Anda di halaman 1dari 12

TETANUS

Tetanus adalah penyakit dengan tanda utama kekakuan


otot (spasme) tanpa disertai gangguan kesadaran.
Gejala ini bukan disebabkan kuman secara langsung
tetapi dampak eksotoksin (tetanoplasmin) yang
dihasilkan oleh kuman pada sinaps ganglion
sambungan sumsum tulang belakang, sambungan
neuro muscular dan saraf autonom (Smarmo 2010).
Tetanus adalah gangguan neurologis yang
ditandai dengan meningkatnya tonus otot dan
spasme, yang disebabkan oleh tetanospasmin,
suatu toksin protein yang kuat yang dihasilkan
oleh Clostridium tetani. (Ismanoe, 2009 ;
2911)
ETIOLOGI
Etiologi yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit tetanus adalah sebagai
berikut:

1. Adanya luka pada tubuh akibat tusukan kaca, paku, maupun pecahan


kaleng yang diinfeksi oleh kuman tetanus.

2. Anak yang belum mendapat imunisasi tetanus (DPT)

3. Kebersihan lingkungan dan perorangan yang kurang terjaga

4. Infeksi selama masa neonatal (pada neonatus)

5. Pemotongan tali pusat atau perawatannya yang tidak aseptik

6. Tetanus pasca injeksi obat terlarang


MANIFESTASI KLINIS
Secara umum tanda dan gejala yang akan muncul:
1. Spasme dan kaku otot rahang (massester)
menyebabkan kesukaran membuka mulut (trismus)
2. Pembengkakan, rasa sakit dan kaku dari berbagai
otot:
 Otot leher
 Otot dada
 Merambat ke otot perut
 Otot lengan dan paha
 Otot punggung, seringnya epistotonus
3. Tetanik seizures (nyeri, kontraksi otot yang kuat)
4. Iritabilitas
5. Demam
Gejala penyerta lainnya:
 Keringat berlebihan
 Sakit menelan
 Spasme tangan dan kaki
 Produksi air liur
 BAB dan BAK tidak terkontrol
 Terganggunya pernapasan karena otot laring terserang
DERAJAT TETANUS
Derajat I (tetanus ringan)
Trismus ringan sampai sedang
Kekakuan umum: kaku kuduk, opistotonus,
perut papan
Tidak dijumpai disfagia atau ringan
Tidak dijumpai kejang
Tidak dijumpai gangguan respirasi
Derajat II (tetanus sedang)
Trismus sedang
Kekakuan jelas
Dijumpai kejang rangsang, tidak ada kejang
spontan
Takipneu
Disfagia ringan
Derajat III (tetanus berat)
Trismus berat
Otot spastis, kejang spontan
Takipne, takikardia
Serangan apne (apneic spell)
Disfagia berat
Derajat IV (stadium terminal), derajat III
ditambah dengan
Gangguan autonom berat
Hipertensi berat dan takikardi, atau
Hipotensi dan bradikardi
Hipertensi berat atau hipotensi berat
Penatalaksanaan
1. Antibiotik (penisilin prokain, ampisilin, tetrasiklin, metronidazol, eritromisi Bila
terdapat sepsis/pneumonia dapat ditambahkan sefalosporin.
2. Anti konvulsan (diazepam).
3. Perawatan luka dilakukan setelah diberi antitoksin dan anti-konvulsan
4. Terapi suportif:
Bebaskan jalan napas
Hindarkan aspirasi dengan mengisap lendir perlahan-lahan dan memindahkan
posisi pasien
Pemberian oksigen
Perawatan dengan stimulasi minimal
Pemberian cairan dan nutrisi adekuat, bila trismus berat dapat dipasang sonde
nasogastrik
Bantuan napas pada tetanus berat atau tetanus neonatorum
Pemantauan/monitoring kejang

Anda mungkin juga menyukai