Anda di halaman 1dari 14

PERBEDAAN SiLPA

DENGAN SILPA

DARYANTO
Bahwa berdasarkan Lampiran Permendagri
37 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan
APBD TA 2011 yang ditetapkan pada tanggal
22 Juli 2010 dan diundangkan tanggal 24 Juli
2010, angka II. POKOK-POKOK
KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBD, angka
3. Pembiayaan Daerah huruf c. Sisa Lebih
Pembiayaan Tahun Berjalan, dinyatakan
sebagai berikut :
c. Sisa Lebih Pembiayaan Tahun Berjalan (SILPA)
Dalam hal masih terdapat program dan
kegiatan yang dibutuhkan, serta target
atau sasaran yang belum terpenuhi,
Pemerintah Daerah agar menghindari
terjadinya dana yang menganggur (ldle
Money), dalam bentuk Sisa Lebih
Pembiayaan Tahun Berjalan dalam APBD.
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun
Berjalan digunakan untuk menganggarkan
sisa lebih antara pembiayaan neto dengan
surplus/defisit APBD. Pembiayaan Neto
merupakan selisih antara Penerimaan
Pembiayaan dengan Pengeluaran
Pembiayaan yang harus dapat menutup
defisit anggaran yang direncanakan.
Jumlah Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
Tahun Berjalan (SILPA) yang dianggarkan
pada APBD Induk Tahun Anggaran 2011
merupakan angka estimasi, berhubung
jumlah Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
Tahun Lalu (SiLPA), yang dicantumkan
dalam APBD Tahun Anggaran 2011 juga
masih memakai angka estimasi.
Dalam perubahan APBD Tahun Anggaran
2011 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun
Berjalan (SILPA) tersebut dianggarkan
sepenuhnya untuk mendanai program dan
kegiatan penyelenggaraan pemerintahan
daerah, sehingga jumlahnya menjadi nol.
Maksud dari uraian di muka ialah sebagai berikut :

Pembiayaan Neto=Penerimaan Pembiayaan –


Pengeluaran Pembiayaan.
Surplus/Deficit = Pendapatan – Belanja.
Pembiayaan Neto + Surplus/Deficit = SILPA.
Misal diketahui :
I. Pendapatan = 80
II. Belanja = 100
III. Pembiayaan :
1. Penerimaan Pembiayaan = 30
2. Pengeluaran Pembiayaan = 5
Pengerjaannya sebagai berikut :
Pendapatan – Belanja
80 – 100 = -20
Deficit = -20
Penerimaan – Pengeluaran = Pembiayaan Neto
Pembiayaan Pembiayaan
30 – 5 = 25
Pembiayaan Neto = 25
Maka SILPA = Pembiayaan Neto + Surplus/Deficit
5 = 25 + -20
Jadi Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun
Berjalan (SILPA) = 5.
SILPA berbeda dengan SiLPA, karena SiLPA
adalah Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
Tahun Lalu (SiLPA) merupakan selisih lebih
antara realisasi pendapatan dengan belanja
daerah. Pada APBD induk dianggarkan
berdasarkan estimasi. Sedangkan realisasi
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu
dianggarkan dalam perubahan APBD sesuai
dengan yang ditetapkan dalam peraturan
daerah tentang pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD tahun sebelumnya.
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun lalu
(SiLPA) mencakup sisa dana untuk mendanai
kegiatan lanjutan, utang pihak ketiga yang
belum terselesaikan, pelampauan target
pendapatan daerah, penerimaan dan
pengeluaran lainnya yang belum
terselesaikan sampai akhir tahun anggaran,
sedang SILPA adalah Sisa Lebih Pembiayaan
Anggaran Tahun Berjalan seperti uraian di
atas.
Drs. DARYANTO, SH., MM.
Tenaga Ahli Pada DIREKTORAT ADMINISTRASI
PENDAPATAN DAERAH DAN INVESTASI DAERAH
DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
Jalan Veteran No. 7, Telp. (021) 3500830 Jakarta
HP. 081329309799, 085880001661 &
087836755666
E-Mail : yanto_skh@yahoo.com
Alamat : Wisma Pemda Jawa Tengah
Jalan Samarinda No. 12
Telp : 021 63860521
Fax : 021 63860520
SEKIAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai