperoleh
penghasilan sebesar Rp 4.500.000,00 sehingga jumlah penghasilan bruto sehari sebesar
Rp4.500.000,00 : 10 = Rp450.000,000. Penghitungan PPh Pasal 21 menggunakan tarif efektif
harian : 0% x Rp450.0000,00 = Rp0.

PENGHASILAN TIDAK DIBAYAR BULANAN DENGAN JUMLAH > RP2.500.000,00 SEHARI

Tuan M bekerja pada PT N. Tuan M menerima atau memperoleh penghasilan harian berdasarkan jumlah
unit TV yang diperbaiki dengan besaran penghasilan yang diterima atau diperoleh adalah sebesar
Rp300.000,00 per unit TV. Tuan M menyelesaikan perbaikan TV sebanyak 10 buah dalam sehari dan
menerima atau memperoleh penghasilan sebesar Rp3.000.000,00. Penghitungan PPh Pasal 21
menggunakan tarif Pasal 17 UU PPh : 5% x 50% x Rp3.000.000,00 = Rp75.000,00
CONTOH PEGAWAI
TIDAK TETAP
Tuan N bekerja sebagai pemetik teh. pada
perkebunar milik PT M. Tuan N berstatus tidak
menikah dan tidak memiliki tanggungan (TK/0).
Tuan N menerima atau memperoleh penghasilan
yang dibayarkan secara bulanan berdasarkan
hasil panen yang diperolehnya. Selama tahun
2024, Tuan N menerima atau memperoleh
penghasilan dan dipotong PPh Pasal 21 sebagai
berikut:
BUKAN PEGAWAI
CONTOH BUKAN PEGAWAI

Tuan U adalah seorang pengacara dan sedang menangani sengketa kasus


penyalahgunaan hak cipta milik PT Atas penyelesaian kqasus tersebut, Tuan
U menerima atau memperoleh imbalan dari PT F sebesar
Rp400.000.000,00.

PEMBAHASAN

Dasar pemotongan dan pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas


penghasilan yang diterima atau diperoleh Tuan U adalah sebesar 50% x
Rp400.000.000,00
= Rp2 0 0 .00 0.0 0 0 ,00
Penghitungan PPh Pasal 21 menggunakan tarif Pasal 17 UU PPh:

(5% x Rp60.000.000,00) + (15% x Rp140.000.000,00) =


CONTOH BUKAN PEGAWAI
(DOKTER)
Tuan R merupakan dokter spesialis anak yang melakukan praktik di Rumah Sakit ABC dengan perjanjian
bahwa atas setiap jasa dokter yang dibayarkan oleh pasien akan dipotong 20% (dua puluh persen) oleh
pihak rumah sakit sebagai bagian meghasilan rumah sakit dan sisanya sebesar 80% (delapan puluh
persen) dari jasa dokter tersebut akan dibayarkan kepada Tuan R pada setiap akhir bulan. Selama tahun
2024, jasa dokter yang dibayarkan oleh pasien dari praktik Tuan R di +R2u4mKah sakit ABC sebagai
berikut:
CONTOH BUKAN PEGAWAI
(DOKTER)
Besarnya pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas penghasilan yang diterima atau
diperoleh Tuan R dari praktik di Rumah Sakit ABC sebagai berikut:

Catatan:
1.Rumah Sakit ABC membuat bukti pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 untuk Tuan R setiap
bulan.

2.Tuan R wajib melaporkan penghasilan yang diterima atau diperoleh dari Rumah Sakit ABC dalam Surat
Pemberitahuan Tahunan Tahun Pajak 2024.

3. Pajak Penghasilan Pasal 21 yang telah


dipotong oleh Jumah Rumah Sakit ABC
merupakan kredit pajak dalam Surat
Pemberitahuan Tahunan Tahun Pajak 2024 Tuan
R.
BUKAN PEGAWAI
LAINNYA
CONTOH PESERTA PROGRAM PENSIUN
YANG MASIH BERSTATUS PEGAW AI
YANG MENARIK DANA PENSIUN

Tuan P adalah seorang komisans di PT K. Selama tahun 2024, Tuan P hanya menerima atau
memperoleh penghasilan dari PT K di bulan Desember 2024. Tuan P berstatus tidak
menikah dan tidak memiliki tanggungan (TK/0). Pada bulan Desember 2024, Tuan P
menerima atau memperoleh honorarium sebesar Rp60.000.000,00.

PEMBAHASAN
a.Berdasarkan status PTKP (TK/O) dan jumlah bruto honorarium sebesar
Rp60.000.000,00, besarnya PPh Pasal 21 terutang atas penghasilan yang diterima atau
diperoleh Tuan P pada bulan Desember 2024, dihitung berdasarkan tarif efektif
bulanan kategori A sebesar 20%.

b. Besarnya permotongan PPh Pasal sebesar 20% x Rp 6 0 . 0 0 0 . 0 0 0 , 0 0


= Rp12.0 0 0 .0 0 0 ,0 0 .
CONTOH PESERTA PROGRAM PENSIUN YANG
MASIH BERSTATUS PEGAWAI YANG
MENARIK DANA PENSIUN
Tuan Q bekerja sebagai Pegawai Tetap pada PT J dan diikutsertakan dalam program pensiun
yang diselenggarakan Dana Pensiun DEF yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan. Pada bulan April 2024, Tuan Q memerlukan dana untuk persiapan masa pensiun dan
melakukan penarikan uang manfaat pensiun dari Dana Pensiun DEF sebesar Rp20.000.000,00.
Pada bulan Juni 2024, Tuan Q kembali melakukan penarikan uang manfaat pensiun sebesar
Rp15.000.000,00.

PEMBAHASAN
a.atas penarikan uang manfaat pensiun pada bulan April 2024, besarnya pemotongan
Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah sebesar 5% x Rp20.000.000,00 = Rp1.000.000,00,

b.at as penarikan uang manfaat pensiun pada bulan Juni 2024, besarnya pemotongan Pasal
21 adalah sebesar 5% x Rp15.000.000,00 = Rp750.000,00.
PNS/TNI/POLRI/
PN :

IDENTIK SAMA DENGAN PEGAWAI TETAP DI


ATAS TEKNIS/TATA CARA-NYA.
PER-02/PJ/2024

Pasal 2
(2) Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan Pasal
26 sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Direktur Jenderal ini terdiri atas:
a. Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang Tidak Bersifat Final atau
Pajak Penghasilan Pasal 26 - (Formulir 1721-VI);
b. b. Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang Bersifat Final -
(Formulir 1721-VII);
c. c. Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 Bulanan - (Formulir 1721-VIII);
dan
d. d. Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 bagi Pegawai Tetap atau
Pensiunan yang Menerima Uang terkait Pensiun secara Berkala - (Formulir
1721-A1),
PER-02/PJ/
2024
Pasal 2
(3) Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 Bulanan - (Formulir 1721-VIII)
sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf c merupakan Bukti Pemotongan Pajak
Penghasilan Pasal 21 bagi pegawai tetap atau pensiunan yang menerima uang
terkait pensiun secara berkala atas penghasilan yang diterima atau diperoleh
setiap masa pajak selain masa pajak terakhir.

(4)Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26


dibuat dengan ketentuan sebagai berikut:
a. 1 (satu) Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang Tidak Bersifat Final
atau Pajak Penghasilan Pasal 26 - (Formulir 1721-VI), Bukti Pemotongan Pajak
Penghasilan Pasal 21 yang Bersifat Final - (Formulir 1721-VII), dan Bukti
Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 Bulanan - (Formulir 1721-VIII)
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, huruf b, dan huruf c hanya dapat
digunakan untuk:
1. 1 (satu) Penerima Penghasilan;
2. 1 (satu) kode objek pajak; dan
3. 1 (satu) masa pajak;
Ketentuan Masa Pajak Januari 2024
Waktu Penyampaian Bukti Potong oleh
Pemotong Pajak kepada penerima
penghasilan untuk masa pajak Januari 2024

Pemotong Pajak dapat memberikan :


a. Bukti Pemotongan PPh 21 yang tidak bersifat Final atau PPh 26 (Formulir 1721-VI)
b. Bukti Pemotongan PPh 21 yang bersifat Final (Formulir 1721-VII)
c. Bukti Pemotongan PPh 21 Bulanan (1721-VIII)
Kepada penerima penghasilan paling lambat tanggal 31 Maret 2024
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai