Anda di halaman 1dari 32

TETANUS NEONATORUM

BY
NOVIA NURMUTMAINNAH
P031615401023
PENGERTIAN
Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang
terjadi pada neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan)
yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu
kuman yang mengeluarkan toksin dan menyerang
sistem saraf pusat (Marmi, 2012).

Tetanus neonatorum merupakan tetanus yang terjadi pada bayi


yang dapat disebabkan oleh adanya infeksi melalui tali pusat.
Penyakit ini disebabkan oleh Clostridium Tetani yang bersifat
anaerob. Bakteri tersebut berkembang pada keadaan tanpa
oksigen. Tetanus pada bayi dapat disebabkan karena tindakan
pemotongan tali pusat yang kurang steril.
Tanda dan
Gejala
Bayi tiba-tiba panas dan tidak mau menyusui (karena tidak dapat
menghisap)

Mulut mencucu seperti mulut ikan (karpermond) karena adanya


tismus pada otot mulut, sehingga bayi tidak dapat minum dengan
baki.

Bayi mudah terangsang dan sering kejang disertai sinosi.


Kaku kuduk sampai opistotonus, adanya spasme otot dan kejang
umum leher kaku dan terjadi opistotonus kondisi tersebut akan
menyebabkan liur sering terkumpul di dalam mulut dan dapat
menyebabkan aspirasi.

Dinding abdomen kaku, mengeras, dan kadang-kadang terjadi


kejang.

Dahi berkerut, alis mata terangkat, lidah mulut tertarik ke


bawah, muka rhisus sardonukus.
PENYEB
AB
Pemotongan tali
pusar yang tidak
steril

Masuknya

CLOSTRIDUM
TETANI
PATOFISIOL
OGI
KLASIFIKA
SI
Derajat I (tetanus ringan)

Trismus ringan sampai sedang

Kekakuan umum : kaku kuduk, opistotunus,


perut papan

Tidak dijumpai disfagia atau ringan

Tidak dijumpai kejang

Tidak dijumpai gangguan respirasi


Derajat II (tetanus sedang)

Trismus sedang

Kekakuan jelas

 Dijumpai kejang rangasang, tidak ada kejang


spontan

Takipneu disfagia ringan


Derajat III (tetanus berat)

Trismus berat

Otot spastis, kejang spontan

Takipnae, takikardia

Serangan Apnoe

Disfagia berat

Aktivitas sistem autonom meningkat


Derajat IV (Stadium Terminal)

Derajat III ditambah :

Gangguan autonom berat

Hipertensi berat dan takikardi, atau

Hipotensi dan bradikari

Hipertensi berat / hipotensi berat


KOMPLIKASI
Asfiksia dan sianosis akibat
obstruksi saluran pernafasan oleh
sekret

Bronkopneumonia Sepsis neonatorum


PENCEGAHAN
Imunisasi aktif

Imunisasi dasar DPT


diberikan tiga kali sejak
usia 2 bulan dengan iterval
4-6 minggu, ulangan pada
umur 18 bulan dan 5 tahun
Pencegahan pada luka
•Luka dibersihkan, jaringan nekrotik dan benda asing dibuang.

Luka ringan dan bersih


•Imunisasi lengkap ; tidak perlu ATS atau tetanus
immunoglobulin
•Imunisasi tidak lengkap ; imunisasi aktif DPT/DT.

Luka sedang atau berat dan kotor


•Imunisasi (-) / tidak jelas ; ATS 3000-5000 U, IV, tetanus
imunoglobulin 250-500 U. Toksoid tetanus pada sisi lain.
•Imunisasi (), lamanya sudah > 5 tahun ; ulangan toksoid, ATS
3000-5000 U, IV, tetanus imunoglobulin 250-500 U.
PENATALAKSANAAN
• Antibiotik
Yaitu ; penisilin prokain, ampisilin, tetrasiklin, metrodinazol, eritromisi. Bila
terdapat sepsis atau pneumonia dapat ditambahkan sefalosporin.
• Netralisasi toksin
1. Anti tetanus serum (ATS), dilakukan uji kulit lebih dulu.
2. Bila tersedia, dapat diberikan human tetanus imunoglobulin (HTIG) dan Anti
Konvulsan (diazepam).
• Perawatan luka atau port d’antree dilakukan setelah diberi antitoksin dan anti-
konvulsan
• Terapi suporatif
1. Bebaskan jalan napas
2. Hindarkan aspirasi dengan mengisap lendir perlahan-lahan dan memindah-
mindahkan posisi pasien
3. Pemberian oksigen
4. Perawatan dengan stimulasi minimal
` 5. Pemberian cairan dan nutrisi adekuat, bila trismus berat dapat dipasang sonde
nasogastrik
6. Bantuan napas pada tetanus berat atau neonatorum
7. Pemantauan atau monitoring kejang dan tanda penyulit
Penanganan berdasarkan derajat penyakit :
• Tetanus ringan dan sedang
Diberikan pengobatan tetanus dasar
• Tetanus sedang
- Terapi dasar tetanus
- Perhatian khusus pada keadaan jalan napas (akibat kejang dan aspirasi)
- Pemberian cairan parenteral, bila perlu nutrisi secara parenteral
• Tetanus berat
-Terapi dasar seperti di atas
-Perawatan dilakukan di ICU, diperlukan intubasi dan ventilator
-Keseimbangan cairan dimonitor secara adekuat
-Apabila spasme sangat hebat, berikan pankuronium bromida 0,02 mg/kg
IV, diikuti 0,05 mg/kg/kali, diberikan tiap 2-3 jam.
-Apabila terjadi aktivitas simpatis yang berlebihan, berikan b-blocker
seperti propanolol/a dan b-blocker labetalol.
KASUS

Seorang ibu datang ke BPM KIA bersama suaminya


dengan membawa bayinya pada jam 7.00 pagi. Ibu
mengatakan bahwa bayinya kurang menyusui dari hari
ke hari. Ibu mengatakan bahwa pada jam 2.00 pagi tadi,
bayinya mengalami kejang sebanyak 2 kali. Setelah
dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital diperoleh hasil
suhu : 38,5 °C, nadi : 80 x/i, pernafasan : 100 x/i.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai