Anda di halaman 1dari 3

Grading Tetanus Menurut Abblet:

GRADE
Grade I

Grade II (moderate)
Grade III (severe)

Grade IV (very
severe)

GEJALA
trismus ringan sampai sedang, spastisitas umum, tidak ada
penyulit pernafasan, tidak ada spasme, sedikit atau tidak ada
disfagia.
Trismus sedang, rigiditas lebih jelas, spasme ringan atau sedang
namun singkat, penyulit pernafasan sedang dengan takipneu.
Trismus berat, spastisitas umum, spasme spontan yang lama dan
sering, serangan apneu, disfagia berat, spasme memanjang
spontan yang sering dan terjadi reflex, penyulit pernafasan
disertai dengan takipneu, serangan apneu, disfagia berat,
takikardi, aktivitas system saraf otonom sedang yang terus
meningkat.
Gejala pada grade III ditambah gangguan otonom yang berat
seringkali menyebabkan autonomic storm

Penatalaksanaan Tetanus
Penatalaksanaan pasien tetanus pada jam-jam pertama pasien didiagnosis sebagai tetanus
adalah:
-

Periksa jalan nafas, trakeostomi bila perlu.


Cek darah rutin, elektrolit, ureum, kreatinin, myoglobin urin, AGD, kultur untuk
yang infeksi.
Mencari port of entry, inkubasi, periode onset, status imunisasi.
Oksigen, diberikan bila terdapat tanda-tanda hipoksia, distress pernafasan,
sianosis.
Diazepam iv 10 mg perlahan selama 2 3 menit. Bisa diulang jika diperlukan,
ruang tenang/gelap.
Dosis pemeliharaan diberikan diazepam secara drip, untuk mencegah
terbentuknya kristalisasi, cairan dikocok setiap 30 menit.

Penatalaksanaan 24 jam pertama:


-

ATS i.v 10.000 IU, didahului skin test atau HTIG (Human Tetanua Immune
Globuline) 300 5000 IU im/iv (500 sudah cukup efektif).
TT 0,5 cc im.
Nutrisi 3500 4500 kalori/hari dengan 100 150 gr protein.
Metronidazol 3x500 mg i.v. atau p.o. 7 10 hari.
Trakeostomi.
Debridemen luka.
NGT, CVP, Folley kateter pada grade II IV.
Diazepam atau vancuronium 6 8 mg/hari.

Setiap kejang diberikan bolus diazepam 1 ampul/IV perlahan selama 3 5 menit,


dapat diulangi setiap 15 menit sampai maksimal 3 kali. Bila tak teratasi segera
rawat ICU.
Menghindari tindakan/perbuatan yang bersifat merangsang, termasuk rangsangan
suara dan cahaya yang intensitasnya bersifat intermitten.
Mempertahankan/ membebaskan jalan nafas: pengisapan oro/nasofaring secara
berkala.

Dosis TT:
-

Usia 7 tahun: 0,5 ml (5IU) i.m.


Usia < 7 tahun: gunakan DTP atau DtaP sebagai pengganti TT. Jika kontraindikasi
terhadap pertussis, berikan DT dosis 0,5 ml i.m.

Dosis HTIG:
-

Profilaksis dewasa: 250 500 U i.m. pada ekstremitas kontralateral lokasi


penyuntikan TT.
Profilaksis anak: 250 U i.m. pada ekstremitas kontralateral lokasi penyuntikan TT.
(catatan: dosis yang digunakan secara klinis 3000 10000 U i.m)

Status imunisasi DPT


primer dan pengulangan TT
dalam 10 tahun terakhir

Tidak perlu vaksinasi

Status imunisasi primer dan


dosis terakhir diberikan
lebih dari 10 tahun

Dosis TT tunggal diberikan


0,5 ml s.c./i.m. pada otot
deltoid atau glutea

Tidak diimunisasi atau


status imunisasi tidak
diketahui pasti

Vaksin Tetanus Toxoid


diberikan secara penuh (5
dosis) 0,5 ml dengan
interval > 4 minggu

Human Tetanus
Immunoglobulin (HTIg)
diberikan 250 IU dalam 1
ml i.m pada deltoid atau
daerah glutea.
Jika lebih dari 24 jam
terpapar setelah luka, atau
ada resiko kontaminasi
berat, atau pasca luka bakar,
dosis rekomendasi 500 IU.
Dosis tunggal Tetanus
Toxoid (TT) + Human
Tetanus Immunoglobulin
(lihat dosis diatas). TT dan
HTIG harus diberikan pada
spuit yang berbeda pada
lokasi yang berbeda.
Vaksin Tetanus Toxoid +
Human Tetanus
Immunoglobulin diberikan
secara penuh (lihat dosis
diatas

Anda mungkin juga menyukai