Anda di halaman 1dari 13

Penanganan

Kasus Pada Snake


Bite
Pendahuluan

Snake-bite merupakan masalah kesehatan masyarakat yang


terabaikan di banyak negara tropis dan subtropis.

Sekitar 5,4 juta kasus gigitan ular terjadi setiap tahun, dan
sekitar 1,8 hingga 2,7 juta kasus berupa snake envenoming
(keracunan akibat gigitan ular).
Sekitar 80.000 hingga 130.000 kematian per tahun akibat
envenoming, dan sekitar tiga kali memerlukan amputasi dan
mengakibatkan cacat permanen.
World Health Organization, 2019
Pendahuluan (lanj.)

Sebagian besar terjadi di Afrika, Asia, dan Amerika Latin.

Di Asia hingga 2 juta orang digigit ular setiap tahun, sedangkan


di Afrika diperkirakan ada 435.000 hingga 580.000 gigitan ular
setiap tahunnya yang membutuhkan perawatan.

Beban tertinggi terjadi di negara-negara di mana sistem


kesehatannya paling lemah dan sumber daya medisnya jarang.

World Health Organization, 2019


Klasifikasi Kasus Snake Bite

• Gigitan ular terbagi antara ular • Ular berbisa: meninggalkan


yang berbisa dan tidak bekas gigitan atau fang mark
berbisa. seperti dua titik tegas .
• Dapat diidentifikasi lewat • Ular yang tidak berbisa: bekas
anamnesis dan inspeksi luka. dua barisan gigi namun tidak
tampak tegas.

World Health Organization, 2019


Typical
Snake Bite
Manajemen
Snake Bite
Manajemen Snake Bite
• Secara umum berpegang pada prinsip trauma.
• Utamanya berpegang pada pemberian antivenom sedini
mungkin dan monitoring pemberian antivenom.

Ralph, R., Faiz, M. A., Sharma, S. K., Ribeiro, I. and Chappuis, F. (2022) Managing snakebite, The BMJ. British Medical Journal Publishing Group.
Pemberian Antivenom

WHO telah memberikan


rekomendasi pemberian jenis dan
dosis antivenom spesifik terhadap
tiap spesies ular berbisa.
Telah disesuaikan per regional
dengan prevalensi kasus dan
keberadaan tiap spesies.

World Health Organization, 2019


Pemberian Antivenom
• Dapat diberikan secara bolus atau drip intravena.
• Pada pemberian bolus, diberikan secara lambat (tidak lebih dari 2 cc/menit).
• Pada pemberian drip, dapat dilarutkan dalam 250 cc D5% dengan rate per 30
hingga 60 menit.

• Pada kasus ketika akses intravena sulit, dapat diberikan secara Intramuskular.
• Perlu dicatat bahwa pada IM bioavailabilitas lebih rendah, pada regio gluteal
merupakan tempat paling lambat (sebisa mungkin dihindari)  sebaiknya
diberikan di vastus anterior/lateral.
• Sebisa mungkin dihindari dan fokus pada pemberian IV.

World Health Organization, 2019


World Health
Organization, 2019
Reaksi
Antivenom
• Pada 1 jam pertama, pasien perlu diawasi ketat (tanda-tanda vital dan reaksi
anafilaksis).
• Pada kasus anafilaksis, maka harus dilakukan
1. Menghentikan injeksi/drip antivenom
2. Epinefrin 0.1% 1 mg/ml dapat diberikan secara IM
3. Pada kasus late, dapat disusulkan pemberian
• Oral antihistamine: Chlorpenamine 2 mg / 6 jam; atau
• Oral kortikosteroid: Prednisolone 5 mg / 6 jam

World Health Organization, 2019.


Efek Terapeutik Antivenom
Apabila dosis optimal sudah diberikan, perbaikan klinis dapat
dilihat dari aspek sebagai berikut.
Aspek Klinis Keterangan
Keadaan Umum Keluhan utama berkurang
Perdarahan spontan sistemik Keluhan seperti gusi berdarah akan hilang dalam 15-30
menit paska antivenom IV diberikan
Tes Koagulasi Membaik dalam 3-9 jam paska antivenom IV diberikan
Shock (Hemodinamik) Tekanan darah dan aritmia membaik dalam 30 menit paska
antivenom IV diberikan
Gejala Neurotoksik Membaik mulai dari 30 menit paska antivenom IV diberikan
Hemolisis/Rhabdomiolisis Menghilang dalam beberapa jam dan warna urin dapat
kembali normal

World Health Organization, 2019


Referensi

Guidelines for the management of


snakebites, 2nd edition

Anda mungkin juga menyukai